Komunikasi Terpeutik
Komunikasi Terpeutik
Disusunoleh :
Sutrisno, S.Kep.,Ns
NIP.19790923 200902 1 002
Puji syukur atas segala nikmat dan karunia Nya yang selalu tercurahkan pada kita semua. Sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah “PENANGANAN ODGJ MELALUI
PENDEKATAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DI WILAYAH PUSKESMAS
BALOWERTI “
Secara garis besar, makalah ini menggambarkan tentang pendekaatan dan penanganan pada
ODGJ dan keluarga
Tak lupa kami sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya pada :
1. dr.Henry Mulyono Selaku Kepala Puskesmas Balowerti Kota Kediri
2. Bapak Ibu staf Puskesmas Balowerti
Yang telah meberikan dukungan pada kami dalam rangka penyusunan makalah ini
Dengan terseselainya penyusunan makalah ini dapat membantu pelaksanaan kegiaan program
ksehanatan jiwa di Puskesmas Balowerti Kota Kediri. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
masih banyak kekurangan maka dari itu kami mohon untuk kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan makalah ini
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang penulisan 1
B. Perumusan masalah 3
C. Tujuan penulisan 3
D. Metode 3
E. Manfaat 3
BAB II 5
TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Uraian terori 3
BAB III 12
TINJAUAN KASUS 12
A. Pengkajian 12
B. Langkah Komunikasi Terapeutik 12
BAB IV 19
PENUTUP 19
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 21
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang dalam keadaan sehat secara kognitif,
efektif, fisiologis, perilaku, dan sosial sehingga mampu memenuhi tanggung jawab,
Jiwa Berat. ODMK adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, ias
mengalami gangguan jiwa. ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan dalam
pikiran, perilaku dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala
atau perubahan prilaku yang bermakna serta dapat menimbulkan penderitaan dan
hambatan dalam menjalankan fungsi orang sebagai manusia. Ganguan Jiwa Berat
adalah gangguan jiwa yang ditandai oleh terganggunya kemampuan menilai realitas
1
Data WHO pada tahun 2016 secara global terdapat sekitar 35 juta orang yang
skizofrenia dan 47,5 juta orang dengan gangguan demensia. Sedang di Indoniseia
penderita ODGJ telah mencapai 6,8% jumlah penduduk dewasa di Indonesia dan
ODGJ berat sebanyak 0,19% dari jumlah ODGJ yang ada (Profil Kesehatan
Indonesia Kemenkes 2019). Jumlah kasus ODGJ dikota ias 505 skizofrenia, dan 7
kasus pasung, diwilayah kerja Pusksmas Balowerti 54 ODGJ dan 2 kasus pasung
Untuk penanganan kasus ODGJ supaya mencapai sasaran yang tepat harus
melibatkan banyak pihak teruma keluarga dan masyarakat. Peran perawat sangat
meliputi upaya promotive, preventif, kuratif dan rehabilitatit (Keliat dkk 2011).
menyeluruh tidak hanya di Rumah Sakit, namun juga mempersiapkan keluarga dan
masyarakat setelah ODGJ keluar dari Rumah Sakit dengan melibatkan perannya
Penaganan kasus Kesehatan jiwa oleh perawat diperlukan komunikasi yang efektif
sebagai sarana untuk menggali permasalahan dan penaganan lebih lanjut dalam
2
B. Perumusan Masalah
menerima petugas dan kepatuhan pada kegiatan yang disepakati antara penderita
C. Tujuan
Sebagai bahan ajuan penanganan atau pendekatan awal pada ODGJ dan Keluarga
D. Metode Penyusunan
Metode yang digunakan dalam makalah ini menggunakan metode penelitian secara
E. Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat mengetahui cara pendekatan terapeutik pada fase awal pada penderita
3
2. Bagi profesi keperawatan
Sebagai acuan dalam melakukan pendekatan pada pasien ODGJ dan keluarga
4
BAB 2
TINJAUN PUSTAKA
A. Uraian Teori
1. Gangguan Jiwa
a. Pengertian
akibat adanya distorsi emosi sehinga ditemukan ketidak wajaran dalam hal
18 Thun 2014 orang dengan gangguan jiwa yang disingkat ODGJ adalah
5
Ciri-ciri gangguan jiwa (Akemat,Helena,Keliat&Nurhaeni 2011)
1) Sedih berkepanjangan
4) Mengurung diri
6) Bicara kacau
7) Bicara sendiri
Menurut Hartono dan Kusumawati (2010) terdapat beberapa tanda dan gejala
6
1) Gangguan kognisi
a) Gangguan sensasi
rangsangan
b) Gangguan persepsi
Kesadaran akan suatu rangsang yang dimengerti atau ias juga juga
diartikan sebagai ensasi yang didapat dari proses interaksi dan asosiasi
2) Gangguan Asosiasi
3) Gangguan perhatian
terganggau
4) Gangguan ingatan
7
Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan serta
5) Gangguan psikomotor
meliputi kondisi perilaku ias c atau aspek ias c dari suatu perilaku.
6) Gangguan kemauan
8
Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan dan
Meskipun gejala umum atau gejala yang menonjol itu terdapat pada unsur
mengalami depresi, karena modern ini diketahui bahwa penyakit pada otak
a) Neroanatomi
b) Nerofisiologis
c) Nerokimia
2) Faktor psikologis
9
b) Persingan antara saudara
c) Intelegensi
a) Kestabilan keluarga
c) Timgkat ekonomi
2. Komunikasi terapeutik
a. Pengertian
b. Langkag-langkah
pasien. Pada tahap ini merupakan tahap persiapan yang dilakukan oleh
2) Tahap perkenalan
10
Tahap ini merupakan tahap pertama kali perawat bertemu dengan pasien.
Perawat pada tahap ini juga akan menayakan pada keluarga tentang
pasien selama ini dan usaha atau tindakan apa saja yang telah dilakukan
3) Tahap orientasi
kemampuan pasien terhadap apa yang telah di ajarkan pada tahap awal
4) Tahap kerja
Tahap kerja merupakan inti hubungan perawat pasien yang terkait erat
5) Tahap terminasi
Merupakan tahap terakhir dari kegiatan tersebut, yang dalam hal ini di
a) Terminasi sementara yaitu apa bila pasien dan keluarga belum ias
11
b) Terminasi akhir ini dilakukan apabila pasien dan keluarga mampu
menatasi permasalahannya
12
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Nama Px : Ny Rn
Umur : 56 th
Prekerjaan :-
Agama : Islam
Pertemuan ke-1
Rn yang setiap hari jalan jalan di jalan Dhoho kemudian joget joget dipinggir
jalan,sambil teriak teriak tidak jelas pada pengguna jalan. Di rumah Ny Rn tinggal
2. Tahap perkenalan
13
Menanyakan perasaan keluarga dengan keberadaan Ny Rn yang
selama ini
Minta ijin pada keluarga untuk bertemu dengan Ny Rn(tempat, waktu dan
topik pembicaraan)
Menayakan kabar Ny Rn
pembicaraan)
3. Tahap orientasi
14
“ Ny Rn menjelaskan bahwa tindakannya itu ada yang nyuruh lewat bisikan tiap
“menjelaskan pada Ny. Rn bahwa yang dialami adalah sebuah halusinasi dan
4. Tahap kerja
menutup telinga dan bilang kalau semua itu hanya halusinasi setiap timbul
bisikan
jalan
5. Tahap terminasi
a. Pasien
15
Meminta Ny Rn untuk mengulangi apa tugas yang harus dikerjakan tiap
hari
“Ny Rn menjelaskan tidak boleh keluar di pinggir jalan dan membantu ibu
dirumah”
b. Keluarga
dipinggir jalan dan disuruh membantu ibu dengan menyapu tiap hari
Pertemuan ke-2
1. Tahap orientasi
namun sudah tidak menuruti dan bisa mengatasinya dengan cara menutup
telinga”
“Ny Rn juga menjelaskan bahwa sudah tidak keluar rumah dan membantu
16
2. Tahap kerja
telinga
3. Tahap terminasi
a. Pasien
hari
“Ny Rn menjelaskan tidak boleh keluar di pinggir jalan dan membantu ibu
b. Keluarga
dipinggir jalan dan disuruh membantu ibu dengan menyapu dan membantu
17
Menyarankan untuk memberikan pujian bila berhasil dalam latihan setiap
Pertemuan ke-3
1. Tahap orientasi
sudah jarang mendengar suara yang berbisik dan bisa mengatasinya dengan
“Ny Rn juga menjelaskan bahwa sudah tidak keluar rumah dan membantu
ibunya dirumah dengan menyapu dan memasak seperti yang disepakati pada
2. Tahap kerja
telinga
Memberikan arahan pada Ny Rn untuk tetap rutin minum obat dan kontrol
3. Tahap terminasi
a. Pasien
18
Memberikan pujian pada Ny Rn atas apa yang di capai saat ini, dan
b. Keluarga
dilakukan oleh Ny Rn
teratur
19
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keberhasilan penanganan kasus ODGJ tidak hanya pengobatan secara farmakologi saja.
Tapi harus mencari akar permasalah yang mennyebabkan terejadinya masalah pemicu
pada keluarga dan pasien untuk mendapatkan informasi yang jelas untuk melakukan
Masih banyak anggapan negati pada ODGJ dan dianggap aib bagi keluarga. Untuk
melakukan pendekatan pada keluarga dan ODGJ haruslah dilakukan dengan hati hati
dan penuh rasa kekeluargaan guna mendapatkan keterangan yang seakurat munkin.
memberikan arahan pada keluarga dan penderita ODGJ sehingga akan mempermudah
B. SARAN
sebenar benarnya dan ikut peran aktif dalam memberikan pengawasan pada latihan
yang diberikan pada ODGJ untuk mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal
memberikan rasa nyaman pada keluarga dan ODGJ umtuk menjali rasa saling percaya
sehingga memudahkan untuk memberi pelatihan dan pengertian pada penderita ODGJ
dan keluargnya
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Budi Kaleat, S.Kep,M.App Sc Dkk (2013). Keperawatan Jiwa Jakarta : EGC.
Prof. Dr. Budi Kaleat, S.Kep,M.App Sc Dkk (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa,Jakarta :
EGC.
22
iv