Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah PPKN
Dosen pengampu : Muslimah Hayati, S.Ag., SH., MH.

Disusun oleh:

Alya Zhafira (2110312220060)


Siti Salimah (2110312220064)
Wulan Nur Fadila (2110312220078)
Bahjatunnisa (2110312220082)

PROGRAM STUDI PPKN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya Kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Penulisan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas lambung Mangkurat.

Kami menyadari bahwa tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari beberapa pihak,
maka Kami akan sulit untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Ibu Muslimah Hayati, S.Ag., SH., MH. yang telah
membimbing kami untuk menganalisa point-point utama yang harus dimasukkan kedalam
makalah.

Akhir kata, Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, Kami dengan senang hati menerima segala kritik dan saran demi perbaikan di
masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu kewarganegaraan khususnya.

Banjarmasin, 26 Oktober 2021

Penulis

ii
ABSTRAK

KELOMPOK 13. ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN MENGENAI PENGAKUAN


ATAS STATUS KEWARGANEGARAAN: STUDI KASUS CHILDREN AND PEOPLE
IN SOUTHEAST ASIA. Program Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lambung Mangkurat. Makalah 2021. 20 Halaman.

Di Indonesia, pengaturan mengenai Kewarganegaraan Indonesia selain terdapat dalam


konstitusi juga diatur dalam peraturan perundang-undangan di bawahnya. Pasal 28D ayat (4)
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa: “Setiap orang berhak atas
status kewarganegaraan.” Pasal ini merupakan hasil perubahan kedua UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sedangkan menurut Pasal 26 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, “Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.” Dari pasal
tersebut terlihat bahwa UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memberikan sebuah
pengakuan bahwa status kewarganegaraan merupakan hak setiap orang. Namun, terdapat
beberapa hal yang mengakibatkan seseorang kehilangan kewarganegaraannya bahkan tidak
diakui kewarganegaraanya karena alasan-alasan tertentu. Dengan adanya regulasi dalam UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, maka setiap anak-anak dan orang-orang yang
menginginkan kewarganegaraan Indonesia berhak untuk mendapatkannya. Pengakuan atas
kewarganegaraan Indonesia didapatkan melalui pengajuan permohonan yang diserahkan
melalui pejabat setempat atau perwakilan Republik Indonesia terdekat.

Kata kunci:
Asas-asas kewarganegaraan, pengakuan kewarganegaraan, kehilangan kewarganegaraan, dan
cara mendapatkan kewarganegaraan.

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Warga Negara ................................................................................. 3
2.2 Asas-Asas Kewarganegaraan ............................................................................ 4
2.3 Warga Negara Indonesia ................................................................................... 5
2.4 Kehilangan Kewarganegaraan .......................................................................... 7
2.5 Tata Cara Mendapatkan Kewarganegaraan ....................................................... 8
BAB 3 PENUTUP.......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 12
3.2 Saran ................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 14

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Warga negara adalah pendukung negara, merupakan landasan bagi adanya negara.
Keberadaan warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap
warga negaranya. Itulah pemaknaan konkret mengenai eksistensi warga negara seperti yang
termuat dalam penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (selanjutnya disebut dengan Undang-Undang
Kewarganegaraan).

1.2 Rumusan Masalah

Perumusan batasan masalah yang dilakukan pada makalah ini bertujuan agar
penulisan menjadi lebih terarah. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah
diuraikan sebelumnya, maka di dapatkan rumusan permasalahan pokok yang diuraikan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kebijakan pemerintah tentang status kewarganegaraan (WNI dan
WNA) berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan ?
2. Bagaimana seseorang bisa kehilangan status kewarganegaraannya
berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006?
3. Bagaimana tata cara dan prosedur untuk memperoleh status
kewarganegaraan Indonesia bagi anak-anak dan orang dewasa yang telah
kehilangan status kewarganegaraan Indonesia berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Tujuan dari makalah ini secara umum adalah untuk mengetahui kebijakan pemerintah
tentang status kewarganegaraan (WNI dan WNA) berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan.

1
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan dari makalah ini secara khusus adalah untuk mendapakan jawaban dari
pokok-pokok permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, yaitu:
1. Mengetahui mekanisme kebijakan pemerintah tentang statu kewarganegaraan
(WNI dan WNA) berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan;
2. Mengetahui hal-hal terkait yang menyebabkan seseorang kehilangan status
kewarganegaraanya;
3. Mengetahui tata cara dan prosedur untuk memperoleh status
kewarganegaraan Indonesia bagi anak-anak dan orang dewasa yang telah
kehilangan status kewarganegaraan Indonesia berdasarkan Undang-Undang RI
Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan

2
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Warga Negara

Warga negara ialah orang yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu
negara. Warga Negara berasal dari dua kata yakni warga dan negara. Warga artinya peserta
atau anggota. Sedangkan, negara artinya ialah sebuah wilayah yang didiami oleh sekolompok
manusia yang didalamnya tercipta hukum ketatanegaraan oleh manusia itu sendiri. Menurut
UUD 1945 Pasal 26 berbunyi:
- Ayat (1) : Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara;
- Ayat (2) : Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia;
- Ayat (3) : Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan UU. (UU No.
12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan).

Warga negara adalah pendukung negara, merupakan landasan bagi adanya negara.
Keberadaan warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan perlindungan terhadap
warga negaranya. Itulah pemaknaan konkret mengenai eksistensi warga negara seperti yang
termuat dalam penjelasan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaraan Republik Indonesia (selanjutnya disebut dengan UndangUndang
Kewarganegaraan).

3
2.2 Asas-Asas Kewarganegaraan

Pemerintah RI pada tanggal 1 Agustus 2006 telah mensahkan UU No. 12 tentang


Kewarganegaraan RI. Dengan diundangkannya UU tersebut, UU kewarganegaraan yang lama,
yaitu UU No. 62 tahun 1958 dinyatakan tidak berlaku lagi karena sudah tidak sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik Indonesia.

UU No. 12 tahun 2006 ini mengandung asas-asas kewarganegaraan umum dan asas-asas
kewarganegaraan khusus. Asas-asas kewarganegaraan umum yang terkandung dalam UU ini
adalah:
- Asas ius sanguinis (law of the blood), yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran;
- Asas ius soli (law of the soil), yaitu asas yang secara terbatas menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini;
- Asas kewarganegaraan tunggal, yaitu asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi
setiap orang;
- Asas kewarganegaraan ganda terbatas, yaitu asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.

Asas-asas khusus yang dijadikan dasar penyusunan UU Nomor 12 Tahun 2006 adalah:

- Asas kepentingan nasional, yaitu asas yang menentukan bahwa peraturan


kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad
mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan
tujuannya sendiri;
- Asas perlindungan maksimum, yaitu asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib
memberikan perlindungan penuh kepada setiap WNI dalam keadaan apapun baik di
dalam maupun di luar negeri;
- Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, yaitu asas yang menentukan bahwa
setiap WNI mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan;

4
- Asas kebenaran substantif, yaitu prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya
bersifat administratif, tetapi juga disertai susbtansi dan syarat-syarat permohonan yang
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya;
- Asas nondiskriminatif, yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala
ikhwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan,
jenis kelamin dan gender;
- Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, yaitu asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin, melindungi,
dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada
khususnya;
- Asas keterbukaan, yaitu asas yang menentukan bahwa dalam segala ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka;
- Asas publisitas, yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan kewarganegaraan RI diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
agar masyarakat mengetahuinya.

2.3 Warga Negara Indonesia

Berdasarkan UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan, yang dimaksud


Warga Negara Indonesia adalah:
- Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian;
- Pemerintah RI dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi WNI;
- Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu WNI;
- Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara
asing (WNA);
- Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;
- Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI, tetapi ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganageraan kepada anak tersebut;
- Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya WNI;
- Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI;

5
- Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuannya itu dilakukan sebelum anak
tersebut berusia 18 tahun atau belum menikah;
- Anak yang lahir di wilayah negara RI yang pada waktu lahir tidak jelas status
kewarganegaraan ayah dan ibunya;
- Anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama
ayah dan ibunya tidak diketahui;
- Anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
- Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik dari seorang ayah dan ibu WNI
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan keapda anak yang bersangkutan;
- Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
- Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
menikah, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing, tetap diakui
sebagai WNI.
- Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penatapan pengadilan tetap diakui sebagai WNI Anak seperti yang tersebut
dalam poin 3, 4, 8, 11, 14 dan 15 di atas, dapat memiliki kewarganegaraan ganda sampai
anak mencapai usia 18 tahun atau telah menikah. Setelah mencapai usia 18 tahun atau
telah menikah, anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraannya.

Pernyataan untuk memilih kewargangeraan dibuat secara tertulis dan disampaikan


kepada pejabat dengan melampirkan dokumen-dokumen yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu
paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau telah menikah.

6
2.4 Kehilangan Kewarganegaraan

Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada, pemerintah Indonesia harus


berada dalam posisi yang pasif mengenai pencabutan dan pemberian status warga negara
karena tidak terdapat kalimat yang menyatakan secara terbuka bahwa pemerintah mencabut
status WNI seseorang.

Dengan demikian, seseorang kehilangan status WNI bukan karena dicabut oleh
pemerintah. Seseorang kehilangan status WNI secara otomatis akibat melakukan sejumlah hal
yang diatur UU Nomor 12 tahun 2006.

Dalam UU No. 12 tahun 2006, terdapat sembilan hal yang membuat seseorang
kehilangan status warga negara Indonesia, yakni:

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;


2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu;
3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonan sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Indonesia tidak
menjadi tanpa kewarganegaraan;
4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
5. Secara sukarela masuk dalam dinas tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam
itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat
dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
6. Secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut;
7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya;
9. Bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun
terus-menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan
sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI sebelum jangka

7
waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada
Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal yang
bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan
secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang bersangkutan tidak menjadi
tanpa kewarganegaraan.

2.5 Tata Cara Pendaftaran Untuk Memperoleh dan Memperoleh kembali


Kewarganegaraan RI

2.5.1 Bagi anak-anak (untuk memperoleh kewarganegaraan RI)

Anak yang dapat mendaftarkan diri untuk memperoleh kewarganegaraan RI adalah:

1. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu WNA;
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNA dan ibu WNI;
3. Anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu WNA yang diakui oleh
seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut
berusia 18 tahun atau belum kawin;
4. Anak yang dilahirkan di luar wilayah negara RI dari seorang ayah dan ibu WNI yang
karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan
kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
5. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum
menikah diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaan asing;
6. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA
berdasarkan penetapan pengadilan.

Berdasarkan Pasal 41 UU No. 12 tahun 2006 ini, anak-anak yang termasuk dalam
kategori di atas yang lahir sebelum UU ini diundangkan (sebelum 1 Agustus 2006) dan belum
berusia 18 tahun atau belum menikah dapat memperoleh kewarganegaraan RI dengan
mendaftarkan diri kepada Menteri melalui pejabat atau Perwakilan RI paling lambat 4 (empat)
tahun setelah UU ini berlaku. Tata cara pendaftaran sebagaimana tercantum dibawah ini.
Sedangkan, anak-anak yang termasuk dalam kategori di atas yang lahir setelah UU ini
diundangkan (setelah 1 Agustus 2006) dapat langsung mengajukan permohonan
kewarganegaraan/pembuatan paspor RI ke Perwakilan RI.

8
Tata cara pendaftarannya adalah sebagai berikut:
1. Pendaftaran dilakukan oleh salah satu orang tua atau walinya dengan mengajukan
permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas bermeterai cukup
2. Permohonan pendaftaran bagi anak yang bertempat tinggal di luar negeri diajukan
kepada Menteri melalui Kepala Perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal anak
3. Permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat:
1) Nama lengkap, alamat tempat tinggal salah seorang dari orang tua atau wali anak;
2) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir serta kewarganegaraan kedua orang tua;
3) Nama lengkap, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, status perkawinan anak serta
hubungan hukum kekeluargaan anak dengan orang tua, dan
4) Kewarganegaraan anak.
4. Permohonan pendaftaran dilampiri dengan:
1) Fotokopi akte kelahiran anak yang disahkan oleh pejabat yang berwenang atau
Perwakilan RI;
2) Surat pernyataan dari orang tua atau wali bahwa anak belum menikah;
3) Fotokopi kartu tanda penduduk atau paspor orang tua anak yang masih berlaku yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI;
4) Pas foto anak terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam) lembar, latar
belakang warna merah;
5) Bagi anak yang lahir dari perkawinan yang sah harus melampirkan fotokopi kutipan
akte perkawinan/buku nikah atau kutipan akte perceraian/surat talak/perceraian atau
keterangan /kutipan akte kematian salah seorang dari orang tua anak yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI;
6) Bagi anak yang diakui atau yang diangkat harus melampirkan fotokopi kutipan akte
pengakuan atau penetapan pengadilan tentang pengangkatan anak yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang atau Perwakilan RI;
7) Bagi anak yang sudah berusia 17 tahun dan bertempat tinggal di wilayah negara RI
harus melampirkan fotokopi kartu tanda penduduk WNA yang disahkan oleh
pejabat yang berwenang; dan
8) Bagi anak yang belum wajib memiliki kartu tanda penduduk yang bertempat tinggal
di wilayah negara RI melampirkan fotokopi kartu keluarga orang tua yang disahkan
oleh pejabat yang berwenang.

9
5. Permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir
(formulir pendaftaran anak untuk memperoleh kewarganegaraan RI)
6. Waktu pemrosesan kurang lebih 4 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran
beserta lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI
7. Biaya pendaftaran Rp 500.000 (sesuai PP No. 19 Tahun 2007)
8. Permohonan pendaftaran anak hanya dapat diproses apabila telah diajukan secara
lengkap kepada Perwakilan RI paling lambat tanggal 1 Agustus 2010.

2.5.2 II. Bagi yang telah kehilangan kewarganegaraan RI

Berdasarkan pasal 42 UU No. 12 tahun 2006 ini, WNI yang bertempat tinggal di luar
wilayah negara RI selama 5 (lima) tahun atau lebih tidak melaporkan diri kepada Perwakilan
RI dianggap telah melepaskan kewarganegaraan RI. Kepada mereka dan WNI yang telah
kehilangan kewargangeraan RI sebelum UU No. 12 tahun 2006 berlaku dapat memperoleh
kembali kewarganegaraannya dengan mendaftarkan diri di Perwakilan RI dalam waktu paling
lambat 3 (tiga) tahun sejak UU No. 12 tahun 2006 diundangkan sepanjang tidak mengakibatkan
kewarganegaraan ganda.

Tata cara pendaftarannya adalah sebagai berikut:

1. Pemohon mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas


kertas bermeterai cukup kepada Perwakilan RI yang terdekat dengan tempat tinggal
pemohon;
2. Permohonan pendaftaran sekurang-kurangnya memuat:
1) Nama lengkap, alamat tempat tinggal pemohon;
2) Tempat dan tanggal lahir serta status kewarganegaraan pemohon;
3) Pekerjaan pemohon;
4) Jenis kelamin pemohon;
5) Status perkawinan pemohon;
6) Nama isteri/suami pemohon; dan
7) Nama anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah.
3. Permohonan pendaftaran harus dilampiri dengan:
1) Fotokopi kutipan akte kelahiran, surat kenal lahir, ijasah, atau surat-surat lain yang
membuktikan tentang kelahiran pemohon yang disahkan oleh Perwakilan RI;

10
2) Fotokopi paspor RI, surat yang bersifat paspor, atau surat-surat lain yang disahkan
oleh Perwakilan RI yang dapat membuktikan bahwa pemohon pernah menjadi
WNI;
3) Fotokopi kutipan akte perkawinan/buku nikah atau kutipan akte perceraian/surat
talak/perceraian atau kutipan akte kematian isteri/suami pemohon yang disahkan
oleh Perwakilan RI bagi pemohon yang telah kawin atau cerai;
4) Fotokopi kutipan akte kelahiran anak pemohon yang belum berusia 18 tahun dan
belum menikah yang disahkan oleh Perwakilan RI;
5) Pernyataan tertulis bahwa pemohon akan setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 dan akan membelanya dengan sungguh-sungguh serta akan menjalankan
kewajiban yang dibebankan negara sebagai WNI dengan tulus dan ikhlas;
6) Pernyataan tertulis dari pemohon bahwa pemohon bersedia menanggalkan
kewarganegaraan asing yang dimilikinya apabila memperoleh kewarganegaraan RI;
7) Daftar riwayat hidup pemohon; dan
8) Pas foto pemohon terbaru berwarna ukuran 4x6 cm sebanyak 6 (enam) lembar, latar
belakang warna merah.
4. Permohonan pendaftaran menggunakan bentuk formulir sebagaimana terlampir
(formulir permohonan memperoleh kembali kewarganegaraan RI)
5. Pernyataan sebagaimana disebut dalam butir 3e dan 3f di atas menggunakan bentuk
formulir sebagaimana terlampir.
6. Waktu pemrosesan kurang lebih 5 bulan terhitung sejak permohonan pendaftaran
beserta lampirannya diajukan kepada Perwakilan RI.
7. Biaya pendaftaran 500.000 (sesuai PP No. 19 Tahun 2007).

11
BAB 3
PENUTUP

2.6 Kesimpulan

Warga negara ialah orang yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu
negara. Menurut UUD 1945 Pasal 26 Ayat (1) berbunyi : Yang menjadi warga negara ialah
orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara. Pemerintah RI pada tanggal 1 Agustus 2006 telah mensahkan
UU No. 12 tentang Kewarganegaraan RI. Dengan diundangkannya UU tersebut, UU
kewarganegaraan yang lama, yaitu UU No. 62 tahun 1958 dinyatakan tidak berlaku lagi karena
sudah tidak sesuai dengan perkembangan masyarakat dan ketatanegaraan Republik Indonesia.
UU No. 12 tahun 2006 ini mengandung asas-asas kewarganegaraan umum dan asas-asas
kewarganegaraan khusus. Asas-asas kewarganegaraan umum yang terkandung dalam UU ini
adalah: asas ius sanguinis (law of the blood), asas ius soli (law of the soil), asas
kewarganegaraan tunggal, dan asas kewarganegaraan ganda. Asas-asas khusus yang dijadikan
dasar penyusunan UU Nomor 12 Tahun 2006 adalah: asas kepentingan nasional, asas
perlindungan maksimum, asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, asas kebenaran
substantif, asas nondiskriminatif, asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM, asas
keterbukaan, dan asas publisitas.

Dalam UU No. 12 tahun 2006, terdapat sembilan hal yang membuat seseorang
kehilangan status warga negara Indonesia, diantaranya: - Memperoleh kewarganegaraan lain
atas kemauannya sendiri, - Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain,
sedangkan orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu, - Masuk dalam dinas
tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden, - Secara sukarela masuk dalam dinas
tentara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di Indonesia sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan hanya dapat dijabat oleh Warga Negara Indonesia, -Secara
sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari
negara asing tersebut. Cara mendapatkan kembalikewarganegaraan Indonesia dapat dilakukan
dengan mengajukan permohonan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia di atas kertas
bermeterai kepada Perwakilan RI yang terdekat dengan tempat tinggal pemohon dan
melampirkan berkas-berkas yang harus dipenuhi.

12
2.7 Saran

Pada prakteknya, memang sudah banyak orang-orang yang memperoleh kembali status
kewarganegaraanya. Tetapi, tidak sedikit pula orang yang berpindah-pindah kewarganegaraan
yang disadari atau tidak bisa saja mengancam kebhinekaan NKRI. Pengaturan dan tata cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia memanglah sudah sangat jelas dengan regulasi yang
tegas. Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa regulasi yang ada saat ini masih terbilang mudah.
Sehingga, dapat membuka ruang masifnya pelepasan status kewarganegaraan oleh warga
negara Indonesia (WNI) dengan dalih kemudahan tersebut. Hal ini tentu dapat menjadi hal
yang buruk dalam proses pewarganegaraan di Indonesia.
Sehingga, diperlukan regulasi yang lebih ketat dan selektif dalam proses
pewarganegaraan di Indonesia agar tidak terbukanya ruang masif tersebut. Apabila terjadi
suatu keadaan rebus sic stantibus dan pelepasan warga negara yang tidak didasarkan dengan
alasan yang konkret. Maka, akan lebih baik jika diberikan pengaturan atau sanksi yang tegas
sehingga kewarganegaraan di Indonesia tidak disepelekan oleh berbagai pihak.

13
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Luar Negri Republik Indonesia. “Kewarganegaraan Ganda Bagi WNI dibawah 18
Tahun”, https://kemlu.go.id/hochiminhcity/id/read/kewarganegaraan-ganda-bagi-wni-
dibawah-18tahun/131/information-sheet, diakses pada 20 Oktober 2021 pukul 09.00.

Kementrian Luar Negri Republik Indonesia. “Memperoleh kembali Kewarganegaraan RI”,


https://kemlu.go.id/dili/id/pages/memperoleh_kewarganegaraan_ri_/1771/etc-menu,
diakses pada 26 Oktober 2021 pukul 11.19.

Kementrian Luar Negri Republik Indonesia. “Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia”,


https://kemlu.go.id/ottawa/id/pages/kehilangan_kewarganegaraan_indonesia/647/about-
service,diakses pada 26 Oktober 2021 pukul 11.20.

14

Anda mungkin juga menyukai