Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah saya ucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
ilmu-Nya dan memberikan kesehatan jasmani serta rohani kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini.
Adapun tujuan pembuatan tugas ini adalah bertujuan untuk memnuhi tugas amta
pekajaran PKN.
Keberhasilan Penyusun dalam menyelesaikan tugas ini tidak lepas dari bantuan,
dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu Penyusun ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
 Orang Tua
 Guru-guru di sekolah
 Teman – teman
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan tugas ini, semoga ilmu yang disebar luaskan bisa bermanfaat dan
menjadi jalan yang baik di kehidupan mendatang. Penyusun menyadari bahwa tugas ini
masih ada kekurangan.
Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam penyusunan tugas ini.

Bogor, September 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i


DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pelanggaran Rambu-rambu lalu lintas yang masih sering terjadi..................................2
B. Rambu-rambu Lalu Lintas yang Sering Dilanggar Pengendara.....................................2
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................................4
B. Saran...............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia adalah Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak, memiliki
wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia merupakan
negara hukum. Hukum di Indonesia diciptakan dengan tujuan untuk mewujudkan
keadilan, kemanfaatan dan menciptakan kepastian hukum, sehingga tercipta suatu
ketentraman, kenyamanan dan ketenangan bagi masyarakat di dalamnya.
Karena luasnya wilayah Indonesia, maka dibutuhkannya alat transportasi guna
menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar
wilayah, antar perkotaan dan antar perdesaan serta untuk mempercepat pembangunan.
Hampir setiap hari manusia dalam melakukan kegiatannya mempergunakan jalan raya. Jalan
raya yang merupakan jalan dalam bentuk apapun yang terbuka untuk lalu lintas umum.
Dengan sendirinya, maka kalau warga masyarakat mempergunakan jalan raya
tersebut, maka dia terkena peraturan- peraturan mengenai lalu lintas maupun angkutan jalan.
Supaya jalan raya sebagai salah satu kebutuhan pokok warga masyarakat benar-benar
berfungsi, sehingga diperluhkan pengaturan-pengaturan tertentu mengenai ketertiban maupun
keamanan dan keselamatannya.
Tidak seimbangnya pertambahan jaringan jalan serta fasilitas lalu lintas dan angkutan
bila dibandingkan dengan pesatnya pertumbuhan kendaraan, berakibat pada meningkatnya
volume lalu lintas kendaraan sehingga menyebabkan kurang disiplinnya pengguna jalan dan
masalah lalu lintas lainnya. Masalah lalu lintas merupakan hal yang sangat rumit. Keadaan
jalan yang semakin padat dengan jumlah lalu lintas kendaraan yang semakin meningkat
tersebut, merupakan salah satu penyebabnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada uraian permasalahan di atas, maka Penyusun merumuskan beberapa
pokok masalah adalah Pelanggaran Rambu-rambu lalu lintas yang masih sering terjadi.

C. Tujuan
Untuk mengetahui proses penjatuhan sanksi pidana denda dalam tindak pidana pelanggaran
lalu lintas.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pelanggaran Rambu-rambu lalu lintas yang masih sering terjadi


Sebagai seorang pengendara mobil maupun motor, terdapat berbagai macam
peraturan serta rambu-rambu lalu lintas yang wajib ditaati. Bagi mereka yang melanggarnya,
terdapat sanksi yang akan dikenakan oleh pihak berwajib. Sanksi ini pun beragam, tergantung
dari seberapa buruk atau seberapa parah pelanggaran yang Anda lakukan.
Misalnya saja, bagi anak-anak di bawah umur yang belum memiliki SIM, sangat tidak
disarankan untuk mengendarai motor. Jika dilanggar, maka polisi lalu lintas berhak
mengenakan sanksi berupa surat tilang, pidana kurungan ataupun dikenai denda sesuai
dengan pasal yang berlaku.
Hal tersebut juga berlaku jika Anda melanggar rambu-rambu lalu lintas di jalan.
Seperti menerobos lampu merah, parkir liar dan masih banyak lagi lainnya. Nah, bagi Anda
yang sering melanggar aturan-aturan tersebut, mulai dari sekarang cobalah untuk menaati dan
tertib pada peraturan serta rambu-rambu lalu lintas yang berlaku.
 
B. Rambu-rambu Lalu Lintas yang Sering Dilanggar Pengendara
1. Dilarang parkir
Anda pasti sudah tak asing lagi dengan rambu lalu lintas yang satu ini. Yup, dilarang
parkir seringkali digambarkan dengan kode huruf P yang dicoret. Menandakan bahwa pada
lahan atau tempat tersebut dilarang untuk digunakan sebagai tempat parkir kendaraan jenis
apapun tanpa terkecuali.
Meski tanda tersebut cukup jelas terpampang di tepi jalan. Masih ada saja orang-
orang yang melanggarnya dengan berhenti atau sengaja memarkirkan kendaraannya di bawah
markah tersebut. Padahal sudah jelas-jelas orang yang melanggar peraturan ini akan dikenai
sanksi berupa pidana kurungan paling lama 1 bulan atau dengan denda maksimal Rp 250
ribu.
2. Dilarang berhenti
Markah dilarang berhenti biasanya digambarkan dengan kode huruf S yang dicoret.
Huruf tersebut mewakili kata “STOP” dari bahasa Inggris yang berarti berhenti jika
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Meski sudah jelas terpampang di sudut jalanan kota, nyatanya juga masih banyak
orang yang tak sadar atau bahkan secara sengaja melanggar aturan tersebut karena dianggap

2
tidak begitu penting. 
Padahal rambu lalu lintas yang satu ini biasanya dipasang pada titik jalanan yang
cukup ramai. Orang-orang dilarang berhenti pada titik tersebut karena dapat membuat
kemacetan dan menghalangi jalannya pengendara lain. 
Bagi Anda yang melanggar markah lalu lintas ini juga akan dikenai pidana kurungan
maksimal 1 bulan atau denda Rp 250 ribu.
3. Dilarang putar balik
Bagi Anda yang tinggal di kota-kota besar pasti sering melihat tanda lalu lintas yang
satu ini. Biasanya digambarkan dengan tanda panah yang berbalik arah dan dicoret dengan
garis merah. Tanda tersebut cukup mewakili bahwa siapapun yang berkendara dari arah kiri,
dilarang untuk memutar balik ke arah kanan, begitu pun sebaliknya.
Sayangnya, meski tanda tersebut sudah cukup jelas terpasang di tengah jalan atau tepi
jalan dekat dengan lampu merah. Masih saja ada orang yang tak mau menaatinya. Padahal
jelas-jelas, dengan melanggar aturan yang satu ini akan sangat berbahaya bagi keselamatan
pengendara itu sendiri. 
Mereka yang melanggar aturan ini dapat dikenai sanksi pidana kurungan maksimal 2
bulan dengan denda maksimal Rp 500 ribu.
4. Dilarang mendahului
Bagi Anda yang sering menempuh perjalanan lintas daerah, pasti sudah tak asing lagi
dengan tanda lalu lintas ini. Di mana ia biasanya digambarkan dengan 2 tanda panah yang
salah satunya meliuk dengan coretan khasnya yang ada di tengah.
Rambu lalu lintas yang satu ini menjelaskan bahwa Anda dilarang untuk menyalip
atau mendahului pengendara lain yang ada di depan. Ini bertujuan untuk menghindari risiko
terjadinya kecelakaan, terutama di jalan yang cukup sempit atau hanya muat untuk 1-2
kendaraan.
Sama halnya di poin nomor 3, sanksi dari pelanggaran rambu yang satu ini adalah
denda maksimal Rp 500 ribu atau pidana kurungan maksimal 2 bulan.
5. Melanggar lampu merah
Anda pasti pernah melanggar lampu merah dengan alasan saat Anda berada di ujung
jalan, ia masih dalam kondisi lampu kuning. Nah, nyatanya hal seperti ini sangat biasa
ditemukan di jalan raya. Tak hanya satu dua pengendara saja yang melanggarnya.
Padahal bisa dibilang, risiko dari melanggar lampu merah ini sangat fatal. Anda bisa
saja mengalami kecelakaan sewaktu-waktu jika dari arah jalan yang lain terdapat kendaraan
yang berjalan dengan kecepatan tinggi.

3
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Rambu lalu lintas adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf,
angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah
atau petunjuk bagi pengguna jalan. Dalam Pasal 106 ayat (4) Undang – Undang Nomor 22
Tahun 2009 ditetapkan bahwa ”Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di
jalan wajib mematuhi Rambu Perintah dan Rambu Larangan ” dan bagi pelanggar terhadap
ketentuan Rambu Perintah dan Rambu Larangan di pidana kurungan paling lama 2 (dua)
bulan atau denda paling banyak Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) Pasal 287 ayat (2).
Rambu lalu lintas merupakan simbol aturan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap yang wajib untuk diikuti dan dipatuhi oleh setiap pengguna jalan. Akan tetapi pada saat
ini perbuatan melanggar rambu – rambu lalu lintas yang dilakukan oleh setiap pengguna jalan
khususnya pengguna sepeda motor dapat kita saksikan setiap hari dan terjadi hampir di setiap
ruas jalan, bahkan di depan petugas polisipun pelanggaran terhadap rambu lalu lintas sering
terjadi tanpa dilakukan tindakan hukum apa – apa.

B. Saran

Demi terwujudnya suasana lalu lintas yang tertib, aman, nyaman, teratur dan lancar maka
Penyusun memberikan saran sebagai berikut :
1. Masyarakat hendaknya sadar akan pentingnya keselamatan dan ketertiban dalam hal
berlalu lintas. Berkendara sesuai dengan ketentuan UU No. 22 Tahun 2009 tentunya akan
menunjang kelancaran lalu lintas.
2. Diharapkan kepada pihak kepolisian untuk terus melakukan sosialisasi tentang UU No.
22 Tahun 2009 agar memupuk kesadaran masyarakat dalam memahami dan menaati
peraturan tersebut.
3. Pihak pemerintah kota setempat juga seharusnya memperhatikan dan membenahi sarana
dan prasarana lalu lintas demi kelancaran berlalu lintas di daerahnya, karena sarana dan
prasarana merupakan faktor penting demi terwujudnya lalu lintas yang tertib, aman dan
nyaman.
4. Selain itu diharapkan agar semua baik itu masyarakat, polisi dan pemerintah saling
peduli dan bekerjasama dalam mewujudkan lalu lintas yang aman.

4
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.wahanahonda.com/blog/rambu-rambu-lalu-lintas-yang-sering-dilanggar-
oleh-pengendara
 http://dishub.jabarprov.go.id/artikel/view/285.html

Anda mungkin juga menyukai