Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

Metode Pendekatan Top-down dan Bottom-up: Strategi Marketing


Penetapan Harga di Pelayanan Kesehatan

Top-down and Bottom-up Approach Method: Marketing Strategy for Pricing in Health
Services

Muchtar1, Wahyu Sulistiadi2

1
Program Pasca Sarjana Kajian Administrasi Rumah Sakit Indonesia Departemen Administrasi dan Kebijakan
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia
2
Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Indonesia

*E-mail: mucht412@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Bauran marketing terdiri dari product, price, place dan promotion. Penetapan harga pada
pelayanan kesehatan merupakan bauran penting yang dapat dilakukan melalui metode pendekatan top-down
maupun bottom-up. Tujuan dari makalah ini adalah meninjau perbedaan antara metode pendekatan top-down
dengan bottom-up pada penetapan harga pelayanan kesehatan. Metode: Tinjauan literatur ini dilakukan pada
bulan Desember tahun 2018. Penelitian terkait dengan pendekatan top-down dengan bottom-up pada
penetapan harga di bidang layanan kesehatan dicari dengan menggunakan kata kunci yang valid, termasuk
top down approach, bottom-up approach dan costing melalui PubMed, Science Direct dan EBSCO. Hasil &
Diskusi: Sebanyak 10 makalah dipilih untuk tinjauan literatur. Hasilnya didapatkan pendekatan top-down
dilakukan apabila ingin melihat biaya dalam skala produk yang besar dan memperkirakan biaya pada jangka
yang lebih panjang, pendekatan bottom-up dilakukan apabila ingin kita ingin menilai seberapa banyak variasi
biaya yang diperlukan dalam aktivitas produksi. Pendekatan top-down akan menghasilkan varian biaya yang
lebih merata dan tidak memiliki banyak varian, sedangkan bottom-up akan menghasilkan varian biaya yang
bersifat individu dan sangat kompleks. Kesimpulan: Dengan memahami metode pendekatan top-down dan
bottom-up dalam perhitungan biaya, maka administrator memiliki dasar yang kuat dalam penetapan harga,
perhitungan margin keuntungan serta budgeting biaya marketing, serta strategi marketing yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan, sehingga diversifikasi
pendapatan dapat dilakukan dan rumah sakit dapat bertahan pada era JKN.

Kata Kunci: Top down Approach; Bottom-Up Approach; pembiayaan.

ABSTRACT

Introduction: The marketing mix consists of product, price, place and promotion. Pricing in health services
is an important mix that can be done through the top-down and bottom-up approach. The purpose of this
paper is to review the differences between the top-down and bottom-up approaches to pricing health services.
Method: This literature review is conducted in December 2018. Research related to the top-down and bottom-
up approaches to pricing health services is sought by using valid keywords, including top down approaches,
bottom-up approaches and costing through PubMed, Science Direct and EBSCO. Results & Discussion: A
total of 10 papers were selected for the literature review. The result is that a top-down approach is carried
out if you want to see large product-scale costs and estimate costs in the longer term, a bottom-up approach
is done if we want to assess how much variation in costs is needed in production activities. The top-down
approach will produce cost variants that are more evenly distributed and do not have many variants, while
bottom-up will produce cost variants that are individual and very complex. Conclusion: By understanding
the method of top-down and bottom-up approach in calculating costs, the administrator has a strong basis in
pricing, calculation of profit margins and marketing cost budgeting, and marketing strategies that can be
done to increase public access to health services, so that income diversification can be done and hospitals
can survive in the JKN era.

Keywords: Top down Approach; Bottom-Up Approach;cCosting.

Jurnal ARSI/Oktober 2018 10


Muchtar
Jurnal dan Sulistiadi,
Administrasi Metode Pendekatan Top-down dan Bottom-up: Strategi Marketing Penetapan Harga di Pelayanan
Rumah Sakit Volume 5Kesehatan
Nomor 1

PENDAHULUAN pendekatan top-down atau pendekatan bottom- up,


dan beberapa penelitian telah dilakukan dengan
Bauran marketing terdiri dari product, price, place dan mencampurkan kedua pendekatan diatas. Pada
promotion. Penetapan harga merupakan bauran yang umumnya pendekatan top-down dilakukan apabila
paling penting. Sebelum menetapkan harga kita harus ingin melihat biaya dalam skala produk yang besar
mengetahui berapa banyak sumber daya yang dan memperkirakan biaya pada jangka yang lebih
dihabiskan untuk menghasilkan produk tersebut, panjang, sedangkan pendekatan bottom-up dilakukan
dalam konteks rumah sakit adalah pelayanan apabila ingin kita ingin menilai seberapa banyak
kesehatan. Penetapan harga merupakan faktor variasi biaya yang diperlukan dalam aktivitas
penting dalam bauran marketing karena harga adalah produksi. Hal ini terjadi karena pendekatan top-down
penentu keputusan konsumen apakah akan membeli akan menghasilkan varian biaya yang lebih merata
atau tidak dan menjadi pembeda yang langsung dapat dan tidak memiliki banyak varian, sedangkan bottom-
dinilai dengan kompetitor kita, dimana keinginan up akan menghasilkan varian biaya yang bersifat
setiap konsumen adalah mengakses produk yang individu dan sangat kompleks.(Chapko et al., 2009)
berkualitas dan juga terjangkau. (Kotler, P., & Keller,
2006). Salah satu contoh pendekatan top-down adalah
Diagnostic Related Group yang dipakai oleh JKN
Mengidentifikasi masalah biaya yang dapat dimana biaya perawatan individual dikategorikan
ditentukan dengan metode penetapan biaya. Dengan dalam gruping diagnosa dan diambil nilai mean dari
mengetahui komponen biaya maka efesiensi dapat seluruh data costing yang dikumpulkan dalam
dilakukan, budget marketing dapat ditetapkan, dengan grouping. Contoh pendekatan bottom- up adalah
memperhatikan bauran marketing yang lain maka Activity Based Costing yang mengukur aktivitas
dapat disusun strategi marketing secara komprehensif untuk menghasilkan produk secara mendetail
untuk menciptakan pasar baru sehingga konsumen sehingga menghasilkan data costing secara individual
dapat mengakses produk pelayanan kesehatan yang dan kaya dengan varian data.(Chapko et al., 2009)
ditawarkan kepada mereka (Karabatsou, 2016).
Menurut Jacob dan Barnett, perhitungan biaya
Kebijakan layanan kesehatan terus berubah, dengan dengan pendekatan bottom-up lebih baik digunakan
implikasi penting untuk pengukuran biaya perawatan untuk diaplikasikan pada pelayanan kesehatan yang
kesehatan. Sesuai dengan tren seperti reformasi memiliki varian yang besar, karena setiap komponen
pendanaan, perubahan dalam pengaturan perawatan, biaya yang besar dapat memberikan akibat
munculnya teknologi baru, privasi dan regulasi meningkatnya biaya secara keseluruhan, contoh nya
Undang-Undang Portabilitas dan Akuntabilitas persalinan yang memiliki varian yang lebar
Asuransi Kesehatan dan penekanan yang semakin sedangkan pendekatan top-down lebih baik
besar pada implementasi sains dapat mempengaruhi diaplikasikan ke pelayanan yang memiliki varain
metode dalam studi penetapan biaya (Rubin, 2017). yang kecil misalnya pelayanan yang menitikberatkan
penggunaan peralatan seperti pembedahan kasus
Peranan marketing pada era Jaminan Kesehatan appendicitis (Jacobs and Barnett, 2017)
Nasional (JKN) tetap diperlukan mengingat
pembayaran tagihan Badan Penyelenggara Jaminan Pendekatan top-down pada umumnya mengabaikan
Sosialmengalami hambatan sehingga Rumah Sakit varian yang terjadi pada proses produksi sehingga
dihadapkan dengan permasalahan aruskas, hal ini yang diperoleh adalah nilai tengah dari varian yang
menjadi penyebab rumah sakit melakukan diversifikasi ada, sehingga terjadi subsidi silang antara kasus.
pangsa pasar, dan mencari penghasilan tambahan Namun, institusi yang menggunakan pendekatan top-
diluar dari pendapatan dari JKN. down tidak dapat mengetahui fokus inefesiensi pada
proses produksi. Untuk mengatasi hal ini, Mercier
TINJAUAN TEORITIS pada tahun 2014 menyarankan untuk institusi
kesehatan di Perancis menggunakan pendekatan
Perhitungan biaya sendiri dapat dilakukan dengan bottom-up yang menitik beratkan pada tingkat pasien,

Jurnal ARSI/Oktober 2018 11


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

sehingga dapat dipelajari area mana yang memiliki dalam penelitiannya hrifach mengukur pembiayaan
komponen biaya tertinggi sehingga dapat dilakukan dalam pelayanan kesehatan transplantasi donor organ.
langkah efesiensi. (Mercier and Naro, 2014) Dengan pendekatan campuran, maka sumber daya
yang dikeluarkan untuk analisa dan pengukuran jauh
METODOLOGI PENELITIAN lebih sedikit dan efesien. Tabel diatas menunjukan
area bahan medis habis pakai merupakan area varian
Dengan menggunakan teknik prisma dan pencarian yang paling besar maka dilakukan pendekatanbottom-up,
literature melalui PubMed, Science Direct dan sedangkan area yang lain menggunakan pendekatan top-
EBSCO dengan keyword “top down approach” down yang lebih sederhana dan tidak menghabiskan
menghasilkan 59 jurnal dan dengan menggunakan sumber daya yang banyak.(Hrifach et al., 2016)
keyword tambahan “bottom-up approach” dan costing
“ menghasilkan 32 jurnal, dari 32 jurnal ini dilakukan Baik pendekatan top-down, bottom-up dan mixed
eksklusi abstrak dan dihasilkan 10 jurnal yang akan tidak dapat diaplikasikan secara luas, karena sangat
dilakukan literature review (ditampilkan dalam tergantung dengan target pengukuran biaya, sumber
gambar 1). daya yang tersedia serta jenis produk yang akan
dihitung (Olsson, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
KESIMPULA DAN SARAN
Besaran varian yang terjadi pada satu jenis biaya
ditampilkan di dalam gambar 2. Pada perhitungan Kesimpulan
costing, tidak terdapat pendekatan yang menjadi
standar baku karena masing- masing pendekatan Dalam memutuskan pendekatan top-down maupun
memiliki keunggulan tersendiri dan administrator bottom-up dalam pengukuran biaya, administrator
harus dapat menentukan pendekatan mana yang rumah sakit perlu memperhatikan keunggulan kedua
diambil dan mengetahui kekurangan dari pendekatan secara seksama serta menghitung apakah
masing-masing pendekatan perhitungan costing sesuai dengan sumber daya yang tersedia, jenis
(Tan et al, 2009). Pendekatan top-down lebih mudah pelayanan kesehatan yang akan diukur serta tujuan
dilakukan dan tidak memerlukan sumber daya yang pengukuran itu sendiri.
besar untuk dilaksanakan, sedangkan pendekatan bottom-
up memerlukan sumberdaya yang besar dan periode Untuk pelayanan kesehatan yang memiliki varian
pengukuran yang lebih lama. Pendekatan top- down yang luas lebih baik menggunakan pendekatan
tidak mampu melihat adanya varian dalan komponen bottom-up, sedangkan untuk pelayanan kesehatan
biaya sedangkan pendekatan bottom-up dapat yang memiliki varian lebih sedikit dapat dilakukan
melihat varian dan komponen biaya yang kurang dengan pendekatan top-down, namun pada
efesien (Taira et al, 2003) pelayanan kesehatan yang fokus variannya telah
teridentifikasi maka dapat dilakukan pendekatan
Oleh karena kedua pendekatan diatas tidak ada yang campuran agar sumber daya dan waktu yang
sempurna maka, beberapa penelitan dilakukan dialokasikan untuk pengukuran dapat berkurang.
dengan membandingkan metode pendekatan murni
top down dan juga pendekatan campuran diantara Dengan memahami perhitungan biaya, maka
oleh Hrifach pada tahun 2016 yang menemukan administrator memiliki dasar yang kuat dalam
bahwa terdapat resiko underestimate pada pendekatan penetapan harga, perhitungan margin keuntungan
murni top down sebesar 21-36% dibandingkan serta budgeting biaya marketing, serta strategi
dengan pendekatan campuran. (Hrifach et al., 2016) marketing yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
(ditampilkan dalam tabel 1). akses masyarakat terhadap layanan kesehatan,
sehingga diversifikasi pendapatan dapat dilakukan
Menurut Hrifach melalui penelitian penggunaan dan rumah sakit dapat bertahan pada era JKN.
pendekatan campuran harus terlebih dahulu
memperhatikan area yang memiliki varian yang luas,

Jurnal ARSI/Oktober 2018 12


Muchtar danRumah
Jurnal Administrasi Sulistiadi, Metode Pendekatan Top-down dan Bottom-up: Strategi Marketing Penetapan Harga diVolume
Sakit Pelayanan Kesehatan
5 Nomor 1

Kotler,P.,&Keller, K.L. (2006)MarketingManagemen.12thedn.UpperSaddle


River:NJ:PrenticeHall.
DAFTAR PUSTAKA Mercier, G.andNaro, G. (2014)„Costinghospitalsurgeryservices:Themethodmatters‟, PLoS
ONE,9(5).doi:10.1371/journal.pone.0097290.
Chapko,M.K.etal.(2009)„Equivalenceoftwohealthcarecostingmethods:bottom-upandtop- Olsson, T. M. (2011) „Comparing top-down and bottom-up costing approaches for
down‟,HealthEconomics,18(10),pp.1188–1201.doi:10.1002/hec.1422. economic evaluation within social welfare‟, European Journal of Health
Hrifach, A. et al. (2016) „Mixed method versus full top-down microcosting for organ Economics,12(5),pp.445–453.doi:10.1007/s10198-010-0257-z.
recovery cost assessment in a French hospital group‟, Health Economics Review. Rubin,G.D.(2017)„CostinginRadiologyandHealth‟,Radiology,282(2),pp.333–
HealthEconomicsReview,6(1).doi:10.1186/s13561-016-0133-3. 347.doi:10.1148/radiol.2016160749.
Jacobs, J. C. and Barnett, P. G. (2017) „Emergent Challenges in Determining Costs for TairaDA,SetoTB,SiegristR,CosgroveR,BerezinR,CohenDJ.(2003)„Comparisonof
Economic Evaluations‟, PharmacoEconomics. Springer International Publishing, analyticapproachesfortheeconomicevaluationofnewtechnologiesalongside
35(2),pp.129–139.doi:10.1007/s40273-016-0465-1. multicenterclinicaltrials‟.AmHeartJ.2003;145(3):452–8.
Karabatsou, D. et al. (2016) „Variable cost of ICU care, a micro-costing analysis‟, Tan SS, Rutten FF, van Ineveld BM, Redekop WK, Hakkaart-van Roijen L. (2009)
Intensive and Critical Care Nursing. Elsevier Ltd, 35, pp. 66–73. doi: „Comparingmethodologiesforthecostestimationofhospitalservices‟.EurJHealth
10.1016/j.iccn.2016.01.001. Econ,10(1):39–45.doi:10.1007/s10198-008-0101-x.

Jurnal ARSI/Oktober 2018 13


Jurnal Administrasi Rumah Sakit Volume 5 Nomor 1

Gambar 1. Metode Prisma

Gambar 2. Perbedaan Metode Top-Down dan Bottom-Up Terhadap Nilai


Rata-Rata Kedua Metode Menurut Bland dan Altman Memberikan
(Mercier and Naro, 2014)

Jurnal ARSI/Oktober 2018 14


Jurnal Muchtar dan Sulistiadi,
Administrasi Rumah SakitMetode Pendekatan Top-down dan Bottom-up: Strategi Marketing Penetapan Harga di Pelayanan
Volume 5 Kesehatan
Nomor 1

Tabel 1 Identifikasi dan Valuasi Modalitas 7 Area yang akan Dilakukan Analisa
dengan Pendekatan Campuran

Items Identification Valuation


Surgery Micricostinga Top-downc
Anaesthesia Micricostinga Top-downc
Intensive Care Micricostinga Top-downc,d
Logistics Micricostinga Top-down
Imaging Micricostingb Top-downe
Biology Micricostingb Top-downf
Consumables Micricostingb Bottom-upg

Jurnal ARSI/Oktober 2018 15

Anda mungkin juga menyukai