Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR DITERBITKAN OLEH:

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP


KOTA METRO
2016
berpartisipasi dalam program adiwiyata namun informasi yang berkaitan
dengan progam ini mungkin masih terbatas. Melalui buku ini Kami mencoba
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang
untuk menginformasikan tentang konsep program adiwyata dan hal-hal apa
Maha Esa karena atas perkenan-Nya Buku Panduan Program Adiwiyata di Kota
yang perlu dilakukan oleh sekolah dalam rangka mendukung program ini.
Metro dapat diterbitkan. Selanjutnya, ucapan terima kasih juga tidak lupa
Selain itu, langkah-langkah praktis dalam pengelolaan lingkungan hidup di
kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
sekolah seperti; pengelolaan sampah, penghematan air dan energi,
penyusunan Buku Panduan Program Adiwiyata di Kota Metro ini.
penanaman pohon dan lain-lain juga kami paparkan.

Buku ini hadir


Selanjutnya, buku ini memang belum sepenuhnya
sebagai respon positif
sempurna. Oleh karena itu, kritik, saran dan masukan demi
atas antusiasme
lebih sempurnanya buku ini sangat kami harapkan. Semoga
sekolah-sekolah yang
buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama untuk
ada di Kota Meto
peningkatan kesadaran akan kelestarian lingkungan kita di masa mendatang.
berpartisipasi dalam program adiwiyata. Sampai dengan tahun 2015 tercatat
ada 30 sekolah di Kota Metro yang telah meraih prestasi sebagai sekolah Metro, Juni 2016
adiwiyata tingkat nasional dan tujuh diantaranya telah menyandang predikat
sebagai sekolah adiwiyata mandiri. Data ini menunjukkan bahwa antusiasme Tim Penyusun:
Seksi Pengendalian dan Pemulihan
sekolah dalam mengenalkan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan hidup di
Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro
kalangan warga sekolah cukup baik. Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro
sebagai instansi yang memiliki tugas pokok dan fungsi di bidang pemeliharaan

Buku ini juga merupakan jawaban dari banyaknya pertanyaan dan


keingintahuan sekolah-sekolah yang berminat untuk bergabung dengan
program adiwiyata. Banyak sekolah di Kota Metro yang sebenarnya ingin
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Kata Pengantar.................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ iii
1.1 Latar Belakang
Bab I Pendahuluan............................................................................................ 1 Program Adiwiyata telah diluncurkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
sejak tahun 2006 sebagai respon terhadap perlunya pengembangan program
1.2 Tujuan................................................................................................. 2
pendidikan lingkungan pada jenjang pendidikan formal baik tingkat dasar
Bab II Materi Pembinaan Adiwiyata................................................................. 4
maupun menengah. Pada prinsipnya, program adiwiyata bukanlah sebuah
2.1 Pengenalan Adiwiyata............................................................................... 4
2.2 Tujuan Program Adiwiyata ....................................................................... 5 perlombaan antarsekolah. Adiwiyata adalah sebuah penghargaan yang
2.3 Prinsip- prinsip Program Adiwyata ........................................................... 6
diberikan oleh pemerintah sebagai bentuk apresiasi kepada sekolah-sekolah
2.4 Komponen Adiwiyata................................................................................ 7
2.5 Pengisian Aplikasi Data Sekolah Adiwiyata .............................................. 12 yang telah melaksanakan pendidikan lingkungan dan menanamkan nilai-nilai
2.6 Kegiatan Penunjang Adiwiyata ................................................................ 14
kepedulian lingkungan kepada seluruh warga sekolah.

Bab III Pelaporan............................................................................................ 27


Dalam pelaksanaannya, penghargaan adiwiyata dilaksanakan berjenjang mulai
Bab IV Penutup.............................................................................................. 32 dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, nasional dan mandiri. Kota Metro mulai
berpartisipasi aktif dalam program adiwiyata pada level nasional sejak tahun
Lampiran :
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang 2010, dan sampai dengan tahun 2015 Kota Metro telah memiliki 36 sekolah
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata
dengan predikat sekolah adiwiyata nasional dengan tujuh diantaranya adalah
sekolah adiwiyata mandiri. Jumlah sekolah-sekolah adiwiyata diproyeksikan
akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya pula animo sekolah-
sekolah yang ada di Kota metro untuk ikut berpartisipasi dalam program ini.
Namun sekolah-sekolah tersebut terkendala oleh keterbatasan akses informasi
dan pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan dengan program

Bab I
adiwiyata. Oleh karena itu, keberadaan buku panduan yang berisi informasi 2. Sebagai rujukan bagi sekolah yang telah menyandang predikat sekolah
penting tentang program adiwiyata sangatlah dibutuhkan. adiwiyata nasional untuk melaksanakan pembinaan dalam rangka
menuju sekolah adiwiyata mandiri.
Selain itu, buku panduan ini juga sangat bermanfaat bagi sekolah adiwiyata 3. Menyediakan materi pembinaan yang sekaligus dapat dijadikan
nasional yang ingin melanjutkan ke jenjang sekolah adiwiyata mandiri. sebagai sumber informasi bagi siapa saja yang peduli kepada
Sebagaimana telah ditetapkan bahwa sekolah yang ingin mengajukan diri pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan. Materitersebut meliputi
sebagai sekolah adiwiyata mandiri diharuskan melaksanakan pembinaan ke 10 tema-tema ; pengelolaan sampah, penghijauan, efisiensi penggunaan
sekolah binaan. Hal ini dimaksudkan agar sekolah yang telah mendapat sumber daya air, energi dan sebagainya.
predikat sebagai sekolah adiwiyata dapat berbagi pengalaman dan
pengetahuan kepada sekolah yang lain yang pada akhirnya akan timbul
kesadaran kolektif akan kelestarian lingkungan. Dan kehadiran buku panduan
pembinaan adiwiyata ini diharapkan dapat menjadi referensi dan media
pembelajaran bagi sekolah-sekolah yang ada di Kota Metro untuk menuju
sekolah adiwiyata.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya buku panduan adiwiyata ini antara
lain:
1. Sebagai sumber informasi bagi sekolah-sekolah yang ingin
berpartisipasi dalam program adiwiyata. Dengan ini diharapkan
jumlah sekolah yang ikut dalam program adiwiyata semakin banyak
dan konsep pendidikan lingkungan hidup akan dapat diterapkan secara
meluas di Kota Metro.
BAB II himbauan, poster, majalah dinding sekolah, dan lain sebagainya. Pada
MATERI PEMBINAAN ADIWIYATA prinsipnya pesan kecintaan terhadap kelestarian lingkungan dapat
disampaikan dalam bentuk apapun, dan akan sangat baik jika disajikan dalam
2.1. Pengenalan Adiwiyata bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, komunikatif, dan edukatif
Secara etimologis istilah adiwiyata dapat ditinjau dari bentukan kata dasar sehingga tujuan utama program adiwiyata dapat dicapai.
“wiyata” yang bermakna pengajaran atau pelajaran yang diberi imbuhan “adi”
yang bermakna unggul, besar, atau tinggi (sumber : Kamus Besar Bahasa 2.2. Tujuan Program Adiwiyata
Indonesia). Dari bentukan kata ini maka dapat disimpulkan bahwa adiwiyata Tujuan utama program adiwiyata adalah mewujudkan warga sekolah yang
merupakan sebuah proses mengajarkan tata nilai, norma dan etika tertinggi bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
(dalam hal ini adalah nilai-nilai kecintaan kepada lingkungan) kepada seluruh hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
warga sekolah. Dengan demikian diharapkan bahwa sekolah adiwiyata dapat berkelanjutan. Ada beberapa poin penting yang patut digarisbawahi dalam
menjadi tempat yang baik untuk mengajarkan tata nilai tertinggi yang dapat mencapai tujuan adiwiyata ini. Pertama, sasaran utama program adiwiyata
menjadi dasar manusia untuk mencapai cita-citanya dengan tetap memegang adalah warga sekolah sehingga partisipasi seluruh warga sekolah baik siswa,
teguh prinsip-prinsip keberlanjutan alam semesta. guru, karyawan, dan semua pihak yang terlibat dalam aktivitas sekolah
menjadi komponen penting yang tak terpisahkan dalam menyukseskan
Dalam tataran praktis, pengenalan nilai-nilai kecintaan terhadap alam dapat program ini.
diajarkan kepada siswa dalam berbagai bentuk seperti : menanam dan
merawat tanaman, menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitarnya, Kedua, misi utama program ini adalah membentuk perilaku yang bertanggung
menghemat air, listrik, dan sumber daya alam lainnya serta bentuk-bentuk lain jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini
yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan. Pendekatannyapun dapat mengisyaratkan bahwa pelaksanaan program adiwiyata bukan hanya
dilaksanakan dengan berbagai macam kegiatan, contohnya ; pengajaran pembenahan fisik dan fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah saja. Lebih dari itu,
melalui materi pelajaran di dalam kelas, kegiatan ekstrakurikuler, gotong pembentukan karakter cinta lingkungan menjadi hal yang sangat penting
royong membersihkan sekolah, penyampaian informasi melalui papan daripada sekedar pembangunan fisik.
Ketiga, pendekatan yang dapat ditempuh dalam program ini adalah melalui 3. Berkelanjutan
tata kelola sekolah yang baik. Aspek tata kelola sekolah yang baik tentunya Seluruh kegiatan harus dilaksanakan secara terencana dan terus-menerus
melingkupi banyak komponen seperti; kurikulum, pengelolaan sarana dan secara komprehensif.
prasaran, hubungan harmonis antar warga sekolah, pembiayaan dan
administrasi, dan lain sebagainya. Terakhir, tujuan utama yang ingin 2.4 Komponen Adiwiyata
diwujudkan adalah pembangunan berkelanjutan. Hal ini berarti bahwa Untuk mencapai tujuan program adiwiyata, maka ditetapkan empat
adiwiyata bukanlah ajang seremonial yang hanya berlangsung sementara, komponen yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah
tetapi sebagai upaya-menerus dan berkelanjutan dalam upanya pembentukan adiwiyata. Keempat komponen inilah yang menjadi dasar penilaian sebuah
karakter dan penanaman tata nilai dan etika. sekolah layak ditetapkan sebagai sekolah adiwiyata. Keempat komponen
tersebut adalah:
2.3. Prinsip-prinsip Program Adiwiyata a. Kebijakan berwawasan lingkungan
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor Standar yang menjadi dasar penilaian komponen kebijakan berwawasan
05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata, prinsip- lingkungan adalah:
prinsip yang melandasi pelaksanaan program adiwiyata adalah : 1. KTSP memuat kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan
1. Edukatif lingkungan hidup. Implementasi dari standar ini adalah dengan :
Semua kegiatan yang dilaksanakan dalam mendukung program adiwiyata  Visi, misi dan tujuan sekolah yang tertuang dalam KTSP memuat
haruslah mengandung unsur edukasi. Bentuk kegiatan dapat dilaksanakan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
dalam berbagai kemasan, namun unsur-unsur edukasi, penambahan  Struktur kurikulum memuat mata pelajaran wajib, muatan lokal,
pengetahuan, penanaman tata nilai harus tetap diutamakan. pengembangan diri terkait kebijakan perlindungan dan
2. Partisipatif pengelolaan lingkungan hidup.
Seluruh komunitas di sekolah hendaknya terlibat dalam manajemen  Mata Pelajaran wajib dan/atau muatan lokal yang terkait
sekolah meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilengkapi
evaluasi sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing. dengan ketuntasan minimal belajar.
2. RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan  Mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam
lingkungan hidup. Upaya perlindungan dan pengelolaan dimaksud program pembelajaran LH
meliputi kegiatan yang terkait dengan:  Mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran LH.
 Kesiswaan
 Kurikulum dan kegiatan pembelajaran 2. Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan
 Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan dan pengelolaan lingkungan hidup.
 Sarana dan prasarana Implementasi dari standar ini adalah:
 Budaya dan lingkungan sekolah  Meningkatkan pengetahuan konseptual dan prosedural dalam

 Peran masyarakat dan kemitraan pemecahan masalah LH, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-

 Peningkatan dan pengembangan mutu. hari.


 Menerapkan pengetahuan LH yang diperoleh untuk memecahkan

b. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan masalah LH dalam kehidupan sehari-hari di sekolah.

Standar yang menjadi tolok ukur capaian komponen ini adalah:  Mengkomunikasikan hasil pembelajaran LH dengan berbagai cara dan

1. Kurikulum memuat kebijakan upaya perlindungan dan pengelolaan media.

lingkungan hidup. Implementasi dari standar ini antara lain dengan cara :
 Menerapkan pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran c. Kegiatan lingkungan bebasis partisipatif

yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran. Standar yang menjadi tolok ukur dalam pelaksanaan prinsip kegiatan berbasis

 Mengembangkan isu lokal dan/atau isu global sebagai materi partisipatif adalah :

pembelajaran lingkungan hidup sesuai dengan jenjang pendidikan 1. Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

 Mengembangkan indikator dan instrumen pembelajaran lingkungan yang terencana bagi warga sekolah.

hidup Implementasi dari standar ini adalah:

 Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan


di dalam kelas, laboratorium, maupun di luar kelas.
 Memelihara dan merawat gedung dan lingkungan sekolah oleh warga  Meningkatkan peran komite sekolah dalam membangun kemitraan
sekolah antara lain : piket sekolah, jumat bersih, lomba kebersihan untuk pembelajaran lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan
kelas, pemeliharaan taman dll. pengelolaan lingkungan hidup.
 Memanfaatkan lahan dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah  Warga sekolah menjadi nara sumber dalam rangka pembelajaran
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup lingkungan hidup
 Mengembangkan kegiatan ekstra kurikuler seperti : pramuka, PMR,  Memberi dukungan untuk meningkatkan upaya perlindungan dan
KIR, kegiatan kerohanian, pecinta alam, dll yang sesuai dengan upaya pengelolaan lingkungan hidup.
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
 Adanya kreativitas dan inovasi warga sekolah dalam upaya d. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Standar yang diterapkan dalam prinsip pengelolaan sarana pendukung
 Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan pihak luar. ramah lingkungan adalah :
1. Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan
2. Menjain kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan Implementasi dari standar ini adalah:
hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media,  Menyediakan sarana prasarana untuk mengatasi permasalahan
sekolah lain, dll) lingkungan hidup di sekolah seperti: air bersih, tempat sampah
Standar ini dapat diimplementasikan dengan cara : terpisah, drainase, WC, ruang terbuka hijau, dll.
 Memanfaatkan narasumber untuk meningkatkan pembelajaran  Menyediakan sarana prasarana untuk mendukung pembelajaran
lingkungan hidup lingkungan hidup di sekolah seperti : pengomposan, pemanfaatan dan
 Mendapatkan dukungan konsultan/ narasumber dari kalangan yang pengolahan air, taman/kebun sekolah, TOGA, green house, kolam
terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, media, dunia usaha, ikan,biopori, sumur resapan, dll.
pemerintah, universitas, dll) untuk meningkatkan upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Peningkatan kualitas pengelolaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana karena tidak adanya dokumentasi pendukung yang valid maka hanya
yang ramah lingkungan: sedikit yang dapat dilampirkan sebagai dokumentasi yang otentik.
Implementasi dari standar ini adalah: 2. File-file yang akan dijadikan sebagai lampiran hendaknya tersusun dalam
 Memelihara sarana dan prasarana sekolah yang ramah lingkungan satu folder dan dikelompokkan berdasarkan substansinya.
 Meningkatkan pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi sekolah 3. Perlu dipastikan kembali apakah aplikasi dapat beroperasi ketika file
 Memanfaatkan listrik, air dan ATK secara efisien dipindahkan. Oleh karena itu file aplikasi dan semua lampiran hendaknya

 Meningkatkan kualitas pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan dijadikan dalam satu folder dan pada saat memindahkan file aplikasi,
semua file lampiran juga diikutsertakan. Jika yang dikirimkan hanya file

2.5 Pengisian aplikasi data sekolah adiwiyata aplikasi maka tidak akan dapat beroperasi jika file aplikasi dipindahkan ke

Satu elemen penting dalam pengusulan calon sekolah adiwiyata adalah media lain.

pemenuhan syarat-syarat administratif. Dalam pelaksanaannya, persyaratan 4. Pengisian file aplikasi didasarkan pada prinsip self assessment, jadi

administrasi yang harus dipenuhi dikompilasi dalam sebuah aplikasi berbasis sekolah diminta untuk menilai diri sendiri sesuai dengan kondisi nyata

program Microsoft Excell disamping persaratan yang dikirimkan secara yang ada di sekolah masing-masing. Panduan pemberian nilai sudah

tercetak. Ada beberapa hal penting yang patut digarisbawahi dalam pengisian tertera jelas tolok ukur dan parameternya didalam aplikasi tersebut.

aplikasi tersebut :
1. Semua hal yang berkaitan dengan keempat komponen adiwiyata Berikut ini adalah hal-hal yang harus diisikan ke dalam aplikasi tersebut, yaitu :

hendaknya terdokumentasikan dengan baik. Format dokumen dapat 1. Self assessment terhadap capaian keempat komponen adiwiyata.

dalam bentuk PDF, word, foto (JPG), video, dll yang kompatibel 2. KTSP

dilampirkan dalam aplikasi microsoft excell. Kelemahan yang selama ini 3. Silabus

dimiliki sekolah-sekolah adalah kurang tertib dalam pengarsipan dan 4. RKAS

dokumentasi kegiatan. Hal ini menimbulkan kesan bahwa sekolah hanya 5. Laporan Kegiatan siswa berikut dokumentasi pendukungnya

memiliki sedikit kegiatan, padahal sebenarnya ada banyak sekali kegiatan 6. Daftar Sarana dan Prasarana yang dimiliki sekolah berikut foto

yang berhubungan dengan adiwiyata yang pernah dilaksanakan. Namun dokumentasinya


7. Foto pengelolaan sarana dan prasarana sekolah a. Pengelolaan Sampah
8. Profil sekolah Paradigma sampah sebagai bahan sisa yang tidak mempunyai nilai lagi
9. Dokumen adminstarif yang terkait dengan kegiatan adiwiyata seperti SK, haruslah diubah jika sekolah ingin melakukan pengelolaan sampah secara baik
piagam penghargaan, dll. dan berkelanjutan, karena pada kenyataannya sampah masih memiliki nilai
10. Lembar evaluasi dengan susunan tim evaluator dari tingkat ekonomis yang cukup tinggi jika dikelola dengan penanganan yang tepat.
Kabupaten/Kota, provinsi dan nasional.
Kegiatan pengelolaan sampah dapat diawali dengan langkah sederhana, yaitu
Catatan : dengan melakukan pemilahan sampah organik dan anorganik. Hanya
Untuk lebih jelasnya perihal pengisian aplikasi excell, calon sekolah adiwiyata dibutuhkan dua buah kotak sampah yang digunakan sebagai penampungan
dapat berkoordinasi dan berkonsultasi langsung dengan : sampah organik dan anorganik. Hal terberat dalam melaksanakan ini adalah
Seksi Pengendalian dan Pemulihan proses pendidikan dan pembiasaan kepada warga sekolah untuk membuang
Kantor Lingkungan Hidup Kota Metro sampah di kotak sampah sesuai dengan jenisnya. Inilah elemen penting dalam
Jl. AH Nasution No. 5 Kota Metro. proses pendidikan lingkungan hidup, melakukan pembiasaan dan
Telepon/faks : (0725) 7851666 meningkatkan kesadaran, bukan sekedar penyedian fasilitas.
e-mail : klh.metro@gmail.com
Setelah proses pemilahan sampah dilaksanakan, kegiatan-kegiatan lain dapat
dilakukan sebagai satu rangkaian kegiatan pengelolaan sampah yang
2.6 Kegiatan Penunjang Adiwiyata
terintegrasi secara komprehensif. Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai
Dalam melaksanakan program adiwiyata, banyak kegiatan pendukung yang
bentuk pengelolaan pengelolaan sampah anorganik antara lain :
dapat dilakukan oleh segenap warga sekolah. Kegiatan-kegiatan tersebut
 Bank sampah
dapat dikemas dalam bentuk kegiatan yang menarik dan menyenangkan dan
Sekolah dapat mengelola sampah anorganik yang masih memiliki nilai
sedapat mungkin tidak memerlukan biaya yang besar. Beberapa kegiatan yang
ekonomis seperti plastik, kemasan minuman, kertas, dll. Selain
dapat dilaksanakan antar lain:
kesadaran akan kelestarian lingkungan manfaat lain yang diperoleh
melalui bank sampah adalah penanaman jiwa kewirausahaan pada
siswa. Melalui kegiatan ini siswa dapat didik untuk bisa melihat dan
memanfaatkan peluang usaha meskipun berasal dari hal-hal yang secara
umum dianggap tidak berguna. Selanjutnya, siswa juga dapat dididik
berorganisasi, bekerja dalam tim dan juga melakukan kegiatan yang
bersifat administratif (misalnya : melakukan pencatatan, penjualan, dan
menyajikan laporan).
 Prakarya dari bahan daur ulang
Selain melalui penjualan, pemanfatan sampah anorganik juga dapat Berikut ini beberapa alamat situs yang dapat dipergunakan sebagai
dilakukan dengan mengolahnya menjadi bahan prakarya. Banyak pengetahuan terkait pembuatan prakarya dari bahan daur ulang :
manfaat yang dapat diperoleh dengan membuat kerajinan tangan 1. http://www.caradesain.com/19-cara-kreatif-dan-cerdas-membuat-
berbahan dasar sampah. Kegiatan ini akan meningkatkan kreatifitas produk-baru-dari-barang-bekas/
siswa dalam memanfaatkan bahan yang dianggap tidak berguna menjadi 2. http://kerajinantanganbagus.blogspot.co.id/2014/12/kerajinan-tangan-
produk yang lebih bermanfaat. Dan yang paling utama, melalui kegiatan dari-kertas.html
ini pengurangan volume sampah yang harus dibuang (tanpa diolah) akan 3. http://sarungpreneur.com/10-ide-kreatif-membuat-kerajinan-tangan-
berkurang. Berikut ini beberapa contoh prakarya dengan bahan baku dari-barang-bekas-kardus/
sampah antara lain : 4. http://inginbisa.com/tutorial/membuat-kerajinan-bunga-dari-daur-ulang-
botol-plastik.htm
5. http://www.vinasnippets.com/2013/05/prakarya-daur-ulang-
memanfaatkan-kertas.html
6. http://ragamkerajinantangan.blogspot.co.id/2015/12/42-Cara-Membuat-
Kerajinan-Tangan-Dari-Kardus.html
7. https://id.pinterest.com/explore/kerajinan-daur-ulang-902046842223/
8. http://www.kerajinan.id/1788/cara-membuat-kerajinan-daur-ulang-lilin- d. Hasil dari pengomposan dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman
motif-bunga.html yang ada di sekolah sehingga sekolah tidak perlu mengeluarkan biaya
9. http://recyclecreative.blogspot.co.id/2011/10/prakarya-dari-barang- tambahan untuk pemupukan tanaman yang ada.
bekas.html Berikut ini adalah langkah-langkah yang diperlukan untuk pengomposan
10. Dan lain-lain menggunakan metode takakura :

1. Menyiapkan starter mikroorganisme


 Pengomposan
Pengomposan dapat dilakukan sebagai salah satu alternatif pengelolaan
Larutan starter dibuat dengan cara mengisolasi mikroorganisme pengurai dari
sampah organik. Ada banyak metode pengomposan yang dapat dipraktekan di
bahan makanan seperti tempe, youghurt, tauco, sayuran dan buah-buahan.
sekolah, tetapi salah satu metode yang lebih cocok diaplikasikan di sekolah
Mikroorganisme dipilih dari bahan-bahan tersebut karena sifatnya yang tidak
adalah metode takakura. Kelebihan metode ini dibanding dengan metode
berbau busuk. Ada dua larutan starter yang harus disiapkan. Pertama larutan
pengomposan lainnya antara lain:
berbasis bakteri fermentasi dengan tambahan gula. Kedua, bakteri yang
a. Metode takakura dapat dilaksanakan dalam skala kecil (hanya
diambil dari sayuran dan buah dengan penambahan garam. Starter ini akan
membutuhkan keranjang dengan volume 50 liter). Hal ini sangat cocok
dipakai sebagai dekomposer dalam pembuatan bibit kompos takakura.
untuk lingkungan sekolah sehingga tidak memerlukan lahan yang luas.
b. Metode takakura menggunakan prinsip bakteri aerob yang tidak a. Starter dengan larutan gula
menimbulkan bau berlebihan, sehingga cocok diaplikasikan di fasilitas
 Siapkan stoples kaca (atau wadah lain) ukuran lima liter, pilih yang
publik seperti sekolah.
c. Karena menggunakan bakteri aerob, maka pengisian sampah organik kedap udara.
 Tambahkan kedalam toples 200 gram gula merah, encerkan dengan 3
dapat dilakukan setiap hari tanpa harus menunggu kompos lama selesai
berproses. Sehingga sampah yang dihasilkan setiap hari (contohnya liter air bersih aduk sampai merata.
 Masukkan 5 butir ragi tape atau ragi tempe. Apabila tidak ada bisa
sampah dari daun-daun gugur dan sisa makanan dari kantin) dapat
dijadikan sebagai kompos. diganti dengan sepotong tempe atau tape.
 Tutup rapat dalam toples, diamkan hingga 3-5 hari. Warna akhir  Cari tempat yang terlindung panas dan hujan dengan dasar plester
larutan coklat pekat baunya wangi tape. Larutan siap untuk digunakan. atau permukaan keras lainnya.
 Aduk dedak dan sekam sampai merata. Kemudian tambahkan larutan
b. Starter dengan larutan garam
starter yang telah kita buat sebelumnya kemudian aduk sampai
merata.
 Siapkan stoples kaca (atau wadah lain) ukuran lima liter, pilih yang
 Siram dengan air bersih secukupnya hingga mencapai kelembaban 40-
kedap udara.
60%. Untuk memperkirakan kelembaban adalah dengan cara
 Tambahkan kedalam toples 1 sendok makan garam dapur, encerkan
menggenggam material dengan kepalan tangan. Apabila material
dengan 3 liter air bersih aduk sampai merata.
sudah bisa membentuk dan solid itu tandanya kelembaban sudah
 Pilih beberapa potong sayuran hijau seperti kangkung, bayam, atau
tercapai. Namun apabila ketika dikepal mengeluarkan air, tandanya
kulit buah-buahan seperti pepaya, pisang. Lumat material tersebut
kelembaban sudah berlebih.
dengan blender, masukkan kedalam toples.
 Tutup rapat tumpukan material tersebut dengan terpal plastik dan
 Tutup toples dengan rapat, diamkan 3-5 hari. Apabila baunya enak,
diamkan selama 5-7 hari.
seperti bau tape atau alkohol artinya larutan sudah siap digunakan.
 Tanda kompos sudah matang apabila permukaan tumpukan kompos
2. Membuat bibit kompos takakura (inokulan) diselimuti lapisan mould putih. Warna kompos coklat gembur dan
tidak berbau.
Bibit kompos takakura dibuat dari dua bahan, yakni dedak dan sekam padi.
Perbandingan antara dedak dan sekam adalah satu banding satu. Dekomposer 3. Menyiapkan keranjang takakura
yang digunakan adalah kedua larutan starter yang sudah dibuat dengan cara di
Siapkan keranjang berukuran kira-kira 60 liter. Keranjang bisa terbuat dari
atas. Berikut langkah-langkahnya:
plastik, anyaman bambu atau anyaman rotan. Karena proses pembuatan
 Siapkan dedak dan sekam dengan perbandingan 1 : 1, starter kompos takakura bersifat aerobik, dinding keranjang harus memiliki pori-pori
mikroorganisme, air bersih dan terpal plastik. udara. Bentuk keranjang boleh silinder boleh kotak.
Lapisi dinding keranjang dengan kardus atau kertas tebal. Tujuannya agar Berikut langkah-langkah membuat kompos takakura:
material yang ada dalam keranjang tidak berceceran keluar, serangga dari luar
 Masukkan sekitar 2-3 kg bibit kompos takakura atau kira-kira serempat
tidak bisa masuk kedalam, kelebihan air bisa terserap kardus tidak membasahi
keranjang.
tempat .
 Masukkan sampah organik kedalam keranjang takakura. Kemudian
4. Proses pengomposan takakura
aduk-aduk sampah tersebut dengan bibit kompos takakura yang
terdapat dalam keranjang.
Proses pembuatan kompos takakura ini berlangsung kering dan tidak berbau,
sehingga tidak terkesan jorok dan keranjang bisa ditempatkan di dapur. Proses  Tutup keranjang rapat-rapat agar serangga dan lalat tidak masuk.

reaksinya berlangsung secara aerobik dengan reaksi seperti berikut: Keranjang tidak usah diisi langsung penuh, masukkan sampah organik
seadanya. Lakukan secara rutin setiap hari.

 Apabila keranjang sudah penuh, kira-kira 90% sudah terisi, ambil


duapertiganya. Pindahkan kompos tersebut kedalam karung, biarkan
selama 2 minggu sebelum digunakan. Kompos yang dihasilkan kering
tidak terdapat cairan.
Bahan baku utama membuat kompos takakura ini adalah bibit kompos
takakura dan sampah dapur organik. Sampah dapur yang cocok dijadikan  Kompos takakura sudah terbentuk sempurna apabila teksturnya sudah
kompos takakura adalah sisa sayuran, buah-buahan, nasi, roti, mie, kue, dll. seperti tanah, warna coklat kehitaman dan tidak berbau.
Sampah yang tidak diperkenankan adalah daging, tulang, telur, susu, dan  Untuk menguji kualitas kompos larutkan dalam air bersih. Kompos
sampah hewani lain. Perlu diingat, sebelum dimasukkan ke keranjang takakura yang baik akan tenggelam, apabila ada yang terapung berarti belum
buang terlebih dahulu air yang ada dalam sampah. material tersebut belum menjadi kompos. Air akan tetap bersih,
apabila air berubah warnanya jadi kecoklatan, artinya dalam kompos
terdapat cairan hasil fermentasi anaerobik.
b. Penghijauan dengan ilmu pengetahuan tentang makhluk hidup dan lingkungan. Para siswa
Salah satu isu penting dalam permasalahan lingkungan hidup yang saat ini tentu akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari jika
mengemuka adalah isu pemanasan global yang diakibatkan oleh meningkatnya langsung melihat contohnya. Oleh karena itu, kegiatan penghijauan di sekolah
konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Banyak hasil penelitian yang memiliki posisi yang sangat strategis, baik secara langsung maupun tidak,
menunjukkan bahwa peningkatan suhu bumi secara global disebabkan oleh dalam aktivitas keseharian siswa di sekolah. Hal yang terpenting adalah
peningkatan aktivitas manusia terutama yang menghasilkan emisi gas rumah menanamkan kesadaran kepada siswa dan warga sekolah lainnya untuk
kaca (seperti karbondioksida dan metana) dan menurunnya kemampuan bumi mencintai lingkungan salah satu dengan cara menanam dan memelihara
menyerap emisi gas tersebut dikarenakan menurunnya jumlah vegetasi. Dari tanaman.
kenyataan ini kita dapat melihat korelasi yang kuat antara jumlah vegetasi dan
peningkatan suhu lingkungan. Dalam skala mikro kita dapat merasakan secara c. Konservasi Energi, Air dan Sumber Daya Lain.
langsung jika lingkungan yang banyak ditumbuhi oleh pepohonan akan terasa Energi, air dan sumber daya alam lainnya adalah sesuatu yang
lebih segar dan nyaman untuk ditinggali daripada lingkungan tanpa keberadaannya tidaklah tanpa batas. Oleh karenanya kita patut
pepohonan. menggunakannya secara bijak demi keberlanjutannya untuk generasi
mendatang. Isu penghematan sumber daya alam menjadi bagian krusial
Selain memiliki fungsi ekologis, vegetasi memiliki fungsi-fungsi lain yang tidak dalam kaitannya dengan keberlanjutan lingkungan hidup, dan sekolah
kalah pentingnya. Pertama, vegetasi memiliki fungsi ekonomis yang dapat sebagai institusi pendidikan formal memegang peran penting dalam
dioptimalkan. Pohon buah-buahan dan tanaman keras tentunya menjadi menanamkan nilai-nilai penggunaan sumber daya alam secara efisien.
contoh yang paling nyata untuk menjelaskan fungsi ekonomis dari vegetasi. Kampanye penghematan energi dan sumber daya alam lain sebenarnya
Buah-buahan dan kayu yang dihasilkan dari jenis tanaman ini tentu merupakan dapat dilakukan dengan cara-cara sederhana dan mudah, yang
komoditas yang mempunyai nilai ekonomis. Selain itu, vegetasi juga memiliki terpenting adalah kemauan kita untuk mengubah pola pikir dan pola
fungsi edukatif. Keberadaan berbagai vegetasi di sekolah tentu akan lebih konsumsi yang selama ini dijalankan. Beberapa hal sederhana yang
memudahkan para guru menjelaskan konsep-konsep keragaman hayati, sistem dapat dilaksanakan di sekolah antara lain :
klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan hal-hal lain yang erat kaitannya
 Memasang stiker peringatan/himbauan di sekitar saklar atau stop Bab III
kontak untuk mematikan peralatan elektronik jika tidak digunakan. PELAPORAN
 Memasang stiker peringatan/himbauan di kran air, bak air atau tempat
penampungan air lainnya untuk menggunakan air seperlunya dan Salah satu bagian penting dalam program adiwiyata, baik bagi sekolah
menutup kran jika tidak diperlukan. pembina maupun sekolah yang dibina, adalah adanya pelaporan setiap
 Membuat sumur resapan dan lubang biopori sebagai sarana konservasi kegiatan yang dilaksanakan. Bagi sekolah pembina laporan pembinaan dapat
sumber daya air tanah. dijadikan tolok ukur keberhasilan pembinaan sekaligus sebagai bahan evaluasi
 Menghimbau kepada para siswa untuk menggunakan kendaraan umum, terhadap pembinaan yang telah dilaksanakan. Bagi sekolah yang dibina,
kendaraan tidak bermotor, atau berjalan kaki (jika memungkinkan) materi pembinaan yang dituangkan dalam bentuk laporan dapat dijadikan
dalam perjalan dari rumah ke sekolah dan sebaliknya. Selain sebagai bahan rujukan dan panduan dalam pelaksanaan kegiatan sekolah yang
mengurangi konsumsi energi, kegiatan ini tentunya akan mengurangi terkait dengan adiwiyata. Laporan pembinaan dibuat oleh sekolah pembina
jumlah polutan dan menyehatkan. sedangkan salinan laporan pembinaan diarsipkan oleh sekolah binaan. Isi
 Efisiensi penggunaan kertas dengan mengunakan jenis cetakan bolak- laporan pembinaan meliputi :
balik dan/atau menggunakan kembali (reuse) kertas yang tak terpakai 1. Nama Kegiatan
sebagai kertas buram, draft surat, atau penggunaan lainnya. 2. Waktu pelaksanaan kegiatan
3. Bentuk kegiatan
4. Pemateri dan peserta kegiatan
5. Ringkasan isi materi kegiatan
6. Daftar hadir peserta
7. Foto dokumentasi
8. Dan hal-hal lain yang relevan
Berikut ini salah satu contoh format laporan pembinaan kepada sekolah
adiwiyata :
LAPORAN KEGIATAN PEMBINAAAN ADWIYATA untuk merealisasikan hal tersebut. Beberapa ide yang muncul dari
pemateri dan peserta antara lain:
HARI/TANGGAL : Rabu, 1 April 2015
TEMPAT : SDN 7 Metro Metro Barat  Menggiatkan kembali piket kebersihan dan kerja bakti. Disamping
SEKOLAH PEMBINA : SDN 1 Metro Barat
SEKOLAH BINAAN : SDN 7 Metro Barat untuk meningkatkan kebersihan, kegiatan ini juga dihararapkan
MATERI PEMBINAAN : Konsep Dasar Program Adiwiyata memberikan pendidikan kepada siswa tentang nilai-nilai disiplin,
PEMATERI : Dra. Sri Subiyakti
(Kepala Sekolah SDN 1 Metro Barat) tanggung jawab dan kegotong-royongan.
PESERTA : Kepala Sekolah, Guru-guru dan staf  Mendirikan bank sampah di sekolah dan menggiatkan kegiatan
SDN 7 Metro Barat
pengomposan. Kegiatan ini selain meningkatkan kebersihan,

Ringkasan Kegiatan: kegiatan ini juga dapat bermanfaat secara ekonomis. Dana yang

1. Kegiatan ini diawali dengan pemaparan materi terkait dengan konsep terkumpul dari bank sampah dapat digunakan sebagai biaya

dasar program adiwiyata, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan membeli fasilitas pendukung. Kompos yang dihasilkan dapat

tanya jawab antara pemateri dan peserta kegiatan. digunakan untuk memupuk tanaman yang ada di sekolah

2. Pokok-pokok materi yang disampaikan antara lain : sehingga mengurangi biaya perawatan tanaman.

 Pengenalan program adiwiyata 4. Dst.


Metro, 1 April 2015
 Tujuan program adiwiyata
Sekolah binaan, Sekolah pembina,
 Prinsip-prinsip program adiwiyata
 Aplikasi konsep dasar adiwiyata dalam kegiatan di sekolah
ttd ttd
3. Dikusi yang berkembang dalam kegiatan ini adalah bagaimana cara yang
efektif untuk menanamkan konsep kecintaan terhadap kelestarian
(Nama Jelas) (Nama Jelas)
lingkungan hidup kepada siswa dan warga sekolah lainnya. Untuk
menciptakan suasana sekolah yang bersih dan indah diperlukan fasilitas-
fasilitas pendukung, tetapi sekolah tidak punya cukup sumber dana
DAFTAR HADIR KEGIATAN PEMBINAAAN ADWIYATA
HARI/TANGGAL : Rabu, 1 April 2015
TEMPAT : SDN 7 Metro Metro Barat
MATERI PEMBINAAN : Konsep Dasar Program Adiwiyata
PEMATERI : Dra. Sri Subiyakti (Kepala Sekolah SDN 1 Metro
Barat)

NO NAMA INSTANSI TANDA TANGAN


FOTO KEGIATAN

FOTO KEGIATAN
FOTO DOKUMENTASI KEGIATAN PEMBINAAAN ADWIYATA Bab IV
PENUTUP
HARI/TANGGAL : Rabu, 1 April 2015
TEMPAT : SDN 7 Metro Metro Barat
Kecintaan terhadap lingkungan dapat diwujudkan melalui bentuk yang
sederhana dan tanpa biaya. Membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan air seperlunya, mematikan peralatan elektronik yang tidak
digunakan, adalah sekelumit contoh tindakan pelestarian lingkungan yang
FOTO KEGIATAN dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Kendala utama yang
menghalangi hal-hal tersebut terletak pada rendahnya kepedulian dan
kesadaran akan kelestarian lingkungan itu sendiri. Salah satu penyebab
rendahnya kepedulian dan kesadaran tersebut adalah minimnya wahana
untuk menyebarluaskan informasi tentang upaya perlindungan lingkungan,
andaipun ada kegiatan-kegiatan bertemakan kelestarian lingkungan cenderung
bersifat seremonial dan tidak berkelanjutan.

Sekolah sebagai wahana pendidikan bagi generasi masa depan memegang


peran strategis dalam menanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan
sekaligus melatih kebiasaan-kebiasaan baik terkait dengan upaya-upaya
menjaga kelestarian lingkungan. Program adiwiyata hanyalah merupakan
salah satu dari sekian banyak cara untuk menerapkan prinsip-prinsip
pendidikan lingkungan di skolah. Melalui program ini diharapkan seluruh
warga sekolah baik siswa, guru, karyawan dan semua elemen yang terkait
dalam proses pendidikan di lingkungan sekolah dapat membiasakan diri
berperilaku ramah lingkungan dan pada akhirnya menularkan kebiasaan
tersebut di lingkungan tempat tinggal masing-masing, sehingga pada akhirnya
sekolah sebagai wahana pendidikan benar-benar menjadi pelopor dan inspirasi
dalam upaya perbaikan kehidupan bagi generasi mendatang.

Anda mungkin juga menyukai