HUKUM PERIZINAN
Dosen Pengampu :
Dr. H. Karman, MSi., MH
OLEH:
RIKI WINARTA
NIM. 302.2019.056
MUHAMMAD FIQRI SUHADA
NIM. 302.2019.019
YURJA IZHA MAHENDRA
NIM. 302.2019.040
Semester : V
Kelompok : 4
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perizinan program studi Hukum Tata
Negara. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga maupun para pengikutnya yang setia
hingga akhir zaman. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini menjadi
lebih baik lagi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
H.Karman, M.Si,. MH selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Perizinan
yang telah mempercayakan dan memberi penulis tugas makalah ini. Semoga
makalah ini bisa bermanfat bagi penulis dan pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman :
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hukum Rencana Umum Tata Ruang (RUTR).....................................2
1. Esensi Tata Ruang Kota Dan Hubungannya Dengan
Perizinan Bangunan.......................................................................2
2. Hubungan Rencana Tata Ruang Wilayah Dengan
Perizinan........................................................................................4
3. Wewenang Perizinan.....................................................................5
4. Segi Kepentingan Umum...............................................................5
B. Perizinan Di Bidang Bangunan...........................................................6
1. Gambaran Umum Perizinan Bangunan.........................................6
2. Pembangunan Gedung Dan Hubungannya Dengan
Perizinan........................................................................................7
3. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan.........................................8
4. Pelayanan Izin Membangun Bagi Pemerintah
Daerah Dalam Era Otonomi Daerah..............................................8
5. Pembangunan Proyek – Proyek Pemerintah.................................10
6. Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap
Penerbit Perizinan Di Bidang Bangunan......................................10
C. Perizinan Di Bidang Lingkungan.......................................................12
1. Gambaran Umum..........................................................................12
2. Perizinan.......................................................................................12
3. Istansi Pemberian Izin, Tugas, Dan Wewenang...........................13
4. Pembangunan Berkelanjutan........................................................13
ii
5. Kuasa Pertambangan....................................................................14
6. Bentuk – Bentuk Kuasa Pertambangan........................................14
7. Hak Dan Kewajiban Pemegang Kuasa Pertambangan.................14
8. Beberapa Kasus Lingkungan Hidup.............................................15
D. Perizinan Di Sektor Transportasi........................................................16
E. Perizinan Di Sektor Usaha Kecil........................................................17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................18
B. Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk defenisi izin tidaklah mudah, banyak para pakar memberikan
defenisi untuk izin ini. Namun menurut KBBI mengartikan kata izin sebagai
“pernyataan mengabulkan (tidak melarang dan sebagainya) atau per-setujuan,
membolehkan. Sedang perizinan /per·i·zin·an/ n hal pemberian izin”.2 Jadi
dapat disimpulkan bahwa izin tersebut memiliki artian memperbolehkan.
Apabila dikaitkan izin dengan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 diatas dapat
kesimpulan bahwa pemerintah memperbolehkan (memberi izin) untuk
masyarakat luas memiliki, menggunakan, atau memanfaatkan bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya.
Izin tersebut bermacam-macam, contohnya saja, ada izin gangguan, izin
usaha, izin mengambil air, izin mendirikan bangunan dan lainnya. Salah satu
contoh izin yang izin dibahas didalam ini adalah izin mendirikan rumah sakit,
dimana dalam mendirikan rumah sakit terdapat banyak sekali izin-izin lain
yang terkait, contohnya saja izin lingkungan, izin mendirikan bangunan dan
izin untuk mendirikan sebuah badan yaitu rumah sakit. untuk melaksanakan
pembangunan atau ingin mendirikan bangunan, di Indonesia harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan
permasalahannya sebagai berikut :
1. Apa hukum rencana umum tata ruang (rutr) ?
2. Bagaimana perizinan di bidang bangunan ?
3. Bagaimana perizinan di bidang lingkungan ?
4. Bagaimana perizinan di sektor transportasi ?
5. Bagaimana perizinan di sektor usaha kecil ?
BAB II
PEMBAHASAN
9) denda administratif.
2. Hubungan Rencana Tata Ruang Wilayah Dengan Perizinan
Proses perencanaan tata ruang merupakan suatu proses untuk
menentukan struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan
penetapan rencana tata ruang. Sedangkan pemanfaatan ruang diartikan
sebagai upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan polaruang sesuai
dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pembiayaannya. Pelaksanaan pemanfaatan ruang dimaksudkan
untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat secara
berkualitas dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dan
dilaksanakan secara terpadu.Pasal 33 PP No.15 Tahun 2010.
Pasal 33 PP No. 15 Tahun 2010 Berpedoman pada rencana tata
ruang, setiap laju perkembangan pembangunan wilayah senantiasa diikuti,
diawasi, dan dikontrol dengan baik agar tercapai tujuan rencana tata ruang
wilayah yakni pemanfaatan ruang secara optimal serasi, dan berkeadilan.
Untuk itu dibutuhkan sarana pengendalian dan pencegahan yang
diantaranya diwujudkan dalam bentuk perizinan, yakni izin pemanfaatan
ruang. Pasal 35 Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang, ditegaskan bahwa “Pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan
melalui penetapan peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif,
disinsentif, serta pengenaan sanksi. Disini tampak jelas bahwa instrumen
pengendalian pemanfaatan ruanga ada lima, yaitu peraturan zonasi,
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi.
Pasal 35 Undang-undang Republik Indonsia Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang Yang dimaksud dengan perizinan di atas adalah
izin pemanfaatan ruang yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah. Izin
pemanfaatan ruang diberikan kepada calon pengguna ruang yang akan
melakukan kegiatan pemanfaatan ruang pada suatu kawasan/zona
berdasarkan rencana tata ruang, dimaksudkan untuk:
5
dapat terlayani dalam satu lembaga. Harapan yang ingin dicapai adalah
mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi dengan
memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha kecil dan
menengah,dan bertujuan meningkatkan kualitas layanan publik.
Pelayanan Terpadu pada dasarnya telah diatur melalui Permendagri
No.24 Tahun 2006 mengenai Pedoman Penyelenggaran Pelayanan
Terpadu Satu Pintu. Dalam peraturan ini, pelayanan atas permohonan
perizinan dan nonperizinan dilakukan oleh Perangkat Daerah
Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PPTSP), yaitu perangkat
pemerintah daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola
semua bentuk pelayanan perizinan dan nonperizinan di daerah dengan
sistem satu pintu.
5. Pembangunan Proyek – Proyek Pemerintah
Dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui
pengembangan infrastruktur di Indonesia, Pemerint
ah melakukan upaya percepatan proyek-proyek yang dianggap strategis
dan memiliki urgensi tinggi untuk dapat direalisasikan dalam kurun waktu
yang singkat. Dalam upaya tersebut, Pemerintah melalui Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian menginisiasi pembuatan mekanisme
percepatan penyediaan infrastruktur dan penerbitan regulasi terkait
sebagai payung hukum yang mengaturnya.
Dengan menggunakan mekanisme tersebut, Komite Percepatan
Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) melakukan seleksi daftar
proyek-proyek yang dianggap strategis dan memiliki urgensi tinggi serta
memberikan fasilitas-fasilitas kemudahan pelaksanaan proyek. Dengan
diberikannya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan proyek-proyek
strategis dapat direalisasikan lebih cepat.
6. Pengawasan Peradilan Administrasi Terhadap Penerbit Perizinan Di
Bidang Bangunan
Sejak otonomi daerah diberlakukan di Indonesia dan sesuai dengan
amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
11
A. Kesimpulan
Izin merupakan suatu persoalan dalam kehidupan bermasyarakat, karena
erat kaitannya dengan kepentingan dalam melakukan suatu aktivitas tertentu.
Izin merupakan salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam
hukum administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga. Izin
sebagai alat administrasi dalam suatu pemerintahan wajib mendapatkan
persetujuan dari pejabat negara. Izin merupakan salah satu bentuk kebijakan
publik yang dilakukan oleh pemerintah dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan, sehingga tidak terjadi kesalahan kewenangan dalam
melaksanakan kebijakan publik tersebut.
Perizinan (vergunning) merupakan suatu bentuk pengecualian dari
larangan yang terdapat dalam suatu peraturan. Instrumen pemerintahannya
dituangkan dalam bentuk peraturan izin atas hal tertentu, sedangkan landasan
pelaksanaan/ operasional bagi masyarakat atau Badan/Pejabat Administrasi
Pemerintahan adalah berupa keputusan administrasi pemerintahan mengenai
izin atas hal tertentu.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, sehingga mengharapkan kepada para pembaca untuk
memberikan kritik dan saran yang membangun agar penulis mendapatkan
membelajaran baru. Dan semoga makalah ini dapat menjadi tempat
mendapatkan ilmu pengetahuan baru.
DAFTAR PUSTAKA