Anda di halaman 1dari 80

KREDENSIAL

DAN
RE-KREDENSIAL
IKATAN PENATA ANESTESI INDONESIA
( IPAI )

DPD IPAI DKI JAKARTA


• KREDENSIAL :

PENGERTIAN Proses evaluasi oleh suatu fasilitas kesehatan terhadap


tenaga kesehatan untuk menentukan apakah yang
bersangkutan layak diberi kewenangan dalam
melaksanakan tugas profesinya dilingkungan/ suatu
fasilitas pelayanan kesehatan, untuk periode tertentu

• RE-KREDENSIAL
Adalah proses re-evaluasi oleh fasilitas
pelayanankesehatan di suatu bidang (asisten
anestesi/penata anestesi) yang telah bekerja dan
memiliki kewenangan klinis di fasilitas pelayanan
kesehatan tersebut untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberikan kewenangan
klinis tersebut untuk suatu periode tertentu.
• KRDEENSIAL
Menilai kewenangan seseorang dari yang belum
punya menjadi punya kewenangan

TUJUAN
• RE-KREDENSIAL
Dari yang sudah punya kewenangan kemudian
habis masanya kemudian menilai kembali
apakah masih layak,apakah adan
pengurangan,atau apakah ada penambahan
kewenangan
1. SEBAGAI PEDOMAN BAGI KOMITE TENAGA
KESEHATAN LAINNYA DALAM
TUJUAN UMUM MENYELENGGARAKAN KEGIATAN UNTUK
MENINGKATKAN PROFESIONALISME
PENATA ANESTESI

1. Sebagai pedoman bagi komite tenaga kesehatan


lainnya dalam menyelenggarakan kegiatan untuk
meningkatkan profesionalisme penata anestesi
2. Sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan
kesehatan dalam pelaksanaan kredensial dan re-
TUJUAN KHUSUS
kredensial penata anestesi.
3. Sebagai aspek legalitas penata anestesi dalam
memberikan pelayanan di fasilitas pelayanan
kesehatan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomer
DASAR HUKUM
36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN (pasal 57) Tenaga kesehatan dalam
YANG MELANDASI PELAKSANAAN
KREDENSIALADALAH Melaksanakan Prakteknya berhak a.
Memperoleh perlindungan sepanjang
melaksanakan tugasnya sesuai dengan standar
profesi,stadar pelayanan dan standar
Operasioanal Prosedur (SOP). (pasal 56)
Tenaga kesehatan dalam menjalankan
praktiknya harus dilakukan sesuai dengan
kewenangan yang didasarkan pada
kompetensi yang dimiliki
2. UU Nomer 3 tahun 2009 Tentang Kesehatan
3. UU Nomer 44 Tentang 2009 Tentang Rumah sakit
4. PMK Nomer 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
5. PMK Nomer 18 tahun 2016 tentang Ijin Penyelenggaraan Praktik Penata
Anestesi
6. Permenpan Nomer 10 tahun 2017 tentang jafung Asisten penata Anestesi
7. Permenpan Nomer 11 tahun 2017 tentang Jafung Penata Anestesi
8. PMK Nomer 21 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Anestesi
9. PMK Nomer 22 tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional
Penata Anestesi
10. Buku standar Akreditasi Rumah Sakit edisi 1 tahun 2018 dan buku
pedoman Kredensial & re- kredensial SNARS
INSTRUMEN 1. DAFTAR RINCIAN
KREDENSIAL & KEWENANGAN KLINIS (RKK)
RE-KREDENSIAL
Adalah merupakan jenis kewenangan
kegiatan suatu profesi yang diterbitkan
oleh kementerian aparatur negara
PENYELENGGARAAN reformasi dan birokrasi melakui
KREDENSIAL / RE-
KREDENSIAL DIBUTUHKAN
PERMENPAN. Dan untuk ikatan penata
BEBERAPA INSTRUMEN anestesi indonesia tertuang didalam
SEBAGAI BERIKUT : PERMENPAN 10 tahun 2017 untuk
asisten penata anestesi, dan PERMENPAN
11 tahun 2017 untuk penata anestesi ahli.
2. WHITE PAPER Adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh tenaga kesehatan APA dan PAA yang digunakan
untuk menentukan kewenangan klinis buku ini sebagai disusun
berdasarkan level jenjang dan berisi tentang kompetensi utama
seseorang dalam menjalankan tugasnya sebagai provesi yang
professional.
3. LOG BOOK Merupakan dokumentasi berupa catatan harian capaian
butir-butir kegiatan yang dilakukan oleh asisten anestesi dan penata
anestesi sebagai salah satu persayaratan dokumen porto folio
permohonan kredensial /re-kredensial. Logbook digunakan untuk
mengukur capaian bobot kompetensi yang telah ditentukan dalam
buku putih (white paper ), dimana logbook dapat dijadikan sebagai
bukti tidak langsung dalam proses asesmen.
4. SELF ASSESSMENT Self assesment atau evaluasi diri merupakan daftar deklarasi
diri tentang kemampuan diri terkait daftar kompetensi yang akan diajukan
kewenangan klinisnya. Daftar deklarasi meliputi deklarasi kemampuan dalam segi
pengetahuan, sikap dan keterampilan dari setiap lis dasar kompetensi utama dan
khusus.Khusus untuk kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan dilengkapi
dengan pencatatan logbook.Evaluasi diri menjadi masukan bagi assesor dalam
menetapkan keterampilan yang akan divalidasi saat dilaksanakan assessment
5. PORTOFOLIO merupakan sekumpulan dokumen yang berisi catatan atas
pencapaian prestasi dalam menjalankan pelayanan asuhan kepenataan anestesi dan
atau pendidikan berkelanjutan formal /in formal yang memilki daya ungkit pada
kemampuan dalam proses pemberian pelayanan asuhan kepenataan anestesi, juga
menggambarkan tentang kompetensi.
6. REKOMENDASI MITRA BESTARI. Rekomendasi kredensial yang di
keluarkan oleh TIM mitra bestari setelah dilaksanakan asesmen. Mitra bestari
melaksanakan kredensial dengan telaah dokumen bukti untuk setiap kewenangan
klinis yang diminta sesuai dengan buku putih. Bukti logbook pencapaian
keterampilan klinis sangat membantu sebagai dasar pengambilan keputusan dari
mitra bestari. Jika dirasa perlu staf yang mengajukan kredensial akan dilakukan
wawancara, asesmen tulis, atau praktek klinis.Asesmen tulis untuk memvalidasi
pengetahuan dan sikap sedang asesmen praktek untuk memvalidasi keterampilan
dan juga sikap penata anestesi.Bentuk rekomendasi umumnya terdiri dari 3
komponen yaitu kompeten, kompeten dengan supervisi dan belum kompeten.
7. REKOMENDASI KEWENANGAN KLINIS (RKK) rekomendasi
kewenangan klinis merupakan rekomendasi yang dikeluarkan komite
nakes lain sebagai hasil kesimpulan dari asesmen TIM kredensial dan
mitra bestari. Rekomendasi kewenangan klinis ditujukan kepada
direktur rumah sakit sebagai dasar pemberian surat penugasan klinis
/clinical appoitment.
8. Clinical appoitment / surat penugasan klinis (spk) clinicail
appoitment / surat penugasan klinis (spk) adalah penugasan kepala
/direktur rumah sakit kepada kepada tenaga penata untuk melakukan
asuhan kepenataan anestesi di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar
kewenangan klinis (permenpan 10 dan 11 tahun 2017)
KETENTUAN DALAM SPK MELIPUTI :
• Direktur menerbitkan SPK berdasarkan rekomendasi dari komite tenaga kesehatan
profesional lainnya (hasil proses asesmen TIM kredensian dan mitra bestari)
• Setiap staf kepenataan anestesi akan mendapat SPK secara individu.
• Staf penata anestesi dapat melakukan tugas apabila sudah dilakukan kredensial
dan telah mendapatkan surat penugasan klinis (spk) dari direktur rs
• Spk untuk staf penata dilengkapi dengan uraian kompetensi yang boleh dilakukan
oleh staf penata tersebut.
• Spk ini berlaku untuk jangka waktu 3 tahun. Untuk penata yang sudah tetap dan
dapat dilakukan re-kredensial dalam kondisi tertentu seperti sakit atau cuti yang
panjang.
9. SPO kepenataan anestesi. Standar prosedur operasional tindakan kepenataan
anestesi adalah suatu dokumen berisi prosedur kerja yang harus dilakukan secara
kronologis dan sistematis dalam meyelesaikan suatu pekrjaan tertentu dengan tujuan
agar memperoleh hasil kerja paling efektif
10. SKKNI ikatan penata anestesi. Adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerjayang relevan
dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
11. REKAM MEDIK ASUHAN KEPENATAAN ANESTESI. Merupakan suatu
dokumen pencatatan semua pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh asisten penata
anestesi / penata anestesi ahli yang merangkum kegiatan persiapan obat, persiapan
alat, persiapan mesin anestesi , tindakan pre anestesi, intra anestesi dan post anestesi.
PENGORGANISASI
AN KREDENSIAL &
RE-KREDENSIAL

Pemberian kewenangan
klinis sesuai dengan alur
dari standar kompetensi
dan kewenangan staf
(KKS) standar
SNARS,2018
KREDENSIAL
PENATAANESTESI
BARU
PEMBERIAN
KEWENANGAN
PENATA ANESTESI
BARU

1. PORTOPOLIO
2. ORIENTASI
A. UMUM
B. KHUSUS
C. HAND ON
3. PENUGASAN
DENGAN
PRECEPTORSHIP
4. PENILAIAN KINERJA
5. KREDENSIAL
KETERANGAN
1. Portopolio ( seleksi kelengkapan
dokumen, ijasah, sertifikat
kompetensi, STRPA, dll)
2. Orientasi
A. Umum (orientasi staf dan
lingkungan kerja, system,
aturan, hak dan kewajiban,
devisi pelayanan di RS
* Keselamatan pasien
* Pengendalian infeksi
* Mutu pelayanan
* Caring dan etik dalam
pelayanan
* profesionalisme dan
organisasi
KETERANGAN
LANJUTAN

B. Khusus
Pelayanan kepenataan anestesi,
etika, disiplin dan kewenangan
diberikan dengan
pendampinangan dari preceptor

C. Hand on
Proses pendalaman keterampilan
klinis yang bersifat beresiko
(pendalaman dengan
mennggunakan
media laboratorium/alat peraga)
KETERANGAN
LANJUTAN

3. Pemberian tindakan/skil dalam


bimbingan dan monitor pembibing yang
telah ditunjuk oleh pimpinan dan berada
dalam satu wilayah kerja

4.Penilaian kinerja Dalam proses


bimbingan preceptor memberikan
penilaian tentang etika,kemampuan skil
dan pengetahuan dibidang pelayanan
sesuai dengan kompetensi
5. Kredensial
Setelah dilakukan orientasi selama 1 – 3
bulan preceptor merekomendasikan untuk
dilakukan kredensial kepada nakes lain
RE- KREDENSIAL Re-kredensial dilaksanakan untuk menjamin
bahwan asuhan kepenataan yang diberikan oleh
asisten/penata anestesi adalah aman untuk pasien.
Setelah proses preceptorship akan ada rekomendasi
evaluasi progres kompetensi untuk kredensial kepada
komite nakes lain.
Jika pada awalnya penata anestesi baru mempunyai
beberapa kewenangan di bawah supervise bisa
diusulkan kredensial untuk menjadi kewenangan klinis
mandiri.
Re-kredensial dilaksanakan terhadap kewenangan
klinis yang awalnya tidak mandiri/dibawah supervise
menjadi mandiri.
Re-kredensial juga dilaksanakan saat akan mengajukan
kenaikan jenjang diatasnya.
Re-kredensial juga bisa dilaksanakan pada komdisi tertentu
misalnya
a. Setelah cuti panjang,
b. Setelah sembuh dari kondisi sakit.
Dokumen asesmen kompetensi divalidasi melalui logbook
dan portofolio.
Asesmen kompetensi dilaksanakan oleh tim yang terdiri
dari atasan langsung dan juga tim yang ditunjuk yang
mempunyai kemampuan dalam melaksanakan evaluasi.
Delinition klinikal
previladge

Adalah pemberian kewenangan, uraian tugas


dan tanggung jawab penata anestesi sesuai
dengan kewenangan klinisnya di unit kerja
tertentu
DKP adalah kegiatan esensial untuk
menjamin adanya keselamatan pasien,
mengapa karena fenomenanya yang terjadi
adalah kredensial telah dilaksanakan dan
seorang penata anestesi mempunyai SPK dan
RKK, namun diunit kerja dituntut
melaksanakan kewenangan klinis yang tidak
sesuai dengan SPK dan RKK nya.
Hal ini tentunya akan rentan terhadap
keselamatan pasien maupun keselamatan
penata anestesi
ON GOING PROFESIONAL
EVALUATION/OPPE DAN FOCUS
PROFESIONAL PRACTICE
EVALUATION/FPPE

Pelaksanaan evaluasi kinerja profesional penata anestesi


dilandaskan pada standar KKS 13, dimana rumah sakit
harus memastikan bahwa setiap penata anestesi kompeten
untuk memberikan asuhan kepenataan anestesi,
kolaborasi, delegasi dan mandate kepada pasien secara
aman dan efektif.
On going atau current process artinya berkesinambungan
didalam proses, jadi OPPE dan FPPE dilaksanakan secara
terus menerus didalam proses pemberian asuhan yang
professional
Penata anestesi yang dinilai juga membuat dokumentasi
logbook terhadap kinerja professional sesuai
kewenangan, maupun kemajuan dan pengembangan dari
kompetensinya, dimana logbook kompetensi ini menjadi
dokumen yang diperlukan dalam kredensial penata
anestesi selanjutnya.
CONTINOUS PROFESIONAL
DEVELOPMENT/CPD

Apa bila saat asesmen maupun OPPE


dan FPPE ditemukan adanya GAP
kompetensi maka subkomite
kredensial atau
preceptor/mentor/supervisor dapat
mengusulkan staf untuk mengikuti
CPD.
CPD yang dilaksanakan bisa berupa
pelatihan, seminar, workshop, diskusi
reflex klinis, maupun peningkatan
pendidikan formal.
CPD

Sesuai standar KKS 8, KKS 8.1 dan KKS 8.2


bahwa setiap staf termasuk penata anestesi
wajib mengikuti pendidikan atau pelatihan di
dalam atau di luar rumah sakit termasuk
pendidikan professional berkelanjutan untuk
mempertahankan atau meningkatkan
kompetensinya
CPD tidak hanya berupa pelatihan , tetapi juga
keikutsertaan dalam seminar workshop, diskusi,
refleksi kasus maupun pendidikan formal.
Cpd juga dapat dilaksanakan melalui on job
training artinya rs melaksanakan cpd melalui in
house training. CPD juga biasa diperoleh
melalui pembelajaran e-learning
EVALUASI PASCA CPD
TAHAPAN
PENGUSULAN 1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensis sesuai
KREDENSIAL area praktik yang ditetapkan oleh rumah sakit.
PENATA ANESTESI 2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria dengan persyaratan
kredensia di maksud :
3. Penata yang akan kredensial mengusulkan pra-asesmen dengan
menyertakan berkas kredensial berupa logbook, portofolio, bukti-
A. MEKANISME KERJA
UNTUK MELAKSANAKAN bukti sertifikat cpd, str.SIP dan data pendukung laiinya.
KREDENSIAL SEBAGAI
4. Melakukan assessment kewenangan klinis dengan metode yang
BERIKUT:
disepakati
5. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi
memperoleh penugasan klinis dari kepala/ direktur rumah sakit
6. Memberikan rekomendasi kewenangan klinis untuk memperoleh
penugasan kllinis dari kepala/ direktur rumah sakit
LANJUTAN 1. Pemohonan memperoleh kewenangan klinis

B. TAHAPAN
2. Ketua komite tenaga kesehatan lainnya menugaskan subkomite
PELAKSANAAN kredensial melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara
KREDENSIAL
individu atau kelompok )
3. Subkomite dapat membentuk panitia adhoc bila mempunyai
kemampuan sendiri, untuk melakukan review, verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode: portofolio, asesmen kompetensi,
panitia adhoc dapat melibatkan mitra bestari.
4. Tahap kajian mitra bestari / tim ad-hock. Mitra bestari adalah orang
yang kompeten dalam area penata anestesi, mempunyai kemampuan
di bidang pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku. Mitra
bestari dapat diambil dari mitra universitas, organisasi profesi
ataupun dari rumah sakit lain dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
LANJUTAN
1. SURAT PENUGASAN KLINIS BERLAKU SAMPAI 3 TAHUN
C. KETENTUAN 2. Pada masa berlakunya surat penugasan klinis
PENUGASAN KLINIS
ADALAH SEBAGAI tersebut rumah sakit harus melakukan re-kredensial.
BERIKUT
Re-kredensial adalah proses re-evaluasi terhadap
tenaga penata anestesi yang telah memiliki
kewenangan klinis untuk menentukan kelayakan
pemeberian kewenangan klinis tersebut.
3. Kredensial pada penata anestesi juga dilaksanakan
pada proses pengusulan kenaikan jenjang karier yang
dituju.
SK PENUUKAN
TIM KREDENSIAL
D P P / D P P I PA I
S U R AT
PEMBENTUKAN
TIM KREDENSIAL
DPD
SURAT
JAWABAN
PERMOHONAN
KREDENSIAL
DARI RS
KONSULTASI
ASSESMENT
FORMAT KREDENSIAL
JENIS
PELIMPAHAN
KEWENANGAN
PELIMPAHAN 1. ATRIBUSI
KEWENANGAN
Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh
pembuat undang-undangkepada organ pemerintahan.
Berdasarkan undang-undang no. 30 tahun 2014 tentang
administrasi pemerintahan (UU administrasi
pemerintahan), atribusi adalah pemberian kewenangan
kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan oleh undang-
undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 atau
undang-undang.
PELIMPAHAN 2. Delegasi
KEWENANGAN
• Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu
organ pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya.
Berdasarkan UU administrasi pemerintahan, delegasi adalah
pelimpahan kewenangan dari badan dan/atau pejabat
pemerintahanyang lebih tinggi kepada badan dan/atau pejabat
pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung jawab dan
tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerimadelegasi.
PELIMPAHAN 3. Mandat
KEWENANGAN
Mandat terjadi jika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas
namanya. Berdasarkan UU administrasi pemerintahan,
mandat adalah pelimpahan kewenangan dari badan
dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih tinggi kepada
badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap
berada pada pemberi mandat.
Keterangan
Pengisian Ceklis
Kredensial

1. Mandiri
Pemebrian checlis mandiri
yaitu bila pekerjaan asisten
penata anestesi / penata
anestesi dilakuakan secara
mandiri bisa tanpa
kolaborasi dengan dokter
anestesi. Ini dilaksanakan di
ranah tindakan pre-anestesi
dan post-anestesi.
LANJUTAN

C. KETENTUAN
4. Surat penugasan dapat berahir setiap saat bila dinyatakan tidak
PENUGASAN KLINIS
ADALAH SEBAGAI kompeten.
BERIKUT
5. Kewenangan klinis untuk melakukan tindakan tertentu dapat
dicabut berdasarkan pertimbangan komite tenaga kesehatan
profesional lainnya berdasarkan kinerja profesi dilapangan.
6. Kewenangan klinis yang dicabut tersebut dapat diberikan
kembali bila dianggap telah pulih kompetensinya, setelah
dilakukan pembinaan oleh sub komite pengembangan mutu
profesi,/sub komite etik.
NaoaL

] ggğgXølamin

Teœpm
No TeWjxmÆmiaü
clasaz:Isazt Log Log 3•Ił:ł¥zzor J6 T0żnzo Z011 tezuaag teaaga Jc••°Æa1wudam I*œaozzas
«-•a xc is Lois s„«*az æ•a,a
SOP
SKEMA
ALUR
KREDENSIAL
KREDENSIAL
DENGAN
BERMITRA BESTARAI
PERMOHONAN
KREDENSIAL
INDIVIDU
KELENGKAPAN
DATA
PRIBADI
PERMOHONAN
KOMITE NAKES LAIN
KEPADA
DIREKTUR RS
PERMOHONAN RS
KEPADA
MITRA BESTARI
SK PENUUKAN
TIM KREDENSIAL
D P P / D P P I PA I
S U R AT
PEMBENTUKAN
TIM KREDENSIAL
DPD
SURAT
JAWABAN
PERMOHONAN
KREDENSIAL
DARI RS
KONSULTASI
ASSESMENT
FORMAT KREDENSIAL
JENIS
PELIMPAHAN
KEWENANGAN
PELIMPAHAN 1. Atribusi
KEWENANGAN
Atribusi adalah pemberian wewenang pemerintahan oleh
pembuat undang-undan gkepada organ pemerintahan.
Berdasarkan undang-undang no. 30 tahun 2014 tentang
administrasi pemerintahan (UU administrasi
pemerintahan), atribusi adalah pemberian kewenangan
kepada badan dan/atau pejabat pemerintahan oleh undang-
undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 atau
undang-undang.
PELIMPAHAN 2. Delegasi
KEWENANGAN

• Delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu organ


pemerintahan kepada organ pemerintahan lainnya. Berdasarkan UU
administrasi pemerintahan, delegasi adalah pelimpahan kewenangan dari
badan dan/atau pejabat pemerintahanyang lebih tinggi kepada badan
dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah dengan tanggung
jawab dan tanggung gugat beralih sepenuhnya kepada penerimadelegasi.
PELIMPAHAN 3. Mandat
KEWENANGAN
Mandat terjadi jika organ pemerintahan mengizinkan
kewenangannya dijalankan oleh organ lain atas
namanya. Berdasarkan UU administrasi pemerintahan,
mandat adalah pelimpahan kewenangan dari badan
dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih tinggi kepada
badan dan/atau pejabat pemerintahan yang lebih rendah
dengan tanggung jawab dan tanggung gugat tetap
berada pada pemberi mandat.
Keterangan
Pengisian Ceklis
Kredensial

1. Mandiri
Pemebrian checlis mandiri
yaitu bila pekerjaan asisten
penata anestesi / penata
anestesi dilakuakan secara
mandiri bisa tanpa
kolaborasi dengan dokter
anestesi. Ini dilaksanakan di
ranah tindakan pre-anestesi
dan post-anestesi.
Keterangan
Pengisian Ceklis
Kredensial

a. Delegasi : 2. KOLABORASI
Asesor dalam memberikan penilaian
kredensial karena pelayanan yang
sifatnya tindakan medis adalah
tanggung jawabnya dokter anestesi
maka sebaiknya jangan memberikan
checlis delegasi karena penerima
delegasi akan bertanggung jawab atas
tindakan yang diberikan dengan
delegasi.
Keterangan
Pengisian Ceklis
Kredensial

a. Delegasi : 2. KOLABORASI
Asesor dalam memberikan penilaian
kredensial karena pelayanan yang
sifatnya tindakan medis adalah
tanggung jawabnya dokter anestesi
maka sebaiknya jangan memberikan
checlis delegasi karena penerima
delegasi akan bertanggung jawab atas
tindakan yang diberikan dengan
delegasi.
Keterangan
Pengisian Ceklis
B. Mandat : Kredensial
Jika pelayanan tindakan anestesi
dilimpahkan kepada asisten penata anestesi
atau penata anestesi karena sesuatu dan lain
hal maka penata diberikan kewenangan
secara mandat. Dan ini tindakan yang
dilakukan asisten penata anestesn/penata
anestesi ahli yang bertanggung jawab adalah
si pemebri mandate atau dokter anestesi,
bisa berbetuk instruksi tertulis, instruksi via
tlp atau instruksi melalui SMS dan chat, itu
sebagi bukti bahwa penata diberikan
mandat.
DI TOLAK

TA : Tidak Ada Alat


TK : Tidak Kompetensi
KETERANGAN
PENGISIAN CEKLIS
KREDENSIAL

c. Dibawah supervisi :
Ini artinya tindakan pelayanan
anestesi yang dilakukan oleh asisten
penata anestesi atau penata anestesi
ahli adalah di dalam bimbingan dan
pengawasan dokter anestesi. Baik
secara langsung atau tidak secara
langsung.
LOGBOOK
Sebagai dasar atau acuan
tim kredensial di dalam
memberikan
kewenangan klinis pada
saat melakukan
kredensial, karena
logbook merupakan
kumpulan pekerjaan atau
kegiatan peserta
kredensial yang memang
sudah dan biasa
dilakukan oleh assesi
SPO
Tindakan Pelayanan
Kepenataan Anestesi

SPO merupakan panduan dan


pedoman bagi assesor untuk
menilai assesi didalam melakukan
kegiatan atau kewenangan yang
akan diberikan oleh TIM kredensial
sesuai dengan prosedur yang
dilaksanan di rumah sakit tersebut
atau tidak.
Hasil
Kredensial

Surat hasil kredensial


disertakan bukti hasil dari
kredensial
REKOMENDASI
RINCIAN KEWENANGAN
KLINIS
SPK
(Surat Penugasan Klinis)

Komite nakes lain membuat


surat permohonan kepada
direktur rumah sakit untuk
penerbitan surat penugasan
klinis (SPK) sesuai dengan
rekomendasi dari hasil
kredensial dari TIM kredensial
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RS
RKK
(Rincian Kewenangan Klinis)
SPKK
RKK
Uraian tugas

Anda mungkin juga menyukai