Anda di halaman 1dari 4

PENGARUH AKSESIBILITAS

TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG


DI DAYA TARIK WISATA CURUG GONGSENG
KUNINGAN JAWA BARAT

GYS DOMINGGOS JOSHUA NENDISSA


2150101012

PROPOSAL PENGANTAR TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan


Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pariwisata

PROGRAM STUDI USAHA WISATA


AKADEMI PARIWISATA INDONESIA(AKPINDO)
JAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jawa barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki
kekayaan panorama alam seperti Pantai Samudra, Pantai Pangandaran, Gunung
Papandayan, Gunung Galunggung. Merupakan daerah tujuan wisata andalan
setelah provinsi Bali. Situs-situs bersejarah di Jawa Barat, seperti yang di temukan
di Candi Cangkuang, Kraton di Cirebon, Istana Cipanas, Batutulis Bogor.
Sedangkan pusat kerajinan tangan untuk souvenir di Tasikmalaya, pusat kuliner di
Bandung dan Bogor, dan wisata belanja lainnya.
Salah satu faktor pendorong masyarakat Indonesia untuk berwisata dari sosial
ekonomi yaitu jaminan adanya waktu istirahat mingguan dan liburan tahunan
yang dibayar, meningkatnya pendapatan masyarakat, dan dorongan keinginan
untuk tahu terhadap negara lain. Sedangkan dari faktor transportasi yaitu dari
kemajuan pesat bidang transportasi, khususnya angkutan udara yang dapat
melakukan perjalanan internasional. Hal ini pula yang memudahkan masyarakat
untuk melakukan perjalanan ke luar negeri. Walaupun masyarakat terdorong
untuk melakukan perjalanan, tetapi ada pula faktor penghambat perjalanan wisata
seperti rendahnya pendapatan masyarakat, ketatnya memasuki negara tujuan
wisata, perang, dan penyakit menular. Oleh karenanya, meski ada masyarakat
yang berwisata ke luar negeri, tetapi masih banyak pula yang lebih memilih untuk
tetap berwisata di dalam negara Indonesia.
Dari pernyataan tersebut muncullah potensi-potensi wisata yang ada di
Indonesia seperti wisata sejarah yang mengunjungi situs-situs bersejarah dan
peninggalan masa lalu. Wisata budaya yang bertujuan untuk mengenali
kebudayaan setempat meliputi seni pertunjukan adat, upacara adat, dan lain-lain.
Wisata alam yang memanfaatkan potensi alam sebagai tujuan wisata, baik sumber
daya alam yang masih alami maupun telah dikembangkan. Wisata edukasi yang
berhubungan dengan pengetahuan tertentu dan digunakan untuk lahan belajar.
Kemudian masih ada wisata bahari, wisata malam, wisata kuliner, wisata belanja,
dan lain-lain.
Tetapi sulit untuk menemukan wisata alam di Jakarta yang wilayahnya padat
penduduk dan rata-rata kini sudah dipenuhi gedung pencakar langit terutama di
pusat kota. Padahal dengan mayoritas penduduk yang merupakan pekerja
kantoran membutuhkan penyegaran dari rutinitas yang dijalani. Tidak jarang
mereka berwisata ke kota-kota di sekitar Jakarta. Tidak jauh berbeda dari
Bandung, Kuningan, Jawa Barat pun bisa memberi penyegaran untuk mereka
yang tidak ingin pergi terlalu jauh dari Jakarta. Dengan alam yang masih terbilang
asri dan sejuk, Kuningan, Jawa Barat menjadi daerah tujuan wisata bagi penduduk
Jakarta dan sekitar Jawa Barat.
Maka dengan mengusung konsep wisata alam, Curug Gongseng menyediakan
sarana dan aktivitas alam. Curug Gongseng banyak dikunjungi oleh rombongan
keluarga dan anak remaja karena jarak yang tidak terlalu jauh dengan Jakarta dan
juga bisa bebas bermain area yang sudah di tentukan dan berenang. Berkaitan
dengan kenyataan yang telah dikemukakan di atas maka penulis tertarik untuk
mengkaji lebih mendalam mengenai pengaruh aksesibilitas terhadap keputusan
berkunjung. Penulis akan mengkaji masalah tersebut dengan mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH AKSESIBILITAS TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG DI DAYA TARIK WISATA CURUG
GONGSENG KUNINGAN JAWA BARAT”

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah aksesibilitas berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung di Curug
Gongseng?
1.2.2 Bagaimana penilaian wisatawan terhadap aksesibilitas agar keputusan
berkunjung meningkat di Curug Gongseng?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Apakah aksesibilitas berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung di Curug
Gongseng.
1.3.2 Untuk mengetahui penilaian wisatawan terhadap aksesibilitas di Curug
Gongseng.

1.4 Metodologi Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data


1.4.1 Metode Penelitian
Karya Tulis Akhir ini menggunakan metode korelasional, bentuk
penelitian untuk memeriksa hubungan di antara dua konsep. Hubungan yang
dimaksud adalah antara aksesibilitas terhadap keputusan berkunjung di Daya
Tarik Wisata Curug Gongseng, Kuningan Jawa Barat.

1.4.2 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti untuk
mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diambil
agar sesuai dengan pembahasan yang ada yaitu dengan cara-cara berikut:
1. Observasi
Penulisan informasi dengan cara observasi ke Curug Gongseng.
2. Teknik Penyebaran Angket
Selain teknik pengumpulan data seperti yang telah dijelaskan di atas,
penulis juga membuat teknik penyebaran angket.
3. Kepustakaan
Dalam hal ini penulis memperoleh informasi dari sumber-sumber
kepustakaan berupa buku-buku yang dibaca di perpustakaan
AKPINDO atau pun buku-buku lain di luar perpustakaan AKPINDO
dan jurnal-jurnal yang bersumber dari internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan, penulisan penelitian Karya Tulis Akhir ini
disusun secara sistematika ke dalam lima bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan
teknik pengumpulan data, sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


Suatu rangkaian berisi istilah-istilah serta teori-teori yang
berkaitan dengan pokok bahasan dalam Karya Tulis Akhir
ini.

BAB III : TINJAUAN DATA


Berisi data-data tentang bahasan kajian

BAB IV : PEMBAHASAN MASALAH


Berisi mengenai deskripsi objek penelitian, analisis data
dan pembahasan.

BAB V : PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dari isi Karya Tulis Akhir
dan saran kepada insane pariwisata dan pembaca dengan
harapan dapat bermanfaat bagi pembaca.

Anda mungkin juga menyukai