Anda di halaman 1dari 8

KEABSAHAN

AKAD
Abdullah Ahmad I000180148
Fikri ‘Ainul Qolbi I000180152
Yasir Hasan Ridho I000180154
Ali Murtadho I000180215
KRITERIA AKAD
YANG SAH

Akad sah, yaitu akad yang halal dan memenuhi rukun


serta syarat-syarat nya dan juga tidak terdapat satu sifat
apa pun yang menyebabkan batalnya akad tersebut.

Akad mempunyai 4 rukun yang mencakup hal-hal berikut:

1. Dua Pihak atau lebih yang Melakukan Akad


Pihak-pihak yang melakukan akad ini adalah dua orang
atau lebih yang secara langsung terlibat akad. Kedua
belah pihak dipersyaratkan harus memiliki kelayakan
untuk melakukan akad sehingga perjanjian atau akad
tersebut dianggap sah.
2. Obyek Akad (Transaksi)
Yakni benda yang menjadi obyek akad, seperti barang yang dijual dalam akad jual beli, atau
sesuatu yang disewakan dalam akad sewa. Dalam hukum Islam, ada tiga syarat berkaitan
dengan objek akad ini, yaitu: 1) Objek dapat diserahkan; 2) Tertentu atau dapat ditentukan;
dan 3) Objek akad ini dapat ditransaksikan.
3. Lafal (shighat) Akad
Ijab kabul merupakan ungkapan yang menunjukkan kerelaan/kesepakatan dua pihak yang
melakukan kontrak. Dalam hukum Islam, rukun ini memerlukan syarat, yaitu: 1) Adanya
persesuaian ijab dan qabul (kesepakatan; 2) Kesatuan majelis akad.
4. Tujuan Akad
Tujuan akad, yang merupakan rukun keempat menurut beberapa ahli hukum Islam
kontemporer, dibedakan dengan obyek akad, yang merupakan rukun ketiga akad. Dalam
hukum Islam, tujuan akad itu tidak boleh bertentangan dengan syara’.

KRITERIA AKAD YANG SAH


AKAD NAFIZ

RAGAM
01 Akad nafiz merupakan akad yang terjadi antara
pihak-pihak yang mempunyai kecakapan dan
mempunyai kekuasaan melakukan akad,
baik kekuasaan itu asli atau atas nama orang
lain.
AKAD SAH
AKAD MAUKUF
02 Akad mauquf ialah akad yang terjadi dari orang
yang memenuhi syarat kecakapan, tetapi tidak
mempunyai kekuasaan melakukan akad, seperti
akad yang dilakukan oleh anak tamyiz.
AKAD TIDAK SAH
Akad tidak sah, yaitu akad yang tidak memenuhi
rukun dan syaratnya, atau terdapat sifat yang
menyebabkan batalnya akad tersebut, sehingga seluruh
akibat hukum perjanjian itu tidak berlaku dan tidak mengikat
pihak-pihak yang melakukan akad. dianggap batal, seperti
jual beli bangkai, darah atau daging babi. Dengan kata lain
hukum tidak ada transaksi.
1. Akad yang batal (bathil)
Akad batil adalah akad yang cacat pada salah satu
RAGAM rukunnya atau cacat pada syarat yang wajib melekat pada
rukun akad. Akad yang bathil, yaitu akad yang batal secara
AKAD hukum.
2. Akad yang rusak (fasid)
TIDAK SAH Akad fasid adalah akad yang cacat diluar rukun-rukun akad,
yang rusak secara hukum, dan tidak sempurna, yakni
terdapat padanya sebagian syarat yang berpautan bukan
dengan hukum pokok.
AKAD FASID

Akad yang fasid, yaitu akan yang rusak secara hukum. Fasid
adalah kondisi akad yang dalam syariat hukum asalnya sah, hanya
saja ada sifat-sifat tertentu yang mengakibatkan akad tersebut rusak.
1. Unsur-unsur akad tidak sah dalam akad yang rusak /fasid yaitu :
a. Apabila jual beli objek yang belum tau kadarnya.
b. Jual beli perumahan dengan syarat pembeli menjual mobil
kepadanya.
2. Akibat hukum akad fasid dianggap sah dengan serah terima
objeknya. Secara hukum harus dikembalikan pada masing- masing
pihak dengan syarat:
a. Objek akad utuh seperti semula sebelum akad.
b. Tidak terikat hak ke pihak ke tiga terhadap objek akad tersebut
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai