Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

Teknik Enkapsulasi Mikroorganisme

Disusun oleh :
Irfan Indra Gunawan (19106002)
Abraham Wong (19106001)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS BIOINDUSTRI
UNIVERSITAS TRILOGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknik preservasi mikroorganisme sangat penting dalam pengawetan mikroorganisme.
Teknik preservasi dikategorikan menurut lama waktu dalam mengawetkan
mikroorganisme, yaitu sebagai berikut :
1. Jangka panjang
Merupakan teknik preservasi yang bisa mengawetkan mikroorganisme paling lama, bisa
lebih dari 2 tahun bahkan ada yang mencapai 20-30 tahun lebih. Contoh teknik preservasi
jangka panjang ini adalah liofilisasi.
2. Jangka menengah
Teknik preservasi yang bisa mengawetkan mikroorganisme dengan jangka waktu 6 bulan
sampai 2 tahun. Biasanya digunakan zat krioprotektan berupa gliserol, DMSO, laktosa
dan trehalosa, bahkan ada beberapa menggunakan manik-manik dalam pengawetannya.
3. Jangka pendek
Teknik ini mengawetkan kultur dalam jangka waktu pendek, biasanya yang sering
digunakan adalah subkultur atau dengan cara menghidupkan dalam agar miring.
Selain cara-cara di atas, secara tradisional juga telah banyak cara yang digunakan untuk
mengawetkan kultur contohnya adalah pembuatan ragi tape atau laru tempe. Teknik
preservasi ini telah digunakan masyarakat Indonesia sejak lama dan cukup baik dalam
mempertahankan kultur bakteri.

1.2 Tujuan Instruksional


1. Mahasiswa mampu melakukan teknik preservasi dalam mengawetkan kultur bakteri
2. Mahasiswa mampu melakukan teknik preservasi dengan metode enkapsulasi
BAB II
METODOLOGI

2.1 Bahan dan Alat


Bahan :
Biakan murni bakteri asam laktat yang telah diinkubasi di 100 mL broth, Na-alginat, Gum
Arabic, Gum Xanthan, Gelatin, Kaseinat, Chitosan, Aquadest
Alat :
Sentrifus, Tabung reaksi, Larutan CaCl2

2.2 Prosedur Kerja


1. Larutan natrium alginat atau karagenan disterilkan dengan autoklaf (suhu 121°C
selama 15 menit).
2. Campuran yang sudah steril dilarutkan dengan akuades steril sebanyak 100 mL dan
dihangatkan selama 5-10 menit di atas hot plate dengan menggunakan stirrer sampai
homogen lalu dicampur dengan 1 gr suspensi bakteri asam laktat.
3. Campuran yang sudah homogen dimasukkan ke dalam jarum suntik ukuran 0,1 mL dan
diteteskan ke dalam gelas beaker yang berisi larutan CaCl2 0,2 M (4,444 gram dalam 200
mL akuades) yang sudah disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121 °C selama 15 menit.
4. Mikrokapsul sel yang terbentuk didiamkan selama 15 menit di dalam larutan,
kemudian dipisahkan dan dicuci dengan larutan NaCl 0,85% steril. Mikrokapsul yang
sudah dipisahkan disaring dengan kertas saring dan dipindahkan ke dalam botol atau
cawan petri steril.
BAB III
HASIL

3.1 Hasil Pengamatan

3.2 Pertanyaan
Bagaimana bentuk dari enkapsulan yang dihasilkan?
Bentuk yang dihasilkan oleh enkapsulan yaitu berbentuk bulatan-bulatan kecil
DAFTAR PUSTAKA

Hartsell S.E. 1956. Maintenance of Cultures under Paraffin Oil. Journal Applied
Microbiology 4(6): 350–355
Prakash O, Nimonkar Y, Shouche Y.S. 2013. Practice and Prospects of Microbial
Preservation : Minireview. Federation of European Microbiological Societies Microbiology
Lett. 339:1-9
Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein

Anda mungkin juga menyukai