Anda di halaman 1dari 5

Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 9, No.

2, November 2020 15

INOVASI BUMBU INSTAN PINDANG GUNUNG


KHAS PANGANDARAN
Diah Pitaloka 1, Elly Lasmanawati2, Tati Setiawati 3

Program Studi Pendidikan Tata Boga, Departemen Pendidikan Kesejahteraan


Keluarga, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan
Indonesia

diahpitaloka@student.upi.edu,elly.lasmanawati@upi.edu,tati.setiawati@upi.edu

Abstrak: Bumbu segar biasa digunakan dalam membuat “pindang gunung” khas Pangandaran. Pada
penelitian sebelumnya dibuat “pindang gunung” sebagai hidangan restoran, namun terdapat kekurangan
dalam penelitian yaitu sulitnya menemukan buah kecombrang jika bukan pada musimnya, menentukan
adanya perubahan cita rasa bumbu segar ke bumbu instan, dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap
produk bumbu instan “pindang gunung”. Tujuan penelitian ini yaitu, mengetahui apakah ada perbedaan
cita rasa antara bumbu segar dan bumbu instan, teknik mengolah bumbu instan, karakteristik sensori
bumbu instan dan tingkat kesukaan masyarakat terhadap produk bumbu instan “pindang gunung”.
Teknik penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dan uji hedonik. Karakteristik dari bumbu “pindang
gunung” yaitu warna keseluruhan kuning pekat, warna kuah kuning pekat, aroma buah kecombrang
yang harum, aroma kunyit cukup harum, rasa asam, rasa asin yang cukup asin dan rasa gurih.
Berdasarkan hasil uji QDA bumbu instan “pindang gunung” memiliki karakteristik yaitu warna
keseluruhan kuning pekat, warna kuah kuning pekat, aroma buah kecombrang yang harum, aroma
kunyit cukup harum, rasa asam, asin dan gurih yang cukup. Hasil uji hedonik menyatakan sebanyak
48% sangat suka, 52 % suka terhadap keseluruhan sajian yang terbuat dari bumbu instan, sehingga
disimpulkan bahwa bumbu instan pindang gunung khas Pangandaran dapat diterima di masyarakat.
Berdasarkan uji pengamatan masa simpan secara manual pada hari ke-1, ke-3 dan ke-7 bumbu instan
yang disimpan di suhu ruangan dan didalam lemari pendingin dapat bertahan lama dengan tidak ada
jamur yang tumbuh dan bumbu instan memiliki warna kuning yang sedikit memudar, aroma buah
kecombrang yang lebih kuat dan rasa yang tidak berubah.

Kata Kunci: Bumbu Instan, Pindang Gunung Khas Pangandaran

PENDAHULUAN jenis, yaitu berbentuk pasta atau basah


Semakin berkembangnya perubahan dan berbentuk kering atau bubuk.
hidup di masyarakat, mengubah Bumbu instan banyak terdapat di pasar
kebutuhan masyarakat yang serta minimarket seperti bumbu khas
menginginkan segala sesuatu dalam makanan Indonesia dari beberapa
bentuk instan, termasuk dalam daerah atau kota seperti bumbu
kebutuhan bumbu sehingga rendang, gulai, gudeg dan bumbu-
menyebabkan perubahan pada produk bumbu masakan indonesia lainnya.
bumbu rempah dalam bentuk instan Salah satu makanan khas di
menjadi salah satu alternatif memasak Pangandaran yang mulai di populerkan
praktis serta hemat waktu pada masa yaitu pindang gunung. Pindang gunung
sekarang khususnya dalam makanan merupakan resep Sunda buhun yang
khas Indonesia yang bumbu rempahnya terkenal di kawasan Priangan Timur
sulit untuk ditemukan di beberapa sejak masa lalu, dengan bumbu yang
tempat dan lamanya proses memasak. menjadi ciri khas dalam sajian pindang
Bumbu instan terbagi menjadi dua gunung adalah buah kecombrang yang
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 9, No. 2, November 2020 16

sangat jarang ditemukan di beberapa di daerah pangandaran, namun karena


tempat. Dari zaman penjajahan terkadang ada bumbu yang sangat
pindang gunung sudah menjadi salah jarang dan susah ditemukan di
satu makanan yang disajikan pada beberapa daerah, maka dibuatlah
waktu hari besar, serta makanan yang bumbu instan agar dapat membuat
wajib bagi keluarga, pindang gunung masyarakat merasa praktis dengan
merupakan sajian makanan yang turun adaya bumbu instan, selain itu untuk
temurun sampai anak cucu, dengan melestarikan makanan khas dari daerah
legenda dan sejarah yang versinya Pangandaran dan untuk lebih
bermacam-macam karena diceritakan mempopulerkan hidangan pindang
dari mulut ke mulut (Rizma Riyandi, gunung agar di kenal oleh banyak
2018). Di daerah Pangandaran yang orang. Bumbu instan pindang gunung
menjadi tempat berkunjungnya para yang dibuat berbentuk pasta, alasannya
wisatawan ada beberapa restoran karena rasa bumbu terasa lebih otentik.
ataupun rumah makan yang menjual Rasa rempah dari bumbu pasta masih
pindang gunung namun dengan rasa terjaga karena tidak mengalami proses
dan resep yang berbeda-beda. penguapan yang berlebihan akibat
Berdasarkan penelitian yang telah pemanasan. Berbeda dengan produk
dilakukan oleh Pitaloka (2019, hlm 35) bubuk yang mungkin ditambahkan
untuk menghasilkan rasa asli pindang bahan lain untuk penguat rasa.
gunung dilakukan analisis resep yang Terdapat beberapa kekurangan dari
bertujuan untuk mendapatkan starting penelitian yang telah dilakukan oleh
recipe pindang gunung, dengan Pitaloka (2019), yaitu kelemahan
melakukan uji coba sehingga bumbu segar yang dibuat dan sulitnya
menghasilkan resep standar. Hasil dari menemukan buah kecombrang jika
analisis resep standar yang telah dibuat tidak dalam waktu musimnya. Menurut
oleh Pitaloka (2019, hlm 37) maka Wirakarta Kusumah dan Sugiyono
didapatkan resep standar yaitu, 5 siung (2003), penggunaan rempah-rempah
bawang putih, 2 ruas jari jahe, 3 ruas dalam bentuk utuh (segar atau bening)
jari kunyit, 5 iris laos/lengkuas, 15 biji mempunyai kelemahan antara lain
cabe rawit, 5 buah kemiri, 10 lembar mutunya sulit distandarisasi, resiko
daun salam, 5 batang serai, 15 biji buah kontaminasi dan kerusakan tinggi,
kecombrang, 1 buah terasi, 5 tangkai berat dan volumenya tinggi serta masih
kemangi, 2 batang bawang daun, 1 sdm mengandung serat dan komponen lain
garam, 1 sdm penyedap rasa dengan yang sebenarnya tidak terlalu
bumbu yang ditumis sampai matang. dikehendaki. Bumbu belum berbentuk
Hasil dari Uji QDA yaitu instan, karena kebanyakan di
penampilan warna kuning terang, rasa lingkungan Pangandaran bumbu dibuat
asin cukup, rasa asam cukup, rasa gurih secara langsung sehingga untuk
cukup, aroma rempah yang kuat. menunjang kebutuhan masyarakat
Setelah melakukan uji hedonik Pindang yang berada diluar lingkungan
Gunung yang telah dibuat oleh Pitaloka Pangandaran atau memudahkaan
(2019, hlm 39) dapat disimpulkan masyarakat agar dapat menikmati
bahwa pindang gunung dapat disukai sajian pindang gunung, dan daya terima
oleh para panelis. masyarakat terhadap bumbu instan
Pindang gunung merupakan pindang gunung.
hidangan yang sangat banyak disukai
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 9, No. 2, November 2020 17

METODE PENELITIAN cabe rawit, kemiri, terasi, garam


Metode yang digunakan adalah dan buah kecombrang.
Metode Eksperimental. Metode QDA b) Alat Pembuatan Bumbu instan
(Quantittative Descriptive Analysis) pindang gunung terbagi menjadi
yang merupakan salah satu uji sensori 3 bagian yaitu alat persiapan, alat
yang menggunakan indra manusia. pengolahan dan alat penyajian.
Tahap pertama penelitian yaitu dengan 3. Tahap Uji Coba
melakukan eksperimen produk yang Tahap Uji coba dilakukan sekali
didapatkan denggan resep standar. dengan hasil yang mampu
Proses pengembangan penentuan menyerupai produk bumbu segar
formula hidangan ini melalui tahap asli Pindang Gunung pada
QDA (Quantitative Descriptive umumnya sesuai dengan
Analysis). karakteristik dari segi penampilan,
Bumbu instan Pindang Gunung rasa, tekstur dan aroma.
dimasak dengan cara menumis bahan 4. Tahap Uji Penerimaan
bumbu dan ditambahkan irisan buah Tahap uji penerimaan dilakukan
kecombrang, ditumis sampai benar- untuk mengetahui penilaian
benar matang dan minyaknya berubah konsumen terhadap produk. Uji
warna dan mengeluarkan aroma dari penerimaan dilakukan dengan cara
buah kecombrang, setelah produk uji hedonik untuk mengukur tingkat
bumbu instan Pindang Gunung matang kesukaan terhadap produk. orang
maka dihasilkan bumbu instan siap Menurut Tingkat kesukaan ini
pakai. Tahap uji hedonik dilakukan disebut skala hedonik, misalnya
untuk mengetahui tingkat kesukaan sangat suka, suka, tidak suka, sangat
pada setiap kriteria penilaian. Sampel tidak suka.
produk dinilai oleh partisipan bumbu instan kepada 25 orang tidak
merupakan panelis tidak terlatih yang terlatih dalam yang terdiri dari
terdiri dari 25 orang masyarakat yang masyarakat yang dipilih secara acak
berada di lingkungan penulis mulai dari berada dilingkungan Pangandaran
umur 13 – 70 tahun. Pengumpulan data dengan rentang umur 13 – 70 tahun,
melalui angket atau kuesioner uji hasil akhir keseluruhan dari uji
hedonik (kesukaan). hedonik menyatakan bahwa
Prosedur Penelitian sebanyak 48% sangat suka, 52 %
1. Waktu Dan Tempat Penelitian suka, dan tidak ada panelis yang
Waktu penelitian dimulai dari bulan menyatakan tidak suka atau sangat
Desember 2021 hingga Januari tidak suka terhadap keseluruhan
2021. Proses uji masa simpan sajian yang terbuat dari bumbu
dilakukan di rumah, untuk instan, sehingga disimpulkan bahwa
kandungan nilai gizi dilakuan di bumbu instan pindang gunung khas
Laboratorium Pangan Universitas Pangandaran dapat diterima di
Pasundan Bandung. masyarakat.
2. Alat Dan Bahan
a) Bahan Pembuatan Bumbu Instan SIMPULAN
Pindang Gunung khas Setelah penulis melakukan
Pangandaran terdiri dari bawang penelitian dengan judul “’Inovasi
putih, jahe, kunyit, lengkuas, Bumbu Instan Pindang Gunung Khas
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 9, No. 2, November 2020 18

Pangandaran” maka dapat ditarik panelis yang menyatakan tidak suka


kesimpulan sebagai berikut: atau sangat tidak suka terhadap
Bumbu instan pindang gunung keseluruhan sajian yang terbuat dari
dibuat berbentuk pasta/basah dengan bumbu instan, sehingga disimpulkan
teknik pengolahan pemasakan bahwa bumbu instan pindang gunung
menggunakan prinsip pengawetan khas Pangandaran dapat diterima di
makanan yaitu pengeringan dengan masyarakat.
cara bumbu dan buah kecombrang
ditumis secara bersamaan, REFERENSI
menghasilkan rasa bumbu terasa yang Ananda, Rivqi. 2017 Pengaruh
lebih terasa asli. Rasa rempah dari Proporsi Minyak dan Lama
bumbu pasta masih terjaga karena tidak Pemanasan Terhadap
mengalami proses penguapan yang Karakteristik Fisiko Kimia dan
berlebihan akibat pemanasan. Organoleptik Bumbu Betutu
Pindang Gunung merupakan Instan. Malang : Pangan dan
makanan khas Pangandaran yang Agroindustri Vol.5 No.4:49-57
termasuk dalam hidangan sejenis sayur Asep & Bahruddin, (2014). Metode
ikan dengan rasa asam pedas yang
Penelitian Kuantitatif Aplikasi
segar dari buah kecombrang. Buah Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
kecombrang merupakan bumbu Deepublish. Diakses pada 14 Mei
masakan yang menjadi ciri khas.
2020
Karakteristik dari bumbu “Pindang
Gunung” yaitu warna keseluruhan Carsel, Syamsunie HR.(2018).
kuning pekat, warna kuah kuning Metodelogi Penelitian dan
pekat, aroma buah kecombrang yang Pendidikan. Yogyakarta: Media
harum, aroma kunyit cukup harum, Pusaka
rasa asam, rasa asin yang cukup asin Ebookpangan. 2006. Pengujian
dan rasa gurih. Organoleptik (Evaluasi Sensori)
Berdasarkan karakteristik bumbu Dalam Insdustri Pangan [online]
instan “Pindang Gunung” berdasarkan dapat diunduh pada
hasil uji QDA yaitu warna keseluruhan http://tekpan.unimus.ac.id/wp-
kuning pekat, warna kuah kuning content/uploads/2014/03/Uji-
pekat, aroma buah kecombrang yang Organoleptik-Produk-Pangan.pdf
harum, aroma kunyit cukup harum,
rasa asam yang cukup asam, asin yang Juwita, Aria. Dwi Sayekti,
cukup asin, dan rasa gurih yang terasa Wuryaningsih, Indriyani,
gurih. Yaktiworo, (2015) Sikap dan Pola
Setelah melakukan uji hedonik Pembelian Bumbu Instan
hidangan pindang gunung Kemasan Oleh Konsumen Rumah
menggunakan bumbu instan kepada 25 Tangga Di Bandar Lampung.
orang tidak terlatih dalam yang terdiri Bandar Lampung : Universitas
dari masyarakat yang dipilih secara Lampung. [Online], Diakses dari
acak berada dilingkungan Pangandaran jurnal.fp.unila.ac.id
dengan rentang umur 13 – 70 tahun, Kotler, Philip. 2007. Prinsip-prinsip
hasil akhir keseluruhan dari uji hedonik Pemasaran. Jakarta : Erlangga
menyatakan bahwa sebanyak 48%
sangat suka, 52 % suka, dan tidak ada
Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol. 9, No. 2, November 2020 19

Kristiawan, Muhammad, dkk (2002). Simamora, Bilson. 2007. Panduan


Inovasi Pendidikan. Ponorogo : Riset dan Perilaku Konsumen.
jawa timur. Jakarta: Gramedia
Lukas, B.A. and Ferrel, O.C. 2000. Julianti, E. dan Nurminah, M. 2006.
“The Effect of Market Orientation Teknologi Pengemasan.
on Product Innovation” Journal of Departemen Teknologi Pertanian,
The Academy Marketing Science. Fakultas pertanian, Universitas
No.2 Vol.28. p.239-247. sumatera utara.
Nasution, H.N 2005 Inovasi Stefanny Cynthia Devi1, Hadah
Organisasi : Konsep dan Muallimah Kreatif (Jurnal Karya
Pengukuran. Usahawan No. 09 th Tulis, Rupa, Eksperimental
XXXIV September 2005. danInovatif)Vol. 01 No. 01
Desember2019E-ISSN:2714-9978
Peraturan Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia Nomor Sudaryono. (2016). Metode Penelitian
3260/UN40/HK/2018 Tentang Pendidikan. Jakarta: PT Kharisma
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Putra Utama.
UPI Tahun Akademik 2018. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Pitaloka, Diah. 2019. Laporan Pindang Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Gunung Khas Pangandaran Bandung: Alfabeta.
Sebagai Hidangan Restoran Vanessa, Cynthia D dan N. Tawas,
Seminar Tata Boga BG571. Hendra. 2014. Pengaruh orientasi
Pendidikan Tata Boga. FPTK. UPI kewirausahaan, inovasi produk,
Riyandi, Rizma. (2018) Menikmati dan keunggulan bersaing terhadap
Ikan Pindang Gunung Khas kinerja pemasaran usaha nasi
Pangandaran. Pangandaran. kuning di kota Manad. Diakses
[Online] Diakses dari dari :
http://www.ayobandung.com/read https://ejournal.unsrat.ac.id/index.
/2018/10/16/39277/menikmati- php/emba/article/view/5800/5333
ikan-pindang-gunung-khas- Wahit, dkk. (2007). Promosi
pangandaran Kesehatan: Sebuah Pengantar
Salundung, Jokebet. (2015). Sirup Proses Belajar Mengajar dalam
Kecombrang Josani Aneka Rasa. Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Makassar : Universitas Negeri Ilmu. Diakses dari
Makassar. [Online], Diakses dari http://eprints.undip.ac.id/45498/6/
eprints.unm.ac.id BAB_2.pdf
Setiawan, Ebta. (2019). Pengertian Winarno, F.G, Fardiaz,
Partisipan Menurut KBBI. Srikandi.Fardiaz, Dedi. 1982.
[Online]. Diakses dari Pengantar Teknologi Pangan.
https://kbbi.web.id/partisipan. Penerbit PT GRAMEDIA : Jakarta.
Setyosari, Punaji. (2015). Metode
Penelitian Pendidikan dan
Pengembangan. Jakarta: PT
Kharisma Putra Utama.

Anda mungkin juga menyukai