Anda di halaman 1dari 45

Disampaikan pada Acara Seminar dengan Tema: Menjaga

Marwah Guru di Era Digitalisasi pada Tanggal 26 Juni 2021

MENITI JALAN
KEHORMATAN GURU

Oleh:
Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D
(HP 0811181320)
Universitas Negeri Yogyakarta

1
GURU TERHORMAT
1. Menguasai teori profesi guru
2. Menguasai praktik profesi guru
3. Memiliki etika profesi guru (otonomi
moral)
4. Berjiwa altruistik (bermanfaat bagi
orang lain)
5. Tulus ikhlas mengabdi di profesinya
6. Bahagia hidupnya
(kebahagiaan = realita – keinginan)
KEHORMATAN GURU TINGGAL MITOS ?
1. Akibat memudarnya profesionalisme guru?
2. Akibat degradasi moral dan etika guru?
3. Akibat munculnya sumber-sumber belajar
baru? Internet, jurnal, nara sumber, dsb.
4. Akibat menghamba uang? Kurang sejahtera?
Profesi-profesi lain lebih mensejahterakan?
5. Akibat merosotnya otonomi guru?
6. Akibat merosotnya jiwa altruistik?
7. Akibat publik kurang respek?
8. Atau akibat dari yang lain?
MODAL DASAR
YANG HARUS DIMILIKI GURU

 Intelektualitas
 Moralitas
 Emosionalitas
 Religiusitas
 Integritas
 Raganitas
 Sosiabilitas
 Kosmopolitanitas
4
KEKUATAN BERPIKIR
YANG DIPERLUKAN GURU
 Berpikir tinggi (duwur)
 Berpikir dalam (jero)
 Berpikir jauh (adoh)
 Berpikir majemuk (rangkep)
 Berpikir luas (ombo)

5
NUTRISI BATIN
 Tulus ikhlas
 Bahagia (jangan dikorbankan karena sesuatu)
 Jujur dan bermental pemberi
 Mencintai orang lain
 Bergaul apa adanya
 Berperasaan positif
 Jangan sengaja melukai orang lain
 Lentur/jangan kaku karena tidak ada
kebenaran final/konservatisme mutlak
 Berbuat baik yang membaikkan orang lain
 Ramah masa depan

6
KOTORAN BATIN
 Ma lima (Jawa)
 Ketidakjujuran?
 Materialistis, miskin imaterialistis
 Kekerasan sosial
 Stres
 Frustrasi
 Mengeluh
 Benci dan dengki
 Marah
 Gelisah
 Srakah
 Sentimen
 Senang diracuni pujian, dsb. 7
SIKAP DAN PERBUATAN GURU
YANG DIIDAMKAN
 Akademis
 Humanis
 Agamis
 Ekologis
 Demokratis
 Ekonomis
 Nasionalis
 Globalis
 Mandiri
 Merdeka 8
KULTUR SEKOLAH YANG HARUS
DITUMBUH-KEMBANGKAN OLEH GURU
 Profesionalisme
 Keteladanan
 Kejujuran
 Cintakasih
 Kebersamaan
 Kepedulian
 Rasa ingin tahu
 Kerja keras
 Semangat
 Dan sebagainya
9
KECERDASAN MAJEMUK YANG HARUS
DIMILIKI OLEH GURU ABAD KE-21

Kecerdasan
Kecerdasan rasa intelektual
ingin tahu
Kecerdasan emosional
Kecerdasan alami
diri (passion) Kecerdasan spiritual
Kecerdasan
Kecerdasan Manusia
Kecerdasan cinta
kinestetika
Kecerdasan estetika Kecerdasan kolektif
Kecerdasan
moral dan etika

10
PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN
 Ajarkan harmonisasi manusia dengan manusia
 Ajarkan harmonisasi manusia dengan alam semesta
 Ajarkan harmonisasi manusia dengan Tuhan Yang
Maha Esa (Allah SWT)
 Pendidikan = dasar + ajar
 Pendidikan = pemberian bekal dasar + latihan-
latihan yang dilakukan secara benar
 Pendidikan = ajarkan preservasi + progresi
 Marwah pendidikan: tempat belajar merupa-kan
taman yang indah bagi peserta didik untuk
menikmati proses pendidikan
 Mendidik adalah memfasilitasi dan mendorong agar
peserta didik tinggi rasa ingin tahunya dan mencintai
belajar 11
 Pendidikan harus mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuh-nya
 Pendidikan semestinya membuat rasa ingin tahu
siswa tinggi, mencintai belajar, mempluralisasi,
memotivasi, dan menyiapkan masa depan
 Pendidikan dilaksanakan secara sistem (utuh dan
benar) dan kolektif/bersama
 Perubahan tak pernah berkesudahan, selalu
bersemi tak bertepi sehingga diperlukan belajar
sepanjang hayat
 Pendidikan bukanlah suatu manifestasi yang
rampung dan tuntas, bukan konservatisme
mutlak, tetapi evolutif, dinamis, tumbuh dan
berkembang, yang digerakkan oleh hasrat, harkat,
dan martabat para pelaku pendidikan
12
GURU HARUS BERKARAKTER KUAT
Karakter adalah nilai-nilai dasar yang
merupakan saripati kualitas batiniah/
rohaniah manusia yang teramati dalam
akhlak/budi pekerti (sikap dan perbuatan
lahiriah). Jadi, karakter tersusun dari nilai-nilai
dasar. Nilai adalah sesuatu yang dianggap
berharga bagi kehidupan karena
mengandung akhlak dan moral. Nilai-nilai
dapat dikategorikan kaitannya dengan: (1)
Tuhan Yang Maha Esa, (2) kehidupan
(manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan),
dan (3) bukan kehidupan (tanah, air, udara,
dsb.).
Nilai dasar yang terkait dengan Tuhan Yang
Maha Esa disebut nilai religi yaitu iman dan
takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Nilai-
nilai yang terkait dengan manusia adalah
keindahan, kebaikan, kebenaran, rasa kasih
sayang, respek kepada diri sendiri dan kepada
orang lain, tanggungjawab, kepedulian,
kejujuran, keadilan, kedamaian, kebebasan,
toleransi, kerjasama, hak asasi manusia,
kesamaan hak, kebahagiaan, demokrasi,
kesopanan, kedisiplin diri, kesehatan mental,
kerajinan, keberanian moral, integritas, etika,
estetika, harmonisme dengan orang lain dan
dengan alam semesta (tanah, air, udara,
planet, dsb.)
MENGAPAKAH PEMBANGUNAN
KARAKTER GURU ITU PENTING?
Karakter guru itu penting dibangun karena: (1)
karakter adalah panglima kehidupan bagi guru
dan karenanya harus dijaga, dipelihara, dan
dikembangkan; (2) dimasyarakat telah terjadi
ketidak seimbangan nilai dimana uang mulai
diunggulkan untuk menyetir dan membentuk nilai
dan tujuan khususnya generasi muda sehingga
mencari uang menjadi justifikasi untuk
melanggar aturan, (3) karakter guru yang baik
sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan
hidup dan perkembangan jiwa peserta didik.
Guru dapat menolong peserta didik agar menjadi
pintar dan baik (bermoral)
APA TUJUAN YANG AKAN DICAPAI
DARI PEMBANGUNAN KARAKTER
GURU?
Pembangunan karakter guru bertujuan untuk
mewujudkan guru yang berakhlak mulia/
bermoral sehingga kelangsungan hidup dan
perkembangan dirinya dapat dijaga dan
dipelihara dalam rangka untuk mendidik
peserta didiknya. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut diperlukan upaya-upaya nyata
sebagai berikut
UPAYA-UPAYA YANG PERLU DITEMPUH
UNTUK MEMBANGUN CITRA GURU
 Guru menjadikan dirinya sebagai contoh/
model karakter yang baik
 Guru menciptakan situasi kelas yang berakhlak
mulia/bermoral dan ber-etika
 Guru mempraktekkan disiplin moral di kelas
dan di sekolah
 Guru menciptakan lingkungan kelas dan
sekolah yang demokratis
 Guru mengajarkan nilai-nilai kehidupan melalui
mata pelajaran yang diajarkan
 Guru melaksanakan pembelajaran yang bersifat
kooperatif/kerja kelompok untuk membangun
teamwork yang kompak, cerdas, dinamis,
harmonis, dan lincah
 Guru menanamkan kata hati (kesadaran
dan kewajiban hati nurani) dan berupaya
secara nyata mempersiapkan peserta
didiknya untuk menghadapi masa depan
 Guru melakukan refleksi moral melalui
bacaan, tulisan, diskusi, latihan, dsb.
 Guru mempelajari cara-cara untuk
mengatasi konflik agar dapat memiliki
kemampuan dan komitmen untuk
mengatasi konflik dengan cara yang adil
dan damai
 Guru bekerjasama dengan guru-guru lain
sebagai mitra dalam mengembangkan
karakter dirinya dan karakter peserta
didiknya
 Guru menjaga keseimbangan antara
daya pikir, daya qolbu, dan daya
pisik
 Guru menjaga keseimbangan antara
tujuan pribadi dan tujuan sosial
 Guru menjaga keseimbangan antara
kreativitas dan disiplin
 Guru menjaga keseimbangan antara
persaingan dan solidaritas
 Guru menjaga keseimbangan antara
antara tuntutan dan prakarsa
 Guru memahami, menghayati, dan
melaksanakan kode etik guru
Indonesia
 Guru memberikan layanan
pendidikan dengan sepenuh hati,
profesional, dan ekspektasi yang
tinggi terhadap peserta didiknya
 Guru menghargai perbedaan latar-
belakang peserta didiknya dan
berkomitmen tinggi untuk mening-
katkan prestasi belajarnya
 Guru harus mampu membangun
sikap batiniyah kebersamaan siswa
 Guru menunjukkan dan mempromosikan
nilai-nilai, norma-norma, sikap, dan
perilaku positif yang mereka harapkan dari
peserta didiknya
 Guru memberikan kontribusi terhadap
pengembangan sekolah pada umumnya
dan pembelajaran pada khususnya
 Guru menjadikan dirinya sebagai bagian
integral dari sekolah
 Guru bertanggungjawab terhadap prestasi-
nya
 Guru melaksanakan tugasnya dalam
koridor peraturan perundang-undangan
dan dalam koridor tata kelola yang baik
 Guru mengembangkan profesionalisme
dirinya melalui evaluasi diri, refleksi,
dan pemutakhiran berbagai hal yang
terkait dengan tugas dan fungsinya
yang dilakukan secara terus menerus
 Guru memahami, menghayati, dan
melaksanakan landasan-landasan pen-
didikan, baik yuridis, filosofis maupun
ilmiah
 Guru menerapkan 9 kebiasaan perilaku
orang tangguh: proaktif, setiap
kegiatan mengacu pada tujuan yang
jelas, buat prioritas, berfikir menang-
menang (saling menghidupi),
mendengar baru didengar, bersinergi
(kerjasama kreatif yang memberi nilai
tambah), pembaruan secara terus
menerus (pro-perubahan), berjiwa
kewirausahaan, dan spirit baru untuk
maju (Stephen Covey, 2006; Slamet PH,
2008)
50 CARA MENITI JALAN
KEHORMATAN GURU

Oleh:
Prof. Slamet PH, MA, MEd, MA, MLHR, Ph.D
1. Kehidupan di dunia ini ada yang
menciptakan dan bukan kebetulan sehingga
menyembah kepada Sang Pencipta itu sudah
merupakan keniscayaan
2. Kehidupan diciptakan oleh-Nya serba
berpasang-pasangan (sebab-akibat) dan oleh
karena itu marilah kita membuat sebab yang
baik agar akibatnya juga baik. Makna lain,
kehidupan kita merupakan koleksi dari
sejumlah tujuan yang ingin dicapai (sebab)
dan sejumlah upaya untuk mencapai tujuan
tersebut (akibat)
3. Apapun yang kita lakukan di dunia haruslah
dipuji dan bukannya dicacimaki oleh Illahi
4. Kehidupan diciptakan oleh-Nya serba
sistem dan jika manusia ingin
menyentuh hakekat (kebenaran
seutuhnya) segala yang ada dalam
kehidupan ini tidak dapat lain kecuali
mengenalinya (hal-hal) sampai pada
sistemnya. Mengenali sistem ciptaan-
Nya dilakukan dengan cara berpikir
sistem. Sistem memiliki ciri “utuh dan
benar” dengan catatan utuh dan benar
menurut Hukum-Hukum Ketetapan-Nya
5. Karena yang ada hanyalah sistem
ciptaan-Nya, maka sebenarnya manusia
tidak berhak mendefinisi langsung
sistem, seseorang perlu lebih dahulu
menangkapnya (sistem ciptaan-Nya) dan
kemudian mengungkapkannya
6. Karena kehidupan yang diciptakan oleh
Nya serba sistem, maka apa yang kita
upayakan di dunia ini seyogyanya
menuju kearah sistem (utuh dan benar)
dengan catatan utuh dan benar menurut
Hukum-Hukum Ketetapan-Nya
7. Hati kehidupan adalah kehidupan hati dan
manakala hati sudah mati, disitu sudah
tidak ada lagi kehidupan yang sejati. Hati
yang baik berisi nilai-nilai dasar yang
merupakan saripati kualitas batiniah/
rohaniah manusia. Oleh karena itu, kita
harus kaya hati selain kaya materi. Jangan
mendetotalisasi kehidupan hanya untuk
materi dengan mengorbankan hati
sehingga kita menjadi orang yang kaya
materi tetapi miskin hati, dan ini dicela
oleh Illahi
8. Dengan kalimat yang serupa, hati
pendidikan adalah pendidikan hati
9. Kita harus memiliki kelebihan kualitas
dibanding orang lain dan berpacu dalam
kebaikan agar dipuji oleh Allah SWT dan
agar dapat memiliki pilihan-pilihan dalam
kehidupan “saat ini” (duniawi) yaitu karir,
pengaruh, penghasilan, prestise, dsb.)
maupun “setelah saat ini” (ukrawi) yaitu
surga. Dengan kata lain, kita harus
mampu mengerjakan pekerjaan yang
orang lain tidak mampu mengerjakan
agar kita memperoleh imbal jasa yang
lebih besar dibanding orang lain
10. Hidup adalah pembelajaran sepanjang
hayat
11. Hidup adalah keindahan citarasa dan
menjunjung tinggi nilai kebersamaan/
solidaritas
12. Uruslah dirimu dan rumah tanggamu
sebaik-baiknya sebelum mengurus orang
lain
13. Tanamkan pemikiran, kamu akan
memanen tindakan; tanamkan tindakan,
kamu akan memanen kebiasaan;
tanamkan kebiasaan, kamu akan meraih
karakter; dan tanamkan karakter, kamu
akan mencapai tujuan
14. Setiap masalah saat ini diselesaikan akan
selalu menjadi bibit-bibit permasalahan yang
akan datang (karena keterbatasan kemampuan
manusia)
15. Mulailah pekerjaan yang bersumber dari
tujuan akhir (surga) dalam melakukan
pekerjaan saat ini
16. Kenali jati dirimu dan gunakan potensimu
semaksimal mungkin (Jawa: ketoken budi-mu)
dan jangan putus asa. Pasrah itu haruslah
dimaknai sebagai puncak ihtiar.
17. Kehidupan haruslah ke depan, tidak perlu
terpukau dengan keberhasilan di masa lalu
dan juga tidak perlu menyusahi kegagalan
yang lalu karena semuanya sudah selesai dan
telah menjadi sejarah
18. Marilah berpikir, bersikap dan bertindak
secara proaktif dan jangan hanya aktif
apalagi reaktif (akan tertinggal oleh
perubahan)
19. Hidup janganlah setengah-setengah, itu
tidak enak, harus tuntas
20. Kita harus bisa menerima kenyataan
dalam kehidupan (enak dan tidak enak)
dan lingkungan kita adalah netral, yang
tidak netral adalah tanggapan kita
terhadap lingkungan (mau nikmat,
marah, frustasi, dsb. sangat tergantung
pada kita sendiri)
21. Perbedaan itu harus direspeki, jangan
dikonflikkan apalagi dibenturkan. Kita
harus mampu memangkas egoisme diri
kita seraya membangun kebersamaan.
Punya musuh satu itu terlalu banyak
dan punya kawan seribu itu terlalu
sedikit
22. Dalam menjalankan kehidupan,
lakukanlah secara ikhlas, cerdas,
trengginas, tangkas, tuntas, ber-
wawasan luas, dan hasilnya pantas
serta selaras dengan perkembangan
lingkungan lokal, nasional, regional dan
internasional
23. Menerapkan 9 kebiasaan perilaku orang
tangguh: proaktif dan tidak sekadar
aktif apalagi hanya reaktif, mulailah
dengan mengacu pada tujuan akhir,
dahulukan yang utama (buat prioritas),
berfikir menang-menang (saling
menghidupi), mendengar baru
didengar, bersinergi (kerjasama kreatif
yang memberi nilai tambah),
pembaruan secara terus menerus (pro-
perubahan), berjiwa kewirausahaan,
dan spirit baru untuk maju (Stephen
Covey, 2005; Slamet PH, 2008)
24. Cara efektif untuk menemukan bagaimana
kesuksesan itu dicapai adalah dengan
mempelajari cara berpikir, bersikap dan
bertindak para orang yang telah terbukti
hebat pada apa yang mereka kerjakan. Ibu
dan Bapak diharapkan melakukan hal
tersebut
25. Kita harus rajin memikirkan sesuatu yang
belum pernah dipikirkan oleh orang lain dan
jangan tertambat pada aksioma yang ada
sehingga kita akan mampu menemukan hal-
hal diluar yang sudah ada serta gunakanlah
kecerdasan majemuk (intelektual, spiritual,
moral, estetikal, dan kinestetikal) agar buah
pikirannya asli dan bukannya replikasi,
baru dan bukannya meniru, memberi
kontribusi dan bukannya membuat rugi
26. Hari esok harus lebih kreatif dari pada hari
ini (ikuti asas evolusi kreatif dalam gejala
kehidupan)
27. Setiap akan bertindak, selalu bertanyalah
pada dirimu sendiri: “Apakah ini benar dan
bermoral/baik?”
28. Memiliki budaya yang berdaya preservatif
(melestarikan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia) dan berdaya progresif
(mengembangkan nilai-nilai moderen yang
sesuai dengan konteks Indonesia)
29. Berwawasan lokal, nasional, regional dan
global di profesinya termasuk teknologi
informasi dan komunikasi (ICT), bahasa,
dan budayanya
30. Kehidupan adalah perubahan sehingga
jika seseorang tidak membuat perubahan
berarti tidak ada kehidupan padanya.
Jangan tertambat pada tradisi dan
kebiasaan masa lalu. Oleh karena itu,
lakukanlah perubahan sekecil apapun,
baik peningkatan, pengem-bangan
maupun perbaikan
31. Lakukan apa saja yang terbaik, jalan
menuju ke puncak akan terbuka
32. Setiap orang memiliki kemampuan, akan
tetapi banyak orang yang tidak tepat
dalam mengelola kemampuannya
33. Menggunakan agama sebagai panglima
dalam kehidupan
34. Kita harus cerdas yaitu selalu berpikir dari
yang sudah ada dan keluar dari yang sudah
ada (atau yang belum ada), dari yang
sekadar materiil ke yang imateriil agar kita
kaya materi dan kaya hati, dari yang
terhingga ke yang tak terhingga, dari yang
terbatas ke yang tak terbatas, dari hal-hal
yang dapat disentuh ke yang tidak dapat
disentuh, dari yang dapat diukur ke yang
tidak dapat diukur, dan kita harus mencari
makna dan tujuan hidup berdasarkan nilai-
nilai kehidupan menurut Hukum-Hukum
Ketetapan-Nya (Allah SWT)
35. Bagi kita, lingkungan adalah netral, yang
tidak netral adalah tanggapan kita
terhadap lingkungan
36. Kita harus selalu mencari makna dan
tujuan hidup, mencari hal-hal diluar
pengertian dan pengalaman manusia
biasa, mencari hal-hal yang sukar
dipahami, membangun perasaan
kebersamaan, serta sadar bahwa hidup
mengandung saling keterkaitan (tidak
steril satu sama lain)
37. Berfikir positif dan berkeyakinan positif
merupakan modal dasar untuk menuju
sukses
38. Hidup haruslah ada manfaat/gunanya dan
oleh karena itu kita memohon kepada Tuhan
Yang Maha Esa agar diberi umur panjang.
Tetapi jika hidup sudah tidak ada
manfaatnya, yang berarti mudhorat, maka
mohon dicabut saja nyawanya
39. Milikilah spirit hidup yang hebat, kemauan
keras untuk maju, jangan kerdil, insyaallah
akan terbuka jalan menuju sukses
40. Membiasakan membaca 1-2 jam per hari
pada bidang profesinya dan bacaan-
bacaan lain yang terkait
41. Setiap orang harus mau dan mampu
menghargai dirinya sendiri dan orang
lain
42. Percaya diri merupakan modal dasar
bagi kesuksesan seseorang dan ini
dapat dibangun melalui penguasaan
disiplin ilmu tertentu (ilmu lunak, ilmu
keras dan terapannya yaitu teknologi,
dan seni)
43. Melalui pendidikan yang terarah, kita
dapat keluar dari belenggu kesengsaraan
dalam hidup
44. Seseorang yang mau belajar dari praktek-
praktek yang baik dan mau belajar dari
kesalahan-kesalahannya serta mau
melakukan perbaikan atas kesalahannya
akan berkembang dan menjadi
pelopor/promotor pembaruan (perubahan)
45. Kehidupan memerlukan kecerdasan
majemuk: daya pikir (intelektual), daya
qolbu (spiritual, moral, estetikal), dan daya
pisik (kinestetikal)
46. Berfikir, bersikap dan bertindak
secara sistem (utuh dan benar)

 Input (I)
 Proses (P)

 Output (O)

I O
P
47. Musuh itu bagaikan duri dalam daging
sehingga punya musuh satu terlalu banyak
dan punya kawan seribu terlalu sedikit
48. Penguasaan ilmu itu memiliki sifat alamiah
untuk menjadi tua, layu dan kering, jika tidak
dijaga, dipelihara, disiram dan dikembangkan
49. Jika kita memiliki kelebihan kualitas
kecerdasan majemuk dibanding orang lain,
maka kita akan menjadi pusat keunggulan
dan pusat gravitasi bagi orang lain
50. Jika kita tidak memiliki kelebihan kualitas
dibanding orang lain, maka kita tidak berhak
memiliki pilihan-pilihan dalam kehidupan
(karir, penghasilan, pengaruh, prestise, dan
bahkan surga)

Anda mungkin juga menyukai