Anda di halaman 1dari 20

PRE PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK PADA KLIEN HALUSINASI


PENGLIHATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing : Dr. Meidiana Dwidiyanti, S.kp., M.Sc.

Disusun oleh :
Frieda Andini Wulan Samudra
22020120210027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS 36


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
1. LATAR BELAKANG
Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa yang memiliki respon
psikotis dengan ciri-ciri pengunduran diri dari kehidupan sosial, gangguan
emosional, dan afektif yang kadang disertai dengan halusinasi dan delusi serta
lebih menunjukkan perilaku yang negatif atau merusak (Simajuntak, 2008). Salah
satu jenis skizofrenia adalah skizofrenia paranoid. Skizofrenia paranoid memiliki
ciri utama waham kejar dan halusinasi auditorik, sedangkan fungsi kognitif dan
afektif masih baik. Skizofernia paranoid merupakan jenis skizofrenia yang sering
terjadi. (Zahnia & Sumekar, 2016).
Halusinansi merupakan gangguan persepsi sensori (stimulus panca
indera) tanpa adanya rangsangan atau stimulus dari luar. Halusinasi merupakan
suatu gejala gangguan jiwa yang mana seseorang mengalami perubahan persepsi
sensori, serta merupakan sensasi palsu baik berupa suara, penglihatan, perabaan
maupun penciuman (Mulyati, 2019).
Halusinasi benar-benar nyata dirasakan oleh klien yang mengalaminya,
seperti mimpi saat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan
persepsi tersebut nyata, sama halnya seperti seseorang yang mendengarkan siaran
ramalan cuaca dan tidak lagi meragukan orang yang berbicara tentang cuaca
tersebut. Ketidakmampuan untuk mempersepsikan stimulus secara riil (nyata)
dapat menyulitkan kehidupan klien. Karenanya halusinasi menjadi prioritas untuk
segera diatasi (Muhith, 2015).
Perawat sangat berperan penting dalam membantu pasien menyelesaikan
masalah halusinasi. Salah satu terapi aktivitas kelompok yang bisa diberikan pada
klien dengan halusinasi adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi adalah terapi
yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan
atau kehidupan klien untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok
dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Dalam
terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi, aktivitas yang digunakan
adalah aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami
dalam kehidupan, khususnya untuk klien mengalami halusinasi. Pemberian terapi
aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dapat meningkatkan kemampuan
mengontrol halusinasi dan menurunkan tanda dan gejala halusinasi pada klien
2
(Suryanti, 2017).
Stimulasi persepsi melalui menghardik adalah tindakan mandiri tanpa
melibatkan orang lain. Distraksi menghardik dengan suara keras, kombinasi
dengan obat-obatan dan konseling direktif dapat menurunkan halusinasi klien.
Distraksi menghardik menjadi langkah awal yang dapat dilakukan untuk
menurunkan hasunasi klien, karena tidak memerlukan orang lain (Nurlaili, Nurdin,
& Putri, 2019). Teknik menghardik dengan menutup telinga merupakan cara yang
lebih efektif untuk menurunkan tingkat halusinasi dibandingkan dengan
menghardik tanpa menutup telinga (Anggraini, Nugroho, & Supriyadi, 2013).
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kelompok kami akan melakukan
Terapi Aktivitas Kelompok dengan distraksi menghardik sebagai salah satu upaya
untuk menurunkan tingkat halusinasi pada penerima manfaat dengan halusinasi
pendengaran di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.

3
2. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok distraksi dengan menghardik untuk mengurangi
halusinasi penglihatan pada penerima manfaat di RSJD Dr.Amino Gondohutomo
Semarang.
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Klien mampu mengenal halusinasi yang dialaminya dan mengontrol halusinasi dengan
melakukan distraksi menghardik selama 1x30 menit.
b. Tujuan Khusus
1. Klien mampu menyebutkan isi, frekuensi dan waktu halusinasi yang dialaminya.
2. Klien mampu menyebutkan situasi pencetus halusinasi yang dialaminya.
3. Klien mampu menyebutkan perasaan dan respon halusinasi yang dialaminya.
4. Klien mampu menjelaskan cara menghardik halusinasi.
5. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi.
6. Klien dapat memasukkan dalam jadwal harian kegiatan cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik.
4. KRITERIA KLIEN
Terapi aktivitas kelompok akan dilakukan pada klien skizofrenia yang mengalami halusinasi
penglihatan yang telah kooperatif di RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang.
5. STRUKTUR KEGIATAN
a. Tempat
Aula RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang.
b. Hari/tanggal
Senin, 30 November 2020
c. Waktu
Kegiatan dilaksanakan pukul 09.00 – 09.30 WIB
d. Jumlah peserta
10 klien

4
e. Setting tempat

Keterangan:

: Leader

: Observer

: Co-Leader

: Audiens

: Fasilitator

f. Metode
Terapi Aktivitas Kelompok dengan Menghardik
g. Pembagian Tugas
a) Leader
1. Membuka kegiatan TAK dan memperkenalkan diri dan anggota tim.
2. Menjelaskan pelaksanaan dan tujuan dilaksanakan kegiatan TAK.
3. Membuat kontrak waktu.
4. Memandu pelaksanaan kegiatan TAK.
5. Melakukan evaluasi kegiatan, baik evaluasi subjektif maupun evaluasi objektif.
6. Memberikan reinforcement positif pada peserta kegiatan.
7. Menutup kegiatan.
b) Co-Leader
1. Mendampingi dan membantu leader pada saat pelaksanaan kegiatan.
2. Sebagai tim keeper pelaksanaan kegiatan.

5
c) Fasilitator
1. Memfasilitasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan selama TAK
berlangsung.
2. Memberikan arahan dan pemahaman kepada peserta dalam
melaksanakan kegiatan TAK.
3. Mendorong atau memotivasi peserta untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan.
4. Membantu menciptakan suasana yang kondusif dan interaktif dalam
kegiatan.
d) Observer
1. Mengamati dan mengawasi proses pelaksanaan TAK berlangsung.
2. Mencatat respon peserta baik verbal maupun non verbal.
3. Menyampaikan hasil pelaksanaan kegiatan.
4. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan.
7. ALAT DAN MEDIA
Speaker, Microphone, Tikar, Kursi.
8. TAHAP PELAKSANAAN
No Waktu Kegiatan Alat dan Media PJ
1 09.00 - 09.05 Orientasi : Speaker, Leader
Microphone
WIB (5’) a. Mengucapkan salam

b. Melakukan perkenalan

c. Melakukan evaluasi validasi

d. Menjelaskan tujuan

e. Melakukan kontrak waktu

6
No Waktu Kegiatan Alat dan Media PJ
2 09.05 – 09.25 Kerja : Speaker, Leader
Microphone
WIB (20’) a. Membantu mengenal
halusinasi
b. Mendiskusikan terkait isi,
waktu, dan frekuensi
halusinasi
c. Mendiskusikan hal yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
d. Mendiskusikan cara yang
dilakukan apabila halusinasi
muncul
e. Mendiskusikan dampak dari
klien yang halusinasi
f. Mendiskusikan perasaan
klien saat mengalami
halusinasi
g. Mengidentifikasi cara yg
dilakukan klien untuk
mengendalikan halusinasi
h. Menjelaskan cara menghardik

i. Memperagakan cara
menghardik
j. Meminta klien untuk
memperagakan cara
menghardik
k. Menyampaikan manfaat
menghardik dapat
mengurangi halusinasi ketika
dilakukan secara rutin

7
No Waktu Kegiatan Alat dan Media PJ
l. Memberikan kertas form
untuk jadwal harian dibantu
fasilitator
m. Mengisi form untuk jadwal
harian dibantu oleh fasilitator
dan dicontohkan oleh leader
n. Meminta untuk klien
menjalankan jadwal yang
sudah dibuat dan
menempelkan jadwal di
samping tempat tidur
3 09.25 - 09.30 Terminasi : Speaker, Leader
Microphone
WIB (5’) a. Menyampaikan kesimpulan

b. Mengevaluasi kegiatan
(Subyektif dan Obyektif)
c. Menyampaikan rencana
tindak lanjut
d. Membuat kontrak yang akan
datang
e. Menyampaikan salam

penutup

9. EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

a. Mahasiswa mampu berperan sesuai dengan


tugas dan tanggungjawabnya.
b. Alat dan media sudah siap H – 1 sebelum pelaksanaan terapi

8
aktivitas kelompok.
c. Waktu pelaksanaan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan
d. Tempat pelaksanaan sesuai dan sudah di setting H – 1 jam sebelum
pelaksanaan terapi aktivitas kelompok dilaksanakan.
2. Evaluasi Proses

a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tempat dan waktu yang


telah direncanakan sebelumnya.
b. Klien dapat mengikuti acara sampai selesai.

c. Klien dapat mengikuti acara dan berpartisipasi aktif selama


proses terapi aktivitas berlangsung.
d. Pelaksanaan sistematika TAK sesuai dengan alur yang telah disusun.

e. Mahasiswa berperan sesuai uraian tugas yang telah ditentukan.

3. Evaluasi Hasil

a. 90% Klien mampu menyebutkan isi, frekuensi dan waktu halusinasi


yang dialaminya
b. 90% Klien mampu menyebutkan situasi pencetus halusinasi
yang dialaminya
c. 90% Klien mampu menyebutkan perasaan dan respon
halusinasi yang dialaminya
d. 90% Klien mampu menjelaskan cara menghardik halusinasi

e. 90% Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi

f. 90% Klien dapat memasukkan dalam jadwal harian


kegiatan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik

9
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, K., Nugroho, A., & Supriyadi. (2013). Pengaruh Menghardik Terhadap
Penurunan Tingkat Halusinasi Dengar Pada Pasien Skizofrenia di RSJD Dr.
Amino Gondohutomo Semarang. ejournal.stikestelogorejo.ac.id.

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Mulyati, S. (2019). Gambaran Mekanisme Koping pada Pasien yang Mengalami


Halusinasi Dengar.

Nurlaili, Nurdin, A. E., & Putri, D. E. (2019, September). Pengaruh Teknik


Distraksi Menghardik Dengan Spiritual Terhadap Halusinasi Pasien.
Journal Keperawatan, 11, 177-190.

Simajuntak, J. (2008). Konseling Gangguan Jiwa dan Okultisme "Membedakan


Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan". Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Suryanti, V. S. (2017). Pengaruh terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi


halusinasi terhadap kemampuan mengontrol halusinasi pada pasien
skizofrenia di ruang rawat inap arjuna rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi. Riset Informasi Kesehatan,, Volume 6 (2) Hal: 174-183.

Zahnia, S., & Sumekar, D. W. (2016). Kajian Epidemiologi Skizofrenia. Journak


Kedoteran Unila.

SKENARIO

Di suatu pagi di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang akan diadakan


Terapi Aktivitas Kelompok stimulasi persepsi dengan cara menghardik untuk
penerima manfaat yang mengalami halusinasi pendengaran. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang disusun oleh mahasiswa keperawatan Undip atas temuan
masalah utama halusinasi pendengaran berdasarkan pengkajian yang dilakukan
sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan untuk menurunkan tanda dan gejala halusinasi
dan meningkatkan kemampuan penerima manfaat dalam mengontrol halusinasi.
Mahasiswa mengumpulkan penerima manfaat yang mengalami masalah

10
halusinasi pendengaran di sebuah aula yang terdapat di RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. Kegiatan dimulai dengan membentuk suatu lingkaran
yang dibantu oleh fasilitator.

Orientasi
Leader : Selamat pagi bapak ibu
Semua : Pagi
Leader : Apa kabarnya hari ini?
Semua : Baikk, sehat
Leader : Sebelumnya perkenalan terlebih dulu ya bapak ibu. Nama saya
Frieda Andini biasa dipanggil Frieda
Co leader : Halo bapak ibu semua, nama saya Nisa
Regina : Nama saya Regina. Halo bapak ibu semua
Haura : Nama saya Hauraa, biasa dipanggil Haura saja tidak apa apa
Chamida : Apa kabar bapak ibu, nama saya Chami
Desta : Selamat pagi bu, nama saya Desta
Srimpi : Kalo nama saya Srimpi
Ibni : Hai bapak ibu, nama saya Ibni, bisa dipanggil Ibni
Hasan : Selamat pagi bu, nama saya Hasan
Leader : Sudah kenal semua ya bapak ibu.

11
Klien : Iya sudah
Leader : Kok terlihat kurang bersemangat dan mengantuk pagi ini.
Bagaimana tidurnya tadi malam Nyenyak?
Klien I : Lumayan
Klien II : Enggak tidur
Klien II : Ngga bisa tidur malah
Leader : Wahh... yang tidak bisa tidur tadi malam kira kira kenapa nih?
Klien II : Biasa mba, denger suara aneh
Klien I : Makanya jadi takut dan ga bisa tidur, sekarang jadinya ngantuk
mba
Leader : Jadi, bapak/ibu mengantuk karena semalam tidak bisa tidur.
Klien II : Iyaa mba
Klien I : Iya sedikit ngantuk nih
Leader : Coba tolong bapak/ibu ceritakan tentang bayangan-bayangan
yang
bapak/ibu lihat
Klien I : Saya lihat bayangan nenek saya mba
Klien II : Ada bayangan yang mau menyakiti saya
Klien III : Saya mendengar bayangan mau melempar saya dengan batu
Leader : Jadi, bapak dan ibu mlihat suara orang-orang yang ngga
ada wujudnya?
Klien I : Iya mbak
Klien II : Saya coba cari cari sumber bayanganya mba, sampai saya keluar
kamar, ke kamar mandi tetap saja seperti ada bayangan yang
mengikuti saya..
Klien III : Kalau saya mba, kan seperti ada yang mengejar saya ya mba, nah
saya jadi lari-lari mba, karena seperti cepat sekali mengejarnya
hingga saya ngos-ngosan
Leader : Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang
bayangan yang selama ini bapak dan ibu lihat, tetapi tidak
tampak wujudnya? Tujuannya agar bapak dan ibu
mengetahui
sebenarnya apa sih suara-suara yang sering bapak dan ibu
12
lihat tapi tidak tampak wujudnya. Setelah itu kita bersama
sama belajar dan berlatih terapi menghardik atau mengusir
bayangan-bayangan tersebut
Klien I : Ah masa bisa si mba
Leader : Kita coba dulu ya bersama sama, apakah bapak dan ibu mau?
Klien II : Boleh mba
Klien III : Mau mba
leader : Baiklah kalau begitu bagaimana kalau kita lakukan di dalam
aula ini pak, buk?
Klien I : Boleh mba disini aja, adem
leader : Jadi nanti kita akan berdiskusi tentang suara-suara itu, dan
berlatih agar bayangan itu tidak muncul kembali. Kira-kira
waktunya 20 menit ya bapak ibu
Klien II : Boleh mba
Klien III : Oke mba
Boleh mba
Leader : Sebelum mulai saya mau check sound dulu nih bu...
: Yel..yel.. ala ala
: Panti Pantii... Sehat
Panti Pantii... Kuat
Panti Pantii... Bahagia
Panti Pantii pantii... Sehat kuat bahagia

Kerja
Leader : Kapan bapak dan ibu biasanya melihat bayangan-bayangan
yang tidak ada wujudnya itu?

Klien I : Kalo saya pas mau tidur


Klien III : Biasanya sih kalo siang hari sama malem mba
Klien II : Saya melihat bayangan itu tiap tengah malam
Leader : Berarti rata rata pas malam hari ya

13
Klien I : Iya
Leader : Selain itu, biasanya pada saat keadaan apa lagi bapak/ibu
Melihat bayangan tersebut?
Klien I : Kadang kalo melamun
Klien III : Kalo lagi sendirian biasanya mba, suka ada yang ngikutin dan
mengejar saya

Klien II : Kalo saya pas mau mandi mba


Klien I : Sama saya juga kalo di kamar mandi suka melihat orang mau
melempar saya dengan batu
Leader : Oo,baik seperti itu ya. Kira-kira berapa kali sehari bapak dan ibu
Melihat bayangan-bayangan tak berwujud itu?
Klien I : Duh, sering mbaa, makanya ngga bisa tidur
Klien II : Tiap malem si mba, bisa 3 sampe 5 kali muncul, mau melempar
saya dengan batu… seperti itu bayangannya mba
Klien III : Kalo saya si banyak mba, mungkin puluhan kali melihat orang
mengejar-ngejar saya
Leader : Jadi dalam sehari bisa lebih dari 3 kali ya pak bu
Klien I : Iya mba
Leader : Bagus, bapak dan ibu sudah mau menceritakan semua ini
kepada saya.”
Terus, apa yang bapak dan ibu rasakan jika suara-suara itu
muncul?
Klien II : Ya takut mbaa
Klien III : Takut si, tapi kadang saya tantang biar muncul
Klien I : Rasanya pengin nangis mbaa, takut
Leader : Jadi bapak dan ibu takut ketika bayangan tersebut mucul, lalu
ketika melihat bayangan itu muncul, apa yang bapak dan ibu
lakukan agar bayangan itu tidak muncul kembali?

14
Klien I : Kalo saya nangis lama-lama bayangan itu hilang mba
Klien III : Kalo saya langsung manggil perawat kesini mba buat nemenin
saya
Klien II : Biasanya saya tutup wajag saya dan mata saya mba..
Leader : Lalu setelah melakukan hal itu, apakah bayangan-bayangan tidak
berwujud itu hilang?
Klien III : Iya mbaa
Leader : Nah, baik tadi kan bapak dan ibu sudah banyak cerita tentang
bayangan-bayangan yang tidak berwujud yang selalu
menghantui oleh bapak dan ibu ya? Bagaimana kalau sekarang
kita belajar cara untuk mencegah munculnya bayangan-
bayangan itu?.
Klien II : Gimana mba caranya?
Leader : Nah, kita akan belajar cara untuk mencegah bayangan itu muncul
dengan menghardik suara-suara tersebut
Klien I : Oo, seperti itu ya mba? Emang bisa?
Leader : Bisa pak, buk. Kita akan belajar bersama ya. Nah sekarang
menurut bapak/ibu, ada berapa cara untuk mencegah bayangan-
bayangan tanpa wujud itu muncul?
Klien I : Gatau mba, biasanya ya cuman minum obat paling
Leader : Iya bu benar, itu salah satunya. Baik saya akan jelaskan ya jadi
ada empat cara untuk mencegah bayangan-bayangan itu
muncul. Pertama, dengan menghardik atau mengusir bayangan
tersebut. Kedua, minum obat dengan teratur. Ketiga, dengan
cara meminta perawat untuk bercakap-cakap dengan bapak/ibu.
Keempat dengan melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.
Klien II : Ooo ada 4 ya mba ternyata
Leader : Iya bu, Nah untuk hari ini kita belajar bagaimana cara
menghardik atau mengusir suara tersebut ya pak,buk.
Klien : Ya mbaa
Leader : Jadi ketika bayangan itu muncul bapak/ibuk langsung bilang

15
“Pergi !, saya tidak mau dengar, jangan ganggu saya” Begitu
diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi.
Bagaimana kalua kita praktekkan bersama ya pak,bu.
Klien : Ya mba
Leader : Baik, coba bapak/ibu sekarang ikuti kata-kata yang saya
contohkan ya. “Pergi !, saya tidak mau melihat, jangan ganggu
saya”
Klien : “Pergi !, saya tidak mau lihat, jangan ganggu saya”
Leader : Nah begitu… bagus. Coba lagi ya pak,buk bersama.
Klien : “Pergi !, saya tidak mau lihat, jangan ganggu saya”
Leader : Ya bagus bapak/ibu sudah bisa melakukannya dengan baik,
bagaimana pak,buk mudah kan caranya?
Klien : Iya gampang banget mba caranya
Leader : Bagaimana kalau sekarang bapak/ibu mempraktekkan cara
menghardik secara berpasangan?
Klien II : Boleh mba
Klien III : Iya mba
Leader : Baik, tolong fasilitator dibantu ya untuk membentuk pasangan.
Kita praktekkan secara berpasangan ya pak,buk tapi kita tambahi
kalimat menghardiknya ya menjadi “Pergi !, saya tidak mau
lihat, jangan ganggu saya, kamu bayangan palsu” seperti itu
pak,buk kita coba ya
Klien : “Pergi !, saya tidak mau lihat, jangan ganggu saya, kamu
bayangan palsu” (dilakukan secara berpasangan)
Leader : Ya.. bagus sekali pak,buk seperti itu. Nah jadi kalau bapak,ibu
mendengar bayangan-bayangan itu lagi bapak/ibu bisa
melakukan cara menghardik seperti yang sudah kita lakukan
tadi. Bagaimana pak,bu?
Klien I : Ya mba, saya akan melakukan cara itu kalau tiba-tiba dengar
Bayangan-bayangan aneh
Klien II : Iya saya juga

16
Leader : Nah agar bapak/ibu semakin mahir menghardik bayangan-
bayangan yang sering muncul itu, maka bapak/ibu dapat sering
berlatih menghardik bayangan itu. Bagaimana kalau latihan
menghardik suara akan dimasukan dalam jadwal aktivitas
bapak/Ibu sehari-hari?
Klien : Ya mba boleh
Leader : Bapak/ibu ingin berlatih menghardik bayangan berapa kali sehari?
Klien III : Terserah mba enaknya gimana
Leader : Bagaimana kalau 2 kali dalam sehari pak/buk apakah bersedia?
Klien : Ya mba mau
Leader : Baik pak/buk kalau begitu. Ini ada lembar yang bisa bapak/ibu
isi tentang jadwal sehari-hari bapak ibu. Untuk pengisianya ini
ada contohnya, tetapi bapak ibu bisa mengisi terserah sesuai
dengan aktivitas bapak dan ibu lakukan. Nanti kegiatan
mengahrdik yang akan dilakukan 2 kali sehari bisa bapak dan
ibu masukan di jadwalnya.
Klien III : Ohhh begitu to mba
Leader : Sekarang bisa di isi bu di lembar yang sudah disediakan, kalau
ada yang bingung dalam mengatur dan mengisi jadwalnya
bapak/ibu bisa lansung tanya ke mas dan mbak yang ada
disamping bapak/ibu
Klien I : Lha mbak kalo saya baiknya waktu 2 kali untuk menghardik itu
jam berapa?
Nada : Mungkin bisa ibu lakukan di siang hari dan malam hari bu.
Malam hari mungkin sebelum waktu tidur, yang siang hari bisa
saat ibu tidak ada kegiatan.
Klien I : Ohh, iya mba. Makasih ya mba
Nada : Iya bu, sama-sama
Leader : Bagaimana semuanya sudah selesai?
Klien : Udah mbak
Leader : Kalau begitu ada yang mau mebacakan jadwalnya?

17
Klien III : Aku mbak
Leader : Silahkan pak, dibacakan
Klien III : (Membaca lembar jadwal yang sudah dibuat)
Leader : Wah bagus sekali, beri tepuk tangan untuk bapak Hasan
: (Semua bertepuk tangan)
Leader : Nah, jadwal kegiatan itu kan bapak dan ibu sendiri yang
membuat, kira-kira yang dituliskan dijadwal pasti dilakukan
tidak?
Klien II : Iya mba, dilakukan
Klien I : InsyaAllah mba
Leader : Nah supaya tetap ingat jadwalnya, nanti lembar itu ditempel
disamping tempat tidur bapak dan ibu, di tempat yang bisa
bapak ibu lihat setiap hari.bagaimana?
Klien II : Iya mbak, lha nempelnya gimana?
Leader : Setelah selesai kegiatan ini bapak ibu akan kami temani untuk
menempelkannya.
Klien II : Baik mbak
Leader : Semoga bapak dan ibu benar benar bisa melakukan apa yang
sudah di buat di jadwal ya
Klien : Aamiin
Terminasi
Leader : Jadi, bagaimana perasaan bapak ibu setelah bercerita tentang
pengalaman halusinasi bapak/ibu semua dan mempraktikkan cara
menghardik bayangan tadi?
Klien I : Saya merasa lebih baik sih mbak, saya jadi merasa lebih baik
dan lega gitu
Klien II : Saya juga sih mbak, pikiran saya jadi lebih enak
Leader : Baik bapak/ibu. Saya ulang lagi ya pertanyaannya, biasanya
bapak/ibu mendengar bayangan yang tidak ada wujudnya tadi
berapa kali dalam sehari dan kejadiannya itu kapan ya?

18
Klien II : 3-5 kali mbak kalau tengah malem.
Klien III Kalau saya banyak banget, sekitar 30an. Kalau mau tidur,
kadang juga waktu siang hari gitu mbak
Klien I Sering mbak, sampai gak bisa kehitung, pokoknya ya lebih dari
3x, biasanya kalau mau tidur.
Leader : Isi suaranya tadi apa saja yang didengar? Biasanya waktu lagi
melakukan kegiatan apa ya pak/bu?
Klien I : Kadang waktu melamun kalau saya mbak. Melihat orang ngejar
mbak padahal tidak ada yang ngapa ngapain, Ibu Klien II itu
waktu mandi malah melihat bayangan ingin melemparnya
dengan batu.
Bapak klien III juga melihat bayangan mengikuti saya terus.
Leader : Begitu ya pak/bu ? hehe baik kalau begitu, nah bagaimana jika
dipraktikkan sekali lagi cara menghardik yang telah saya ajarkan
tadi?
Klien : Boleh mbak
Klien : Pergiii.. saya tidak mau melihat.. pergi kamu.. kamu bayangan
palsu
Leader : Wah bagus pak/bu, Nah, kalau nanti bayangan tersebut muncul
lagi bapak ibu bisa menggunakan cara yang telah saya ajarkan,
dan
barusan ibu praktikkan tadi yaa!
Klien : Iya mbak
Leader : Oiya, tadi berapa kali bapak/ibu akan melakukan latihan
menghardik tadi?
Klien : 2 kaliii dalam sehari mbakkkk...
Leader : Bagus sekali bapak/ibu, berarti bapak ibu sudah paham semua ya.
Nah ini kan sudah melebihi waktu yang sudah dikontrakkan ya
bapak/ ibu. Bagaimana bila kita lanjutkan besok lagi? Nanti kita
akan belajar dan berlatih menggunakan obat-obatan secara teratur
untuk mengendalikan bayangan-bayangan yang muncul tersebut?
Bagaimana, apakah berkenan?
Klien : Boleh mbak, saya mauuu...
19
Leader : Baik, saya suka semangat bapak dan ibu sekalian. untuk
tempatnya disini lagi bagaimana pak/bu?
Klien : Boleh mbakk..
Leader : Baiklah kalau begitu, untuk waktunya seperti tadi yaa? Jam 11
pagi lagiii. Bersedia pak/bu?
Klien : Iyaa mbak, setujuu.
Leader : Baiklah kalau begitu, saya dan teman-teman sekalian permisi
dulu yaaa? Sebelumnya mari yel-yel lagi, semangat kannn?
Klien : Iya mbak, semangatt!!
Leader : Panti Pantii... Sehat
Panti Pantii... Kuat
Panti Pantii... Bahagia
Panti Pantii pantii... Sehat kuat bahagia
: (Serentak diikuti bapak/ibu panti)
Leader : Baik pak bu, saya kalian temen-temen permisi dulu?
Wassalamualaikum wr.wb.
Klien : (Serentak menjawab salam dari leader)

20

Anda mungkin juga menyukai