OLEH:
Dr. H. H A M Z A H, M. Kes.
NIDN : 0904076001
1
DAFTAR PUSTAKA
• Notoatmojo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
• Muninjaya, Gde AA, 2004. Manajemen
Kesehatan,ed.2. Jakarta : EGC
• Prasetyo, Eko, 2005. Orang Miskin Dilarang
Sakit. Yogyakarta : Resist Book.
• Azwar Azrul, 1998. Pengantar administrasi
Kesehatan. Jakarta : Binarupa Aksara
• TUJUAN PEMBELAJARAN
– UMUM
• MEMAHAMI PENGERTIAN MANAJEMEN PERENCANAAN
KESEHATAN
– KHUSUS
• TAHU DAN DAPAT MENJELASKAN
– PENGERTIAN MANAJEMEN
– PENGERTIAN KESEHATAN
PENGERTIAN MANAJEMEN
• Management berasal dari kata to manage, artinya
mengatur.
Dalam hal mengatur, akan timbul masalah, problem,
proses, dan pertanyaan tentang apa yang diatur,
siapa yang mengatur, mengapa harus diatur, dan apa
tujuan pengaturan tersebut.
Keterangan :
P= Planning (Perencanaan); O= Organizing (Pengorganisasian); A= Actuating (Pengarahan); C= Controlling
MS = Managerial skill (Kemampuan memimpin, konseptual, dan hubungan manusia = human relation)
TS = Technical skill (Kemapuan mengerjakan dan mengajarkan)
AB = Garis pemisah antara MS dan TS
Penjelasan :
Henry Fayol Harold Koontz & DR.S.P. Siagian Prof.Drs. Oey Ling
Cyril O’Donnell Lee
1 Planning Planning Planning Perencanaan
2 Organizing Organizing Organizing Pengorganisasian
3 Commanding Staffing Planning Pengarahan
4 Coordinating Directing Organizing Pengkoordinasian
5 Controlling Controlling Evaluating Pengontrolan
W.H. Newman Luther Gullick Lyndall F. Urwick John D. Millet
1 Planning Planning Forecasting Directing
2 Organizing Organizing Planning Facilitating
3 Assembling Resources Staffing Organizing
4 Directing Directing Commanding
5 Controlling Coordinating Coordinating
6 - Reporting Controlling
7 - Budgeting
Fungsi Manajemen
Perencanaan
Pengorganisasian Pengambilan
Keputusan
Penggerakan Leadership
Pengawasan
30
HUBUNGAN
ADMINISTRASI – MANAJEMEN - KEPEMIMPINAN
N I S T
I J E R
A
A D M
A S
M
N
KE
PEM IM P I
A
E
I
N AN
M
31
PENGERTIAN KESEHATAN
• Tahun 1947, WHO mendefinisikan kesehatan sebagai
keadaan mental, fisik dan kesejahteraan sosial yang
berfungsi secara normal tidak hanya dari keabsenan
suatu penyakit
• Definisi kesehatan menurut Kemenkes yang tertulis
dalam UU No. 23 tahun 1992 merupakan keadaan
normal dan sejahtera anggota tubuh, sosial dan jiwa
pada seseorang untuk dapat melakukan aktifitas tanpa
gangguan yang berarti dimana ada kesinambungan
antara fisik, mental dan sosial seseorang termasuk
dalam melakukan interaksi dengan lingkungan
Berbagai pendekatan untuk
menggambarkan sektor kesehatan
A. Konsep Blum
B. Konsep Social Determinants of Health
C. Faktor-Faktor Penentu Status Kesehatan
Masyarakat
DETERMINANTS OF HEALTH
(HL. Blum, 1981)
Heredity
Life Style
DETERMINANTS OF HEALTH
M. Roemer, 1993
PHYSISCAL SOCIAL
ENVIRONMENT: ENVIRONMENT:
Geography, Climate, Education, Occupation,
Housing, Food, Income, Relationships,
Water, etc. CHARACTERISTIC Urbanization, etc.
OF INDIVIDU:
Age, Sex, immunity,
Genetic, Background,
Habit, etc.
HEALTH
STATUS:
Physical, Mental,
and Social
Well being
HEALTH SERVICES:
Promotion, Prevention, Protection,
Treatment, Rehabilitation, etc.
Social Determinants of Health Rainbow
36
Faktor-faktor Penentu Status Kesehatan Masyarakat
Status Kesehatan
Masyarakat
LINGKUNGAN
Supply Demand
Side Side
Rencana Pemb.
Kependudukan
Daerah
Kebijakan kes.
nasional
Renstra Kes.
Daerah
Lap Swasta
Penelitian
Sektor lain
PETA MASALAH KESEHATAN
Birth
7days
Early
Infancy
neonatal
period 28 days
Death
Aging
1 year
Adulthood
"Pre-school
Reproductive 20 years 5 years years
period
10 years
Childhood
Adolescence
"School-age"
Source: Child and Adolescent Health and Development Department (CAH), WHO
Manajemen Kesehatan
• MANAJEMEN KESEHATAN MERUPAKAN SUATU SUBSISTEM DALAM
KESEHATAN NASIONAL.
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Penggerakkan pelaksanaan
• Pengawasan dan pengendalian
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
DI PUSKESMAS
Fungsi :
Pusat pembangunan berwawasan Kesehatan
Pusat pemberdayaan masyarakat di bidang
Kesehatan
Pusat pelayanan Kesehatan tingkat pertama
STRATEGI PUSKESMAS
Pertanggungjawaban wilayah
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat
Keterpaduan (lintas program dan lintas
sektoral)
Rujukan (pelayanan medis dan pelayanan
Kesehatan masyarakat)
UPAYA PUSKESMAS
• Menyelenggarakan upaya pembangunan berwawasan kesehatan
Analisa dampak Kesehatan program pembangunan yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya
Koordinasi program pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan di
wilayah kerjanya
• Menyelenggarakan upaya pemberdayaan keluarga dan masyarakat di
bidang Kesehatan
Mengembangkan upaya Kesehatan berbasis masyarakat (posyandu,
polindes, pos obat dsb)
Membentuk Badan Penyantun Puskesmas
• Menyelenggarakan upaya Kesehatan tingkat pertama (medis dan Kesehatan
masyarakat) secara terintegrasi. Konsep lama ada 18 upaya, konsep baru
disederhanakan menjadi dua:
Upaya wajib 1) Promkes , 2) Kesling, 3) KIA/KB, 4) P2M, 5) Gizi, dan 6)
Pengobatan Dasar
Upaya pengembangan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
masyarakat dan wilayah setempat
PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN
DI PUSKESMAS
Fungsi
Kegiatan
Manajemen
Pembangunan Kesehatan
sbg
Investasi SDM
Status
Kesehatan
PERMASALAHAN TANTANGAN
Kebijakan
Pembangunan Kesehatan
Sumber : Susenas (2005-2009), *Riskesdas (2010) Sumber : Riskesdas 2007, Riskesdas 2010
Input Utama Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan • Penyediaan suplemen gizi
Kesehatan
Preventif & Promotif
• Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk seluruh Puskesmas Kuratif dan Rehabilitatif
• Pemenuhan Tenaga Kesehatan Strategis (Dr, Drg, Perawat dan • Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Bidan) terutama di Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan • Jaminan Pertolongan Persalinan (Jampersal)
(DTPK) dan Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) • Peningkatan Puskesmas mampu PONED dan Rumah Sakit
• Perbaikan Akses dan Kualitas Pelayanan Imunisasi, termasuk mampu PONEK
penyediaan vaksin • Penyediaan Obat dan Alat Kesehatan
• Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
• Penguatan Kapasitas UKBM melalui Posyandu, Poskesdes
UKBM: Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat; PONED: Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Dasar, PONEK: Pelayanan Obstetric Neonatal Emergensi Komprehensif
Lanjutan Capaian Pembangunan Kesehatan…
Persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
terlatih (cakupan PN)
DI Yogyakarta 98.6
Bali 97.3
Kepulauan Riau 97.2
DKI Jakarta 95.8
Kep. Bangka Belitung 95.8
Jawa Timur 94.7
Jawa Tengah 93.8
Aceh 91.7
Sumatera Utara 87.4
Riau 87.3
Sumatera Selatan 86.5
Sumatera Barat 86.2
Sulawesi Utara 83.6
INDONESIA 82.2
Bengkulu 81.9
Lampung 81.2
Kalimantan Timur 80.0
Nusa Tenggara Barat 79.0
Kalimantan Selatan 78.8
Jawa Barat 78.3
Sumber: Riskesdas, 2010 dan Laporan Kinerja Kemkes, 2011 Sulawesi Selatan 76.7
Kalimantan Barat 72.6
Banten 70.8
Nusa Tenggara Timur 64.2
Status capaian : on track Sulawesi Barat
Jambi
64.1
63.0
Capaian tertinggi : DIY Gorontalo 62.9
Sulawesi Tenggara 62.5
Capaian terendah : Malut Papua 57.0
Kalimantan Tengah 56.4
Papua Barat 54.3
Sulawesi Tengah 50.3
Tantangan Utama : Maluku 48.7
–Masih terjadi disparitas antarprovinsi Maluku Utara 26.6
0 20 40 60 80 100 120
–Perlu diperhatikan upaya mengurangi disparitas antarkab/kota
Sumber: Riskesdas, 2010
Lanjutan Capaian Pembangunan Kesehatan…
Tantangan Utama :
–Masih terjadi disparitas antarprovinsi
–Perlu diperhatikan upaya mengurangi disparitas antarkab/kota Sumber: Profil Kesehatan, 2010
Lanjutan Capaian Pembangunan Kesehatan…
Persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar Imunisasi Dasar Lengkap
lengkap
DI Yogyakarta 91.1
Kepulauan Riau 74.4
*) Jawa Tengah 69.0
Bali 66.1
Jawa Timur 66.0
Sulawesi Utara 65.5
Lampung 65.4
Kalimantan Timur 64.1
Nusa Tenggara Barat 62.6
Jambi 60.9
Kep. Bangka Belitung 60.0
Kalimantan Tengah 54.8
Gorontalo 54.5
INDONESIA 53.8
DKI Jakarta 53.2
Kalimantan Selatan 52.5
Jawa Barat 52.3
Kalimantan Barat 52.1
Sulawesi Selatan 50.9
Banten 48.8
Sumber: Riskesdas, 2010 dan Laporan Kinerja Kemkes, 2011 Sumatera Barat 48.1
Ket: *) Data capaian untuk bayi usia 12-23 bulan Maluku 46.7
Bengkulu 46.7
Maluku Utara 44.8
Status capaian : on track Sumatera Selatan 44.7
Papua Barat 39.1
(capaian 2011 melebihi Sulawesi Tenggara 37.5
Riau 37.5
target) Aceh 37.0
Sulawesi Tengah 35.4
Capaian tertinggi : DIY Nusa Tenggara Timur 33.3
Capaian Utama
Tantangan terendah
: : Papua Sumatera Utara
Sulawesi Barat
33.3
32.1
–Masih terjadi disparitas antarprovinsi Papua 28.2
–Perlu diperhatikan upaya mengurangi disparitas antarkab/kota 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Angka penemuan kasus Malaria per 1.000 penduduk (Annual Malaria (Annual Parasite Index/API)
Parasite Index/API) Papua Barat 27.66
Nusa Tenggara Timur 15.62
Papua 9.94
Maluku 8.94
Maluku Utara 8.91
Kep. Bangka Belitung 7.87
Bengkulu 4.36
Gorontalo 4.13
Sulawesi Utara 3.37
Kalimantan Timur 2.04
Nusa Tenggara Barat 1.93
Jambi 1.89
INDONESIA 1.85
Sulawesi Tengah 1.35
Kepulauan Riau 1.12
Kalimantan Selatan 1.06
Kalimantan Tengah 1.05
Lampung 0.78
Jawa Timur 0.71
Sulawesi Barat 0.57
Kalimantan Barat 0.54
Sumber: Riskesdas, 2010 dan Laporan Kinerja Kemkes, 2011 Aceh 0.48
Sumatera Selatan 0.45
Sumatera Barat 0.41
Jawa Barat 0.36
Status capaian : on track Sulawesi Selatan
Sumatera Utara
0.31
0.25
Capaian tertinggi : Papua Barat Riau
Sulawesi Tenggara
0.23
0.22
Capaian terendah : DKI Jakarta Banten 0.14
Jawa Tengah 0.08
DI Yogyakarta 0.03
Tantangan Utama : Bali 0.02
–Masih terjadi disparitas antarprovinsi DKI Jakarta 0.00
0 5 10 15 20 25 30
–Perlu diperhatikan upaya mengurangi disparitas antarkab/kota
Sumber: Riskesdas, 2010
Lanjutan Capaian Pembangunan Kesehatan…
Akses Sanitasi Layak
Jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) DKI Jakarta 84.57
DI Yogyakarta 81.85
Bali 79.13
Kepulauan Riau 72.37
Kalimantan Timur 68.37
Kep. Bangka Belitung 65.06
Sulawesi Utara 64.87
Banten 63.78
Sulawesi Selatan 61.45
Jawa Tengah 57.76
Sumatera Utara 57.10
Jawa Barat 55.57
INDONESIA 55.53
Riau 54.27
Maluku Utara 53.26
Jawa Timur 52.96
Jambi 51.98
Sulawesi Tenggara 50.87
Kalimantan Selatan 48.95
Maluku 48.28
Sulawesi Tengah 48.25
Nusa Tenggara Barat 47.43
Sumber: Kemkes, 2010 dan Laporan Kinerja Kemkes, 2011
Papua Barat 46.91
Gorontalo 45.66
Status capaian : on track Kalimantan Barat
Aceh
45.32
45.17
(capaian 2011 melebihi target) Sumatera Selatan
Sumatera Barat
44.36
44.26
Capaian tertinggi : DKI Jakarta Lampung 43.85
Bengkulu 41.64
Capaian terendah : Papua Sulawesi Barat 41.30
Tantangan Utama : Kalimantan Tengah 35.14
Nusa Tenggara Timur 26.23
–Masih terjadi disparitas antarprovinsi Papua 23.97
–Perlu diperhatikan upaya mengurangi disparitas antarkab/kota 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Sumber: Susenas, 2010
II.b. Status Ketersediaan Fasilitas Layanan Kesehatan
Jumlah Rumah Sakit Per Provinsi, 2010 Rasio Tempat Tidur RS Per 100.000 Penduduk
Per Provinsi, 2010
Rasio Nasional
68,8 : 100.000
orang
Standar Rasio :
Indonesia : 1: 1.500 orang
1.632 RS atau 67:100.000
orang
Indonesia :
9.005
Puskesmas
*)
Indonesia :
1.579
Puskesmas
Jumlah Puskesmas
PONED masih
dibawah kebutuhan
ideal
9 3
Controlling
Controlling Problem Prioritas
PrioritasMasalah
Masalah
Solving
8 Cycle 4
Monitoring
Monitoring Tujuan
Tujuan
7 5
Pelaksanaan
Pelaksanaandan
danPenggerakan
Penggerakan Alternatif
AlternatifPemecahan
PemecahanMasalah
Masalah
6
Rencana
RencanaOperasional
Operasional
Alur Kegiatan Perencanaan
- ANALISIS KEBUTUHAN
DATA PRIMER - FISHBONE
DATA SEKUNDER ANALISIS SITUASI - POHON MASALAH
- ANALISIS MASALAH
- ANALISIS PENYEBAB
- BLUM
- ANALISIS KEMAMPUAN
- FGD
MENYUSUN - NGT
- BRAINSTR
ALTERNATIF - USG
- PRIORITAS ALTERNATIF
PENYELESAIAN
PENYELESAIAN - CARL
- HANLON
MASALAH - MCUA
- FGD
- NGT
MENENTUKAN - BRAINSTR - BERDASAR PRIORITAS
- USG ALTERNATIF
TUJUAN - CARL - TERUKUR & SPESIFIK
- HANLON (SMART)
- MCUA
MERENCANAKAN
- INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
KEGIATAN EVALUASI
ANALISIS
69
Langkah-langkah
Analisa Situasi
Analisa Kesenjangan
Dokumen Rencana
70
Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah &
Prioritasnya
• NGT
• FGD / Brainstorming
USG, MCUA, CARL atau Hanlon
Penetapan Tujuan
Pemecahan Masalah