19 Keefektifan Teknik Self-Instruction' Dalam Mengurangi Stres Akademik Pada Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2013
19 Keefektifan Teknik Self-Instruction' Dalam Mengurangi Stres Akademik Pada Mahasiswa Bimbingan Dan Konseling Angkatan 2013
2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Ririanti Rachamayanie
Muhammad Andri Setiawan
Ahmad Samarul Fuadi
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Lambung Mangkurat
e-mail: ririanti.bk@unlam.ac.id
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
PENDAHULUAN
Pendidikan mempunyai peran yang Menurut kamus besar Bahasa
sangat strategis dalam meningkatkan Indonesia (KBBI) pengertian mahasiswa
kualitas sumber daya manusia dan upaya adalah orang yang belajar di perguruan
mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia tinggi, secara adminitrasi mereka terdaftar
dalam mewujudkan kesejahteraan umum sebagai murid di perguruan tinggi. Tapi
dan mencerdaskan kehidupan bangsa yang pengertian itu tidak hanya sebatas itu,
lebih sejahtera. Pendidikan adalah usaha Mahasiswa juga mengandung pengertian
sadar dan terencana untuk mewujudkan yang lebih luas dari sekedar terdaftar secara
suasana belajar dan proses pembelajaran administrasi. Mahasiswa adalah agen
agar peserta didik secara aktif pembawa perubahan. Menjadi seseorang
mengembangkan potensi dirinya untuk yang akan memberikan solusi terhadap
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, permasalahan yang dihadapi masyarakat.
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, Sebagai kaum intelektual, mahasiswa
akhlak mulia, serta keterampilan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan kehidupan berbangsa.
negara. Sehingga dalam melaksanakan Dalam hal ini, Mahasiswa tentunya di
prinsip penyelenggaraan pendidikan harus tuntut untuk beradaptasi dengan situasi
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional belajar sehingga dirinya dapat berhasil
yaitu; mengembangkan kemampuan dan dalam menempuh studi dan mampu
membentuk watak serta peradaban bangsa memberikan konstribusi positif kepada
yang bermartabat dalam rangka lingkungan masyarakat baik pada saat
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan menjadi mahasiswa maupun setelah lulus
untuk berkembangnya potensi peserta didik menempuh perkuliahan. Dengan kata lain
agar menjadi manusia yang beriman dan berhasil atau tidaknya mahasiswa dalam
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, tugas akademiknya tergantung dari
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kemampuan beradaptasi dengan situasi
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara belajarnya. Mahasiswa perlu beradaptasi
yang demokratis serta bertanggung jawab. karena mengalami perubahan dalam sistem
Oleh karena itu, pendidikan mempunyai pendidikan di bangku sekolah menengah
peran yang sangat strategis dalam atas dengan sistem pendidikan di bangku
meningkatkan kualitas sumber daya manusia kuliah. Akan tetapi untuk mencapai tujuan
dan upaya mewujudkan kesejahteraan tersebut dalam proses pendidikan sering
umum dan mencerdaskan kehidupan terjadi kendala-kendala dalam diri individu
bangsa. Dalam Peraturan Pemerintah RI misalnya, pada saat perkuliahan, seorang
No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional mahasiswa akan presentasi sebuah makalah
Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 16 yang yang dia buat. Namun, dia merasakan
berbunyi: “Peserta didik adalah anggota khawatir dan gelisah, merasa murung, takut
masyarakat yang berusaha mengembangkan gagal akan persentasinya tersebut, dia
potensi diri melalui proses pembelajaran merasa tidak mampu untuk menjawab
yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pertanyaan dan tidak mampu untuk
pendidikan tertentu” (Sisdiknas, 2003: 3). berkonsentrasi dan berfikir jernih. Kejadian
Selaras dengan Peraturan Pemerintah di atas di atas adalah beberapa gejala yang dapat
pendidikan bertujuan untuk menunjukkan bahwa seseorang telah
mengembangkan potensi yang ada dalam mengalami stres (Davis, dan Nelson dalam
diri setiap mahasiswa (peserta didik), agar Kusnadi, 2003: 40).
mahasiswa mampu berkembang optimal dan Seseorang yang menderita stres,
menjadi tonggak estafet generasi penerus biasanya terlihat pada ketidak mampuannya
bangsa yang diharapkan. untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, sehingga yang mengalami
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
stres menderita gangguan kecemasan, bahwa tugas yang diberikan oleh para dosen
depresi dan gangguan psikosomatik. Stres tidak sesuai dengan kemampuannya serta
yang terjadi di lingkungan sekolah atau dalam belajar mereka sering gelisah dalam
pendidikan biasanya disebut dengan stres mencari bahan pada mata kuliah yang
akademik. Stres akademik atau disebut memang sulit pembahasannya di cari untuk
dengan Akademik stressor adalah stress yang dijadikan makalah dan presentasi. Terdapat
bersumber dari proses belajar mengajar atau pula mahasiswa yang bahkan mengalami
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sedih akibat dari perasaan tertekan tersebut
belajar, yang meliputi: tekanan untuk naik karena salah memilih jurusan yang tidak
kelas atau tekanan untuk lulus matakuliah, sesuai dengan keinginannnya sehingga
lama belajar, mencontek, banyak tugas, nilai dalam mengerjakan tugasnya menjadi gugup
ulangan dibawah standar, mendapatkan atau tergesa-gesa dan dirinya susah untuk
bantuan beasiswa, keputusan menentukan berkonsentrasi serta pikirannya menjadi
jurusan dan karir atau, serta kecemasan ujian terbagi antara melanjutkan kuliah di Prodi
dan manajemen waktu (Desmita, 2011: 297- Bimbingan Konseling FKIP ULM atau
298). pindah kuliah.
Melalui hasil pengamatan dan obrolan Gejala stres lainnya adalah mahasiswa
peneliti terhadap beberapa mahasiswa menjadi gelisah atau memiliki ketakutan
Bimbingan konseling, diantaranya terdapat kalau dirinya tidak berhasil dalam
mahasiswa yang terlihat murung, kehilangan menyelesaikan tugasnya dengan baik dan
selera humor, menjadi sulit tidur serta pada akhirnya mendapatkan nilai yang jelek.
mengalami sakit kepala karena urat leher Ketakutan tersebut menjadi bertambah
menjadi kencang. Hal tersebut dipengaruhi ketika dirinya memikirkan kegagalan dalam
oleh kurangnya jam istirahat, sering adanya mengerjakan tugas dan mendapatkan nilai
penundaan waktu dalam mengerjakan tugas jelek akan membawa konsekuensi yang
kuliah dan kurangnya dalam memenajemen tinggi, yaitu harus mengulang mata kuliah
waktu sehingga pada saat pelaksanaan tersebut dengan konsekuensi mengeluarkan
pembelajaran perkuliahan tersebut mereka biaya tambahan serta studinya menjadi
kurang memperhatikan kondisi fisik dan terlambat untuk diselesaikan. Kusnadi, (2003:
psikis mereka akibatnya nilai akademik 40). Seperti juga di lansir dalam situs berita
mereka menurun. Ada juga mahasiswa yang online Merdeka.com terbit: Senin, 17 Juni
merasa kurang rekreasi (hiburan) karena 2013 14:02. Menyebutkan beberapa penyebab
terlalu banyak tugas yang masih menumpuk stress diantaranya : Tugas kuliah, Organisasi,
untuk diselesaikan secepatnya, padahal Keuangan,dan Waktu.
hiburan cukup penting untuk membuat Perasaan tertekan yang muncul pada
pikiran dan perasaan menjadi lebih fresh. beberapa gejala seperti di atas
Selain stres, keadaan sosial, emosional, fisik menggambarkan bahwa mahasiswa telah
dan juga permasalahan keluarga dari mengalami stres. stres merupakan salah satu
mahasiswa juga dapat mempengaruhi reaksi atau respon psikologis manusia saat
kemampuan belajar. Stres yang berlebihan dihadapi hal-hal yang dirasa telah
dapat mengakibatkan permasalah mental melampaui batas atau di anggap sulit. Istilah
dan fisik dan dapat mengurangi rasa harga stress berasal dari istilah latin yaitu berasal
diri mahasiswa dan dapat mempengaruhi dari kata “stringere” yang mempunyai arti
prestasi akademiknya. ketegangan, dan tekanan. Stres adalah suatu
Ketika mendapat tugas dari dosen, kondisi dimana keadaan tubuh terganggu
sebagian mahasiswa merasa terbebani karena karena tekanan psikologis. Biasanya stres
menganggap tugas tersebut terlalu sulit bagi bukan karena penyakit fisik tetapi lebih
dirinya. Selain merasa terlalu sulit, mengenai kejiwaan. Akan tetapi karena
mahasiswa juga terbebani dengan adanya pengaruh stres tersebut maka penyakit fisik
banyak tugas karena hampir semua mata bisa muncul akibat lemah dan rendahnya
kuliah yang ditempuh juga mengeluarkan daya tahan tubuh pada saat mengalami stres
tugas dan terdapat pengejaran waktu dalam tersebut (Wirawan, 2010: 15).
penyelesaiannya. Adanya hal tersebut Sesuai dengan apa yang dipaparkan
mengakibatkan mahasiswa merasa tertekan para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan tugas-tugasnya karena menganggap terdapat beberapa mahasiswa yang
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
penundaan dalam pengerjaan tugas dan orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
dalam pengumpulannya harus sesuai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
dengan jadwal yang di sepakati bersama. untuk dipelajari dan kemudian ditarik
Dari hasil penelitian ini diharapkan kesimpulannya. Sedangkan menurut
kepada mahasiswa agar dapat memahami Arikunto (2010: 17) Variable adalah hal-hal
keadaan diri sendiri, pola pikir, perasaan, yang menjadi objek penelitian, yang ditatap
dan lingkungan sekitar agar dapat mengatasi dalam suatu kegiatan penelitian (point to be
kesulitan dari dalam diri maupun dari luar, noticed), yang menunjukkan variasi baik
karena hal ini lah yang secara umum secara kuantitatif maupun kualitatif.
menyebabkan seseorang mengalami stres. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas,
Untuk menghindari timbulnya stres maka dapat dirumuskan disini bahwa
akademik dan mempelajari cara mengurangi variabel penelitian adalah suatu kegiatan
stres maka digunakanlah cara instruksi diri atau objek penelitian yang mempunyai
atau teknik self-instruction. variasi baik secara kuantitatif atau kualitatif
Berdasarkan gambaran tersebut, maka yang di pelajari oleh peneliti dan dapat di
peneliti tertarik untuk mengadakan tarik kesimpulannya.
penelitian dengan menggunakan teknik Self- 1. Variabel bebas (X) : Teknik Self-instruction
instruction dalam mengurangi stres akademik 2. Variabel terikat (Y): Stres Akademik
pada mahasiswa bimbingan dan konseling Penelitian ini dilaksanakan di FKIP
angkatan 2013 FKIP ULM Banjarmasin.” ULM Banjarmasin program studi Bimbingan
Konseling. Alasan memilih di universitas
METODE PENELITIAN dan program studi ini adalah karena disitu
Dalam penelitian ini peneliti merupakan wadah dimana setiap mahasiswa
menggunakan Penelitian eksperimen. wajib dalam melaksanakan tugas serta dalam
Penelitian eksperimen merupakan penelitian pemberian tugasnya hampir setiap hari,
yang dilakukan dengan melakukan terdapat juga mahasiswa yang kelihatannya
manipulasi yang bertujuan untuk kurang bisa memecahkan masalahnya di
mengetahui akibat manipulasi terhadap dalam dirinya sehingga dalam pelaksanaan
perilaku individu yang diamati (Latipun, serta dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah
2006: 8). Manipulasi dapat berupa situasi dia mengalami stres dalam hal akademiknya
atau tindakan tertentu yang diberikan selain dalam Program Studi BK merupakan
kepada individu atau kelompok, untuk wadah dimana pendidikan seorang calon
dilihat pengaruhnya (Marliani, 2013: 46). konselor. Bagai mana mungkin lulusan BK
Tipe pendekatan ini merupakan dapat memberikan proses konseling jika dia
pendekatan Kuantitatif yaitu metode sendiri tidak dapat memecahkan masalahnya
penelitian yang dapat diartikan sebagai sendiri. Oleh karena itu, dirasa sangat perlu
metode penelitian yang berlandaskan pada diadakan penelitian tentang bagaimana
filsafat positivism, digunakan unuk meneliti mahasiswa mengurangi stresnya dengan self-
pada populasi atau sampel tertentu, teknik instruction strategi untuk dapat menjadi
pengambilan sampel pada umumnya lulusan yang baik.
dilakukan secara random, pengumpulan Subyek penelitian ini adalah
data menggunakan instrument penelitian, mahasiswa BK FKIP ULM Banjarmasin
analisis data bersifat kuantitatif/statistik angkatan 2013, sedangkan yang menjadi
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang Yang menjadi obyek penelitian dalam
telah ditetapkan (Sugiyono. 2012: 14). penelitian ini adalah Tingkat Stres Akademik
Penelitian ini menggunakan rancangan mahasiswa di BK FKIP ULM Banjarmasin
pre-eksperimental desigen Intac-Group angkatan 2013.
Comparison , yaitu pada desain ini terdapat Alasan mengapa memilih mahasiswa
satu kelompok yang digunakan untuk angkatan 2013 karena mahasiswa yang baru
penelitian, tetapi dibagi dua, yaitu setengah memasuki kuliah tersebut mereka masih
kelompok untuk eksperimen (yang diberi cenderung belum mengenal sistem
perlakuan) dan setengah untuk kelompok pembelajaran yang ada di kampus mereka
control (yang tidak diberi perlakuan). serta dalam pemberian materi serta tugasnya
Menurut Sugiyono (2012:61) Variable berbeda dengan yang di SMA dulu.
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
mulai terlihat tenang, lebih ceria, lebih mengikuti tahapan-tahapan konseling yang
terbuka, tidak khawatir dan menjadi lebih diberikan konselor.
fokus dalam mengikuti perkuliahan. Dari Berdasarkan pembahasan di atas,
aspek belajar, konseli mulai mengerjakan maka dapat di simpulkan bahwa
tugas secara berkelompok karena menurut pengelolaan stres akademik mahasiswa
konseli belajar kelompok lebih efektif dalam dapat dipengaruhi oleh faktor internal
membantu meyelesaikan tugas-tugasnya. (dalam diri) dan faktor eksternal
Pada konseli A70, pada saat pre-test (lingkungan) karena menurut Chaplin (2002)
memiliki skor pada hasil skala stres stres berasal dari tekanan internal maupun
akademik sebesar 84,29% dalam kategori eksternal serta kondisi bermasalah lainnya
tinggi mengalami penurunan skor stres dalam kehidupan. stress merupakan suatu
akademik pada hasil post-test menjadi keadaan tertekan baik secara fisik maupun
60,71% dalam kategori sedang. Walaupun psikologis. (dalam Adi Ardani, 2007: 37).
A70 pada skor skala stres belajar tidak Dalam faktor internal, menurut Vygotsky
menunjukkan penurunan yang besar, namun (1962) (dalam Safaria (2004:75) menegaskan
secara aspek psikologis dan belajar A70 telah bahwa proses internalisasi perintah verbal
menunjukkan perubahan yang sangat baik. merupakan langkah yang penting bagi anak
Pada saat awal pelaksanaan konseling, (individu) dalam menciptakan kendali secara
konseli terlihat gugup, canggung, kurang sadar terhadap perilakunya. selain itu juga
percaya diri dan malu-malu. Dari proses diperlukan komitmen yang kuat, memahami
awal konseling yang dilakukan maka di dan mengenali diri sendiri. Mahasiswa
peroleh data atau permasalahan konseli diharapkan dapat mengenali hal-hal yang
yakni konseli merasa khawatir dengan berkaitan dengan sikap yang menjadi latar
prestasi akademiknya, cemas dan gugup belakang timbulnya stres pada dirinya
dalam presentasi di depan kelas karena hingga perubahan sikap yang diharapkan
khawatir jawaban yang diberikan kepada dapat dicapai dengan baik. Sehingga tahap
teman-teman sekelas kurang tepat. mengenali dan memahami diri tersebut
Setelah pelaksanaan konseling dengan merupakan tahap awal dalam mengatasi
3 kali pertemuan, konseli menunjukkan hambatan dan tuntutan hidup yang
perubahan yang dia harapkan. Konseli dapat menjadikan mahasiswa dapat selalu siap
mengurangi sedikit demi sedikit kecemasan dalam menghadapi segala kondisi yang akan
dan rasa gugup yang dialaminya pada saat dihadapi. Jadi, dengan mengikuti kegiatan
presentasi di depan kelas dan menjadi lebih konseling individual dengan teknik Self
percaya diri ketika presentasi. Penurunan Intructions ini mahasiswa diharapkan dapat
gejala stresnya pun terlihat dari adanya mengelola dan mengurangi gejala stres yang
perubahan secara psikologis. Pada sering dia alami baik pada saat perkuliahan
pertemuan kedua, konseli sudah terlihat maupun di rumah.
lebih tenang, yakin terhadap kemampuan Dari hasil pembahasan pelaksanaan
dirinya, dan menjadi lebih terbuka. Secara konseling individual dengan teknik Self
keseluruhan konseli telah mengalami Intructions di atas, dapat disimpulkan bahwa
penurunan tingkat stres akademik dan dapat konseling individual dengan teknik Self
mengelola dirinya secara baik. Intructions efektif dalam mengelola stres
Dengan demikian dapat disimpulkan akademik, yang ditandai dengan
bahwa 2 konseli yang mendapat threatment menurunnya skor stres akademik pada saat
dari peneliti mengalami penurunan skor sebelum konseling dan setelah konseling
stres akademik yang berbeda-beda. Hal ini individual.
dipengaruhi dari adanya hambatan-
hambatan baik dari pihak konsleor dan PENUTUP
konseli. Dari konselor yaitu belum dapat Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
sepenuhnya untuk menciptakan suasana dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
yang efektif di dalam proses konseling dan sebelum diberikan konseling individual skor
terbatasnya waktu pada saat melakukan rata-rata stres akademi sebesar 82,86% yang
proses konseling. Sedangkan hambatan dari termasuk dalam kategori tinggi. (2) setelah
konseli, yaitu terkadang konseli tidak serius diberikan treatment melalui proses konseling
individual dengan teknik Self Intructions,
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus
Jurnal Konseling GUSJIGANG Vol. 2 No. 2 (Juli-Desember 2016)
Print ISSN 2460-1187, Online ISSN 2503-281X
Dipublikasikan oleh: Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas Muria Kudus