Pendahuluan
A. Latar Belakang
1
Buku diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan Judul Bahkan Malaikatpun Bertanya:
Membangun Sikap Islam Yang Kritis. (Jakarta: Serambi, 2001).
2
Buku otoritatif yang mensurvey karakteristik dan model wawasan keislaman yang berkembang
di Amerika – khususnya amerika serikat antara lain karya Jane Smith, Islam di Amerika. Ter.
Watung Budiman. (Jakarta: Obor, 2003).
3
Komaruddin Hidayat, Wahyu Di Langit Wahyu di Bumi: Doktrin dan Peradaban Islam di
Panggung Sejarah (Jakarta: Paramadina, 2003), hlm., 7. Lihat juga idem, “Ketika Agama
Menyejarah”, al-Jami’ah Journal of Islamic Studies. Vol. 40, No. 1, January-June 2002, hlm., 98-
105.
1
Islam Indonesia dan corak Islam yang lain dengan eksistensi dan hak hidup yang
sama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian pribumisasi al – qur’an
2. Peranan al – qur’an dalam wawasan indonesia
3. Contoh konkrit tentang maksud pribumisasi al – qur’an
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian pribumisasi al-qur’an
2. Memahami peranan al – qur’an dalam wawasan negara
3. Mengetahui contoh dalam pribumisasi al – qur’an4
4
Tugas uts smt 2 STAINU Kotabumi 2020/2021
2
BAB II
PEMBAHASAN
5
2Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia, 1985)
6
1M. Nur Kholis Setiawan, Pribumisasi Al-Qur'an: Tafsir Berwawasan Keindonesiaan,
(Yogyakarta: Kaukaba, cet. Ke-1, 2012)
3
B. Peranan Al Qur’an Dalam Wawasan Ke Indonesiaan
7
Fahruddin Faiz, Hermeneutika Al-Qur’an: Tema-tema Kontroversial (Yogyakarta: eLSAQ Press,
2005)
8
Amin Al-Khulli dan Nasr Hamid Abu Zaid Metode Tafsir Sastra, ter. Khairon Nahdiyyin,
(Yogyakarta: Adab Press, 2004), hlm. 64.
4
teks tidak akan terlepas dari konteks situasinya. Dengan demikian, dialektika
Alquran pula tidak terpisah dengan dua sisi tersebut. Teori dialektika selalu
memainkan dengan apik tiga konteks situasi,:
(1) Medan wacana, yakni halhal yang sedang terjadi dan yang sedang berlangsung.
(2) Pelibat wacana, yakni orang-orang yang terlibat, sifat, kedudukan, serta peran,
(3) Sarana wacana, yakni bagian yang sedang diperankan oleh bahasa dalam situasi
itu.
9
Rakhmat, Jalaluddin,Islam Aktual, Refleksi Sosial Seorang Cendekiwan Muslim, Bandung: Mizan,
cet. XIV, 2003.
5
C. Contoh Konkrit Tentang Maksud Pribumisasi Al – Qur’an
Sub ini coba menunjuk satu term dalam al-Qur’an lalu menelusuri
pengertiannya kemudian mengelaborasinya dalam konteks kekinian dan
keindonesiaan. Term termaksud adalah gani mah. Term ini identik dengan perang.
Sementara kini dan di sini tidak (belum) ada perang yang darinya wacana gani mah
dapat mengemuka. Secara etimologi gani mah berarti “apa yang diperoleh
seseorang atau sekelompok orang lewat usaha.”] Sedangkan secara terminologi ia
berarti “apa yang diperoleh kaum Muslimin dari harta kaum musyrikin dengan
mengerahkan kuda dan unta (perang).” 10
Dalam al-Qur’an, kata-kata yang
terbentuk dari kata dasar غنمterulang sebanyak sembilan kali, yaitu dalam Surah
an-Nisâ`/4: 94, al-An’âm/6: 146, al-Anfal/8: 41, 69, Thaha/20: 18, al-Anbiyâ`/21:
78, dan al-Fath}48: 15, 19, 20. Tentu saja tidak semuanya berhubungan dengan
ganimah yang berarti harta rampasan perang.
Dalam Surah an-Nisa/4: 94 disebut ُ َمغَانِمdan berarti harta yang banyak. Dalam
Surah al-An‘am/6: 146, Thaha/20: 18 dan al-Anbiya/21: 78 disebut ُغنَم
َ dan berarti
11
kambing. Untuk masa sekarang, masalah ganimah secara umum bukan lagi
merupakan realitas keislaman yang kita hadapi. Kita sekarang tidak lagi
menghadapi masalah ini. Kita tidak berada dalam pemerintahan, kepemimpinan dan
umat Islam yang sedang berperang di jalan Allah lalu mendapatkan banyak
gani>mah yang harus didistribusikan sedemikian rupa. Zaman telah berputar dan
kembali ke fase di mana Islam menghadapi masalah kemanusiaan untuk pertama
kalinya.
Manusia kini telah kembali ke zaman jahiliah sebagaimana asal mereka dulu
Islam pun kini telah kembali ke fase awal di mana ia harus menyeru manusia untuk
masuk ke dalamnya; menyeru mereka untuk bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya; menyeru mereka untuk bersatu di bawah
kepemimpinan Islam guna membangun kembali agama ini dalam kehidupan
manusia; serta menyeru mereka supaya loyal secara total terhadap komunitas dan
10
Nashruddin Baidan, Perkembangan Tafsir al-Qur’an di Indonesia (Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri, 2003)
11
Bakar Atjeh, Sedjarah Al-Qur’an (Djakarta: Sinar Pudjangga, 1952)
6
kepemimpinan Islam tersebut. Inilah persoalan nyata yang dihadapi Islam sekarang.
Tidak ada persoalan lain. Tidak ada persoalan gani>mah sebab tidak ada perang
sekarang Manhaj Islam adalah manhaj yang realistis (wa>qi’i>).
12
Maharsi, Islam di Tanah Selaparan, dalam Sugeng Sugiono dkk (ed.) Menguak Sisi-sisi
Khazanah Peradaban Islam, (Yogyakarta: Penerbit Adab Press, Juni 2008)
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
DAFTAR PUSTAKA
Digital Islamic Project, Encyclopedia of Shia [terj. Antologi Islam, Sebuah Risalah
Tematis dari Keluarga Nabi, oleh Rofik Suhud dkk.), Jakarta: Penerbit al-Huda,
cet. I, 2005.