Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dimas Nurdin Adiwijaya

NIM : K7521087

Kelas :B

Prodi : Pendidikan Administrasi Perkantoran

Mata Kuliah : Pengantar Administrasi Dan Manajemen

Hari/tanggal : Senin, 6 Desember 2021

Ujian Akhir Semester

1. Terangkan dalam pandangan saudara tentang hadirnya Perspektif Manajemen llmlah dan
Manajemen Administrasi jika dilihat dari eksistens tahun tokoh-tokohnya (lihat slide 3 file Mat 4
Tokoh filosofis admnistrasi dan manalemen)

2. Terangkan pemaham dan terhadap gambar bagan tingkat kesiapan bawahan, tipe penugasan dan
aspek2 kepemimpinan (lihat slide 11 file mat 9 manaiemen redup aktivitas perkantoran)

3. Terangkan hubungan antara manajer administrasi (lihat slide 16 file mat 10 pelaksanaan
administras di perkantoran) dengan potensi yang dimiliki sekretaris (slide 19 file yg sama)

Jawab :

1. Menurut saya dengan adanya perspektif manajemen ilmiah dan manajemen administrasi
dari tokoh-tokohnya jika dilihat dari eksistens tahun maka sesuai dengan perkembangan
tahun dapat lebih memahami dan dimengerti secara bertahap dan akan lebih mudah untuk
dipelajari
Menurut saya :
– Frederich W Taylor (1856-1915),melakukan penelitian yang bernama TIME AND
MOTION STUDI dan PIECEWORK PAY SYSTEM
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management,
pertama kali dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor
bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam
bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan
metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan
Frank Gilberth (1868-1924) dan Lilian Gilberth (1878-1972)

Frank menekankan pada masalah atau cara yang paling baik dalam penyelesaian
setiap pekerjaan. Sedangkan Liliant Gilbert menekankan adanya prinsip the right
man in the right place.
• Henry Lawrance Gantt (1861-1919) Sumbangan beliau yang terkenal
adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau juga
memperkenalkan sistem Charting yang terkenal dengan nama Gantt Chart yaitu
bagan yang berfungsi untuk perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi.
• Harrington Emerson (1853-1931) Kontribusinya yang paling terkenal adalah
12 Prinsip Efisiensi (The Twelve Principles of Efficiency).
1. Ideals (Tujuan-tujuan dirumuskan dengan jelas)
2. Common-Sense and Judgment (Kegiatan yang sesuai dengan akal sehat dan
keputusan yang matang)
3. Competent Counsel (Pertimbangan yang cakap)
4. Discipline (Disiplin)
5. The Fair Deal (Balas jasa yang adil)
6. Reliable, Immediate and Accurate Records (Laporan yang terpercaya, seketika
dan akurat)
7. Planning and Despatching (Perencanaan dan pemberian perintah yang jelas)
8. Standards and Schedules (Standar dan penjadwalan)
9. Standardized Conditions (Kondisi yang distandarisasi)
10. Standardized Operations (Operasi yang distandarisasi)
11. Written Standard-Practice Instructions (Instruksi-instruksi praktis tertulis yang
standar)
12. Efficiency Reward (Balas jasa efisiensi rencana insentif)
Menejemen Modern:
• Hanry Fayol (1841-1925)
Ada 14 prinsip menurut beliau, yaitu:
Divisi kerja, wewenang dan tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan
arah, subordinasi kepentingan individu, remunerasi, derajat sentralisasi, hirarki,
pesan, ekuitas, stabilisasi masa jabatan personil, inisiatif, spirit de corps. Dari ke 14
itu ada beberapa hal yang dapat saya ambil yaitu, 14 prinsip manajemen dapat
digunakan untuk mengelola organisasi dan merupakan alat yang berguna untuk
peramalan, perencanaan, manajemen proses, manajemen organisasi, pengambilan
keputusan, koordinasi dan pengendalian.
Meskipun sudah jelas, banyak dari hal-hal diatas masih digunakan berdasarkan akal
sehat dalam praktik manajemen saat ini di organisasi. Semua prinsip tetap menjadi
daftar praktis dengan area fokus yang didasarkan pada penelitian Henri Fayol yang
masih berlaku sampai sekarang karena sejumlah prinsip yang logis.
• Lyndall Urwick (1891-1983) spesialisasi pekerjaanstudi mengenai masa
dan beban kerja, metode ilmiah dalam manajemen, dikenalnya fungsi-fungsi
manajemen, prosedur dan Birokrasi: Keterbatasan Manajemen Klasik, Kurang
memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif, tujuan, perilaku dll
• Max Weber (1864-1920) menurut Max Weber Bentuk organisasi yang
bercirikan dengan pembagian kerja, hirarki yang didefinisikan secara jelas, peraturan
serta ketetapan yang sangat rinci, dan sejumlah hubungan impersonal. Selain itu,
Max Weber bermaksud menggambarkan tipe organisasi itu dengan menjadikan
landasan dalam berteori mengenai bagaimana pekerjaan bisa dijalankan dalam
kelompok yang besar. Teori tersebut telah menjadi contoh bagi banyak organisasi
besar pada masa sekarang.

2. Manajemen top-down adalah pendekatan yang umum diterapkan dan arahannya ditetapkan


oleh kepemimpinan dan disampaikan kepada tim dalam suatu organisasi. Sementara
Manajemen bottom-up adalah sebaliknya: arahannya sebagian besar disuarakan dan
ditetapkan oleh para karyawan dan disalurkan ke Manajemen tingkat atas.
Manajemen Top-Down
Pendekatan ini diterapkan ketika sasaran, proyek, dan tugas ditentukan oleh pemimpin
dalam organisasi Anda dan dikomunikasikan kepada setiap tim di organisasi tersebut.
Kelebihan: diterapkan karena pada umumnya sebagian besar organisasi merasa familiar
dengan sistem ini sehingga penerapannya sangatlah mudah. Begitu pula dengan para
pemimpin yang sudah memahami visi dan misi perusahaan tersebut sehingga mereka
dengan mudah dapat menetapkan sasaran, proyek, dan tugas yang selaras dengan visi dan
misi perusahaan tersebut.
Kekurangan: para karyawan mungkin merasa tidak familiar dengan visi dan misi bisnis Anda
karena mereka tidak terlibat dalam menyelaraskan sasaran bisnis tersebut. Ketidakakraban
ini memengaruhi retensi karyawan: 71% milenial yang memahami misi perusahaan mereka
akan bertahan bekerja setidaknya setahun.
Manajemen Bottom-Up?
Manajemen ini diterapkan ketika sasaran, proyek, dan tugas sebagian besar diinformasikan
dari respon para karyawan dan dikomunikasikan kepada setiap tim manajemen. Para
karyawan ini diharapkan untuk terlibat dalam penetapan sasaran, contohnya memberikan
umpan balik dan diberikan suatu peran dalam mengambil keputusan.
Kelebihan: karyawan yang merasa didengar pendapatnya akan termotivasi untuk
menjalankan pekerjaan mereka dengan kemampuan terbaik. Pendekatan ini juga membuat
karyawan mampu menetapkan sasaran yang selaras dengan kelebihan mereka. Dengan
begitu, karyawan dapat mencapai tujuan mereka dengan mudah.
Kekurangan: para karyawan sering kali tidak memiliki wawasan yang memadai terkait misi
dan visi sebuah bisnis. Kurangnya pemahaman ini menyebabkan ketidakmampuan mereka
dalam mengidentifikasi dan menetapkan sasarannya agar selaras dengan misi dan visi
perusahaan. Selain itu, para karyawan mungkin tidak memiliki dukungan sumber daya yang
mereka butuhkan untuk mengemudikan pendekatan ini dengan baik. Jadi, pendekatan
manajemen ini tidak sesiap manajemen top-down untuk diterapkan dalam sebuah
perusahaan.
Gaya/type kepemimpinan : Partisipatif & Autocratic
Gaya kepemimpinan partisipatif berakar pada teori demokrasi. Intinya adalah melibatkan
anggota tim dalam proses pengambilan keputusan. Anggota tim dengan demikian merasa
dilibatkan, dilibatkan dan termotivasi untuk berkontribusi. Pemimpin biasanya memiliki kata
terakhir dalam proses pengambilan keputusan. Namun, jika ada ketidaksepakatan dalam
suatu kelompok, bisa jadi proses yang memakan waktu lama untuk mencapai konsensus.
Gaya kepemimpinan Autocratic merupakan Bahasa Yunani yang terjemahannya kurang
lebih “one who rules by himself.”. Autocratic Leadership merupakan gaya kepemimpinan
yang menuntut adanya kepatuhan penuh dari bawahannya tanpa meminta adanya
pembangkangan atau keraguan.. Dalam membuat keputusan, gaya kepemimpinan ini tidak
melakukan konsultasi kepada bawahan serta tidak menerima masukan. Bawahan diharuskan
untuk patuh tanpa diberikan penjelasan. Beberapa tokoh pemimpin besar yang
menggunakan kepemimpinan ini adalah Adolf Hitler, Kim Jong Un, Soeharto dan Sadam
Husein.
1. Kondisi bawahan mampu dan mau termasuk kesiapan tinggi(K4). Dengan demikian
sikap kepemimpinan yang tepat yaitu dengan “tut wuri handayani” yang berarti memberikan
dukungan moral dan semangat dari belakang. Dalam kondisi ini derajat (direction) dengan
presentase yang rendah dari pimpinan. Tipe penugasan dalam kondisi bawahan mampu dan
mau adalah dengan sebuah pendelegasian wewenang/tugas(delegating).
2. Kondisi bawahan mampu tapi tak mau termasuk kesiapan menengah (K3). Dengan
demikian sikap kepemimpinan yang tepat yaitu dengan “ing madyo mangun karso” yang
berarti harus mampu membangkitkan dan menggugah semangat para pekerja. Dalam
kondisi ini derajat (direction) dengan presentase yang sedang dari pimpinan. Tipe penugasan
dalam kondisi bawahan mampu tapi tak mau adalah dengan sebuah
partisipasi(participating).
3. Kondisi bawahan tak mampu tapi mau termasuk kesiapan menengah(K2). Dengan
demikian sikap kepemimpinan yang tepat yaitu dengan “ing madyo mangun karso” yang
berarti harus mampu membangkitkan dan menggugah semangat para pekerja. Dalam
kondisi ini derajat (direction) dengan presentase yang sedang dari pimpinan. Tipe penugasan
dalam kondisi bawahan tak mampu tapi mau adalah dengan menjual (selling).
4. Kondisi bawahan tak mampu dan tak mau termasuk kesiapan rendah(K1). Dengan
demikian sikap kepemimpinan yang tepat yaitu dengan “ing ngarso sung tulodho” yang
berarti memberikan contoh atau teladan yang baik. Dalam kondisi ini derajat(direction)
dengan presentase yang tinggi dari pimpinan. Tipe penugasan dalam kondisi bawahan tak
mampu dan tak mau adalah dengan memerintah(telling).

3. Hubungan antara manajer administrasi dengan sekretaris merupakan suatu proses kegiatan
mengelola dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan langsung maupun tidak langsung
dengan kegiatan pimpinan dalam rangka kelancaran pelaksanaan perkantoran atau
organisasi. Jadi, pekerjaan seorang sekretaris, membantu pimpinan agar pimpinan kantor
atau perusahaan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.yang
membedakannya yaitu dari jabatanya Sekretaris merupakan jabatan profesi yang menuntut
syarat-syarat pengetahuan dan kemauan bekerja. Sekalipun sebutannya sama,
masingmasing sekretaris mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab
yangberbeda-beda. Perbedaan tingkat kedudukan tergantung tempat dimana dalam
organisasi seorang sekretaris bekerja dan bertugas. Seorang sekretaris perusahaan
kedudukannya berbeda, jika dibandingkan dengan sekretaris Lembaga sosial umpamanya.
Dengan demikian syarat untuk menjadi sekretaris perusahaan sudah barang tentu berbeda
dengan syarat untuk menjadi sekretaris Lembaga pendidikan atau lembaga sosial.Sedangkan
manajer administrasi adalah mlakukan perencanaan dan koordinasi dengan pihak pihak lain
di perusahaan terkait prosedur dan sistem administrasi yang diterapkan serta dan
merancang cara untuk merampingkan proses demi efisiensi perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai