TIM PENGUSUL
Mengetahui
Ketua LPPM Universitas Baiturrahmah
ii
NIDN. 1020068705
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
2. Tim Pelaksana
No Nama Jabatan Bidang Instansi Asal Alokasi
Waktu
Keahlian (jam/minggu)
4. Masa Pelaksanaan
Mulai: Januari 2021
Berakhir : Desember 2021
5. Usulan Biaya: Rp 6.470.000,-
6. Lokasi Pengabdian kepada Masyarakat: RSI Siti Rahmah Padang
7. Mitra yang terlibat (uraikan apa kontribusinya)
RSI Siti Rahmah Padang berkontribusi dalam mengakomodir petugas yang berisiko
tinggi untuk diberikan edukasi Kesehatan.
8. Permasalahan yang ditemukan dan solusi yang
ditawarkan:
Masih terdapatnya kecelakaan kerja sehingga harus ada upaya edukasi kepada
petugas tentang pentingnya pengendalian risiko kecelakaan kerja, salah satunya
penggunaan alat pelindung diri (APD)
9. Kontribusi mendasar pada khalayak sasaran (uraikan tidak lebih dari 50 kata,
tekankan
pada manfaat yang diperoleh)
Terlaksananya salah satu program K3 di Rumah Sakit yaitu sosialisasi dan pelatihan
K3 bagi petugas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan petugas terkait dengan
K3
10. Rencana luaran berupa jasa, sistem, produk/barang, paten, atau luaran lainnya yang
ditargetkan
iii
Luaran yang ditargetkan adalah berupa artikel ilmiah yang terpublikasi.
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Analisa Situasi........................................................................................ 1
1.2. Permasalah Mitra ................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA……………................................................................10
iv
RINGKASAN
Rumah sakit merupakan unit pelayanan medis yang sangat komplek.
Kompleksitasnya tidak hanya dari segi jenis dan macam penyakit yang harus
memperoleh perhatian dari para petugas kesehatan untuk menegakkan diagnosa
dan menentukan terapinya namun juga adanya berbagai macam peralatan medis
dari yang sederhana hingga yang modern dan canggih. Hal lain yang merupakan
kompleksitas sebuah rumah sakit adalah adanya sejumlah orang yang secara
bersamaan secara serentak, berinteraksi langsung ataupun tidak langsung
mempunyai kepentingan dengan penderita yang dirawat di rumah sakit (Darmadi,
2008).
Ketika berinteraksi dengan orang-orang yang ada dirumah sakit
kemungkinan terjadi penularan infeksi sangat tinggi. Praktisi atau teknisi yang
memantau atau mencegah penularan infeksi, membantu melindungi klien dan
pekerja perawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan perawatan
beresiko terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang menurun terhadap
mikroorganisme infeksius, meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis
penyakit yang disebabkan oleh mikroorgnisme dan prosedur invasif (Potter,
2005).
Klien yang berada dalam lingkungan perawatan kesehatan dapat beresiko tinggi
terhadap infeksi, infeksi yang didapat klien selama mendapatkan perawatan
disebut dengan Infeksi Nosokomial (Potter, 2005). Nosokomial berasal dari kata
Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan Komeo yang artinya merawat.
Nosokomion berarti tempat untuk merawat / rumah sakit.Jadi infeksi nosokomial
dapat diartikan sebagai infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit.Infeksi
nosokomial saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka
kesakitan dan angka kematian di rumah sakit, sehingga dapat menjadi masalah
kesehatan baru, baik di negara berkembang maupun di negara maju (Darmadi,
2008).
Insiden infeksi nosokomial berlainan antara satu rumah sakit dengan
rumah sakit lainnya.Infeksi nosokomial merupakan masalah penting di seluruh
dunia. Infeksi ini terus meningkat dari 1% di beberapa Negara Eropa dan
v
Amerika, sampai lebih dari 40% di Asia, Amerika Latin dan Afrika. Di Indonesia,
infeksi merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu dan bayi baru lahir.
Selain itu, menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita.
(Kemenkes, 2011).
Pemerintah melalui kementerian kesehatan mencanangkan program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), dalam bentuk patient safety. Tujuan
dari program PPI adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya melalui pencegahan dan pengendalian infeksi,
melindungi sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat dari penyakit infeksi
yang berbahaya, serta menurunkan angka kejadian Infeksi Nosokomial
(Kemenkes, 2011). Kebijakan ini tertuang dalam Kemenkes Nomor 82/2007
tentang pedoman pencegahan infeksi di rumah sakit.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan,
pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi. Dalam rangka
melindungi pasien, pengunjung dan petugas terhadap penularan infeksi di Rumah
Sakit, maka RSI Siti Rahmah melaksanakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI).
Banyaknya peraturan yang mendukung RS untuk meningkatkan daya
saing dan produktifitasnya, adanya peraturan pemerintah maupun peraturan rumah
sakit belum bisa memberikan kontribusi yang cukup baik terhadap Budaya K3 di
RSI Siti Rahmah.
Hasil telaah dokumen Laporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di
RSI Siti Rahmah Padang tahun 2019 menunjukkan bahwa masih terdapatnya
kecelakaan berupa tertusuk benda tajam yaitu sebanyak 3 kasus pada triwulan
kedua tahun 2018 dan 7 kasus pada triwulan ketiga tahun 2018. Salah satu cara
untuk mengendalikan risiko kecelakaan kerja adalah dengan penggunaan APD.
Oleh karena itu perlu diadakan suatu kegiatan pengabdian kepada masyarakat
berupa Penyuluhan penggunaan APD pada petugas berisiko tinggi di RSI Siti
Rahmah tahun 2021.
vi
vii