Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG

“BERKERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB”

Disusun oleh :

1. BUNGA WIDIYANTI
2. ANIS SAHRONI
3. MELINA
4. KUSRINI SETIYANI
5. YUNIAR AEMI FADILAH

Kelas : XII RPL 1

Mapel : Pendidikan Agama Islam

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM AS SYAMSURIYYAH

SMK AS SYAMSURIYYAH
TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam. Rahmat dan
keselamatan semoga senantiasa dilimpahkan Allah Kepada Nabi Muhammad SAW,
keluarga dan para sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia hingga hari pembalasan
kelak. Dan tak lupa kami bersyukur atas tersusunnya Makalah kami yang berjudul
“BEKERJA KERAS DAN TANGGUNG JAWAB”.

Tujuan kami menyusun makalah ini adalah tiada lain untuk memperkaya ilmu pengetahuan
kita semua, dan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dengan terselesaikannya makalah ini, maka tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
kepada pihak- pihak yang berperan dalam membantu penyusunan makalah ini hingga
selesai seperti saat ini.

Akhir kata kami mengharapkan adanya kritik dan saran atas kekurangan kami dalam
penyusunan makalah ini, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
khususnya bagi siswa – siswi SMK As-Syamsuriyyah Wanasari dan juga semua pihak.

Wanasari , Juli 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidup adalah sebuah perjuangan. Tanpa adanya usaha untuk berjuang maka
manusia tidak akan bisa bertahan untuk hidup. Untuk itu manusia haruslah
berjuang sekuat tenaga untuk memenuhi segala kebutuhannya sendiri. Dalam pada
itu berjuang memiliki makna yang cukup luas. Di dalamnya terkandung nilai-nilai
untuk bekerja keras. Tanpa adanya unsur itu apa yang kita harapkan dan cita-
citakan belum tentu akan tercapai. Dengan bekerja keras dan tekun akan muncul
sikap optimis dalam diri seseorang untuk menggapai cita-citanya. Dengan adanya
sifat kerja keras, manusia tidak akan mudah goyah dan putus asa dalam menerjakan
apa yang ia lakukan. Tidak mudah putus semangat apabila dala melakukan 
pekerjaannya mengalami hambatan atau bahkan kegagalan.
Dalam melakukan pekerjaan unsur kerja keras tidak boleh lepas dari dirinya.
Dengan kerja keras maka apabila ada kesalahan atau kekurangan bisa segera di
carikan solusinya. Sehingga sebuah pekerjaaan dapat terlaksana dengan baik. 
Berdasarkan uraian ini kami bermaksud untuk membahas bagaimana halnya kerja
keras dalam kehidpan.

1.2 Rumusan Masalah


1.         Bagaimanakah yang dimaksud kerja keras?
2.         Bagaimanakah pentingnya kerja keras?
3.         Bagaimanakah konsep kerja keras?
4.         Bagaimanakah bentuk dan contoh kerja keras?
5.         Bagaimanakah Nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena
kehidupan?
6.         Bagaimanakah perilaku yang mencerminkan orang yang bekerja keras?
7.         Bagaimanakah hikmah bekerja keras
8.         Bagaimanakah membiasakan perilaku kerja keras
9.         Bagaimanakah manfaat kerja keras
1.3 Tujuan Pembahasan
1.    Mengetahui yang dimaksud kerja keras?
2.    Mengetahui pentingnya kerja keras?
3.    Mengetahui konsep kerja keras?
4.    Mengetahui bentuk dan contoh kerja keras?
5.    Mengetahui Nilai-nilai positif dari kerja keras dalam fenomena kehidupan?
6.    Mengetahui perilaku yang mencerminkan orang yang bekerja keras?
7.    Mengetahui hikmah bekerja keras
8.    Mengetahui membiasakan perilaku kerja keras
9.    Mengetahui manfaat kerja keras
BAB II
PEMBAHASAN

2.1          Pengertian Kerja Keras


Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus
menerus tanpa mengenal lelah. Kerja keras juga dapat diartikan suatu tindakan atau
perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai
suatu tujuan.
Agama islam mengajarkan umatnya agar selalu bekerja keras dalam
menjalankan kehidupannya di muka bumi ini. Segala sesuatu yang dilakukan tidak
dengan kerja keras, hasilnya tidak akan sempurna. Sebaliknya, seberat apa pun
suatu pekerjaan jika dilakukan dengan sungguh-sungguh, niscaya hasilnya akan
dapat diraih dengan baik.
Kerja keras merupakan sikap terpuji yang perlu dimiliki oleh setiap orang
yang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Kerja keras adalah kunci dalam
mencapai kesuksesan dan tujuan yang dicita-citakan manusia.
Dengan kerja keras semua pekerjaan bisa cepat selesai dan sebuah pekerjaan
bisa terselesaikan dengan cepat, rapi dan maksimal sesuai yang diharapkan. Tanpa
adanya sifat kerja keras dalam menjalani sebuah pekerjaan maka manusia akan
cepat merasa putus asa dan mudah menyerah. Tidak merasa puas dan bahkan bisa
menjadi orang yang pesimis.
Untuk itu maka manusia dituntut untuk selalu memiliki dan menjaga sifat
tersebut. Agar dalam menjalani kehidupan dan melakukan pekerjaan tetap menjadi
orang yang selalu optimis dan berpikiran positif. Dengan begitu semua apa yang
dicita-citakan oleh manusia akan terwujud dengan baik.

2.2 Pentingnya Kerja Keras


Islam menganjurkan umatnya agar mau bekerja keras dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, islam membenci umatnya yang hanya berpangku
tangan, malas-malasan dan tidak mau bekerja mencari nafkah. Selain bekerja keras,
kita juga harus berdoa kepada Allah SWT, agar apa yang diinginkan dapat
terkabul.
Sebab bekerja adalah usaha lahir yang harus dilakukan manusia atau disebut
juga syari’at, sedangkan berdoa adalah ikhtiar batin yang harus dilakukan manusia
atau disebut juga hakikat.

2.3 Konsep Kerja Keras


Kerja berarti berusaha atau berjuang dengan keras berarti sungguh-sungguh.
Bekerja keras adalah bekerja dengan gigih dan sungguh-sungguh untuk mencapai
suatu cita-cita. Bekerja keras tidak mesti “banting tulang” dengan mengeluarkan
tenaga secara fisik, akan tetapi sikap bekerja keras juga dapat dilakukan dengan
berpikir sungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya. Kerja keras yaitu
bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian
disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan
dunia dan akhirat. Firman Allah SWT yang artinya sebagai berikut:
“ Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”
(Al-Qashash “ 77)
Dengan demikian, sikap kerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu,
mencari rezeki, dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi masing-masing.
Pentingnya bekerja keras ini tersirat dalam firman Allah surat al-Jumu’ah
ayat 10 yang artinya:
“ Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi;
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung. “
Selain itu, Allah juga berfirman dalam surat at-Taubah/9 ayat 105 yang
artinya:
"Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mu'min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. “
Ayat di atas mengajarkan bahwa kita tidak saja melakukan ibadah khusus,
seperti shalat, tetapi juga bekerja untuk mencari apa yang telah dikaruniakan Allah
di muka bumi ini. Kemudian pada surat at-Taubah di atas mengisyaratkan bahwa
kita harus berusaha sesuai dengan kemampuan maksimal kita dan hal itu akan
diperhitungkan oleh Allah SWT. Orang yang beriman dilarang bersikap malas,
berpangku tangan, dan menunggu keajaiban menghampirinya tanpa adanya usaha.
Allah menciptakan alam beserta segala isinya diperuntukkan bagi manusia. Namun,
untuk memperoleh manfaat dari alam ini, manusia harus berusaha dan bekerja
keras. Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk bekerja keras. Beliau
menegaskan bahwa makanan yang paling baik adalah yang berasal dari hasil
keringat sendiri. Sabdanya:
َ K‫رًا ِم ْن أَ ْن يَأْ ُك‬K‫ط خَ ْي‬K
‫ل ِم ْن‬K ُّ Kَ‫ا ق‬KK‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َع ِن النَّبِ ِّي قَا َل َما أَ َك َل أَ َح ٌد طَ َعا ًم‬ َ ‫ع َِن ْال َم ْقدَا ِد ب ِْن َس ْع ِد يَ ْك ِر‬
ِ ‫ب َر‬
‫ي هللاِ دَا ُو ُد َكانَ يَأْ ُك ُل ِم ْن َع َم ِل يَ ِد ِه (رواه البخارى‬ َّ ِ‫ه َوإِ َّن نَب‬Kِ ‫َع َم َِل يَ َد ْي‬
Artinya: Tidak ada makanan yang lebih baik bagi seseorang melebihi
makanan yang berasal dari buah tangannya sendiri. Sesungguhnya Nabi Daud AS
makan dari hasil tangannya sendiri.
Perintah untuk bekerja keras juga terdapat dalam firman Allah QS. Al-
Insyiqoq ayat 6 yang artinya:
“Wahai manusia sesungguhnya kamu harus bekerja keras (secara sungguh-
sungguh) menuju keredaan Tuhanmu”.
Jadi semua umat Islam harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal itu
pula yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir
hayatnya. Misalnya ketika ia mengembala biri-biri serta berniaga hingga ke negeri
Syam dengan penuh semangat dan jujur. Begitu pula para sahabat memberikan
keteladanan bekerja keras, seperti Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan,
Ali bin Abi Thalib dan lainnya. Mereka memiliki semangat kerja keras yang tinggi
baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah. Harta yang
mereka peroleh dari usaha yang kerja keras mereka gunakan untuk menyantuni
fakir miskin dan kepentingan agama Islam. Rasulullah SAW juga memberikan
penghargaan bagi orang yang bekerja keras.
Namun dalam hal ibadah khusus, seperti shalat, hendaknya kita beranggapan
bahwa seolah-olah kita akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan
khusyu’. Hal ini sesuai dengan pesan Rasulullah SAW:

َ َّ‫ك َكأَن‬
ُ ‫ك تَ ُم ْو‬
‫ت َغ ًدا‬ َ َّ‫اك َكأَن‬
ِ ْ‫ك تَ ِعيْشُ اَبَ ًدا َوا ْع َمل‬
َ ِ‫ِآلخ َرت‬ َ َ‫اِ ْع َملْ لِ ُد ْني‬
Artinya: “bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup
selama-lamanya; dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau
akan mati esok hari”. (H.R. Ibnu Asakir).
Semua manusia yang hidup di dunia ini mempunyai jasmani dan rohani yang
keduanya saling membutuhkan antara satu dan lainnya. Kebutuhan jasmani berupa
makanan, minum, pakaian, dan tempat tinggal. Sedangkan kebutuhan rohani
berupa pengtahuan yang bermanfaat, dan nasihat yang sesuai dengan kebutuhan
rohani. Semuanya itu dapat diraih apabila kita mau berusaha dengan sungguh-
sungguh, maka Allah akan memberikan rizqi kepada makhluk-Nya. Allah
berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Q.S Ar-Ra’du: 11)
Rasulullah pernah bersabda “amal duniawi yang dilakukan oleh manusia
untuk kepentingan hidupnya dan usaha yang dikerjakan untuk kebutuhan diri
sendiri dan keluarga termasuk ibadah serta sarana untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT”. Semua orang yang bekerja dapat menjadikan pekerjaan dan segala
aktivitasnya sebagai ibadah asalkan mereka berpegang pada ketentuan berikut:
a.    Harus menyesuaikan semua pekerjaannya dengan aturan agama yang berlaku
dalam ajaran Islam.
b.    Sebelum melakukan pekerjaan hendaknya memulainya dengan niat yang suci
dan hati yang tulus.
c.     Setiap pekerjaan hendaklah dilakukan dengan baik dan benar.

2.4 Nilai-Nilai Positif Dari Kerja Keras Dalam Fenomena Kehidupan


Kerja keras, selain memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, juga
mengandung nilai-nilai positif yang dapat mendatangkan manfaat bagi pelakunya.
Di antara nilai-nilai positif kerja keras adalah sebagai berikut:
a.  Memiliki keimanan yang kuat dalam hati, sehingga tidak mudah tergoda oleh
bisikan dan rayuan setan, ketika menjalankan suatu pekerjaan.
b.  Memiliki kesabaran yang kuat sehingga tidak tergesa-gesa. Tergesa-gesa
merupakan perbuatan setan yang harus dihindari. Selain itu, setiap pekerjaan
memerlukan ketekunan dan ketelitian, agar mendapatkan hasil yang baik.
c.  Memiliki keyakinan dalam hati bahwa bekerja yang baik sesuai ajaran Islam
termasuk ibadah, yang kelak akan mendapat pahala dari Allah SWT.
d.  Senantiasa berusaha sebisa mungkin agar pekerjaan tidak akan menyimpang
dari ajaran islam, sehingga selain mendapatkan hasil yang bagus juga tidak
melanggar aturan agama.
e.  Selalu waspada dan bersikap hati-hati dalam bekerja, agar tidak mendatangkan
kerugian, baik  bagi diri sendiri maupun orang lain.

2.5 Perilaku yang Mencerminkan Orang yang Bekerja Keras


Setiap Muslim yang beriman, hendaknya berusaha membiasakan diri bersikap
perilaku kerja keras. Sebagaimana diketahui, Islam telah mengajarkan kepada
umatnya agar mau bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup, baik di dunia
maupun di akhirat dan berusaha membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras
dalam hidupnya sehari-hari.
Untuk dapat membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras, ada baiknya
diperhatikan terlebih dahulu beberapa hal berikut ini.
a.  Biasakan bergaul dengan orang-orang yang mempunyai perilaku kerja keras.
Sebaliknya, hindari pergaulan dengan mereka yang memiliki perilaku pemalas dan
penghayal berat.
b.  Selalu ingat dan berpegang teguh pada aturan tata cara bekerja yang baik menurut
ajaran Islam, agar dalam melakukan suatu pekerjaan tidak menyimpang atau
melanggar ketentuan agama.
c.  Biasakan bersikap terbuka akan masukan, kritikan, teguran atau nasihat dari pihak
manapun yang tujuannya baik, terutama yang mengingatkan kita ketika lupa atau
salah.
d.  Selalu menjaga diri dari sikap perilaku tercela, baik ketika bekerja maupun di luar
waktu bekerja, sehingga akhlak seorang beriman akan tetap terjaga dari perbuatan
keji dan mungkar.
e.  Selalu bersedia mengingatkan orang lain yang sedang lupa atau salah melanggar
aturan bekerja, seraya melakukannya dengan cara-cara yang santun dan terhormat.
f.   Panjatkan doa kepada Allah SWT agar diberi kekuatan dapat bersikap perilaku
kerja keras dalam menjalani kehidupan. Sebab tidak ada kebahagiaan yang dating
dari langit tanpa ada usaha dan kerja keras.
g.  Mulailah membiasakan diri bersikap perilaku kerja keras dari sekarang, agar kelak
setelah dewasa menjadi orang yang sukses.
2.6 Hikmah Bekerja Keras
Allah SWT memerintahkan supaya kita bekerja keras karena banyak himah
dan manfaatnya, baik bagi orang yang bekera keras maupun terhadap
lingkungannya. Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut:
1.  Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun
keterampilan.
2.  Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin.
3.  Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu maupun
sebagai anggota masyarakat.
4.  Meningkatkan taraf hidup orang banyak serta meningkatkan kesejahteraan.
5.  Kebutuhan hidup diri dan keluarga terpenuhi.
6.  Mampu hidup layak.
7.  Sukses meraih cita-cita
8.  Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah merupakan bagian
dari ibadah.
 
2.7 Membiasakan Perilaku Kerja Keras
Untuk dapat memilki sikap kerja keras, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1.  Selalu menyadari bahwa hasil yang diperoleh dari jerih payahnya sendiri lebih
terpuji dan mulia daripada menerima pemberian orang lain.
2.  Islam memuji sikap kerja keras dan mencela meminta-minta (kecuali jika
terpaksa).
3.  Memiliki semboyan tidak suka mempersulit orang lain dengan mengharapkan
bantuannya. 
4.  Menyadari sepenuhnya bahwa memberi lebih mulia daripada meminta.

2.8 Manfaat Kerja Keras


Sikap kerja keras akan membawa keberhasilan dalam segala usaha. Jika hal
itu dilaksanakan seorang murid, ia akan memperoleh prestasi yang tinggi. Jika
dilaksanakan seorang karyawan, ia akan memperoleh karier dan jabatan yang baik.
Jika dilaksanakan seorang pemimpin, ia akan menjadi pemimpin yang berhasil dan
dicintai rakyatnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian tersebut, kesimpulannya adalah :
1.    Kerja keras merupakan akhlak Terpuji yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang,
terutama bagi seorang pelajar dalam proses pendidikan.
2.    Akhlak terpuji tersebut tidak hanya bentuk pemahaman konsep akan tetapi juga
diimplementasikan atau diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, terutama
sebagai umat muslim dalam mencetak prestasi bagi dunia peradaban Islam.
3.    Akhlak Terpuji tersebut merupakan refleksi dari beberapa sifat-sifat atau akhlak
terpuji yang merupakan kepribadian Rasulullah saw. Yang perlu kita teladani.

3.2 Kritik dan Saran


Makalah ini sungguh kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan
saran sangat kami harapkan untuk perbaikan penulisan makalah yang selanjutnya
agar lebih baik. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis dan
pembaca. Amin

 
DAFTAR PUSTAKA

Alfat, dkk. 2003. Aqidah Akhlak. Semarang: PT. Toha Putra Ibrahim dan Darsono. 2009.
Membangun Akidah dan Akhlak. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Multahim, dkk. 2007. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Yudistira
Tim Penulis. 2009. Materi Inti dan Soal Jawab Pendidikan Agama Islam. Solo : PT. Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri

Anda mungkin juga menyukai