INSPIRASI PERADABAN
OLEH:
RADIKAL HISAB
(2012111019)
ABSTRAK
Kata Ihsan berasal dari hasuna yang berarti baik atau bagus. Kata Ihsan (berbuat baik) merupakan
kebalikan dari kata al isaa-ah (berbuat buruk), yakni perbuatan seseorang untuk melakukan
perbuatan yang ma'ruf dan menahan diri dari dosa. Dalam sabda Rasulullah Saw, "Ihsan adalah
kamu menyembah Allah seakan akan melihat-Nya, jika kamu tidak bisa melihat-Nya; sesungguhnya
Allah melihatmu." Ihsan yang merupakan sarana menuju kesempurnaan menjalankan perintah yang
diwajibkan, maka hukumnya wajib. Internalisasi nilai-nilai agama Islam adalah suatu proses
memasukan nilai-nilai agama secara penuh ke dalam hati, sehingga ruh dan jiwa bergerak
berdasarkan ajaran agama Islam.
MAKNA IHSAN
Ihsan berarti berbuat baik, lawan kata dari berbuat kejelekan. Ihsan yaitu beribadah dengan ikhlas
(baik ibadah khusus maupun umum).
Ihsan ini perlu tertanam di dalam hati dan diimplementasikan dengan perbuatan terpuji. Manfaat
dari ihsan adalah untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Adapun macam-macam ihsan yaitu ihsan kepada Allah SWT, ihsan kepada manusia dan ihsan kepada
makhluk.
Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XII (2015), kata “ihsan" berasal dari
kata kerja (fi’il) “Hasuna-yahsunu-Hasanan", artinya baik, dan berbuat baik bersal dari
kalimat “Ahsan-Yuhsinu-Ihsanan".
Dalam etimologi (asal-usul kata), ihsan adalah lawan kata “is’ah" (berbuat kejelekan). Secara
mandiri “Ihsan" memiliki arti kebaikan, membaguskan, lebih indah, kesenangan. Di dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ihsan adalah baik.
Menurut istilah dari percakapan Nabi Muhammad SAW dan malaikat Jibril, “… Rasulullah saw
bersabda: ‘Kamu beribadah kepada Allah, seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-
Nya maka sesungguhnya Ia melihatmu."
Ihsan adalah menyembah Allah SWT, dengan seolah melihat-Nya. Apabila tidak mampu, maka
bayangkan Allah SWT melihat perbuatan kita. Ihsan adalah beribadah dengan ikhlas (baik ibadah
khusus maupun umum).
Dalil dan Contoh Perilaku Ihsan
Dikutip dari laman Yayasan Amal Jariyah Indonesia oleh Andi Muh. Akhyar, ada tiga macam contoh
ihsan yaitu ihsan kepada Allah SWT, manusia, dan makhluk hidup.
Ihsan kepada Allah adalah menyembah (beribadah) dengan sebaik-baiknya dan menghindari segala
larangan-Nya.
“Hendaklah kamu menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan jika engkau tak dapat
melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu".
Ihsan kepada Allah seperti shalat, puasa, dan ibadah mahdah (ibadah murni) lainnya. Sedangkan
Ibadah Ghairu Mahdah (ibadah sosial), belajar, mengajar, bekerja, makan, tidur, dan sebagainya.
ُ ء َو ْال ُم ْن َكر َو ْال َب ْغي َيع#ِ ئ ذِى ْالقُرْ ٰبى َو َي ْن ٰهى َع ِن ْال َفحْ َش ۤا ْ هّٰللا
ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن ِ ِ ِ ان َو ِا ْي َت ۤا
ِ اِنَّ َ َيأ ُم ُر ِب ْال َع ْد ِل َوااْل ِحْ َس
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan
kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (Q.S An-Nahl: 90)
Berbuat ihsan kepada tetangga dapat melalui berbagai hal. Seperti memberi makan, sering
bertegur sapa, memberikan bantuan, dan masih banyak lainnya.
“…Maka apabila kamu membunuh hendaklah membunuh dengan cara yang baik, dan jika kamu
menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik dan hendaklah menajamkan pisaunya dan
menyenangkan hewan sembelihannya". (H.R. Muslim).
Contoh tindakannya yaitu, tidak membuang sampah sembarangan, menanam pohon di lahan
gundul, dan kegiatan lainnya.
Dikutip dari laman NU Online oleh Alhafiz Kurniawan (2020), Kerusakan di darat dan lautan tidak lain
terjadi karena perbuatan manusia.
Dampak dari kerusakan ini kemudian berimbas kepada bukan hanya pelaku kerusakan, tetapi juga
kepada semuanya.
Kerusakan di darat dan laut merupakan ulah manusia. Dampaknya berimbas kepada semua yang ada
pada alam, tak terkecuali orang yang tak bersalah.
Artinya, “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut karena perbuatan tangan manusia, supaya
Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (dampak) perbuatan mereka. Semoga mereka
kembali (ke jalan yang benar)." (Surat Ar-Rum ayat 41).
Pendidikan Islam merupakan pendidikan nilai. Metode internalisasi sangat efektif untuk
menanamkan nilai-nilai agama Islam pada diri peserta didik sehingga tujuan pembekajaran pada
aspek being dapat tercapai. Namun proses internalisasi nilai-nilai agama Islam tidak dapat dilakukan
secara instan, ada tahapan-tahapan tertentu yang harus diperhatikan. Menurut Muhaimin, tahap-
tahap dalam internalisasi nilai-nilai agama Islam adalah sebagai berikut:
a. Tahap transfomasi nilai, tahap ini semata-mata merupakan komunikasi verbal. Guru sekedar
mengkonfirmasikan nilai nilai yang baik dan yang kurang baik kepada peserta didik
b. Tahap transaksi nilai, yaitu suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan melakukan komunikasi
dua arah, atau interaksi antara siswa dan guru bersifat timbal balik. Tahap ini tidak hanya
menyajikan informasi tentang nilai yang baik dan yang buruk, tetapi juga terlibat untuk
melaksanakan dan memberikan contoh amalan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, dan
siswa diminta memberikan respons yang sama, yakni menerima dan mengamalkan nilai
tersebut.
c. Tahap transaksi internalisasi, yakni tahap yang lebih dalam dari pada sekedar transaksi. Pada
tahap ini penampilan guru di hadapan siswa bukan lagi sosok fisiknya, melainkan sikap
mental dan kepribadiannya.
Pada tahap internalisasi peserta didik merespon kepribadian guru bukan hanya dalam dan
penampilan fisiknya, melainkan diwujudkan dalam sikap dan prilakuknya.
Dapat dikatakan bahwa pada tahap internalisasi terjadi komunikasi dua kepribadian yang masing-
masing terlihat secara aktif dan reaktif.
Tahap-tahap internalisasi tersebut dapat dapat diupayakan melalui langkah-langkah berikut ini:
Menyimak, yakni pendidikan memberikan stimulasi kepada peserta didik dan pendidik
menangkap stimulus yang telah sampaikan.
Responding, yakni peserta didik mulai ditanamkan pengertian dan kecintaan terhadap nilai
tertentu.
Organisastion, yakni peserta didik mulai dilatih untuk mengatur sistem kepribadiaannya
disesuaikan dengan nilai yang ada.
Characterization, yakni apabila kepribadian sudah diatur sesuai dengan sistem nilai tertentu
dan dilaksanakan secara berturut turut, maka akan terbentuk kepribadian yang bersifat satu
hati, kata, dan perbuatan.
KESIMPULAN
Nilai merupakan konsep abstrak di dalam diri manusia atas masyarakat mengenai hal-hal yang
dianggap baik, benar, dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Nilai mengarahkan tingkah laku
seseorang dan kepuasaan dalam kehidupan sehari-hari . Nilai bukan saja dijadikan pula sebagai
ukuran benar atau tidaknya suatu fenomena sosial yang bertentangan dengan sistem nilai yang
dianut oleh masyarakat, maka perbuatan tersebut dinyatakan bertentangan dengan sistem nilai
yang dianut oleh masyarat, akan mendapatkan penolakan dari masyarakat tersebut.
REFERENSI
https://tirto.id/perilaku-ihsan-dalil-dan-contoh-perilakunya-menurut-agama-islam-gbkB