Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGAMATAN

KESADARAN BERLALULINTAS MASYARAKAT KABUPATEN REMBANG

Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan


Yang diampu oleh Bapak Tjahyadi Purwoko, S.Si, M.Si

Nama : Berliana Ardhia Prameta


NIM : R0221021

PROGRAM STUDI D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Tujuan ...................................................................................................................... 1

BAB II................................................................................................................................. 2
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 2
A. PENGAMATAN ..................................................................................................... 2

B. PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5

BAB III ............................................................................................................................... 7


SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................ 7
A. Simpulan .................................................................................................................. 7

B. Saran ........................................................................................................................ 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecelakaan yang terjadi di jalan tak jarang menyebabkan kematian. Keselamatan
berkendara dan berlalu lintas sangatlah perlu diperhatikan. Namun, dari apa yang
sebenarnya terjadi, banyak masyarakat yang masih menyepelekan hal tersebut.
Pelanggaran – pelanggran lalu lintas pun marak dilakukan. Aturan yang ada sepertinya
terlalu basi untuk ditaati pada sebagian masyarakat. Pelanggaran seperti tidak menaati
rambu lalu lintas dan tidak menggunakan helm adalah salah dua pelanggaran yang paling
sering dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat sering kali menyepelekan hal – hal kecil
yang dapat berdampak besar menimbulkan kecelakaan dan merenggut nyawa orang lain.
Minimnya kesadaran akan keselamatan diri sendiri dan orang lain menyebabkan
pelanggaran – pelanggaran ini masih dilakukan. Ketertiban dalam berkendara dan berlalu
lintas di beberapa daerah Indonesia sendiri masih terhitung rendah. Tak terkecuali di
Kabupaten Rembang. Maka dari itu saya mencoba untuk melakukan pengamatan
mengenai pelanggaran lalu lintas yang ada di Kabupaten Rembang yang berhubungan
dengan kesadaran berlalulintas masyarakat Kabupaten Rembang.

B. Tujuan
1. Mengetahui pelanggaran – pelanggaran lalu lintas yang ada di Kabupaten Rembang.
2. Mengetahui regulasi dan sanksi yang diberikan pada pelanggar aturan UU Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
3. Mematuhi dan tidak melanggar peraturan mengenau lalu lintas

1
BAB II
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. PENGAMATAN
Di daerah saya, yaitu Kabupaten Rembang, dapat dikatakan bahwa masyarakat
Rembang memiliki kesadaran berkendara dan berlalu lintas yang kurang baik. Dari
pengamatan yang telah saya lakukan pada tanggal 22 November 2021 pada sekitar
pukul 16.00 WIB sampai dengan 16.40 WIB, masih saya temukan banyak pelanggaran
lalu lintas. Pelanggaran Lalu lintas yang sering dilakukan yaitu tidak menggunakan
helm saat berkendara dan menerobos lampu lalu lintas saat masih berwarna merah. Saya
melakukan pengamatan di tiga titik, yaitu di persimpangan jalan Slamet Riyadi KM 04
Desa Mondoteko, persimpangan jalan di Alun – Alun Kota Rembang, dan
persimpangan jalan Jaeni.
1. Persimpangan Jalan Slamet Riyadi KM 04 Desa Mondoteko.
Di titik ini yang notabene adalah wilayah dekat dengan desa mengakibatkan
banyak saya temukan beberapa pelanggaran lalu lintas dan berkendara seperti berikut.

Tidak Menggunakan Helm

2
Menerobos Lampu Merah

Menggunakan Kendaraan Pengangkut Barang Untuk Menbawa Orang

2. Persimpangan Jalan Di Alun – Alun Kota Rembang.


Di titik ini yang notabene adalah wilayah padat aktivitas masih saya temukan
beberapa pelanggaran lalu lintas dan berkendara seperti berikut

Menggunakan Trotoar Untuk Berjualan.

3
Tidak Menggunakan Helm

Menerobos Lampu Merah

3. Persimpangan Jalan Jaeni.


Di titik ini yang notabene adalah wilayah padat aktivitas masih saya temukan
beberapa pelanggaran lalu lintas dan berkendara seperti berikut
Tidak Menggunakan Helm Tidak Menggunakan Helm

Muatan Berlebih

4
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian tersebut, masyarakat telah melanggar beberapa pasal yang ada
dalam Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
1. Tidak Menggunakan Helm.
Pada beberapa titik atau lokasi yang saya amati, masih banyak pengendara sepeda
motor yang tidak tertib menggunakan helm. Hal tersebut telah melanggar ketentuan
Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 pasal 106 ayat 8 yang berbunyi “ Setiap orang
yang mengemudikan Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar
nasional Indonesia.”
2. Menerobos Lampu Merah.
Tak sedikit masyarakat yang sering kali menerobos lampu merah. Seperti yang
saya amati, di tiga titik atau lokasi yang berbeda hampir semuanya terdapat
pelanggaran ini. Hal tersebut telah melanggar ketentuan Undang – Undang No. 22
Tahun 2009 pasal 106 ayat 4. Pada pasal tersebut tertulis bahwa Setiap orang yang
mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan, wajib mematuhi beberapa ketentuan,
salah satunya adalah rambu perintah atau rambu larangan.
3. Menggunakan Kendaraan Pengangkut Barang Untuk Membawa Orang.
Pada dasarnya, kendaraan pengangkut barang digunakan untuk mengangkut
barang, bukan digunakan untuk membawa atau ditumpangi oleh orang. Meski terlihat
sepele, namun dapat membahayakan keselamatan orang. Hal tersebut telah melanggar
ketentuan Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 137 ayat 4, yang berbunyi “
Mobil barang dilarang digunakan untuk angkutan orang, kecuali: rasio Kendaraan
Bermotor untuk angkutan orang, kondisi geografis, dan prasarana jalan di
provinsi/kabupaten/kota belum memadai; untuk pengerahan atau pelatihan Tentara
Nasional Indonesia dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia; atau kepentingan
lain berdasarkan pertimbangan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/atau
Pemerintah Daerah.”
4. Membawa Barang Bermuatan Berlebih.
Membawa barang dengan muatan berlebih akan membahayakan pengendara
maupun pengguna jalan lain. Adanya kemungkinan kendaraan tersebut terguling dan
menimpa pengendara lainnya akan sangat membahayakan. Oleh karena itu,
pengendara truk tersebut dapat dikenai sanksi karena mengemdui kendaraan dengan
muatan lebih yang bisa membahayakan orang lain. Menurut pasal 311 ayat 1 Undang-
Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berbunyi

5
“Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara
atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 (tiga juta
rupiah).”
5. Menggunakan Trotoar Untuk Berjualan.
Trotoar pada fungsinya ditujukan untuk pejalan kaki. Namun banyak yang
mengalihfungsikan sebagai tempat untuk berjualan. Hal tersebut telah melanggar
ketentuan Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 131 yang membahas tentang
hak pejalan kaki atas fasilitas trotoar. Menggunakan trotoar untuk berjualan berarti
telah merampas hak pejalan kaki untuk menggunakan trotoar tersebut.
6. Menggunakan Jalur Kanan.
Pada Undang – Undang No. 22 Tahun 2009 Pasal 108 tertulis bahwa pengendara
menggunakan jalur kiri. Jalur kanan dapat digunakan apabila Pengemudi bermaksud
akan melewati Kendaraan di depannya; atau diperintahkan oleh petugas Kepolisian
Negara Republik Indonesia untuk digunakan sementara sebagai jalur kiri. Maka jika
pengendara tidak memenuhi persayaratan tersebut tidak dapat menggunakan jalur
kanan.

6
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa masih banyak pelanggaran –
pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten, seperti tidak menggunakan
helm, menerobos lampu merah, menggunakan kendaraan pengangkut barang untuk
menbawa orang, membawa barang bermuatan berlebih, dan menggunakan trotoar untuk
berjualan. Rembang Kesadaran akan kepatuhan menaati peraturan yang ada maupun
kesadaran akan pentingnya keselamatan diri dan orang lain yang masih disepelekan
menyebabkan masih banyak ditemukan pelanggaran – pelanggaran lalu lintas.

B. Saran
1. Para pengguna jalan terutama pengendara disarankan untuk lebih mencari tau
peraturan yang ada ketika berkendara.
2. Para pengendara disarankan untuk mematuhi peraturan lalu lintas.
3. Para penegak hukum, seperti polisi, disarankan untuk lebih mensosialiasikan
peraturan-peraturan alih-alih hanya memberikan sanksi saja, karena terdapat beberapa
aturan yang belum banyak diketahui oleh orang awam.

7
DAFTAR PUSTAKA

File salinan Undang - Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Anda mungkin juga menyukai