Anda di halaman 1dari 7

TUGAS UTS PSIKOLOGI PENDIDIKAN

NAMA :

NIM :

PRODI : PENDIDIKAN DASAR

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN DASAR

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2020
Dalam pendidikan karakter hal yang perlu dikaji adalah definisi dari pendidikan
karakter, fungsi dan tujuan pendidikan karakter, serta penerapannya di lingkungan sekolah
yaitu pendidikan karakter yang terpadu dalam pembelajaran, pendidikan karakter yang
terpadu dalam manajemen sekolah, dan pendidikan karakter melalui pembinaan kesiswaaan.

Akan tetapi yang ingin saya jelaskan lebih lanjut adalah tentang pendidikan karakter
yang terpadu dalam pembelajaran.

PENDIDIKAN KARAKTER

A. Pengertian Pendidikan Karakter


Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang
sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk
pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara
yang baik. Adapun kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga
negara yang baik bagi suatu masyarakat atau bangsa, secara umum adalah nilai-nilai
sosial tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh
karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia
adalah pedidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya
bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Para pakar pendidikan pada umumnya sependapat tentang pentingnya upaya
peningkatan pendidikan karakter pada jalur pendidikan formal. Namun demikian, ada
perbedaan-perbedaan pendapat di antara mereka tentang pendekatan dan modus
pendidikannya. Berhubungan dengan pendekatan, sebagian pakar menyarankan
penggunaan pendekatan-pendekatan pendidikan moral yang dikembangkan di negara-
negara barat, seperti: pendekatan perkembangan moral kognitif, pendekatan analisis
nilai, dan pendekatan klarifikasi nilai. Sebagian yang lain menyarankan penggunaan
pendekatan tradisional, yakni melalui penanaman nilai-nilai sosial tertentu dalam diri
peserta didik.
Berdasarkan Grand Design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara
psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan
fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan
psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks
totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam: Olah
Hati (Spiritual and emotional development) , Olah Pikir (intellectual development), Olah
Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa
(Affective and Creativity development) yang secara diagramatik dapat digambarkan
sebagai berikut.

Para pakar telah mengemukakan berbagai teori tentang pendidikan karakter.


Menurut Hersh, et. al. (1980), di antara berbagai teori yang berkembang, ada enam
teori yang banyak digunakan; yaitu pendekatan pengembangan rasional, pendekatan
pertimbangan, pendekatan klarifikasi nilai, pendekatan pengembangan moral kognitif,
dan pendekatan perilaku sosial. Berbeda dengan klasifikasi tersebut, Elias (1989)
mengklasifikasikan berbagai teori yang berkembang menjadi tiga, yakni: pendekatan
kognitif, pendekatan afektif, dan pendekatan perilaku. Klasifikasi didasarkan pada tiga
unsur moralitas, yang biasa menjadi tumpuan kajian psikologi, yakni: perilaku, kognisi,
dan afeksi.

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter


merupakan upaya-upaya yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk
menanamkan nilai-nilai perilaku peserta didik yang berhubungan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud
dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma
agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
B. Pengertian Pendidikan Karakter Secara Terpadu dalam Proses Pembelajaran
1. Pengertian Pendidikan Karakter secara Terintegrasi di dalam Proses
Pembelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam
proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya
kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam
tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik yang
berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Dengan
demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik
menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan
untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.
Dalam struktur kurikulum kita, ada dua mata pelajaran yang terkait langsung
dengan pengembanngan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu pendidikan Agama
dan PKn. Kedua mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran yang secara
langsung (eksplisit) mengenalkan nilai-nilai, dan sampai taraf tertentu menjadikan
peserta didik peduli dan menginternalisasi nilai-nilai. Pada panduan ini, integrasi
pendidikan karakter pada mata-mata pelajaran selain pendidikan Agama dan PKn
yang dimaksud lebih pada fasilitasi internalisasi nilai-nilai di dalam tingkah laku
sehari-hari melalui proses pembelajaran dari tahapan perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian. Pengenalan nilai-nilai sebagai pengetahuan melalui bahan-bahan
ajar dapat dilakukan, tetapi bukan merupakan penekanan. Yang ditekankan atau
diutamakan adalah penginternalisasian nilai-nilai melalui kegiatan-kegiatan di
dalam proses pembelajaran.

2. Nilai - Nilai Karakter untuk Siswa


Nilai-nilai utama sebagai fokus tersebut dapat berupa nilai-nilai yang secara
nasional dan/atau universal (lintas agama/keyakinan dan lintas bangsa/ras/etnis)
dianut. Nilai-nilai lainnya dapat terinternalisasikan secara otomatis sebagai akibat
iringan/ikutan dari proses internalisasi nilai-nilai utama tersebut.
Penekanan internalisasi nilai-nilai utama tertentu pada pendidikan karakter
telah dianut oleh sejumlah negara. Australia, misalnya, melalui Values Education
(Pendidikan Nilai) yang dikembangkannya menekankan pada diperkenalkan,
disadari, dan diinternalisasinya sembilan karakter utama, yaitu:
a. Care and compassion
b. Doing your best
c. Fair go
d. Freedom
e. Honesty and trustworthiness
f. Integrity
g. Respect
h. Responsibility
i. Understanding, tolerance, and inclusion

Berikut merupakan nilai-nilai karakter yang dapat dijadikan sekolah sebagai


nilai-nilai utama yang diambil/disarikan dari butir-butir SKL dan mata pelajaran-
mata pelajaran yang ditargetkan untuk diinternalisasi oleh siswa :

a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan


1) Religius
b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
1) Jujur
2) Bertanggung jawab
3) Bergaya hidup sehat
4) Disiplin
5) Kerja keras
6) Percaya diri
7) Berjiwa wirausaha
8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
9) Mandiri
10) Ingin tahu
11) Cinta ilmu
c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesame
1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
2) Patuh pada aturan-aturan social
3) Menghargai karya dan prestasi orang lain
4) Santun
5) Demokratis
d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
1) Peduli sosial dan lingkungan
e. Nilai kebangsaan
1) Nasionalis
2) Menghargai keberagaman

C. Distribusi Butir-butir Karakter Utama ke dalam Mata Pelajaran


Ada banyak nilai yang perlu ditanamkan pada siswa. Apabila semua nilai
tersebut harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran,
penanaman nilai menjadi sangat berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai
utama sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selain itu, untuk
membantu fokus penanaman nilai-nilai utama tersebut, nilai-nilai tersebut perlu
dipilah-pilah atau dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata
pelajaran-mata pelajaran yang paling cocok.
Dengan kata lain, tidak setiap mata pelajaran diberi integrasi semua butir nilai
tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti bahwa nilai-nilai yang lain
tersebut tidak diperkenankan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran tersebut. Dengan
demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai utama
tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Berikut contoh distribusi nilai – nilai utama dalam mata pelajaran.

Tabel 1 Distribusi nilai – nilai utama dalam mata pelajaran di sekolah.

Mata Pelajaran Nilai Utama


Religius, jujur, santun, disiplin,
bertanggung jawab, cinta ilmu, ingin
tahu, percaya diri, menghargai
Pendidikan Agama
keberagaman, patuh pada aturan
sosial, bergaya hidup sehat, sadar akan
hak dan kewajiban, kerja keras, peduli.
Nasionalis, patuh pada aturan sosial,
demokratis, jujur, menghargai
PKn
keberagaman, sadar akan hak dan
kewajiban diri dan orang lain.
Berfikir logis, kritis, kreatif dan
Bahasa Indonesia inovatif, percaya diri, bertanggung
jawab, ingin tahu, santun, nasionalis.
Berpikir logis, kritis, jujur, kerja keras,
Matematika
ingin tahu, mandiri, percaya diri
Nasionalis, menghargai keberagaman,
Berpikir logis, kritis, kreatif, dan
IPS
inovatif, peduli sosial dan lingkungan,
berjiwa wirausaha, jujur, kerja keras
Ingin tahu, berpikir logis, kritis,
kreatif, dan inovatif, jujur, bergaya
hidup sehat, percaya diri, menghargai
IPA
keberagaman, disiplin, mandiri,
bertanggung jawab, peduli
lingkungan, cinta ilmu
Menghargai keberagaman, santun,
Bahasa Inggris percaya diri, mandiri, bekerjasama,
patuh pada aturan sosial
Menghargai keberagaman, nasionalis,
Seni Budaya dan menghargai karya orang lain,
ingin tahu, jujur, disiplin, demokratis
Bergaya hidup sehat, kerja keras,
disiplin, jujur, percaya diri, mandiri,
Penjasorkes
menghargai karya dan prestasi orang
Lain
Menghargai keberagaman,
Muatan Lokal menghargai karya orang lain,
nasionalis, peduli

Anda mungkin juga menyukai