Anda di halaman 1dari 18

Seni Musik

Seni yang timbul dari perasaan atau pikiran manusia sebagai pengungkapan ekspresi
diri yang diolah dalam suatu nada-nada atau suara-suara yang harmonis disebu sebagai seni
musik. Seni musik merupakan seni yang mengolah bunyi menjadi susunan bunyi yang teratur
dan memiliki unsur irama, melodi dan harmoni yang mewujudkan sesuatu yang indah dan
dapat dinikmati melalui indra pendengaran. Menurut Banoe, seni musik merupakan cabang
seni yang membahas dan menetapkan berbagi suara kedalam pola-pola yang dapat
dimengerti dan dipahamui oleh manusia. Disisi lain Jamalus berpendapat bahwa musik adalah
hasil karya seni yang berupa bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan pencipta memaluli unsur-unsur pokok musik yaitu irama, melodi,
harmoni dan bentuk atau struktur serta ekspresi sebagai satu kesatuan. Namun demikian
kedua pendapat diatas tersebut sama-sama membahas seni yang mennyusun dan mengolah
bunyi ataupun suara. Seni musik dibagi menjadi dua klasifikasi yaitu musik modern dan
tradisional.

Musik Modern
Musik modern merupakan musik yang sudah mendapat sentuhan-sentuhan teknologi baik
dari segi instrument dan penyajiannya. Musik modern selalu berkembang seiring
perkembangan zaman. Musik modern bersifat universal serta menyeluruh, sehingga semua
orang bisa saja mengerti, memahami dan menikmati musik tersebut. Adapun jenis-jenis musik
modern berdasarkan aliran dan proses penciptaannya sebagai berikut, Jazz, Rythem and Blese
(R&B), Pop, Rock, Country.

Musik Tradisional
Musik tradisional merupakan musik atau seni suara yang berkembang pada suatu
masyarakat daerah atau suku dalam hal ini Indonesia yang dilakuan secara turun temurun. Di
dalam musik tradisional biasanya menggunakan bahasa, gaya dan tradisi khas masyarakat
setempat. Secara umum, musik tradisional memiliki ciri khas mudah dipelajari, tidak memiliki
notasi, bersifat informal, pemaninya tidak terspealisasi, bagian dari budayaa masyarakat.
Musik tradisional dalam proses pewarisannya di lakukan secara lisan, biasanya dalam
mempelajari musik ini dilakukan dengan melihat, mendengarkan dan kemudian menirukan.
Sehingga proses pwewarisan musik tradisional tanpa menggunakn catatan. Dalam proses
pembelajannya seni musik tradisional dipelajari tanpa menggunakan notasi, maka pada musik
tradisional biasanya tidak mempunyai notasi tertulis. Karena tidak memiliki notasi tertulis
biasanya menemui kendala dalam proses pewarisannya.
Musik tradisional adalah salah satu unsur kebudayaan yang berkembang di dalam kehidupan
masyarakat, musik tradisional lazim digunakan sebagai sarana ekspresi masyarakat, dan biasa
digunakan dalam kegiatan yang bersifat kemasyarakatan, sehingga bentuk musik tradisional
ini bersifat lebih sederhana dan santai.
Sistim yang dikembangkan dalam proses pembelajarannya instrumenya tidak
terspesialisasi, pemain musik tradisional belajar untuk dapat memainkan seluruh alat
musiknya mulai dari alat musik yang termudah hingga yang tersulit, sehingga pemain musik
trasisional mahir memaikan seluruh alat musik tradisional.

Musik tradisional yang berkembang di suatu masyarakat atau suku di Indonesia memiliki
fungsi ritual, mengiringi tarian. media komunikasi, media hiburan dan bermain. Musik
tradisional biasanya berkaitan dengan upacara-upacara ritual adat di suatu daerah atau suku
seperti contoh untuk mengiringi upacara kematian, perkawinan, kelahiran dan upacara
keagamaan. Selain sebagai fungsi ritual, musik tradisional biasa difungsikan sebagai iringan
tari,wayang dan lain sebaginya, dengan adanya iringan musik tradisional maka suasana akan
dibangun semakin hidup.
Setiap musik tradisional menciptakan pesan tersendiri yang telah disepakati bersama
dalam masyarakat di suatu daerah. Sering kali musik menjadi sarana untuk memberikan
informasi kepada sesama penghuni desa yang tinggal dalam jarak yang berjauhan. Contohnya
adalah kentongan. Pada masyarakat pedesaan kentongan berfungsi sebagai media
komunikasi, saat kentongan dibunyikan maka telah atau akan terjadi sebuah acara atau
peristiwa.
Musik menjadi dapat juga sebahai pilihan untuk mendapatkan kesenangan, selain itu ada
juga musik yang digunakan sebagai pendukung dalam permainan anak atau yang lebih di
kenal dengan lagu dolanan.

Penggolongan Alat Musik Tradisional.


Charles Victor Mahilon, Curt Sachs dan CM. Van Hornbastel menggolongkan alat musik
berdasarkan sumber bunyinya. Mereka membedakan alat musik kedalam beberapa kategori
antara lain Idiofon, Membranofon, Kordofone dan Aerofone.
Idiofon merupakan alat musik yang sumber bunyinya berupa getaran dari alat musik itu
sendiri. Cara membunyikan atau memainkan alat musik dari golongan Menbranofon dengan
cara di pukul hanya dengan bantuan alat pemukul.Contohnya: Gong, Kulintang, Saron,
Gambang, dan lain-lainnya.
Alat musik yang sumber bunyinya berasal dari getaran cordo (senar atau dawai) disebut
Kordofone. Ada dua cara untuk membunyikan atau memainkan alat musik dari golongan
Kordoofon yaitu di gesek dan di petik. Contohnya: Rebab, membunyikannya dengan cara
digesek. Siter, membunyikannya dengan cara dipetik
Membranofon adalah penggolongan alat musik yang sumber bunyinya berupa membrane
atau selaput yang dipasang pada sebuah kotak atau tabung. Bunyi pada alat ini ditimbulkan
oleh getaran membran yang dipukul. Cara membunyikan atau memainkan alat musik dari
golongan Menbranofon dengan cara di pukul dengan tangan atau alat pemukul. Contohnya:
Kendang, Tifa, Rebana, Tambur.
Aerofone merupakan alat musik ini sumber bunyinya berupa gesekan udara yang
menyebabkan getaran diatur oleh lubang-lubang atau lidah yang terdapat pada alat musik
tersebut.cara untuk membunyikan atau memainkan alat musik dari golongan Aeroofon yaiu
denan cara ditiup. Contohnya Serunai, Suling dan terompet Reog.

SENI KARAWITAN

Seni mengolah bunyi benda atau alat bunyi-bunyian (instrumen) tradisional gamelan
inilah yang biasanya disebut dengan istilah Seni Karawitan. Arti yang mudah di pahami dari
“Karawitan” adalah bentuk orkestra dari perangkat musik gamelan dan gamelan itu sendiri
adalah seperangkat alat musik tradisional (Jawa, Bali, Sunda) yang memainkanya dengan cara
di pukul.

Seni gamelan bukan saja sebagai penghibur tetapi memiliki makna yang sangat dalam.
gamelan yang merupakan lambang dari Bathara Iswara mampu menghadirkan vibrasi dalam
sebuah upacara, sehingga gamelan pada jaman Hindu itu digunakan untuk pemujaan kepada
dewa-dewa.

Pada masa penyebaran agama Islam di Jawa, fungsi dari karawitan itu sendiri murni
sebagai sarana dakwah. Wali Songo sangat berperan dalam meyebarkan ajaran Islam yang
menggunakan sarana kesenian gamelan. Sunan Kalijaga menciptakan Gamelan yang diberi
nama Gamelan Sekati yang sekarang di sebut dengan Gamelan Sekaten. Gamealan Sekaten
inilah yang menjadi awal mula seperangkat Gamelan Jawa.

Seni musik tradisional Karawitan merupakan musik tradisional yang dimainkan oleh
sejumlah orang yang disebut niyogo. Di dalam seni Karawitan alat musik yang digunakan
adalah seperangkat gamelan. Gamelan dapat juga disebut Gongso yang berasal dari kata “ti-
go (3) + sedo-so (10)” yang merupakan campuran bahan pembuat gamelan yaitu timah putih
dan tembaga dengan perbandingan 3 timah :10 tembaga, yang kemudian menjadi gamelan
perunggu. Gamelan merupakan kumpulan dari berbagai alat musik tradisional, istilah yang
lazim disebut seperangkat gamelan. Pada alat musik gamelan terdapat dua jenis bentuk yaitu
“Bilah” dan “Pencu”. Berikut ini alat-alat musik yang terdapat pada seperangkat gamelan:
A. Jenis bentuk “Bilah”
1. DEMUNG (Bilah Besar)

1 2 3 4 5 6 7 6 1 2 3 1
5 6

DEMUNG LARAS PELOG DEMUNG LARAS SLENDRO

2. SARON (Bilah Sedang).

1 2 3 4 5 6 6 1 2 3 5 6 1
7

SARON LARAS PELOG SARON LARAS SLENDRO

3. PEKING (Bilah Kecil)

1 2 3 4 5 6 7 6 1 2 3 5 6 1

PEKING LARAS PELOG PEKING LARAS SLENDRO


4. SLENTHEM (BILAH BESAR BERTALI)

1 2 3 4 5 6 7 6 1 2 3 5 6 1

SLENTHEM LARAS PELOG SLENTHEM LARAS SLENDRO

5. GENDER BARUNG (BILAH SEDANG BERTALI, TERDIRI DARI 14 BILAH)

6 1 2 3 5 6 1 2 3 5 6
1 2 3

GENDER BARUNG LARAS SLENDRO

6 7 2 3 5 6 7 2 3 5
6 7 2 3

GENDER BARUNG LARAS PELOG BARANG

6 1 2 3 5 6 1 2 3 5 6 1 2 3

GENDER BARUNG LARAS PELOG BEM


Catatan: Urutan nada pada Gender Barung Laras Pelog BEM sama dengan urutan nada
pada Gender Barung Laras Slendro, hanya suara nadanya saja yang berbeda

6. GENDER PENERUS (BILAH KECIL BERTALI, TERDIRI DARI 14 BILAH)


Gender Penerus secara urutan nada dan laras sama persis dengan dengan Gender
Barung, hanya saja bentuk Gender Penerus lebih kecil, dan nadanya lebih tinggi 1
oktav dari Gender Barung. nada pada Gender Penerus Laras Pelog BEM sama dengan
urutan nada pada Gender Penerus Laras Slendro, hanya suara nadanya saja yang
berbeda.

7. GAMBANG (BILAH TERBUAT DARI KAYU)


Gambang terdiri dari 28 bilah kayu dan memiliki 3 laras ( Slendro, Pelog Barang dan Pelog
Bem). Hanya saja dalam jumlah unitnya, Gambang hanya memiliki 2 unit, untuk laras Pelog
Barang, bilah yang bernada 7 dapat di ganti dengan nada 1, demikian juga sebaliknya.
B. Jenis Bentuk Pencu
1. KENONG (Pencu besar)

S = Slendro
P = Pelog

2. BONANG BARUNG ( Pencu sedang)

BONANG BARUNG LARAS SLENDRO

BONANG BARUNG LARAS PELOG


3. BONANG PENERUS (PENCU KECIL, TERDIRI DARI 14 PENCU LARAS PELOG DAN 10
PENCU LARAS SLENDRO)
Bonang Penerus secara urutan nada dan laras sama persis dengan dengan Bonang
Barung, hanya saja bentuk Bonang Penerus lebih kecil, dan nadanya lebih tinggi 1
oktav dari Bonang Barung.

4. GONG
Gong pada seperangkat alat musuik gamelan terdapat tiga ukuran:

a. Gong Ukuran Besar diseut Gong Gedhe.


b. Gong Ukuan Sedang disebut Gong Suwukan.
c. Gong Ukuran Kecil disebut Kempul.

K = KEMPUL
S = SUWUKAN

5. KENDANG.
Kendang pada seperangkat alat musuik gamelan terdapat tiga ukurn:

a. Kendang Ukuran Besar diseut Kendang Gedhe.


b. Kendang Ukuan Sedang disebit Kendang Batangan.
c. Kendang Kecil disebut Ketipung.

(a) = Kendang Gedhe


(b) = Kendang Ketipung
UNSUR-UNSUR SENI KARAWITAN
Seni musik tradisional gamelan terdapat beberapa unsur-unsur pada musiknya yaitu:
1. Titi laras.
Titi laras pada gamelan merupakan tangga nada baku yang digunakan sebagai notasi
gamelan yang bersifat pentatonis (5 tangga nada). Pada Gamelan terdapat dua titi laras
yaitu Slendro dan Pelog. Perbedaan kedua titi laras tersebut mirip seperti tangga nada
mayor dan minor dalam tangga nada diatonis. Titi laras dibagi menjadi dua yaitu
Slendro dan Pelog. Slendro dibagi menjadi tiga yaitu Slendro Nem (6), Slendro Sanga (9)
dan Manyuro. Titi laras Pelog dibagi menjadi tiga yaitu: Pelog Limo (5), Pelog Nem (6)
dan pelog Barang (7).
2. Irama.
Irama pada gamelan merupakan tempo cepat atau lambatnya pukulan pada penyajian
lagunya. Berikut beberapa macam irama pada gamelan:
a. Irama lancar (ngracik) atau irama dengan tempo cepat disebut dengan irama 1/1.
b. Irama I (satu) dengan tempo sedang disebut dengan irama tanggung atau irama
1/2.
c. Irama II (dua) dengan tempo agak lambat dapat juga disebut dengan irama dados
atau irama 1/4.
d. Irama III (tiga) dengan tempo makin lambart disebut dengan irama wiled atau
irama 1/8.
e. Irama IV (empat) dengan tempo sangat lambat disebut dengan irama wiled rangkep
atau irama 1/16.
3. Mathet
Mathet merupakan teknik dalam membunyikan dan memainkan gamelan dengan cara
membunyikan nada pertama kemudian membunyikan nada ke dua, bersamaan
membunyikan nada ke dua tangan kiri memengang nada pertama. Demikian juga
untuk nada-nada seterusnya. Fungsi dari Teknik MATHET adalah supaya tidak terjadi
benturan suara nada.
Seperti halnya pada alat musik diatonis yang memiliki susunan atau urutan nada, pada
gamelan juga memiliki susunan nada tidak dalam bentuk huruf maelaikan angka . Berikut
susunan nada pada gamelan;

SLENDRO :

PELOG :

Pada seni musik tradisional gamelan notasi yang digunakakan bukanlah notasi balok ataupun
huruf melainkan notasi angka. Dalam notasi gamelan terdapat simbol-simbol yang harus
diketahui yaitu:
: Kenong.

: Kempul.

: Gong Suwukan.

: Gong Gedhe.

: Sebagi pembuka lagu, biasanya yang membuka sebuah lagu pada gamelan
adalah alat musik gender, bonang, rebab atau saron, tergantung karakter
lagunya

DESKRIPSI NOTASI GAMELAN


Dalam notasi gamelan terdapat istilah gotro atau lazim disebut Bar pada tangga nada
diatonis. Dalam 1 gotro terdapat 4 ketukan atau pukulan nada. Lihat contoh berikut ini:

Melihat gambar di atas, deskripsi notasi gamelan sebagai berikut, dalam 1 baris terdapat 4
gotro, dalam 1 gotro terdapat 4 ketukan atau pukulan nada, maka dalam satu baris terdapat
16 ketukan atau pukulan nada.
Sistim Kerja Pada Seni Karawitan.

Pemimpin utama di dalam seni Karawitan dipegang oleh seorang


pengendang .Pengendali irama di dalam seni Karawitan dipegang oleh seorang yang
memainkan bonang . Pemain Kenong, Gong, Saron, Demung, Peking dan Slenthem sebagai
pelaksana irama .

Cara Pembuatan Alat Musik Gamelan

Timah dan tembaga dilebur dalam bara api bersuhu lebih kurang 500 - 800 c°. Proses
ini di sebut sebagai proses peleburan. Kemudian campuran tembaga dan timah yang sudah
dilebur kemudian di cetak, dan didiamkan beberapa waktu. Setelah mendapatkan hasil
cetakan, proses selanjutnya adalah pembentukan dengan cara di bakar pada bara api dan
tempa sampai membentuk alat yang di inginkan. Setelah terbentuk, proses selanjutnya
adalah menghilangkan flat hitam hasil pembakaran dengan cara di gerinda. Proses
selanjutnya adalah mencari nada yang diinginkan. Proses ini di sebut Nglaras. Membuat
Rancakan dan Tabuh (alat pukul) Gamelan yang terbuat dari bahan kayu. Tahap terakhir
adalah finishing, proses ini adalah mengkilapkan gamelan dengan dipoles menggunakan
campuran Lansol dan Bensin.
Cara Membaca Notasi Gamelan.

Notasi pada alat musik Gamelan tidak berbentuk not balok, akan tetapi berbentik
notasi angka dan simbol. Tidak semua alat musiknya memiliki notasi yang sama dan tentu saja
cara membunyikannya pun Akan berbeda. Berikut contok sepenggal notas pada gamelan dan
bagai mana bentuk notasinya.
CONTOH SEPENGGAL NOTASI DASAR PADA GAMELAN

- 3 - 2 - 1 - 2 - 3 - 1 - 2 - 6
B.Barung :

B.Penerus :

Peking : 3 3 2 2 1 1 2 2 3 3 1 1 2 2 6 6

Cara membaca notasi gamelan di atas adalah sebagai berikut:


1. Permainan Demung, Saron dan Slenthem.
Pada permainan Demung, Saron dan Slenthem notasi dimainkan sesuai dengan
notasi angka yang tertera.
2. Permainan Peking.
Pada permainan Peking, setiap angka (nada) yang tertera pada notasi dipukul
(dibunyikan) 2 kali.
3. Permainan Bonang Barung dan Bonang Penerus.
Pada permainan Bonang Barung dan Bonang Penerus, pola yang digunakan pada
contoh notasi di atas adalah pola gembyangan, dimana nada yang sama, atas dan
bawah dibunyikan secara bersamaaan. Nada yang dibunyikan berpatokan pada
nada atau ketukan ke- 8 demikian seterusnya.
4. Permainan Kenong.
Pada Permainan Kenong, nada yang dipukul (dibunyikan) berpatokan pada nada
atau ketukan ke- 8 di setiap gotronya. Simbol yang tertera pada notasi
menunjukan pada saat nada yang diatasnya terdapat simbol Kenong, maka
kenong harus dipukul ( dibunyikan).
5. Permainan Kempul, dan Gong.
Pada Permainan Kempul dan Gong, nada yang dipukul (dibunyikan) sesuai simbol
yang tertera pada notasi yang menunjukan pada saat nada yang diatasnya
terdapat simbol Kempul/Gong, maka kempul/Gong harus dipukul ( dibunyikan).

SENI PERTUNJUKAN TEATER

1. PENGERTIAN SENI PERTUNJUKAN


Seni Pertunjukan merupakan seni yang dapat dilihat diatas pentas/panggung
yang diliihat oleh banyak orang.

2. UNSUR SENI PERTUNJUKAN


a. Seniman ( musisi/penari/Teaterwan)
b. Tempat (panggung/media pementasan)
c. Waktu (kapan dilksankannya/dipentaskannya)
d. Penonton
3. CABANG SENI PERTUNJUKAN
a. Seni Musik
b. Seni Tari
c. Seni Teater

SENI PERTNJUKAN TEATER


1. PENGERTIAN
Seni pertunjukan teater adalah salah satu seni pertunjukan yang di dalamnya terdapat
alur cerita dan tokoh yang di lihat oleh banyak orang di atas panggung/pentas

2. UNSUR-UNSUR SENI TEATER


a. Alur cerita/lakon/plot, alur cerita bisa berupa naskah tertulis atau scenario secara
lisan
b. Tema, ide atau gagasan pokok dalam pertnjukanya maupun dalam naskah cerita
yang dipentaskan
c. Seniman, merupakan orang-orang yang terlibat dalam
pementasannya/pertunjukannya (baik yang di panggung maupun di balik
panggung
d. Penonton, orang yang menyerahkan sebagian waktunya menjadi bagian dalam
sebuah pementasan

3. FUNGSI SENI PERTUNJUKAN TEATER


a. Media hiburan, sebagai sarana menghilangkan kejenuhan orang
b. Media Pendidikan, dalam pementasannya, celita atau lakon yang dimainkan
membawa pesan moral atau memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalam
ceritanya
c. Sarana menyampaikan kritik sosial, seni tater dipentaskan yang dalam
pertunjukanya menekankan tema dan pesan khusus yang dapat dipahami oleh
penonton.
d. Media ekspresi dan komunikasi, menyampaikan kepada penonton kondisi sedih,
senang, marah, susah, dsb.

4. KLASIFIKASI SENI TEATER


1. Teater Tradisional
Seni pertunjukan lakon/cerita yang di pentaskan oleh masyarakat setempat (
wilayah Indonesia) yang diwariskan secara turun-temurun.
a. Ciri-ciri teater tradisional antara lain:
cerita dibuat secara lisan, naskah disusun berdasarkan cerita lisan ( mitologi,
peristiwa, legenda dll), mengunkan bahasa daerah masing-masing ( stempat),
senimanya tidak terspesialisasi, property pementasan menggunkan bahan-
bahan yang tersedia di lingkungan setempat, konsep pementasannya
sederhana dan informal, dalam pementasannya lebih menghadirkan
spontanitas, iringan musiknya mengunakan alat music tradisional setempat,
ceritanya mengambil dari cerita rakyta, mitologi, legenda dan peristiwa di
daerah setempat
b. Yang termasuk teater tradisional:
• Wayang orang
• Wayang kulit
• Wayang golek
• Ludruk

2. Teatre Modern
Seni teater yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakn yang
modern dan sangat di pengaruhi oelh bentuk-bentuk teater barat
a. Ciri-ciri teater modern antara lain:
Naskah/cerita/lakon di tulis dan diciptakan dari gagasan-gagsan atau ide si
pengarang tetang realitas kehidupan, dan gagasan-gagasan atau ide tersebut
merupaka pesan dari si pengarang yang disampaikan kepada penonton.
Bahasa yang digunakan adalah Bahasa nasional. Lebih mengutaman efektifitas
dan efisiensi dalam dalam mengkomunikasikan ide-ide/gagasan. Panggug dan
propertinya dikonsep dan ditata sedemikian rupa sesuai dengan konsep dan
tema pementasannya. Penonton biasanya dari kalangan terpelajar yang
sengaja dating untuk melihat dan membayar. Pementasannya dikelola secara
management modern

TEKNIK PERANCANGAN PENTASAN SENI TEATER


1. Pengertian sebuah prancangan dalam seni teater merupakan, tahapan yang
harus dipersiapkan dalam persiapan pementasan teater yang dilakukakn oleh
subuah kelompok atau organisasi yang memiliki sasaran atau target
pelaksanaannya. Prose pernacangan dilakukan melalui: Menentuan kegiatan-
kegiatan yang harus dilakukan, menentukan Langkah-langkah kegiatan,
Penjadwalan (time schedule), Integrasi terpadu dalam satu proses Bersama.

2. Langkah-langlah sedehana dalam merancang pementasan senit eater


a. Membuat Panitia , menjadi 2 tim kepanitian (kelompok) yaitu tm artistic
dan tim produsi, Tim artictik cakupan kerjanya meliputi panggung dan
segala isinya. Tim produksi, tim ini cakupan kerjanya adalah non panggung
di dalamnya ada:
• pimpinan produksi bertungas sebagi penanggung jawab dan
mengorganisir proses kegiatan pementasana secara keseluruhan
• Bendahara Produksi berutas mengelola dan mengatur kebutuhan
pementasan hingga terlaksananya acara yang denga perincian yang bisa
dipertanggung jawabkan
• Koordinator Latihan, bertugas menyusun agenda Latihan dan materi yang
akan dilatihkan
• Humas/Pupdok memiliki kemampuan strategi mempromosikan
menginformasikan dan mempublikasikan agenda kegiatan yang akan
dilakukan memalui berbagai media
• Tickting, bertanggung jawab menyangkut penjualan dan hal-hal yang
terkait dengan tiketingnya tiket pertunjukannya
• Dokumentasi, bertanggung jawab mendokumentasika rankaian kegiatan,
menyimpan dengan baik seluruh dokumentasi kegiatan
• Konsumsi, bertanggung jawab atas ketersediaan supply gizi bagi para
pemain dan crew dari mulai Latihan hingga pelaksanaan
• Finance, bertanggung jawab mencari sponsor, donator, dll
• Kebersihan, bertanggung jawab kebersihan lingkunngan di sekitar area
pertunjukan
• Keamanan, menjaga keamanan lingkungan tempat diadakanya
pentunjukan, bernkoordinasi denga petugas keamanan di lokasi
➢ Sutradara, seorang yang memimpin melaksanakan rangkain proses yang
berktan dengan panggung mulai Dari awal hingga terlaksanakannya
kegiatan
➢ Penata artistic penanggung jawab karya seni yang akan di tampilkan yang
meliputi urutan pementasan, mentukan bentuk propert
➢ Penata music, bertangung jawab Menyusun,membuat lagu/ilustrasi music
yang akan digunkan dam pementasan teater
➢ Penata rias, bertangung jawab penampilan artistik (sesuai
karakter/kebutuhan adegan)
➢ Stage crew orang-orang yang ngerjakan hal teknis di atas pangung. Tugas
pokok stagecrew adalah membantu penata artis untuk
mengadakan,membuat dam memelihara segala perlengkapan
➢ Penata kostum, bertangung jawab kepada kostum yang sesuai dengan
karakter tokoh
➢ Penata cahaya, bertangung jawab terkait pencahayaan pada alur ceritanya

b. Menentukan cerita yang akan dipentaskan, mencari sumber-sumber


cerita, dapat mengangkat cerita rakyat, cerita peristiwa, cerita fiksi, cerita
realistis. cerita dapat di adaptasi dari novel, cerpen, cerita pada film atau
naskah-naskah drama yang telah ada sebelumnya. Sumber cerita harus
dibaca berulang-ulang hingga cerita dapat dipahami seluruhnya baik alur,
tokoh, peristiwa, suasana dll. Sumber harus dipahami bentuk ceritanya.
Dalam seni teater terdapat 4 jenis cerita yaitu:
• Cerita Tragedi, jenis cerita dalam seni teater yang menampilkan tokoh
utama pada akhir cerita mengalami kesengsaraan, penderitaan
bahkan kematian
• Cerita Komedi, cerita yang mengungkapakan kelemahan sifat manusia
(tokoh) dengan cara yang lucu, biasanya cerita komedi ini banyak
mengundang gelaktawa penonton pada adegan-adegannya
• Cerita Targikomic, cerita yang merupakan pengambuangan cerita
tagedi dan komedi, biasanya peneonton diawal cerita akan dibawa
untuk focus pada cerita tokoh utamanya, namun pada bagian-bagian
adegan tertentu penonton dibuat tertawa
• Cerita Satire, Cerita yang mengandung sindir kepada individu maupun
kelompok baik secara halus ataupun secara agresif
• Cerita Melodrama, cerita yang mengupas suka dan duka kehidupan
dengan cara menimbulkan rasa haru sangat menyentuh kepada sisi
sensimental penonton
c. Menentukan tokoh/karakter tokoh yang akan terlibat di dlam cerita yanga
akan dipetaskan, dengan mengadakan audisi, terdapat 5 jenis
menentukan tokoh dalam seni pementasan teater;

▪ Casting by ability, menentukan pemeran berdasarkan


kecakapan/kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan cerita
▪ Casting to type, pemeilihan pemeran berdasarkan kecocokan fisik
ataupun waktak si pemain
▪ Antitype casting, pemilihan pemeran yang bertentangan dengan
fisik pemain
▪ Casting to emotional temperamtal, pemilihan pemeran
berdasarkan hasil observasi hidup pribadi si pemain ada kecocokan
dengan peran yang akan dimainkan
▪ Therapeutic casting, Pemilihan pemeran yang bertentangan
dengan watak dan karakter si pemain

d. Membuat Rundown kerja panitia ( time schedule), time schedule berisi


susunan kegiatan kerja, waktu, target selesai. Time schedule memberikan
gambaran, penjelasan terkait rencana pementasan berdasarkan taget
waktu, taget tujuan, taget proses dan targed hasil.

e. Membuat proposal pementasan seni teater, digunakan untuk mencari


sponsor/donatur untuk dapat berpartisipasi/berkerjasama dalam kegitan
yang akan diadakan (pementasan seni teater)

f. Menentukan tempat pementasannya, mencari lokasi tempat


pementasanya, memahami bentuk panggungnya, sarana dan prasarana
penunjangnya. Dalam seni terapat jenis-jenis panggung diantaranya:

o Panggung Arena, pangung yang penontonnya melingkar atau


duduk mengelilingi pangung, pangguang arena ini biasanya dibuat
terbuka (tanpa penutup). Bentuk panggung arena bisa berbentuk
lingkaran penuh dan ½ lingkaran (bentuk tapal kuda)
o Panggung proscenium, Panggung yang memiliki bingkai
(bentuknya bisa persegi atau 12/linkaran) dan biasanya miliki
sekat-sekat pada panggungnya
o Panggung thrush, pangung yang bentuknya seperti panggung
proscenium, namun pada bagian depan pangung menjorok ke
penonton, dan penonton bisa melihat dari dekat pemain teaternya
dari sisi dapan, samping kanan dan kiri pangung
o Panggung portable, panggung jenis ini bisa disesuaikan kebutuhan
bentuk dan ukurannya, bahkan panggung bisa dipindah dari satu
tempat ke tempat lainnya

g. Mengoptimalkan PUBLIKASI, menginformasikan, mengpromosikan


kegiatan pementasan yang akan dilalakuakn, baik memalui cetak
dan elektronik
h. Proses Latihan, mengatur jadwal Latihan, materi Latihan dan target
persiapan penemetasanya.

i. Latihan persiapan pementasan teater, terdapat beberapa tahapan


yang harus dilakukan diantarany:

➢ Persiapan naskah diawali dengan proses reading, yaitu


membaca naskah yang akan dijadikakan materi pementasan
secara berulang kali hingga memahami tokoh, karakter
tokoh, tema, nuansa dan latar dalam ceritanya. Teknik dalam
membaca naskah cerita yaitu:
➢ Membaca keseluruhan cerita dengan cermat
➢ Menbaca satu per suku kata
➢ Membaca dengan susunan kata per kata
➢ Membaca kata per kata dengan pelan.
➢ Membaca kalimat disertai sebuah pemahaman
➢ Menghafal naskah, dapat dilalukukan deangan
membaca dialog secara berlulaang-ulang,
membaca bagian per bagian, menhafalkan naskah
dnegan cara dengan cara menghafalkannya baris
perbaris, disamping itu cara menghafal naskah
dengan menemukan kata kunci dari dialog yanga di
kalakukan, atau menggunakan tape recoder

➢ Merancang komposisi, marancang pemain dan


panggung (area untuk proses Latihan
➢ ) nya dengan cara blocking. memberikan orientasi
kepada pemain terkait posisi-posisi pemain diatas
panggung

➢ Run through, merupakan Latihan hafalan naskah


secara keseluruhan, pada proses run trough, para
pemain berlatih memainkan peran dari awal
sampai akhir cerita tanpa menggunakan teks.
Dalam proses runtrouh, sutradara tidak
menghentikan proses Latihan, Adapun masukan,
saran dan kritik disampikan di akhir Latihan. Dalam
melakukan proses run trough, dapat dilakukan
bagian- perbagian atau babak per babak. Hal yang
harus di perhatikan pada proses runthrough
adalah, hafalan/ketepatan dialognya, karakter
tokoh yang dimaikan, blocking pemain, irama,
hubungan antara karakter tokoh, tensi dramatic,
kerjasama antar pemain
➢ Latihan Teknik, para pemain dikenalkan dengan
tata panggung, tata music, tata cahaya dan
property yang akan digunakan

➢ Dress Rehalsal, atau yang sering diistilahkan dengan


sebutan Gladi Kotor dan Gladi Resik. Proses ini
adalah proses Latihan secara lengkap dan
menyeluruh. Para actor dalam proses ini sudah
mencoba menggunakan kostum sesuai dengan
karakter yang dimainkan. Tidak hanya berkaitan
deang kostum para aktornya, di dalam proses ini
juga mencoba menggunaka property dan tata
cahaya. Proses Dress rehasal ini dilakukan
bertujuan untuk memberikan nuansa pementasan
yang sesungguhnya kepada seluruh aktor dan crew
pendukungnya

➢ Pementasan. Proses ini adalah proses puncak dari


seluruh rangkaian proses. Biasanya pada proses ini
para actor sudah melakukan persiapan yang
diperlukan, mulai dari make-up hingga kostum.
Sedangan para crew tekanis sudah melakukakn
pengecekna terakhir terkait hal-hal yang menjadi
tangungjawabnya. Sebelum pementasan dimulai
para tamu undangan dan penonton sudah diberi
booklet yang berisi: Salam pembuka, sambutan dari
orang yang diberikan kehormatan untuk memberi
salma pembuka, kata pengantar dari ketua
panitia/producer, synopsis cerita yang akan
dipentaskan, susunan, panitia dan susunan para
aktor, terakhir adalah list sponsor (jika ada).
Sebelum pementasan dimulai, biasanya MC
mempersilahkan seseorang untuk memberikan
sambutan, dan biasanya disampaikan oleh orang
yang dihormati dalam pementasan tersebut.
Setelah selesai acara sambutan, kemudian
pementasan dimulai, biasanya jika pementasan
berdurasi lebih dari 90 menit, dibagi menjadi dua
sesi, pembagian ini difungsikan untuk memberi
ruang para actor dan crew untuk istirahat sebentar
sekaligus para crew mengecek ulang property dan
halhal lainnya berkaitan dengan teknis agar pada
sesi kedua dapat lebih bagus lagi. Pada sesi akhir
penonton akan dikenalkan satu-persatu actor yang
terlibat di dalamnya termasuk para crew teknis
pendukungnya.
➢ Setelah agenda pementasan selesai, proses
berikutnya adalah membuat laporan pertanggung
jawaban kegiatan. Proses ini biasanya berisi laporan
rangkaian proses pementasan dari mulai
perancangan hingga pementasan, laporan ini
berfungsi mengevaluasi hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki ataupun perlu adanya sebuah innovasi
untuk kegiatan mendatang. Di samping itu, proses
ini juga diwajibkan memeberikan laporan keuangan
yang terkait sirkulasi dana yang sudah digunakan
dalam rangkaian kegiatan pementasan.

===================================END====================================

Anda mungkin juga menyukai