Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Patikan kebo (Euphorbia hirta L) merupakan salah satu tumbuhan obat tradisional yang cukup
tersebar luas di Indonesia. Patikan kebo (Euphorbia Hirta L) merupakan tanaman herbal yang
merambat hidup di permukaan tanah, terutama pada daerah yang beriklim tropis. Di Indonesia,
tanaman obat tradisional ini dapat ditemukan diantara rerumputan ditepi jalan, kebun atau
perkarangan rumah yang tidak terurus dan disungai. Tanaman herbal ini dicirikan dengan batang
lunak yang tidak begitu kuat menyangga daun, serta memiliki getah putih yang cukup kental.
Tanaman ini masih famili dengan patikan cina, yaitu dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman
Patikan kebo (Euphorbia hirta L ) mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, terpenoid,
tanin, saponin, dan fenolik (Fiandri dan sutarto, 2020).

Ekstraksi daun Patikan kebo (Euphorbia hirta L) dengan metode maserasi karena struktur dari
sampel yang lunak dan dengan melihat kemampuan sampel untuk tersaring dengan mudah dalam
cairan penyari, juga karena metode maserasi merupakan metode ekstraksi dingin (tanpa
pemanasan), dimana dikawatirkan adanya komponen yang rusak akibat pemanasan. Pengunaan
etanol 96% karena bersifat semi polar artinya etanol dapat menyari senyawa kepolaran yang
tinggi dan kepolaran yang rendah, sehingga diharapkan komponen kimia yang terdapat pada
sampel tersari lebih seragam (Risdayanti dkk, 2020).

Ekstraksi digunakan untuk memperoleh kandungan senyawa kimia yang larut pada pelarut. Ada
beberapa macam ekstraksi yang biasa digunakan pada proses pemisahan senyawa bioaktif dari
tumbuhan dalam rangka mengetahui rendemen yang akan dihasilkan, yakni ekstraksi cara dingin
yang terdiri dari maserasi, perkolasi, dan sokletasi serta ekstraksi cara panas, yakni dengan cara
refluks (Kiswandoro,2020).

Ekstraksi secara dingin pada prinsipnya tidak memerlukan pemanasan. Hal ini diperuntukan
untuk bahan alam yang mengandung komponen kimia yang tidak tahan terhadap pemanasan dan
bahan alam yang mempunyai tekstur yang lunak, misalnya pada daun dan bunga. Kelebihan
metode ini adalah sederhana, tidak memerlukan alat-alat yang rumit, relatif murah. Kelemahanya
adalah dari segi waktu dan penggunaan pelarut yang tidak efektif dan efisien. Untuk metode
ekstraksi secara panas adalah refluks dimana metode ini berkesinambungan, cairan penyari
kontinyu menyari zat aktif dalam simplisia, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan
uap tersebut dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan dan jatuh kembali ke dalam labu alas bulat sambil menyari simplisia,
proses ini berlangsung secara berkesinambungan dan biasanya dilakukan 3 kali dalam waktu 4
jam. Sampel yang biasanya diekstraksi adalah sampel yang mempunyai komponen kimia yang
tahan terhadap pemanasan dan mempunyai tekstur yang keras, misalnya pada biji, kulit dan akar
(Kiswandoro, 2020).

Pemilihan metode penelitian dalam proses pemisahan senyawa aktif merupakan aspek yang
sangat penting untuk diperhatikan karena proses pemisahan akan menentukan seberapa besar
rendeman yang dihasilkan.Rendemen menggunakan satuan persen (%), semakin tinggi nilai
rendeman yang dihasilkan menandakan nilai ekstrak yang didapat semakin banyak (Syamsul
dkk,2020).

Rendeman dapat memppengaruhi suatu ekstrak yang disebabkan oleh beberapa faktor salah
satunya metode ekstraksi yang digunakan.metode ekstraksi terdiri atas ekstraksi secara dingin
meliputi masrasi,perkolasi dan ekstraksi cara panas meliputi sokhletasi,refluks,dekok,infus dan
digesti (Syamsul dkk,2020).

Ekstraksi merupakan proses pemisahan senyawa simplisia dengan menggunakan pelarut yang
sesuai. Metode pemisahan ekstraksi menggunakan prinsip kelarutan like dissolve like dimana
suatu pelarut polar dan pelarut non polar akan melarutkan senyawa non polar.Tujuan ekstraksi
yaitu untuk menarik atau memisahkan senyawa dari simplisia atau campuranya.Pemilihan
metode dilakukan dengan memperhatikan senyawa,pelarut yang digunakan serta alat yang
tersedia.Metode ekstraksi yang umum digunakan adalah maserasi dan refluks (Syamsul
dkk,2020).

Berdasarkan uraian diatas maka perlunya dilakukan penelitian tentang perbandingan metode
yang digunakan yaiti maserasi dan refluks untuk mengekstraksi kandungan senyawa dari patikan
kebo (Euphorbia hirta) sehingga dapat diketahui metode yang paling efektif dalam ekstraksi
kandungan senyawa dari daun patikan kebo(Euphorbia Hirta) (Syamul dkk,2020).

1.2 Rumusan Masalah

Berapakah hasil rendeman daun patikan kebo (Euphorbia Hirta) dari Desa Ngabalak Kecamatan
Dander Kabupaten Bojonegoro,dengan mengunakan metode maserasi dan refluks.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui metode yang sesuai dan tepat untuk rendeman
daun patikan kebo (Euphorbia Hirta)dari Desa Ngablak Kecamatan Dander Kabupaten
Bojonegoro dengan mengunakan metode maserasi dan refluks.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan mengetahui metode mana yang sesuai sehingga menghasilkan
jumlah rendeman yang paling banyak dari daun patikan kebo (Euphorbia Hirta) dengan
metode maserasi dan refluks.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai sumber informasi kepada masyarakat tentang menggunakan metode mana yang
sesuai untuk mendapatkan hasil rendeman yang paling banyak dari daun patikan kebo
(Euphorbia Hirta) dengan metode maserasi dan refluks.
c. Bagi Instansi
Sebagai sumber data ilmiah bagi peneliti lanjutan,peneliti lainya dan mahasiswa tentang
menggunakan metode mana yang hasil rendemannya yang paling banyak dan sesuai dari
daun patikan kebo (Euphorbia Hirta) dengan metode maserasi dan refluks.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Patikan Kebo
Patikan kebo (Euphorbia Hirta)merupakan tananman herbal yang dapat hidup didaerah
beriklim tropis,dan hidup dipermukaan tanah dengan keadaan tanah yang tidak terlalu
lembab.Patikan kebo (Euphorbia Hirta) merupakan salah satu jenis tanaman yang
digunakan sebagai obat dan terdapat banyak di Indonesia dan tanaman ini hidup terpencar
antara satu dengan lainnya.Merupakan herbal yang berukuran kecil dan bergetah.Salah
satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal yaitu patikan kebo
(Euphorbia Hirta).Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli tumbuhan
Patikan kebo(Euphorbia Hirta) merupakan salah satu rumput yang mengandung senyawa-
senyawa kimia dan dapat bersifat antiseptik,antiinflamasi,antifungal dan
antibakteri.Kandungan senyawa kimia tersebut seperti flavonoid,terpenoid selain itu
terdapat juga kandungan senyawa aktif lainnya seperti alkaloid dan polifenol (Risdayanti
dkk,2020).

Gambar 11.1 Klasifikasi daun salam (dokumentasi sendiri)


2.2 Klasifikasi Daun Patikan Kebo
Daun patikan kebo (Euphorbia Hirta L) diklarifikasikan sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub devisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Euphorbia
Jenis : Euphorbia Hirta L

2.3 Morfologi Daun Patikan Kebo


Patikan Kebo (Euphorbia Hirta L) merupakan suatu tumbuhan liar yang banyak
ditemukan didaerah kawasan tropis.Tanaman ini hidup pada ketinggian 1-1.400
mdpl.tanaman Patikan Kebo mampu bertahan hidup selama 1 tahun dan berkembang biak
melalui biji.

2.4 Kandungan Daun Patikan Kebo


Daun Patikan Kebo (Euphorbia Hirta L) Mengandung beberapa unsur kimia,diantaranya :
alkaloid,saponin,senyawa folifenol (seperti gallat),flavonoid
quersitrin,ksanthorhamnin,asam asam organik palminat oleat dan asam lanoat.Disamping
itu Patikan Kebo mengandung senyawa terpenoid,eufosterol,tarakserol,dan tarakseron
serta kautshuk.

2.2 Ekstraksi
2.3.1 Definisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutanya terhadap
dua cairan yang tidak saling larut. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar
dalam pelarut polar dan senyawa non polar dalam senyawa non polar . Cairan penyari
yang digunakan untuk proses ekstraksi berpengaruh terhadap rendeman ekstrak dan
kadar tanin,dimana semakin besar kepolaran cairan penyari,semakin besar pula jumlah
tanin yang dapat diperoleh dari proses ekstraksi.Salah satu metode ekstraksi yang sering
digunakan dalam penelitian adalah metode maserasi (Fakhruzy,2020).
Maserasi
Maserasi adalah salah satu metode pemisahan senyawa dengan cara perendeman
menggunakan pelarut organik pada temperatur tertentu. Proses maserasi sangat
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam karena selain murah dan mudah
dilakukan,dengan perendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan
membran sel akibat perbedaan tekanan antara didalam dan di luar sel,sehingga metabolit
sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut (Fakhruzy,2020).
Proses maserasi dipengaruhi oleh suhu,waktu,dan juga jenis pelarut maserasi yang
,digunakan.Pemilihan suhu yang tepat akan menghasilkan rendeman tanin yang
tinggi,sebaliknya penggunaan suhu yang tinggi dan waktu terlalu lama akan mengurangi
rendeman tanin yang dihasilkan (Fakhruzy,2020).
Metode ekstraksi digolongkan menjadi 5 jenis,yaitu maserasi ,assisted solvent
extraction,perkolasi ,soxhlet,dan refluks.
Refkuks
Ekstraksi metode refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut yang relative konstan
dengan adanya pendinginan balik.Ekstraksi refluks dapat digunakan untuk mengekstraksi
bahan-bahan yang mempunyai tekstur kasar dan tahan terhadap pemanasan (Purnavita
dan Wulandari,2020).Hal yang perlu diperhatikandalam proses ekstraksi adalah
pemilihan jenis pelarut.Penggunaan suatu jenis pelarut dapat memberikan pengaruh
terhadap rendeman senyawa yang dihasilkan. Pada senyawa polar,pelarut yang sering
digunakan yaitu etanol,methanol,aquades,dan aseton.Pada ekstraksi refluks ekstraksi
yang dilakukan juga dipengaruhi oleh lamanya kontak (waktu ekstraksi) untuk dapat
menghasilkan rendeman yang optimal (Purnavita dan Wulandari,2020).

RENDAMAN

Anda mungkin juga menyukai