Anda di halaman 1dari 3

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam

IPTEKS Mata Kuliah : Agama Islam

>ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN SENI DALAM ISLAM KONSEP IPTEKS DALAM ISLAM •
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan pancaindera, intuisi,
firasat atau yang lainnya. • Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,
disistemisasi, diorganisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan yang obyektif,
general, dan verivikatif. Atau sains adalah pengetahuan yang rasional, empiris, obyektif, terukur,
verivikatif, serta komunal/general. • Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis.
Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. • Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia yang bernilai
keindahan

>IPTEK DALAM PANDANGAN ISLAM • Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala pengetahuan yang
bersifat dapat menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau dibutuhkan
oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah Allah. • Sumber ilmu dalam
pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran (akal), serta pengalaman manusia • Ilmu yang
berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi sebagai pedoman hidup manusia. •
Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu bersifat aquired/perolehan,
relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan manusia.

Dalam pandangan Islam, Iptek itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu harus disesuaikan
dengan nilai-nilai ajaran islam • Iptek merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia. • Pengembangan iptek merupakan
bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai makhluk Allah yang berakal • Iptek merupakan
pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah,
agar kualitas ibadah dan kesejahteraannya meningkat • Islam sangat mendorong pengembangan iptek,
terbukti dengan banyaknya ayat Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan
penciptaan atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama adalah perintah untuk membaca
(dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual tertentu.

>SENI DALAM PANDANGAN ISLAM • seni adalah sebuah perkara “DUNYA” bukan perkara akhirat.
Sehingga Islam tidak memberikan teori atau ajaran secara rinci tentang seni dan estetika. Hukum dasar
dari kesenian adalah mubah (boleh), karena ia adalah masalah “DUNYA”. Kebutuhan akan kesenian
merupakan fitrah manusia yang menyukai keindahan. Namun demikian, sebagai muslim kita mempunyai
batasan-batasan dalam menikmati sebuah karya seni.

Karya seni yang bernilai mubah tadi bisa berubah menjadi haram, manakala mengandung unsur-unsur
yang diharamkan Allah Subhanahu wata’ala. Misalnya, sebuah karya seni yang mengandung unsur
kemusyrikan karena ditujukan untuk pemujaan berhala atau penyembahan kepada sesuatu selain Allah
Subhanahu wata’ala. Sebuah karya seni juga bernilai haram manakala mengandung unsur yang dilarang
Allah Subhanahu wata’ala, seperti memamerkan aurat wanita (pornografi).

>INTEGRASI IMAN, ILMU DAN AMAL • Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang harmonis dan tidak
boleh dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah yang dinamakan dengan Dinul Islam karena
berarti telah memuat aqidah, syari’ah, dan akhlaq. • Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal
shalih kalau tidak dibangun di atas iman dan ilmu yang benar.

• Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan tidak akan bernilai
ibadah, serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia dan lingkungannya, bahkan
bisa menjadi malapetaka. • Dengan pemahaman atas IPTEK kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin
mempertebal iman sehingga menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi manusia. Dengan menuntut ilmu
berarti manusia memanfaatkan semua anugerah fasilitas akal dan alam semesta. • Memikirkan perihal
pembentukan, susunan dan evolusi alam semesta dalam tinjauan astronomi merupakan cara mengenal
kekuasaan Allah yang pada gilirannya akan memperkuat Aqidah.

• Untuk mengembangkan Etos keilmuan perlu senantiasa diciptakan stabilita yang dinamis dalam
kehidupan bernegara. Melalui keadaan yang stabil itu proses-proses mempertajam pikiran, memperluas
pandangan syiar ilmu, menciptakan buah pikiran dan menggerakkan aktifitas memajukan IPTEK dapat
dilaksanakan dengan baik. • Salah satu pilar penting kemajuan suatu bangsa adalah bergantung pada
kemajuan penguasaan terhadap ilmu dan teknologi. Ilmu dan teknologi membawa bangsa ke derajat
kemuliaan, kebahagian, dan kekuasaan.

>KEUTAMAAN ORANG-ORANG YANG BERILMU • Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan Allah,
karena itu umat Islam diwajibkan menuntut ilmu sepanjang hayatnya. (Al-Hadits) • Orang yang beriman
dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu itu
lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh. (QS.58:11) • Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan
sebagai pemimpin adalah mereka yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. 2:247) • Orang yang berilmu
merupakan salah satu pilar dalam tegaknya kehidupan dunia (Al-Hadits) • Orang yang paling takut
kepada Allah adalah orang yang berilmu (Q.S. 35:28) • Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah
karena ilmunya (Q.S. 2:30-32) • Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan atas dasar iman dan
ilmu yang benar (Al-Hadits) • Sejarah menunjukkan bahwa bahwa bangsa yang memimpin peradaban
adalah yang lebih unggul dalam penguasaan dan penerapan iptek. • Barang siapa yang mendapat ilmu
pengetahuan orang beriman ia telah mendapat banyak kebajikan ( QS. Al- Baqarah 269) • Allah
meninggikan beberapa derajat kedudukan orang beriman dan berilmu pengetahuan ( QS. Al- Mujadalah:
11) • Barang siapa meninggalkan rumahnya untuk untuk mendapat ilmu pengetahuan maka ia dalam
jalan Allah sampai sekembalinya. Barang siapa yang bepergian untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ,
dimudahkan Allah jalannya ke surga dst.

> TANGGUNG JAWAB ILMUWAN TERHADAP ALAM LINGKUNGAN • Ilmuwan dianggap memiliki
tanggung jawab yang lebih besar dalam pemanfaatan dan pelestarian lingkungan dibanding orang-orang
awam • Ilmuwan harus mendorong pengembangan ipteks ke arah kemashlahatan ummat, dan
mencegah terjadinya kerusakan yang sia-sia, karena kerusakan alam dan lingkungan itu lebih banyak
disebabkan oleh ulah manusia. • Ilmuwan harus selalu menyadari bahwa dirinya adalah hamba dan
khalifah Allah yang akan dimintai pertanggungjawaban atas keilmuannya.

Anda mungkin juga menyukai