Anda di halaman 1dari 17

164 – Jurnal Pendidikan Vokasi

PENGARUH PENGALAMAN PRAKTIK, PRESTASI BELAJAR


DASAR KEJURUAN DAN DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP
KESIAPAN KERJA SISWA SMK
Ahmad Awaludin Baiti
SMK Muhammadiyah Prambanan
ahmad_awals@yahoo.co.id
Sudji Munadi
Universitas Negeri Yogyakarta
sudji.munadi@yahoo.co.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tingkat kesiapan kerja, pengalaman praktik,
prestasi belajar dasar kejuruan, dan dukungan orang tua, (2) adanya pengaruh pengalaman
praktik, prestasi belajar dasar kejuruan, dukungan orang tua baik secara sendiri – sendiri maupun
bersama - sama terhadap kesiapan kerja siswa SMK, (3) seberapa besar pengaruh pengalaman
praktik, prestasi belajar dasar kejuruan, dukungan orang tua secara sendiri dan bersama - sama
terhadap kesiapan kerja siswa SMK. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan
ex post facto. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis regresi
linier sederhana dan analisis regresi ganda dengan bantuan software SPSS 16. Hasil penelitian
menunjukkan: (1) kesiapan kerja siswa tinggi (84%), pengalaman praktek tinggi (72%), prestasi
belajar dasar kejuruan rendah (36%), dukungan orang tua sangat tinggi (54%), (2) terdapat
pengaruh pengalaman praktik, prestasi belajar dasar kejuruan, dukungan orang tua secara sendiri
maupun bersama – sama terhadap kesiapan kerja, dan (3) sumbangan efektif variabel pengalaman
praktik, prestasi belajar dasar kejuruan, dan dukungan orang tua terhadap kesiapan kerja (R2)
sebesar 39,6% dan sumbangan efektif masing – masing variabel yaitu pengalaman praktik 23,1%,
prestasi belajar dasar kejuruan 6,4%, dan dukungan orang tua 9,6%.
Kata kunci: kesiapan kerja, pengalaman praktik, dukungan orang tua, prestasi belajar dasar
kejuruan, keahlian elektronika.

THE INFLUENCE OF PRACTICAL EXPERIENCE, BASIC


VOCATIONAL LEARNING ACHIEVEMENT AND PARENT’S SUPPORT
ASPECTS TOWARDS WORK READINESS OF THE STUDENTS IN
VOCATIONAL HIGH SCHOOLS
Abstract
The purpose of this study is designed to reveal: (1) the level of work readiness, practical experience,
basic vocational achievement,and parent’s support (2)there is an influence of practical experience,
basic vocational achievement towards, parent’s support jointly and severally towards work readiness
(3) how much an influence of practical experience, basic vocational achievement towards, parent’
s support jointly and severally towards work readiness. This was a survey research with ex post
facto approach study. The data were analyzed using the descriptive analysis technique, simple liner
regression analysis and multiple regression analysis with the help of software SPSS 16.00. The result
showed: (1) the work readiness was high (84%), practical experience was high (54%), learning
achievement in basic vocational was low (36%), parent’s support was very high (54%) (2) there
is an influence of practical experience, basic vocational achievement towards, parent’ s support
jointly and severally towards work readiness (3) the effect of practical experience, basic vocational
achievement towards, parent’ s support jointly and severally towards work readiness (R2) 39,6% and
the effect of each predictor was 23,1% practical experience, 6,4% basic vocational achievement
towards, and 9,6% of parent’ s support.
Keywords: work readiness, practical experience, parental support, basic vocational achievement,
electronics expertise

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 165

PENDAHULUAN yang layak dan dapat mendukung karier dan


Jumlah penduduk yang banyak tetapi tan- kehidupan ke depan.
pa kualitas atau berkualitas rendah merupakan Seiring dengan perkembangan teknologi
beban. Indonesia termasuk dalam ketegori yang sangat pesat maka manusia mengingink-
tersebut. Hal ini dilihat dari peringkat daya an segala sesuatu dapat dilakukan dengan
saing Indonesia di dunia berdasarkan Growth cepat. Di industri, teknologi digunakan untuk
Competitivines Index berada pada urutan 50 meningkatkan kualitas serta kuantitas produk
dari 134 negara. Daya saing yang rendah ini yang mereka buat agar dapat memperoleh
dilihat dari segi etos kerja, disiplin, tanggung keuntungan yang lebih besar dengan pengelu-
jawab, keterampilan, kemampuan bahasa as- aran serendah - rendahnya. Contohnya adalah
ing, dan standar kompetensi. industri otomotif menggunakan robot sebagai
Salah satu langkah untuk meningkatkan pekerjanya hal ini bertujuan untuk menguran-
kualitas sumberdaya manusia dapat dilakukan gi pengeluaran gaji pegawai, meminimalisir
melalui pendidikan. Pendidikan di Indonesia tingkat kesalahan produksi karena faktor ma-
menurut hasil Studi Political and Economi- nusia serta untuk menambah jumlah produksi.
cal Risk Consultancy (PERC) tahun 2011 dan Pemanfaatan teknologi ini memerlukan sum-
2012, memperlihatkan betapa rendahnya kual- ber daya manusia untuk mengelola teknolo-
itas pendidikan di Indonesia saat ini. Derajat gi – teknologi ini baik penggunaan maupun
pendidikan Indonesia di urutan ke 12 dari 12 perawatan. SMK sebagai pencetak tenaga
negara yang diteliti di Asia. Indonesia berada kerja harus selalu up to date agar dapat meli-
pada posisi paling buncit di bawah Malaysia, hat perkembangan yang ada di industri untuk
Singapura, Brunei, Thailand, dan Filipina yang menghasilkan lulusan yang dibutuhkan oleh
berada di atas Indonesia. Berdasarkan data industri.
tersebut, diketahui bahwa secara umum, Indo- Pada kenyataannya saat ini masih banyak
nesia menghadapi berbagai permasalahan me- lulusan SMK yang belum mendapatkan peker-
nyangkut kualitas pendidikan yang masih ren- jaan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
dah, yang mengakibatkan daya saing bangsa (2012) mengenai Tingkat Pengangguran Ter-
masih rendah. buka (TPT) penduduk usia 15 tahun ke atas
Pendidikan kejuruan merupakan sub- menurut pendidikan tertinggi yang ditamat-
sistem dari sistem pendidikan nasional. Pen- kan tahun 2010 – 2012 dapat diketahui bahwa
didikan kejuruan melalui SMK – SMK di- prosentase pengangguran lulusan SMK bulan
harapkan oleh pemerintah sebagai wahana Agustus 2010 sampai Februari 2012 yaitu
pengembangan pengetahuan dan keterampilan pada bulan Agustus 2010 sebesar 11,87%, bu-
dan mampu menjawab tantangan dunia kerja lan Agustus 2011 sebesar 10,43% dan bulan
secara nyata. Lulusannya diharapkan dapat Februari 2012 sebesar 9,51%. Berdasarkan
memenuhi tuntutan dunia usaha akan tenaga data ini menunjukkan bahwa angka pengang-
kerja tingkat menengah. Namun, keberadaan guran tingkat SMK di Indonesia masih besar
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini dinilai meskipun setiap tahun semakin menurun. Hal
masih terlalu prematur untuk diharapkan lulu- ini berarti banyaknya lulusan SMK yang tidak
sannya sebagai tenaga siap kerja. Hasil kajian terserap dalam dunia kerja.
Putrianingrum (2009) mengenai lulusan SMK Menurut kajian Callan (2003) dan Clarke
di Kota Malang diketahui kebanyakan lulusan (2007) hal tersebut disinyalir diakibatkan ma-
peserta didik masih mengalami kesulitan dan sih ada kesenjangan antara dunia pendidikan
cenderung mudah frustrasi untuk mendapatkan dan dunia kerja dimana dunia pendidikan me-
pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahl- mandang lulusan yang mempunyai kompetensi
ian merek. Pandangan yang menyebutkan usia yang tinggi adalah mereka yang lulus dengan
mereka masih terlalu muda ditambah dengan nilai tinggi dalam waktu cepat, sedangkan du-
bekal pengetahuan dan keterampilan yang be- nia industri menginginkan lulusan yang high
lum memadai sering menjadi kendala utama competence yaitu lulusan dengan kemampuan
siswa lulusan SMK mendapatkan pekerjaan teknis dan sikap yang baik. Jika dijabarkan,

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


166 – Jurnal Pendidikan Vokasi

maka kompetensi lulusan yang dibutuhkan du- rata dengan ujian nasional agar mendapat nilai
nia industri dan usaha terbagi dalam dua aspek yang cukup atau lebih dari syarat minimal nilai
yaitu aspek teknis yang berhubungan dengan kelulusan untuk meluluskan murid.
latar belakang keilmuan yang dipelajari atau Berdasarkan fakta di atas dapat diketahui
keahlian yang diperlukan di dunia kerja yaitu: bahwa permasalahan yang terjadi bukan hanya
technical skills atau hard skills dan aspek non mengenai kualitas dari siswa itu sendiri tetapi
teknis yang mencakup motivasi, adaptasi, ko- juga berasal dari hasil prestasi belajar yang
munikasi, kerja sama tim, problem solving, dipaksakan untuk sekedar lulus sampai pada
manajemen stres, kepemimpinan, dan lain- tingkat penyerapan lulusan yang sangat rendah.
lain, yang kemudian disebut soft skills. Hal ini menggambarkan kondisi pembelajaran
Hasil penelitian Mariah & Sugandi (2010) kejuruan yang masih belum dapat memenuhi
diketahui bahwa terjadi kesenjangan soft skills tujuan dari pembelajaran sebenarnya. Paparan
lulusan SMK dengan kebutuhan tenaga kerja Pendidikan kejuruan mengutamakan pem-
di industri/usaha, mengidentifikasi bahwa ma- belajaran praktik. Dalam setiap aktivitas prak-
sih terdapat beberapa masalah berkaitan den- tik memerlukan peralatan praktik. Berdasar-
gan pendidikan dan dunia usaha/industri, di- kan hasil survey Balitbang Depdiknas (2009)
antaranya: (1) Sumber daya manusia Indonesia melaporkan bahwa rasio peralatan praktik di
masih sangat lemah untuk mendukung perkem- bengkel per rombongan praktik yang tertinggi
bangan industri dan ekonomi (Kinosita, 2002); mencapai 1:1 dan terendah mencapai 1:18. Un-
(3) Sebagian besar lulusan SMK di Indonesia tuk peralatan kecil, seperti obeng, gunting dan
bukan saja kurang mampu menyesuaikan diri lain-lain, rasionya berkisar antara 1:1 sampai
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, 1:4. Untuk peralatan besar rasionya berkisar
tetapi juga kurang mampu mengembangkan antara 1:4 sampai 1:18. Dengan demikian ke-
diri dan karirnya di tempat kerja (Depdiknas, tika praktik, hanya sebagian siswa yang benar-
2004, p.1); dan (4) Kekecewaan dunia industri benar melaksanakan praktik menggunakan alat
terhadap kualitas lulusan pendidikan kejuruan, atau mengoperasikan peralatan/mesin. Hal ini
terletak pada kesiapan mental untuk bekerja menunjukkan bahwa pembelajaran tidak efek-
dan kurang memiliki daya juang dalam meng- tif karena peralatan yang kurang memadai
hadapi pekerjaan (Abdillah, 2001). Hal ini Aktivitas pembelajaran yang efektif ten-
menjadikan tambahan bagi SMK karena selain tunya menyamakan dengan tujuan dari pem-
menyiapkan lulusan yang terampil tetapi lulu- belajaran. Aktivitas pembelajaran yang baik
san yang memiliki softskill yang baik. menurut Nolker (1983) adalah aktivitas pem-
Lebih lanjut, hasil survei Balitbang Dep- belajaran pada tempat kerja yang yang paling
diknas (2009) bahwa pada pengukuran standar mendekati wujud yang kemudian akan ditem-
kompetensi lulusan, indikator yang digunakan pati oleh peserta didik yang bersangkutan,
adalah hasil dari uji kompetensi yang digunak- karena proses identifikasi akan berlangsung
an untuk syarat kelulusan, artinya walaupun ni- paling segera di sini dan taraf keterlibatan
lai UN baik, jika tidak lulus ujian kompetensi pribadi paling tinggi. Pembelajaran seperti itu
atau mendapat nilai yang buruk tetap saja tidak dapat diterapkan baik di sekolah ataupun di luar
lulus Ujian Nasional. Contohnya di Kabupaten sekolah, tetapi yang terjadi karena sampai saat
Kolaka, menurut responden yang diteliti yaitu ini sarana dan prasarana di SMK belum cukup
wakil kepala sekolah urusan Humas didapat- serta kondisi pembelajaran yang belum men-
kan rata – rata nilai Ujian kompetensi tahun dukung untuk menunjang pembelajaran seperti
2006/2007 adalah 7,32 sedangkan rata – rata yang ada di industri maka tidak mungkin hanya
nilai UAN 5,24 atau selisih 37,26 %. Dengan mengandalkan usaha dari sekolah. Untuk itu
diperlukan keinginan untuk belajar lebih dalam
demikian nilai gabungannya menjadi 6,34 dan
mengenai bidang yang ditekuninya
akhirnya lulus. Akibatnya, kelulusan pada ujian
kompetensi menjadi dipaksakan. Artinya ujian Pembelajaran oleh siswa dapat dilaku-
kompetensi yang dilakukan oleh sekolah dan kan di berbagai tempat, selain ketika berada
industri dibuat sedemikian rupa untuk dirata – di sekolah dapat juga dilakukan di luar seko-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 167

lah. Pada Program Studi Keahlian Teknik gakses situs bermuatan pornografi. Selain
Elektronika jika dilihat dari isi kurikulumnya pengaruh dari luar, pengaruh dari dalam diri
dapat dimungkinkan untuk dilakukan. Hal ini siswa tentunya menentukan keberhasilan suatu
dikarenakan hal – hal yang dipelajari berkaitan pembelajaran khususnya dalam keluarga. Ke-
dengan kehidupan sehari – hari. Program Studi adaan keluarga yang kurang harmonis, orang
Keahlian Teknik Elektronika mempelajari ten- tua kurang perhatian terhadap prestasi belajar
tang teori dan pengaplikasian arus listrik lemah siswa dan keadaan ekonomi yang lemah atau
yang digunakan pada alat – alat rumah tangga berlebihan bisa menyebabkan turunnya presta-
maupun gadget antara lain rice cooker, setrika, si belajar anak (Oemar Hamalik, 2001: 194).
handphone, laptop, komputer, dan sebagainya. Melihat usia mereka termasuk dalam
Dalam penggunaannya tentu menemukan ma- golongan remaja. Remaja adalah waktu ma-
salah – masalah atau kerusakan – kerusakan nusia berumur belasan tahun . Pada masa
yang membutuhkan perbaikan sederhana. Pel- remaja manusia tidak dapat disebut sudah
uang – peluang tersebut menjadikan banyak dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-
hal yang dapat dilakukan antara lain melaku- anak. Masa remaja adalah masa peralihan ma-
kan servis – servis sederhana pada alat – alat nusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja
rumah tangga yang memerlukan perbaikan. merupakan masa peralihan antara masa anak
Selain itu siswa diajari komputer baik peng- dan masa dewasa yang berjalan antara umur
gunaan, perawatan dan troubleshootingnya. 12 tahun sampai 21 tahun. Pada usia tersebut
Kemampuan komputer untuk saat ini diperlu- kondisi psikologis masih dalam tahap perkem-
kan selain untuk menambah informasi dapat bangan jadi mudah terpengaruh dan mudah
juga untuk dijadikan usaha ketika lulus nanti. sekali menerima efek baik negatif maupun
Hal lain yang dapat dilakukan adalah instalasi positif yang ada di lingkungan sekitarnya.
sound system ketika ada kegiatan – kegiatan Hal yang menjadi perhatian dalam peneli-
di kampung. Hal lain yang dapat dilakukan tian ini adalah dukungan orang tua untuk men-
adalah merekayasa elektronika menjadi kegu- ciptakan keadaan yang nyaman dan tenang,
naan yang lain. Pekerjaan – pekerjaan tersebut pemenuhan kebutuhan baik moril maupun ma-
tentunya diharapkan dapat mengasah keter- teriil untuk kenyamanan anak belajar. Orang
ampilan, menambah penguasaan dan dapat tua dipilih dalam penelitian ini karena memi-
menjadikan pengalaman praktik yang berharga liki hubungan kedekatan sangat tinggi terha-
bagi siswa untuk membentuk kemampuan tek- dap anak dan menentukan kesuksesan seorang
nis dan mental dari siswa tersebut. anak. Orang tua menjadi sangat dominan di
Saat ini kondisi mental remaja sema- sebuah keluarga sebagai pengawal perkemban-
kin memprihatinkan. Remaja sekarang mu- gan psikologi anak menuju kematangannya.
dah tersulut emosi dan pendek akal sehingga Didalamnya fungsi orang tua adalah memberi-
menganggap semua permasalahan harus dis- kan perhatian, dukungan serta kasih sayang
elesaikan dengan jalan kekerasan. Seperti di- pada putra – putrinya agar dapat menjadi priba-
beritakan di Penelitian dan Pengembangan di yang matang dalam menghadapi kehidupan-
(Litbang) TVOne (2013), di Jakarta saja pada nya kelak.
2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran Dalam pendidikan, dukungan orang tua
antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dapat berupa sarana dan prasarana penunjang
dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran pendidikan dan penentuan kondisi iklim dalam
yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari- kesehariannya di rumah. Hal tersebut berdam-
Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang me- pak langsung pada psikologi anak. Anak yang
newaskan 12 pelajar. Perkembangan teknologi berada pada kondisi psikologi yang baik dan
informasi saat ini juga memicu penyalahgu- dalam keadaan situasi rumah yang mendukung
naan teknologi ke hal – hal yang negatif. Salah pendidikan, tentunya akan merasa aman dan
satunya ialah akses pada pornografi. Data dari nyaman sehingga perkembangan mentalnya
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dapat berjalan dengan baik, baik di rumah mau-
(2011) mengatakan 97,2% siswa tingkat Seko- pun ketika melaksanakan kegiatan pembelaja-
lah Menengah Umum (SMU) pernah men- rannya di sekolah ataupun dimanapun berada.

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


168 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Pendidikan Kejuruan. liki kompetensi yang terdiri dari keterampilan,


Menurut Undang - Undang Sistem Pendi- pengetahuan dan sikap yang mengiringinya.
dikan Nasional (Sisdiknas) tahun 2003 pasal 2 Pembelajaran di sekolah kejuruan yang
menyatakan pendidikan kejuruan merupakan bertujuan bagi pemenuhan kualifikasi tenaga
pendidikan yang mempersiapkan peserta di- kerja yang memiliki kompetensi diharapkan
diknya untuk dapat bekerja pada bidang terten- dapat memenuhi ketiga komponen antara lain
tu. Pendidikan kejuruan lebih menekankan tu- pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dalam
juan pembelajaran pada kebutuhan dunia kerja. penjabarannya dibagi menjadi tiga antara
Sasaran pendidikan kejuruan ditujukan pada lain: normatif untuk membangun karakter dan
penyiapan tenaga kerja yang memiliki standar kepribadian yang baik sebagai pembentuk,
kerja di lapangan, responsif, dapat melakukan adaptif sebagai pembelajaran dasar yang digu-
langkah – langkah tepat terhadap kemajuan nakan untuk pengembangan kemampuan yang
teknologi, konsisten pada pembelajaran berba- berkelanjutan, dan produktif sebagai pembela-
sis praktik (learning by doing) dan hands on jaran yang difokuskan pada kemampuan pada
experience serta membutuhkan fasilitas sarana keahlian tertentu sebagai bekal memasuki du-
dan prasarana untuk memenuhi pembelajaran nia kerja. Hasil dari penjabaran pembelajaran
praktik yang menjadi ciri pendidikan kejuruan. di kejuruan antara lain agar peserta didik me-
Melalui pendidikan kejuruan diharapkan miliki kompetensi keahlian pada bidang ter-
peserta didiknya mampu melaksanakan per- tentu yang meliputi keterampilan yang unggul,
intah kerja dengan baik sehingga dapat dian- pengetahuan yang memadai dan sikap yang
dalkan oleh industri (capable). Dalam melak- baik.
sanakan perintah kerja tersebut dapat bertindak Hal ini menjadikan siswa SMK dituntut
seefektif mungkin karena sudah terampil. Su- untuk memiliki kemampuan profesional dalam
zane dan Stone (2006) mengemukakan bahwa: bidang aktivitas tertentu dan memiliki kualitas
“Capable people have confidence in their abil- pribadi yang menyangkut aspek akademik/in-
ity to (1) take effective and appropriate action; telektual juga aspek non akademik/emosional,
(2) Explain what they are seeking to achieve; sosial dan moral/spiritual. Kemampuan aka-
(3) live and work effectively with others; (4) demik siswa tentu diperlukan sebagai dasar
continue to learn from their experiences, both pengetahuan untuk melakukan pekerjaan di
as individuals and in association with others, dunia kerja. Hal ini ditunjang dengan kemam-
in a diverse and changing society. Capable puan non – akademik seperti kemampuan soft-
people not only know their specialism, they skill yang tentunya sangat penting bagi kelang-
also have the confidence to apply their knowl- sungan karir lulusan SMK tersebut.
edge and skills within varied and changing Pendidikan kejuruan SMK jika dilihat dari
situations and to continue to develop their spe- misi – misinya memiliki kelebihan-kelebihan
cialist knowledge and skills.” dibandingkan dengan sekolah menengah lain-
Mencermati paparan di atas definisi orang nya, diantaranya yaitu: (1) SMK memberikan
yang dapat diandalkan (capable) adalah ses- pengetahuan dan mempersiapkan lulusannya
eorang yang memiliki kepercayaan diri terha- untuk mampu melanjutkan ke jenjang Perguru-
dap kemampuan sendiri yang ditandai dengan an Tinggi, semua Perguruan Tinggi baik negeri
dapat bertindak efektif dan tepat, memiliki tu- maupun swasta selalu siap menerima lulusan
juan jelas menuju kesuksesan, dapat bekerja SMK; (2) SMK mempersiapkan lulusan tenaga
dengan orang lain secara efektif, selalu belajar terampil tingkat menengah melalui sertifikasi
dari pengalaman baik sendiri maupun dalam uji kompetensi standar nasional maupun in-
kelompok dan masyarakat yang bermacam – ternasional. Dalam upaya memenangkan per-
macam dan dinamis. Ditambah lagi dengan saingan di era global, SMK dapat memberikan
perilaku yang selalu berusaha untuk mengem- kesempatan seluas-luasnya bagi para lulusan
bangkan kemampuannya baik keterampilan untuk dapat bekerja di luar negeri. Selain itu
maupun pengetahuannya. Orang yang dapat para siswa SMK dibekali kemampuan berba-
diandalkan tersebut adalah orang yang memi- hasa Inggris dengan sistem TOEIC (Test of

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 169

English for International Communication) dengan lingkungan dan hal tersebut disebut se-
yang lebih menitik beratkan pada kemampuan bagai hasil belajar atau prestasi belajar. Menu-
berkomunikasi. Jadi, di era perdagangan be- rut Purwadarminto (2002: 767) menyatakan
bas di kawasan ASEAN pada 20003 berlanjut bahwa prestasi belajar adalah hasil yang di-
di kawasan Asia Pasifik pada 2020 akan ban- capai sebaik – baiknya menurut kemampuan
yak peluang bagi angkatan kerja untuk bekerja anak pada waktu tertentu terhadap hal hal yang
di luar negeri dan peluang ini sangat terbuka dilakukan atau dikerjakan.
bagi lulusan SMK; (3) SMK mempersiapkan Prestasi belajar yang dimaksud adalah ha-
tenaga terampil tingkat menengah untuk dapat sil belajar yang telah dicapai menurut kemam-
bekerja di dunia usaha atau industri, baik re- puan yang sebelumnya tidak dimiliki ditandai
gional maupun nasional. Era perdagangan be- dengan perkembangan serta perubahan tingkah
bas sekarang dan yang akan datang tentu akan laku pada diri seseorang yang diperlukan dari
selalu memacu dunia usaha dalam negeri un- belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar
tuk meningkatkan kualitas dan diversifikasi ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan ha-
produk agar dapat bersaing. Hal ini menuntut sil tes/ujian.
tenaga kerja kompeten dan profesional, hal ini
Prestasi belajar merupakan hasil aktivitas
dapat menjadi kesempatan bagi lulusan SMK;
pembelajaran yang dilakukan di sekolah ber-
(4) SMK mempersiapkan lulusannya untuk
dasarkan kurikulum yang telah diatur. Ber-
mengembangkan jiwa wirausaha. Lulusan
dasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasi-
SMK dapat mengembangkan usaha dan men-
onal Nomor 22 Tahun 2006 mengenai struktur
ciptakan lapangan kerja, terutama bagi lulusan
dasar kurikulum SMK dan MAK diketahui
yang memiliki modal.
dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK
Prestasi Belajar Dasar Kejuruan mata pelajaran dibagi ke dalam tiga kelompok,
yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produk-
Satunggalno (1993, p.23) menyatakan
tif. Khusus untuk kelompok produktif terdiri
bahwa prestasi belajar merupakan tingkat
atas sejumlah mata pelajaran yang dikelom-
keberhasilan belajar siswa di sekolah. Dari
pokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan
definisi tersebut menunjukkan bahwa prestasi
dan Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif
hasil belajar dapat memberikan informasi se-
dan produktif adalah mata pelajaran yang alo-
berapa jauh siswa dapat melaksanakan tugas
kasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan
– tugas sekolah. Menurut Poerwodarminto
program keahlian, dan dapat diselenggarakan
(1991, p.700) pengertian prestasi belajar
dalam blok waktu atau alternatif lain. Materi
adalah penguasaan keterampilan atau keter-
pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan
ampilan yang dikembangkan oleh mata pe-
Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan ke-
lajaran, lazimnya ditunjukkan pada nilai tes
butuhan program keahlian untuk memenuhi
atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hal
standar kompetensi kerja di dunia kerja. Dasar
senada diungkapkan oleh Nawawi (1981, p.18)
kejuruan berisikan materi – materi pembelaja-
bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhas-
ran yang mengacu pada kompetensi yang dibu-
ilan dalam mempelajari materi pelajaran yang
tuhkan di dunia kerja.
dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelaja- Khusus Program Studi Keahlian Teknik
ran tertentu. Sedangkan Mahmud (1989, p.82) Elektronika terdiri dari 3 kompetensi keahlian
mengemukakan bahwa prestasi belajar diukur antara lain: Elektronika Industri, Audio Video,
dengan nilai-nilai tes hasil belajar dari lamanya dan Mekatronika. Dari ketiga Kompetensi Ke-
bersekolah dan dalam kurun waktu tertentu. ahlian tersebut terdapat dasar kejuruan yang
sama tetapi memiliki kompetensi kejuruan
Seorang siswa yang melakukan kegiatan
yang berbeda. Dasar kejuruan digunakan seb-
belajar akan mengalami perubahan – peruba-
agai pengetahuan dasar untuk mempelajari ma-
han dalam bentuk pengetahuan, sikap maupun
teri – materi kompetensi kejuruan. Penjabaran
keterampilan. Perubahan tersebut dihasilkan
mengenai Dasar kejuruan dan Kompetensi ke-
siswa melalui pengalaman dalam interaksinya juruan dapat dilihat pada Lampiran 2. Prestasi

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


170 – Jurnal Pendidikan Vokasi

belajar dasar kejuruan dalam penelitian ini dimiliki seseorang dalam kaitannya dengan ke-
bermaksud untuk mengetahui sejauhmana ter- adaan yang akan dicapai seseorang.
capainya penguasaan keterampilan yang di- Kesiapan (readiness) terdapat prinsip –
tunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang prinsip dan juga aspek – aspek kesiapan yang
diberikan. menurut Slameto (2003: 115) ada 4 prinsip
yaitu: (a) semua aspek perkembangan interak-
Kesiapan Kerja si (saling pengaruh - mempengaruhi) (b) kema-
Pendidikan menengah kejuruan merupak- tangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk
an pendidikan yang didesain untuk mengem- memperoleh manfaat dan pengalaman (c) pen-
bangkan keterampilan, kemampuan dan pema- galaman – pengalaman mempunyai pengaruh
haman, sikap dan kebiasaan kerja sehingga lu- yang positif terhadap kesiapan (d) kesiapan
lusan SMK siap memasuki pasar kerja. Untuk dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam
dapat memasuki lapangan kerja lulusan SMK periode tertentu selama masa pembentukan
hendaknya mempunyai kemampuan yang me- dalam masa perkembangan.
liputi sikap mental, pengetahuan, keterampilan Untuk aspek kesiapan ada dua macam
dan kecakapan – kecakapan lain. yaitu: 1) kematangan; 2) kecerdasan. Kema-
SMK sebagai lembaga pendidikan for- tangan ini merupakan suatu proses serta saat
mal yang mendidik peserta didiknya untuk tercapainya batas yang memadai bagi orang
memasuki dunia kerja tentu akan menyelaras- ataupun fungsi tertentu di dalam melaksanakan
kan pembelajarannya dengan kualifikasi yang tugasnya dan oleh karena itu merupakan juga
dibutuhkan oleh industri agar memiliki kesia- saat yang tepat untuk mendapatkan pelatihan
pan kerja untuk bersaing di dunia usaha/indus- dan pengajaran. Salah satu aspek kesiapan
tri atau dapat menjadi wirausahawan. Hal ini adalah kematangan. “Kematangan atau matu-
sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Menu- rity membentuk sifat dan kekuatan dalam diri
rut Finch dan Crunkilton (1999, p.75) bahwa untuk bereaksi secara tertentu yang disebut
“the mayor goal vocational instruction is to dengan “readiness” (Dalyono, 2001, p.163).
prepare student for succesfull employment in Lingkungan juga menjadi penyumbang pem-
the labor market“ artinya tujuan utama pem- bentukan kesiapan, orang yang berkembang
belajaran dari pembelajaran kejuruan adalah intelektualitasnya akan lebih berkembang pula
untuk mempersiapkan para siswa menjadi pe- pemikiran dan kemampuannya membuat kepu-
kerja yang sukses di dunia kerja baik tenaga tusan. Semakin dewasa orang maka makin
kerja maupun sebagai wirausahawan. mandiri dan merdekanya orang tersebut dan
Customer service institute of Australia semakin bertanggungjawab, mampu mengon-
(2005, p.1) menyatakan bahwa Work readiness trol lingkungan yang lebih luas.
can be viewed as booth a process and a goal Kesiapan adalah kemauan atau keinginan
that involves developing a students workplace- dan kemampuan untuk mengusahakan suatu
related attitudes value, knowledge and skill. kegiatan tertentu, dalam hal ini bergantung
This enables students to become increasingly pada tingkat kematangan, pengalaman masa
aware and confident of their role and responsi- lalu, keadaan mental, dan emosi seseorang.
bilities. Artinya kesiapan kerja dapat dilihat se- sebelum melewati kematangan, tingkah laku
bagai suatu proses dan tujuan yang melibatkan kesiapan tidak dapat dimiliki walaupun me-
pengembangan kerja siswa yang berhubungan lalui latihan yang intensif dan bermutu. Jadi
dengan sikap nilai pengetahuan dan keterampi- kesiapan terhadap sesuatu terbentuk dari: (1)
lan. Hal ini memungkinkan siswa untuk men- perpaduan tingkat kematangan; (2) pengala-
jadi semakin sadar dan yakin akan peran dan man yang diperlukan; (3) keadaan mental dan
tanggung jawab mereka. emosi seseorang. Dengan adanya kesiapan
Menurut Dali Gulo (1984, p.241) kesia- maka proses selanjutnya akan dilakukan hasil-
pan adalah suatu titik kematangan untuk dapat nya juga akan baik.
menerima dan mempraktikkan tingkah laku Siswa yang telah melalui kematangan usia
tertentu. Hal ini berarti kesiapan menunjukkan yaitu berumur 17 – 18 tahun dinyatakan telah
keadaan pengetahuan dan keterampilan yang siap bekerja karena pada tugas perkembangan

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 171

salah satu tugas perkembangan pada saat rema- cooperate with other (e) resolve conflicts and
ja adalah menyiapkan diri untuk memasuki du- negosiate (f) use math to solve problem and
nia kerja, selain itu dapat kita ketahui bahwa comunicate (g) solve problem and make desi-
orang usia 16 – 19 tahun telah dibenarkan un- cion (h) observe critically (i) take reponsibility
tuk melakukan pekerjaan, mereka telah memi- for learning
liki kesiapan yang baik secara fisik maupun Jaringan bisnis dan pemimpin negara akh-
psikologi untuk melakukan suatu pekerjaan. ir ini mengidentifikasi 9 keterampilan tenaga
Begitu pula dengan kematangan siswa yang kerja yaitu: (a) dapat berkomunikasi secara
telah mencapai usia tersebut memiliki kema- lisan dengan orang lain secara jelas; (b) aktif
tangan fisik dan mental sehingga akan timbul mendengar; (c) mampu membaca dan menger-
kesiapan untuk bekerja. ti; (d) mampu bekerja sama dengan yang lain;
Kesiapan kerja adalah suatu kemampuan (e) mampu menyelesaikan konflik dan berne-
seseorang untuk menyelesaikan suatu peker- gosiasi; (f) menggunakan matematika dalam
jaan sesuai dengan ketentuan, tanpa men- menyelesaikan masalah dan mampu berkomu-
galami kesulitan dan hambatan dengan hasil nikasi; (g) mampu mengambil keputusan se-
maksimal, dengan target yang telah ditentukan cara tepat dalam menyelesaikan masalah; (h)
(Sofyan, 1988) sehingga kesiapan kerja sama mengamati secara kritis; (i) memiliki semangat
dengan kemampuan atau kompetensi (Arikun- untuk belajar.
to, 1983). Lebih lanjut dikatakan bahwa kesia- Menurut Finch and Crunkilton (1999,
pan kerja menyangkut tiga aspek yaitu penge- p.133) Seven skill groups ranging from most
tahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), advanced to most basic (a) organizational ef-
dan sikap (afektif). fectivenes/leadership (b) interpersonal nego-
Menurut Slameto (200, p.120) faktor tiation teamwork (c) self – esteem goal setting
– faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja - motivation personal and career development
adalah minat, motivasi sikap, dan kepribadian. (d) creative thinking problem solving (e) co-
Mengenai faktor yang mempengaruhi kesiapan munication: listening and oral comunication
kerja dapat dibedakan menjadi empat yaitu: (f) reading, writing, computation (g) learning
(a) faktor psikologi (kondisi mental, emosi, to learn
keinginan atau minat, semangat atau motivasi, Artinya adalah tujuh kelompok keterampi-
kesiapan berprestasi, kematangan berpikir); lan yang diurutkan dari yang paling tinggi ke
(b) faktor fisiologi (kondisi panca indra, sistem yang paling dasar adalah: (a) keefektifan or-
syaraf, otot – otot yang berfungsi dengan baik); ganisasi/kepemimpinan; (b) interpersonal/ne-
(c) faktor pengalaman (pengetahuan dan ket- goisasi/kerjasama tim; (c) pengembangan diri/
erampilan yang diperlukan dalam bekerja); (d) motivasi untuk menentukan tujuan/kepribadian
faktor ekstern (lingkungan, pendidikan, ling- dan pengembangan karier; (d) berpikir kreatif/
kungan keluarga, dan dunia kerja). penyelesaian masalah; (e) mampu berkomu-
Program kesiapan kerja adalah kompeten- nikasi mendengar dan lisan; (f) mampu mem-
si yang didasarkan pada program yang meman- baca menulis dan menghitung; (g) keinginan
faatkan pengalaman belajar untuk memberikan untuk belajar.
siswa dengan baik sambil diawasi komponen UNESCO – UNEVOC (2004, p.19) me-
kerjanya (Danielson, 2008, p.1). Program ini nyatakan bahwa Central to the development
harus dilakukan oleh semua pendidikan keju- of knowledge, skill and attitude for social sus-
ruan khususnya Sekolah Menengah Kejuruan tainability, she argues, are the abilities 1) to
(SMK) agar tujuan utama dari SMK terwujud work by oneself and with other in teams with
Menurut Cavanagh (2005, p.19) A net- integrity and honour, with honesty, punctually
work for bussines and state leader recently and responsibility 20 to adapt to varying situ-
identified nine workplace skills (a) speaks so ations; to know and understand peacefully 4)
other acan easily understand (b) listen active- to have a good of the grasp of the really of the
ly (c) read materials with understanding (d) world, of oneself and of of others 5) to passes

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


172 – Jurnal Pendidikan Vokasi

some general knowledge with specialization in Uraian yang telah dijelaskan di atas dapat
some fields or area for works and 6) to con- disimpulkan bahwa kompetensi merupakan
tinue learning and pursue lifelong education in perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai,
a learning society sikap, dan apresiasi sebagai perubahan perilaku
Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa yang dihasilkan dari proses belajar untuk dapat
fokus dari pendidikan dari pelatihan teknik melaksanakan tugas-tugas pekerjaan tertentu
dan kejuruan adalah: (1) untuk mampu beker- dengan kemampuan yang diperlukan oleh du-
ja sendiri dan bersama orang lain dalam satu nia usaha.
tim; (2) mampu beradaptasi dengan beragam
Pengalaman Praktik
situasi; (3) mampu menyelesaikan masalah
dengan damai; (4) berpikir secara realistis; (5) Pengalaman dapat diartikan sebagai
memiliki pengetahuan yang luas; (6) memiliki memori yang menerima dan menyimpan peris-
keinginan untuk belajar. tiwa yang terjadi atau dialami oleh individu
pada waktu dan tempat tertentu yang berfungsi
Pembelajaran Kompetensi sebagai referensi otobiografi (Daehler & Bu-
Berdasarkan kurikulum SMK teknologi katko, 1985). Hal ini diketahui pengalaman
dan rekayasa (2004, p.90) “kompetensi adalah merupakan peristiwa yang terjadi di lingkun-
kemampuan yang merupakan perpaduan pen- gan pekerjaan yang berfungsi sebagai referensi
getahuan (knowledge), sikap (attitude), dan untuk membentuk keterampilan.
keterampilan (skill) untuk melakukan sesuatu Menurut Prosser dalam Djojonegoro
yang bermakna dalam kehidupan”. Finch (1998, p.23) pembelajaran yang paling efektif
& Crunkilton dalam Mulyasa (2005, p.38) adalah pembelajaran yang menyamakan pem-
mengemukakan: “kompetensi diartikan seb- belajaran yang ada di sekolah dengan situasi
agai penguasaan terhadap suatu tugas, keter- kondisi yang ada di industri yang akan dituju.
ampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan Tetapi kenyataannya pada pembelajaran keju-
untuk menunjang keberhasilan”. ruan yang dilaksanakan di sekolah sulit untuk
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa menyelaraskan dengan situasi/kondisi industri.
kompetensi mencakup tugas, keterampilan, Nolker (1983) mengatakan tempat pendidi-
sikap, dan apresiasi yang harus dimiliki oleh kan tidak memiliki sarana yang sepadan untuk
peserta didik untuk dapat melaksanakan tugas- membiasakan peserta didik pada wujud dan
tugas yang sesuai dengan jenis pekerjaan ter- masalah – masalah kehidupan kerja. Wawasan
tentu, dengan demikian terdapat hubungan an- yang diperlukan hanyalah dapat diperoleh den-
tara tugas-tugas yang dipelajari peserta didik di gan jalan mengumpulkan pengalaman praktik
sekolah dengan kemampuan yang diperlukan bekerja di tempat kerja yang sebenarnya. Ak-
oleh dunia usaha atau dunia industri. Kompe- tivitas praktik yang pertama bagi siswa mem-
tensi yang harus dikuasai peserta didik dalam bentuk refleksi kritis mengenai persyaratan
penelitian ini adalah segala aktivitas yang di- bidang kejuruan serta taraf pendidikan yang
lakukan oleh peserta didik yang bertujuan un- sudah dicapai. Tempat kerja yang paling cocok
tuk perubahan tingkah laku yang meliputi ke- untuk praktik adalah yang paling mendekati
mampuan pengetahuan, sikap dan keterampi- wujud yang kemudian akan ditempati oleh
lan. Adapun dimensi kompetensi seperti yang peserta didik yang bersangkutan, karena proses
dijelaskan oleh kurikulum 2004 (Depdiknas, identifikasi akan berlangsung paling segera di
2004, p.1) antara lain: (a) melakukan suatu tu- sini dan taraf keterlibatan pribadi paling tinggi.
gas, (b) mengorganisasikan agar tugas tersebut Kemampuan praktik kerja mencakup
dapat dilaksanakan (c) menentukan langkah pengertian teori – teori di bidang keahlian
apa yang harus dilakukan pada saat terjadi ses- (kognitif) dan keterampilan praktik (psikomo-
uatu yang berbeda dengan rencana semula. (d) torik). Kemampuan praktik seseorang didasari
menggunakan kemampuan yang dimilikinya oleh pengetahuan – pengetahuan dasar yang
untuk memecahkan masalah (e) melaksanakan dikombinasikan dengan gerakan – gerakan
tugas dengan kondisi yang berbeda. yang dilatih secara teratur yang akan meng-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 173

hasilkan keterampilan. Hal yang dilakukan ini siap menghadapinya. Karena didukung oleh
akan membentuk pengalaman praktik. Pem- pengalaman kerja dimilikinya maka seorang
belajaran dengan menggunakan pengalaman pegawai yang berpengalaman dapat menduga
praktik yang dimiliki oleh peserta didik akan akan adanya kesulitan dan siap menghadap-
lebih efektif menjadikan siswa lebih terampil. inya. (e) bekerja dengan tenang. Seorang yang
Pembelajaran yang menggunakan praktik berpengalaman akan memiliki rasa percaya
tentunya dapat terjadi kapanpun dan dimana- diri yang cukup besar. (Asri, 1986, p.131).
pun. Baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Dukungan Orang Tua
Jika di sekolah kejuruan sudah tentu mener-
apkan pembelajaran praktik sebagai cirinya. Lingkungan keluarga merupakan suatu
Ditambah lagi dengan adanya Pendidikan tempat di mana anak berinteraksi sosial den-
Sistem Ganda (PSG) berupa Praktik Kerja La- gan orangtua yang paling lama sehingga upaya
pangan (PKL) yang tentunya dilaksanakan di dalam meningkatkan prestasi belajar difokus-
indutri untuk mengenal lebih banyak mengenai kan pada keluarga kemudian sekolah (Sury-
kondisi industri. Tetapi jika dilihat dari alokasi anto, 2008, p.1). Keluarga merupakan lembaga
waktu PKL yang hanya 3-6 bulan tentunya hal pendidikan utama yang berada di luar sekolah
itu dianggap kurang. Maka masih perlu tamba- yang memberikan andil utama dan mendasar
han praktik agar dapat menambah pengalaman di dalam pembentukan sikap, kepribadian, dan
praktik siswa, hal itu tentunya dapat dilakukan kebiasaan.
oleh siswa yang tergabung pada Program Studi Orang tua adalah orang yang pertama
Keahlian Teknik Elektronika. dan utama yang bertanggungjawab terhadap
Berdasarkan standar kompetensi yang kelangsungan hidup dan pendidikan anaknya
dipelajari di Program Studi Keahlian Teknik menurut Hasbullah (2001, p.39). Oleh karena
Elektronika terdapat hal – hal yang dapat itu para orang tua hendaknya memperhatikan
mereka kerjakan dan dapat menyentuh lang- perkembangan anak agar dapat berkembang
sung ke masyarakat antara lain dapat mem- sesuai usianya. Didalam keluarga tempat di-
perbaiki peralatan elektronika seperti setrika, mana orang tua mendidik anaknya untuk mem-
dispenser, komputer dan sebagainya. Selain itu bantu pertumbuhan dan perkembangan anak
dapat berkecimpung di bidang sound system untuk mengikuti dan melanjutkan pendidikan
ketika ada acara di kampung – kampung atau formal
rekayasa elektronika lainnya. Dengan pengala- Dukungan orang tua mengacu pada du-
man praktik diharapkan selain siswa mendapat kungan sosial. Menurut Gottlieb (1983, p.81)
bekal untuk memasuki dunia kerja juga dapat berpendapat bahwa dukungan sosial sebagai
merintis menjadi wiraswasta yang tentunya un- informasi verbal atau nonverbal, saran dan ban-
tuk bekal mereka di masa depan. tuan yang diberikan oleh orang – orang yang
Untuk melakukan hal itu semua tentunya akrab dengan subyek di dalam lingkungan so-
memerlukan minat dan inisiatif dari siswa itu sialnya atau hanya berupa kehadiran dalam hal
sendiri. Pengukuran pengalaman kerja seb- – hal yang memberikan keuntungan emosional
agai sarana untuk menganalisa dan mendorong atau berpengaruh pada tingkah laku peneri-
efisiensi dalam pelaksanaan tugas pekerjaan. manya. Cobb dalam Sarafino (1994, p.105)
Beberapa hal yang digunakan untuk mengukur berpendapat bahwa dukungan sosial sebagai
seseorang telah berpengalaman antara lain (a) adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan
Gerakan yang mantap dan lancar. Setiap orang atau menolong orang dengan sikap menerima
yang berpengalaman akan melakukan gerakan kondisinya, dukungan sosial tersebut diper-
yang mantap dalam bekerja tanpa disertai ker- oleh dari individu maupun kelompok. House
aguan. (b) Gerakannya berirama. Terciptanya (1981, p.81) berpendapat bahwa dukungan so-
dari kebiasaan dalam melakukan pekerjaan se- sial adalah hubungan interpersonal yang meli-
hari – hari. (c) Lebih cepat menanggapi tanda – batkan dua orang atau lebih untuk memenuhi
tanda terjadi kecelakaan kerja. (d) Dapat men- kebutuhan dasar individu dalam mendapatkan
duga akan timbulnya kesulitan sehingga lebih rasa aman, hubungan sosial, persetujuan, dan

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


174 – Jurnal Pendidikan Vokasi

kasih sayang. Uraian dari berbagai referensi mantau aktivitas anak selama di rumah dan
mengenai dukungan sosial maka dukungan mengenai aktivitas belajar dan pergaulannya.
sosial adalah dukungan dari orang – orang di Adanya perhatian tersebut tentunya akan
sekitar anak yang menyayangi anak yaitu kelu- mempermudah pengawasan orang tua serta
arga khususnya orang tua. akan timbulnya hubungan yang baik antara
Adapun tanggung jawab pendidikan yang orang tua dan anak dan pada akhirnya menjadi
perlu disadarkan dan dibina oleh kedua orang- anak yang berkembang dengan sempurna baik
tua terhadap anak antara lain (a) memelihara mental, emosi, dan fisiknya.
dan membesarkannya, (b) melindungi dan Dukungan moral disini juga dapat dija-
menjamin kesehatannya baik secara jasma- dikan bahan masukan bagi anak SMK ketika
niah maupun rohaniah dari berbagai gangguan ingin mempersiapkan ke jenjang selanjutnya
penyakit atau bahaya lingkungan yang mem- apakah anak tersebut ingin langsung bekerja
bahayakan dirinya, (c) mendidiknya dengan atau ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi. Jika akan memasuki dunia kerja dapat
yang berguna bagi hidupnya (d) membaha- sebagai pembentuk mental yang siap untuk
memasuki dunia kerja. Jika ingin melanjutkan
giakan anak untuk hidup di dunia dan akhirat
ke jenjang kuliah maka dukungan moral selain
dengan memberinya pendidikan agama sesuai
membentuk mental, dukungan moral dapat
dengan ketentuan Allah sebagai tujuan akhir
menjadi bahan masukan untuk menentukan ju-
hidup muslim (Ikhsan, 1996, p.23).
rusan serta perguruan tinggi yang akan dipilih
Jadi dukungan orang tua adalah sesuatu Keluarga yang berkecukupan tentunya ti-
yang diberikan dari orang tua kepada anak dak akan merasa kesulitan untuk memenuhi bi-
berupa pemenuhan kebutuhan dasar anak sep- aya pendidikan seperti biaya sumbangan pen-
erti perhatian, rasa aman, perhatian, sarana dan didikan (SPP), fasilitas dan sarana prasarana
prasarana untuk mendukung pertumbuhan dan untuk belajar seperti seragam, sarana belajar,
perkembangan emosional anak. alat transportasi dan sebagainya. Sebaliknya,
Dukungan seseorang yang berada didalam bagi yang ekonomi rendah akan merasa ke-
lingkungannya dalam keadaan tertentu dapat sulitan untuk membiayai pendidikan anaknya.
mempengaruhi keadaan tersebut baik hasilnya Pemenuhan kebutuhan fisik oleh orang tua ke-
maupun hanya kondisi dan akan memberikan pada anak tentunya akan mempengaruhi akti-
keuntungan emosional bagi anak yang di- vitas belajar anak itu sendiri. Jika pemenuhan
beri dukungan. Dukungan orang tua menurut kebutuhan belajar terpenuhi maka akan ter-
Sarafino (1994) pada dasarnya terdiri dari 2 cipta rasa aman pada anak tersebut dan pada
akhirnya mempengaruhi hasil akhir pembelaja-
macam yaitu: (a) dukungan moral dari orang
rannya. Pembelajaran di SMK mengandalkan
tua terhadap pendidikan anaknya dapat berupa
pembelajaran praktik tentu membutuhkan sa-
perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan psi-
rana dan prasarana yang tidak sedikit. Dukun-
kis yang meliputi kasih sayang, keteladanan, gan orang tua secara materi sangat diperlukan
bimbingan dan pengarahan, dorongan, mena- untuk memenuhi kebutuhan anak dalam mem-
namkan rasa percaya diri, (b) ukungan mate- perlancar aktivitas pembelajarannya.
rial berupa dukungan pemenuhan kebutuhan
Uraian di atas diketahui bahwa baik du-
fisik dalam pendidikan seperti membayar uang
kungan moral maupun material akan memberi-
sekolah, fasilitas belajar, alat dan keperluan
kan dampak bagi pengembangan potensi anak.
sekolah. Hal ini berkaitan dengan kondisi so- Jika dalam aktivitas belajarnya anak mendapat-
cial ekonomi keluarga itu sendiri. kan dukungan dan pengawasan dari orang tua
Dengan perhatian orang tua diharapkan serta terpenuhinya kebutuhan fisik siswa untuk
dapat memberikan semangat belajar dan beru- belajar maka anak akan dapat mengikuti pem-
saha untuk meraih prestasi atau cita – cita. Hal belajaran dengan baik sehingga tujuan pembe-
lain yang dapat dilakukan orang tua seperti lajaran akan terpenuhi secara maksimal.
mengingatkan anaknya barangkali mendapat Bentuk-Bentuk dukungan sosial orangtua
tugas yang harus diselesaikan di rumah, me- menurut Sarafino (1994, p.81) mengemuka-

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 175

kan empat bentuk dukungan sosial yaitu: (1) karena memiliki hubungan kedekatan sangat
dukungan informative yaitu dukungan yang tinggi terhadap anak dan menentukan kesuk-
bersifat informasi ini dapat berupa saran, pen- sesan seorang anak. Orang tua menjadi san-
garahan, dan umpan balik tentang bagaimana gat dominan di sebuah keluarga sebagai pen-
cara memecahkan persoalan (2) dukungan gawal perkembangan psikologi anak menuju
emosional yaitu dukungan ini melibatkan kematangannya. Didalamnya fungsi orang tua
ekspresi rasa empati dan perhatian terhadap adalah memberikan perhatian, dukungan serta
individu, sehingga individu tersebut merasa kasih sayang pada putra – putrinya agar dapat
nyaman, dicintai dan diperhatikan. Dukungan menjadi pribadi yang matang dalam mengha-
ini meliputi perilaku seperti memberikan per- dapi kehidupannya kelak.
hatian dan afeksi serta bersedia mendengar-
kan keluh kesah orang lain. (3) dukungan pe-
METODE PENELITIAN
nilaian atau penghargaan yaitu dukungan yang
melibatkan ekspresi yang berupa pernyataan Jenis Penelitian
setuju dan penilaian positif terhadap ide-ide,
perasaan, dan performa orang lain. (4) dukun- Penelitian ini menggunakan pendekatan
gan instrumental yaitu bentuk dukungan ini kuantitatif
melibatkan bantuan langsung, misalnya yang
Tempat dan Waktu Penelitian.
berupa bantuan finansial atau bantuan dalam
mengerjakan tugas-tugas tertentu. Penelitian dilaksanakan di SMK baik neg-
eri maupun swasta yang memiliki kompetensi
Dalam perkembangan mentalnya anak
keahlian yang termasuk dalam Program Studi
usia SMK yaitu usia 16-18 tahun masih men-
Keahlian Teknik Elektronika se Kabupaten
galami perkembangan sehingga memerlukan
Sleman. Pengambilan data dilaksanakan dari
bimbingan dari orang – orang di sekitarnya
bulan Maret hingga bulan April 2013.
terutama orang tua. Dukungan orang tua
berupa dukungan materi maupun moral akan Target dan Subyek Penelitian.
mempengaruhi kesiapan mental mereka untuk
Populasi penelitian ini adalah peserta didik
mereka memasuki dunia kerja. Slameto (2003,
dari semua SMK dengan kompetensi keahlian
p.72) menyatakan lingkungan yang baik per-
yang termasuk dalam Program Studi Keahlian
lu diusahakan agar dapat memberi pengaruh
Teknik Elektronika yang terdiri dari kompeten-
yang positif terhadap anak atau siswa sehingga
si keahlian Audio Video, Elektronika Industri,
dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Lingkun-
dan Mekatronika sebanyak 139 siswa. Sampel
gan pendidikan dibedakan menjadi tiga bagian
penelitian ditentukan dengan rumus Isaac and
yaitu lingkungan keluarga, lingkungan seko-
Michael sehingga diperoleh sampel penelitian
lah, dan lingkungan masyarakat (Ahmadi dan
sebanyak 100 siswa. Teknik sampling yang
Uhbiyanti, 1992, p.66). Keadaan keluarga yang
digunakan adalah Proportional Random Sam-
kurang harmonis, orang tua kurang perhatian
pling..
terhadap prestasi belajar siswa dan keadaan
ekonomi yang lemah atau berlebihan bisa Prosedur
menyebabkan turunnya prestasi belajar anak
(Oemar Hamalik, 2001, p.194). Cara orang Penelitian inin termasuk pada penelitian
tua mendidik, relasi antaranggota keluarga, expost – facto tanpa memberikan perlakuan
suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga, terhadap variabel yang akan diteliti.
pengertian orang tua, dan latar belakang kebu-
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
dayaan jelas akan memberikan pengaruh ter- Data
hadap belajar siswa (Slameto, 2003, p.60). Hal
yang menjadi perhatian dalam penelitian ini Data berbentuk angka antara 1 – 4 ber-
adalah dukungan orang tua untuk menciptakan dasarkan klasifikasi 4 untuk sangat tinggi, 3
keadaan yang nyaman dan tenang, pemenuhan untuk kategori tinggi, 2 untuk kategori rendah
kebutuhan baik moril maupun materiil untuk dan 1 untuk kategori sangat rendah untuk vari-
kenyamanan anak belajar. Orang tua dipilih abel kesiapan kerja, pengalaman praktik, dan

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


176 – Jurnal Pendidikan Vokasi

dukungan orang tua berbentuk angka dengan rendah, dan terdapat 2 siswa (2,00%) termasuk
instrumen berbentuk angket Instrumen dalam pada kategori sangat rendah. Sebaran data ha-
bentuk tes digunakan untuk mengumpulkan sil prestasi belajar dasar kejuruan sebanyak 31
data untuk variabel prestasi belajar dasar ke- siswa (31,00%) termasuk pada kategori sangat
juruan . tinggi, 18 siswa (18,00%) termasuk pada ka-
tegori tinggi, 36 siswa (36,00%) termasuk
Teknik Analisis Data pada kategori rendah dan terdapat 15 siswa
Analisa data menggunakan deskriptif, re- (15,00%) yang termasuk pada kategori sangat
gresi sederhana dan ganda rendah. Sebaran data dukungan orang tua sis-
wa terhadap kesiapan kerja siswa sebanyak 54
Variabel Penelitian. siswa (54,00%) termasuk pada kategori sangat
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 4 tinggi, 36 siswa (36,00%) termasuk pada kate-
variabel, yaitu 3 variabel bebas dan 1 variabel gori tinggi, 10 siswa (10,00%) termasuk pada
kategori rendah, dan tidak siswa atau 0,00%
terikat.
responden/siswa yang termasuk pada kategori
sangat rendah
HASIL PENELITIAN DAN Hasil dari uji hipotesis diperoleh bahwa
PEMBAHASAN. hipotesis pengaruh variabel bebas dan varia-
Hasil uji hipotesis memperlihatkan bahwa bel terikat serta sumbangan tiap variabel bebas
seluruh variabel bebas yaitu pengalaman prak- terhadap variabel terikat menggunakan teknik
tik, prestasi belajar dasar kejuruan, dan dukun- analisis regresi sederhana dan regresi ganda
gan orang tua pengaruh terhadap variabel teri- dengan bantuan software SPSS 16.00 versi
kat yaitu kesiapan kerja siswa. Hasil tersebut Windows. Kriteria penerimaan dan penolakan
menunjukan bahwa dalam menyiapkan peserta dalam pengujian ini digunakan taraf signifi-
didik untuk siap memasuki dunia kerja perlu kansi 5%. Analisis korelasi antara variabel
adanya dukungan dari berbagai faktor, yaitu independen dengan variabel dependen. Anali-
sis ini digunakan untuk mengetahui korelasi
pengalaman praktik, prestasi belajar dasar ke-
antara variabel pengalaman praktik (X1) den-
juruan, dan dukungan orang tua. Gambaran ha-
gan Kesiapan Kerja (Y), Dukungan Orang tua
sil penelitian ini adalah sebagai berikut:
(X2) dengan Kesiapan Kerja (Y) dan Prestasi
Tabel 1. Rangkuman Kategori Kecenderungan Belajar Dasar Kejuruan (X3) dengan Kesiapan
Variabel dalam Persen Kerja (Y). Analisis ini menggunakan program
SPSS 16.00 versi Windows yang tercantum
Y X1 X2 X3 pada Lampiran 7 Butir F. Sebelum dilakukan
Sangat tinggi 6,00 16,00 31,00 54,00 uji hipotesis maka variabel akan dianalisis
Tinggi 84,00 72,00 18,00 36,00 hubungan antara variabel. Pengambilan kepu-
Rendah 10,00 10,00 36,00 10,00 tusan signifikan didasarkan pada nilai p < 0,05.
Sangat Rendah 0,00 2,00 15,00 0,00 Hasil analisis yang diperoleh dapat dilihat pada
Tabel berikut:
Berdasarkan tingkat kecenderungan-
nya, dari 100 siswa yang menjadi sampelnya. Tabel 2. Rangkuman hasil analisis korelasi
Masing-masing sebaran data kesiapan kerja
Variabel R Signifikansi Ket
siswa SMK sebanyak 6 siswa (6,00%) terma-
X1 – Y 0,481 0,00 Signifikan
suk kategori sangat tinggi, 84 siswa (84,00%)
X2 – Y 0,364 0,00 Signifikan
termasuk kategori tinggi, 10,00% kategori
X3 – Y 0,463 0,00 Signifikan
rendah dengan 10 siswa, sedangkan tidak ada
siswa yang masuk pada kategori sangat rendah Hipotesis pertama yang akan diuji adalah
(0%). Sebaran data siswa SMK yang memiliki ‘terdapat pengaruh variabel pengalaman prak-
pengalaman praktik sebanyak 16 (16,00%) tik terhadap kesiapan kerja siswa SMK Pro-
termasuk dalam kategori sangat tinggi, se- gram Studi Keahlian Teknik Elektronika se
banyak 72 siswa (72,00%) termasuk kategori Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogya-
tinggi, 10 siswa (10,00%) termasuk kategori karta”

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 177

Hasil perhitungan pada software SPSS Hasil SPSS tentang hasil SPSS pengaruh
16.00 versi Windows diketahui bahwa hasil dukungan orang tua terhadap kesiapan kerja
analisis regresi Pengalaman Praktik terhadap diketahui bahwa sig adalah 0,00. Hasil tersebut
Kesiapan adalah bahwa sig adalah 0,00 yang berarti < 0,05 maka hipotesis tersebut diterima
berarti < 0,05 maka Ho ditolak. Nilai t hitung dan jika dilihat dari t hitung sebesar 5,166 dan
sebesar 5,425 dan dilihat di Tabel t (df = 100 dilihat di Tabel t (df = 100 -1; dua sisi/0,25)
-1; dua sisi/0,25) sebesar 1,984 maka dapat sebesar 1,984 maka dapat diketahui bahwa t
diketahui bahwa t hitung > t Tabel yang be- hitung > t Tabel yang berarti hipotesis tersebut
rarti hipotesis tersebut diterima sehingga dapat diterima.
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara Hasil analisis di atas dapat disimpulkan
pengalaman praktik terhadap kesiapan kerja bahwa terdapat pengaruh antara dukungan
siswa SMK Program Studi Keahlian Teknik orang tua terhadap kesiapan kerja siswa SMK
Elektronika se Kabupaten Sleman Program Studi Keahlian Teknik Elektronika se
Hipotesis kedua yang akan diuji adalah Kabupaten Sleman.
“terdapat pengaruh prestasi belajar dasar ke- Hipotesis keempat yang dikemukakan
juruan terhadap kesiapan kerja siswa SMK adalah “terdapat pengaruh bersama – sama
Program Studi Keahlian Teknik Elektronika se pengalaman praktik, prestasi belajar dasar
Kabupaten Sleman” kejuruan, dukungan orang tua terhadap kesia-
pan kerja siswa SMK Program Studi Keahlian
Untuk mengetahui pengaruh variabel
Teknik Elektronika se Kabupaten Sleman”
Prestasi Belajar Dasar Kejuruan terhadap vari-
abel kesiapan kerja maka analisis menggunak- Proses analisis hipotesis di atas menggu-
an regresi tunggal yang dibantu dengan pro- nakan regresi ganda dengan bantuan program
gram SPSS 16.00 Versi Windows. Hasil anali- SPSS 16.00 model stepwise. Kriteria kelay-
akan model regresi ganda tersebut adalah di-
sis output pada Lampiran 7 Butir F.2. Kriteria
dasarkan pada ketentuan signifikansi p < 0,05
keputusan yang akan diambil adalah hipotesis
dan F hitung > dari F Tabel. Hasil olah data
diterima dan jika nilai sig ≤ 0,05 atau t hitung
regresi bersama antara ketiga variabel indepen-
< - t Tabel dan t hitung > t Tabel.
den yaitu pengalaman praktik, prestasi belajar
Hasil SPSS diketahui bahwa sig adalah dasar kejuruan dan dukungan orang tua terha-
0,00 yang berarti <0,05 maka hipotesis diteri- dap kesiapan kerja siswa dapatdiketahui bahwa
ma. Hasil t hitung sebesar 3,872 dan dilihat sig adalah 0,00 yang berarti < 0,05 maka hipo-
di Tabel t (df = 100 -1; dua sisi/0,25) sebesar tesis diterima, untuk F Tabel (V1 = 3), (V2 =
1,984 maka dapat diketahui bahwa t hitung > 96) = 2,699 (pada Tabel F) menggunakan uji
t Tabel yang berarti hipotesis tersebut diterima satu sisi (5%). Diketahui F hitung adalah sebe-
Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ter- sar 21,012. Maka untuk F hitung (21,012) > F
dapat pengaruh prestasi belajar dasar kejuruan Tabel (2,699) maka dapat diketahui bahwa hi-
terhadap kesiapan kerja siswa SMK Program potesis diterima. besarnya pengaruh variabel
Studi Keahlian Teknik Elektronika se Kabu- bebas meliputi pengalaman praktik, dukungan
paten Sleman. orang tua dan prestasi belajar dasar kejuruan
terhadap kesiapan kerja sebesar 0,396. Hal ini
Hipotesis yang akan diuji adalah “Ter- berarti ketiga variabel bebas memberi penga-
dapat pengaruh dukungan orang tua terhadap ruh sebesar 39,6% terhadap variabel terikat.
kesiapan kerja siswa SMK “. Selanjutnya besaran pengaruh tiap variabel be-
Untuk mengetahui adanya pengaruh varia- bas terhadap variabel terikat dapat dilihat pada
bel dukungan orang tua terhadap variabel kes- hasil di bawah ini:
iapan kerja maka analisis menggunakan regresi - X1 ke Y pengalaman praktik terhadap ke-
tunggal yang dibantu dengan program SPSS siapan kerja = 23,1%
16.00 versi Windows.. Kriteria keputusan yang - X2 ke Y prestasi belajar dasar kejuruan
akan diambil adalah menerima hipotesis terse- terhadap kesiapan kerja = 6,4%
but dengan pertimbangan jika nilai sig ≤ 0,05 - X1 ke Y dukungan orang tua terhadap ke-
atau t hitung < - t Tabel dan t hitung > t Tabel. siapan kerja = 9,6%

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


178 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Besaran pengaruh di atas menunjukkan Terdapat pengaruh positif dan signifikan


bahwa kontribusi terbesar adalah pengaruh secara bersama – sama antara pengalaman
pengalaman praktik terhadap kesiapan kerja. praktik, dukungan orang tua dan prestasi be-
Hasil dari dua uji di atas menyatakan lajar dasar kejuruan terhadap kesiapan kerja
bahwa hipotesis tersebut terbukti yang berarti siswa SMK Program Studi Keahlian Teknik
terdapat pengaruh antara pengaruh bersama – Elektronika se Kabupaten Sleman dengan nilai
sama antara pengalaman praktik, prestasi be- koefisien R2 sebesar 0,630. Besarnya pengaruh
lajar dasar kejuruan, dan dukungan orang tua variabel pengalaman praktik, prestasi belajar
terhadap kesiapan kerja siswa SMK Program dasar kejuruan dan dukungan orang tua terha-
Studi Keahlian Teknik Elektronika se Kabu- dap kesiapan kerja siswa SMK Program Studi
paten Sleman. Keahlian Teknik Elektronika SMK se Kabu-
paten Sleman adalah sebesar 39,6%. Sisanya
sebesar 60,4% dipengaruhi oleh variabel lain
SIMPULAN DAN SARAN yang tidak diteliti dalam penelitian ini

Simpulan Saran
84% siswa Program Studi Keahlian
Bagi siswa
Teknik Elektronika se Kabupaten Sleman
dalam kondisi siap kerja. 72% siswa Program - Agar dapat mengambil peluang dalam
Studi Keahlian Teknik Elektronika se Ka- bidang elektronika luas karena terdapat
bupaten Sleman telah memiliki pengalaman dalam kehidupan sehari – hari
praktik. Selanjutnya siswa Program Studi Ke- - Agar senantiasa mengasah keterampilannya
ahlian Teknik Elektronika se Kabupaten Sle- dalam bidang elektronika baik ketika pem-
man nilai prestasi belajar dasar kejuruan be- belajaran di sekolah maupun di luar sekolah
rada pada kategori rendah dengan prosentase - Agar selalu melatih komunikasinya
sebesar 36%. Tetapi, sebagian besar para siswa - selalu berkomunikasi dengan orang tua
mendapatkan dukungan sosial dari orang tu- agar dapat mengambil keputusan yang te-
anya untuk menunjang proses pembelajaran, pat bagi masa depannya.
hal ini dapat diketahui dengan skor dukungan
Bagi orang tua
orang tua sebagian besar berada pada kategori
sangat tinggi dengan prosentase sebesar 54%. - Agar memberikan situasi yang kondusif
bagi anak untuk belajar.
Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat
- Agar dapat bekerjasama dengan pihak
pengaruh yang positif dan signifikan antara
sekolah agar dapat mengetahui perkem-
pengalaman praktik terhadap kesiapan kerja
bangan anak di sekolah
siswa SMK Program Studi Keahlian Teknik
Elektronika se Kabupaten Sleman yaitu sebe- - Agar mendorong anak untuk mengem-
sar 22,3% dengan koefisien determinasi sebe- bangkan keterampilannya.
sar 0,481. - Selalu berkomunikasi dengan anak agar
dapat mengetahui perkembangan anak dan
Terdapat pengaruh yang positif dan sig-
mencukupi kebutuhannya
nifikan antara dukungan orang tua terhadap ke-
siapan kerja siswa SMK Program Studi Keahl- Bagi sekolah
ian Teknik Elektronika se Kabupaten Sleman - Disarankan agar sekolah dapat memberi-
yaitu sebesar 6,4% dengan koefisien determi- kan pembelajaran yang efektif agar materi
nasi sebesar 0,364. dapat terserap dengan baik
Terdapat pengaruh positif dan signifikan - agar membina komunikasi yang baik den-
antara prestasi belajar dasar kejuruan terha- gan orang tua/wali siswa
dap kesiapan kerja siswa SMK Program Studi - mengadakan kegiatan – kegiatan yang
Teknik Elektronika se Kabupaten Sleman 9% berguna bagi peningkatan kompetensi di
dengan koefisien determinasi sebesar 0,463. bidangnya

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014


Jurnal Pendidikan Vokasi – 179

Bagi peneliti selanjutnya Daehler, Marvin D & Danuta Bukatko. (1985).


- Agar memperhatikan waktu pengambilan Cognitif development. 1st Edition. New
data agar tidak mengganggu pembelajaran. York: Alfred A. Knof.
- Agar dapat mengukur kesiapan kerja pada
Dali Gulo. (1984). Kamus psikologi. Bandung
keterampilan praktiknya.
: Tonis

Dalyono. (2001). Psikologi pendidikan. Jakar-


DAFTAR PUSTAKA
ta : Rineka Cipta
Abdillah, Autar. (2001). Rekonstruksi para-
Danielson. (2008). School to – career program.
digma pendidikan-industri. Surabaya
Diambil tanggal 26 oktober 2011, dari
Post tanggal 30 – 11 – 2001 diambil
http//www.killingly.k12.ct.us
dari http://klike.blogspot.com/2011/07/
rekonstruksi-paradigma-pendidikan. Depdiknas. (2006). Kurikulum smk tahun 2006.
html tanggal 18 - 11 – 2012
Djojonegoro, Wardiman. (1997). Peng-
Ahmadi, H.A dan N. Uhbiyati. (1991). Ilmu ke- embangan sumberdaya manusia melalui
pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. sekolah menengah kejuruan (smk). Ja-
karta: PT Jayakarta Agung Offset.
Asri, Marwan, dkk. (1986). Pengelolaan ka-
ryawan. Yogyakarta.BPFE Finch, Curtis R and John R Crunkilton. (1999).
Curriculum development in vocatio-
Badan Pusat Statistik. (2013). Berita resmi
naland technical education: planning,
statistik, keadaan ketenagakerjaan no.
content and implementation (5th edi-
35/05/Th. XVI, 6 Mei 2013. Diambil dari
tion). Boston: Allyn and Bacon
www.bps.go.id tanggal 18-7 -2013.
Gottlieb, B.H. (1983). Social support strate-
Balitbang. (2009). Laporan eksekutif peng-
gies guidelines for mental health practi-
kajian peningkatan mutu, relevansi,
ces. London: Sage Publications
dan daya saing pendidikan secara kom-
prehensif: pendidikan kejuruan dalam Hasan, Muh Tholchah. (1987). Islam dalam
penyiapan tenaga kerja, Jakarta: Balit- perspektif sosial budaya. Jakarta: Ga-
bang Depdiknas lasa Nusantara.
Callan, V.J. (2003). Generic skills understan- Hasbullah. ( 2001). Sejarah pendidikan islam
ding vocational education and training di indonesia: lintasan sejarah
teacher and student attitudes, NCVER,
Adelaide. House, J. S. (1981). Work stress and social sup-
port. Reading, MA: Addison-Wesley.
Clarke, M. (2007). ‘Understanding and mana-
ging employability in changing career Ihsan, Fuad.(1997). Dasar-dasar pendidikan
contexts’, Journal of European Industri- (komponen MKDK). Jakarta. Rhineka Cipta.
al Training, vol. 32, no. 4, pg 258-284, Kinoshita,Toshiko. (2010). Masyarakat Indo-
diakses 27/07/2009, Emerald Fulltext nesia tidak pernah berpikir panjang.
database. (Jum’at 24 Mei 2002). Kompas.
Cronbach, L.C. (1954). Educational psycholo- Litbang TVone. (27 September 2012). Data
gy. New York: Hartcout, Brace & Com- tawuran pelajar selama 2010-2012. Di-
pany ambil pada tanggal 16 bulan Oktober
Customer Service Institute of Australia. (2005). 2013 dari www.tvonenews.tv
Work readiness. Diambil tanggal 26 Ok- Mahmud, Dimyati. (1989). Psikologi pendi-
tober 2012, dari http //www.wsc.edu. dikan. Jakarta: Departemen Pendidikan
au/_docs/22workreadiness.pdf dan Kebudayaan

Pengaruh Pengalaman Praktik, Prestasi Belajar Dasar Kejuruan


180 – Jurnal Pendidikan Vokasi

Mariah, Siti & Machmud Sugandi. (2010). Slameto. (2003). Belajar dan faktor – faktor
Kesenjangan Soft Skil Lulusan SMK yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
dengan Kebutuhan Tenaga Kerja di In-
dustri. Jurnal Inovasi dan Perekayasa Sofyan, Herminarto. (1993). Kesiapan siswa
Pendidikan. 22. Hal 1-22 stm di Jawa untuk memasuki lapangan
kerja.. Jurnal Kependidikan. Yogyakar-
Mulyasa, E. (2005). Kurikulum berbasis kom- ta: Lembaga Penelitian IKIP Yogyakarta
petensi: konsep, karateristik, dan imple-
mentasi. Bandung: Remaja Rosda Karya Suryanto, (2008). Optimalisasi peran dan
fungsi keluarga. Gemari. Edisi 87/Ta-
Nawawi, Hadari. (1981). Analisis pendidikan. hunIX/April/2008 diambil dari www.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan gemari.or.id/file/edisi87/gemari8768.
Kebudayaan. pdf tanggal 8 februari 2013.
Nolker, Helmut. (1983). Pendidikan kejuruan: Suzanne, Lane & Stone Clement A. (2006).
pengajaran, kurikulum, perencanaan/ Performance assesment “ Artikel dalam
helmut nolker, eberhard schoenfeldt; Educational Measurement. Fourth Edi-
alih bahasa Agus Setiadi. Gramedia: Ja- tion. Edited by Robert L Brennan. Prae-
karta. ger Publisher, 88 Post Road West, West-
port, CT 06881. USA Hal 387
Oemar Hamalik. (2001). Proses belajar meng-
ajar. Jakarta: Bumi Aksara UNESCO – UNEVOC International Centre
for Technical and Vocational Education
Poerwadarminto, JS. (2002). Kamus umum and training (October 25-28 th, 2004).
bahasa Indonesia: diolah kembali oleh Orienting technical and vocational adu-
Pusat Bahasa Depdiknas. Jakarta: Balai cation and training (TVET) for suistain-
Pustaka. able development. A Discussion Paper
Sarafino, Edward. P, & Timothy W Smith. on UNESCO International Experts
1998. Health psychology: biopsychoso- Meeting. Bonn- Germany
sial interactions (3rd ed.). New York: Winkell, WS. (1987). Psikologi Pendidikan
John Wiley and Sons Inc. dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia
Satunggalno, dkk.(1993). Pengajaran mikro: World Economic Forum. (2012). The global
Pendekatan praktis dalam menyiapkan competitiveness report 2012–2013: in-
pendidik profesional . Yogyakarta: Tiara sight report. Geneva, Switzerland: SRO-
Wacana Yogya.   Kundig

Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 2, Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai