Anda di halaman 1dari 23

AGAMA ISLAM

TUGAS MID SEMESTER

Disusun oleh

Nama:Denarti lantong

Nim:20105025

Kelas:1D PGSD

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
2020
A.Ilmu pengetahuan teknologi dan seni dalam islam
1.konsep ipteks dalam islam

 •Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui tangkapan


pancaindera, intuisi, firasat atau yang lainnya.

• Ilmu pengetahuan (sains) adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi,


disistemisasi, diorganisasi, dan diinterpretasi sehingga menghasilkan pengatahuan
yang obyektif, general, dan verivikatif. Atau sains adalah pengetahuan yang
rasional, empiris, obyektif, terukur, verivikatif, serta komunal/general.

• Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis. Keseluruhan


sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. • Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia
yang bernilai keindahan

IPTEK DAN SENI DALAM ISLAM

•IPTEK adalah analisis dari uraian rahasia-rahasia dibalik fenomena alam yang
didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang disimbolkan dengan
pena yang kemudian dapat diwujudkan dalam kehidupan

•Kompilasi pengetahuan manusia kemudian didokumentasikan dan disebarkan


dalam bentuk tulisan. Pembacaan ayat - ayat kauniyah ini melahirkan sains dalam
upaya menafsirkan. Ada astronomi, Matematika , Fisika, Kimia , biologi, dan
sebagainya.

•Dari segi esensinya, semua sains sudah islami, sepenuhnya tunduk pada Hukum
Allah. Hukum-hukum yang digali dan dirumuskan adalah hukum-hukum alam
yang tunduk pada Sunatullah

. •Pembuktian teori yang dikembangkan dilandasi pencarian kebenaran, bukan


pembenaran nafsu manusiawi.

•Sedangkan tujuan manusia meningkatkan ilmu pengetahuan adalah untuk


meningkatkan harkat kemanusiaannya, meredam rasa kesombongan dan
memperbanyak berbuat kebajikan melalu karunia akal.
IPTEKS DALAM PANDANGAN ISLAM

• Ilmu dalam Islam diartikan sebagai:Segala pengetahuan yang bersifat dapat


menjelaskan/memberi kejelasan terhadap segala sesuatu yang dihadapi atau
dibutuhkan oleh manusia baik dalam kapasitasnya sebagai hamba ataupun khalifah
Allah.

• Sumber ilmu dalam pandangan Islam adalah berasal dari wahyu, pemikiran
(akal), serta pengalaman manusia

• Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat perennial/abadi, mutlak, dan berfungsi
sebagai pedoman hidup manusia.

• Sedangkan ilmu yang berasal dari akal ataupun pengalaman manusia itu bersifat
aquired/perolehan, relatif, dan berfungsi sebagai sarana dalam kehidupan manusia.

 • Dalam pandangan Islam, Ipteks itu bersifat terikat nilai (tidak bebas nilai), yaitu
harus disesuaikan dengan nilai-nilai ajaran islam

• Ipteks merupakan hasil olah pikir dan rasa manusia, karenanya harus
dikembangkan sesuai dengan perkembangan akal budi manusia.

• Pengembangan ipteks merupakan bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia


sebagai makhluk Allah yang berakal

• Ipteks merupakan pedoman dan sarana bagi manusia dalam melaksanakan


tugasnya sebagai hamba dan khalifah Allah, agar kualitas ibadah dan
kesejahteraannya meningkat

• Islam sangat mendorong pengembangan ipteks, terbukti dengan banyaknya ayat


Al-Qur’an atau Hadits Nabi yang memerintahkan untuk memperhatikan penciptaan
atau keberadaan alam semesta, bahkan ayat yang pertama adalah perintah untuk
membaca (dalam arti luas) bukan perintah tentang ibadah ritual tertentu.
2.Integrasi iman,ilmu dan amal

• Dalam pandangan Islam antara iman (taqwa) di satu sisi, dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni di sisi lain, haruslah terjadi hubungan yang
harmonis dan tidak boleh dipisah-pisahkan. Sistem yang terintegrasi inilah yang
dinamakan dengan Dinul Islam karena berarti telah memuat aqidah, syari’ah, dan
akhlaq.

• Aktivitas manusia tidak akan bernilai sebagai amal shalih kalau tidak dibangun
di atas iman dan ilmu yang benar.

• Pencarian dan pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketaqwaan
tidak akan bernilai ibadah, serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat
manusia dan lingkungannya, bahkan bisa menjadi malapetaka.

• Dengan pemahaman atas IPTEK kesadaran atas kemahaEsaan Allah semakin


mempertebal iman sehingga menuntut ilmu menjadi kewajiban bagi manusia.
Dengan menuntut ilmu berarti manusia memanfaatkan semua anugerah fasilitas
akal dan alam semesta.

• Memikirkan perihal pembentukan, susunan dan evolusi alam semesta dalam


tinjauan astronomi merupakan cara mengenal kekuasaan Allah yang pada
gilirannya akan memperkuat Aqidah.

 • Untuk mengembangkan Etos keilmuan perlu senantiasa diciptakan stabilita yang


dinamis dalam kehidupan bernegara. Melalui keadaan yang stabil itu proses-proses
mempertajam pikiran, memperluas pandangan syiar ilmu, menciptakan buah
pikiran dan menggerakkan aktifitas memajukan IPTEK dapat dilaksanakan dengan
baik.

• Salah satu pilar penting kemajuan suatu bangsa adalah bergantung pada
kemajuan penguasaan terhadap ilmu dan teknologi. Ilmu dan teknologi membawa
bangsa ke derajat kemuliaan, kebahagian, dan kekuasaan.

3.Keutamaan orang-orang yang beriman dan berilmu

Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan Allah, karena itu umat Islam diwajibkan
menuntut ilmu sepanjang hayatnya. (Al-Hadits)
• Orang yang beriman dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan
derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu itu lebih utama daripada
ibadahnya orang bodoh. (QS.58:11)

• Di antara yang lebih berhak untuk dijadikan sebagai pemimpin adalah mereka
yang lebih tinggi ilmunya (Q.S. 2:247)

• Orang yang berilmu merupakan salah satu pilar dalam tegaknya kehidupan dunia
(Al-Hadits)

• Orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang berilmu (Q.S. 35:28)

• Manusia diangkat sebagai khalifah Allah adalah karena ilmunya (Q.S. 2:30-32)

• Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan atas dasar iman dan ilmu
yang benar (Al-Hadits)

• Sejarah menunjukkan bahwa bahwa bangsa yang memimpin peradaban adalah


yang lebih unggul dalam penguasaan dan penerapan iptek.

• Barang siapa yang mendapat ilmu pengetahuan orang beriman ia telah mendapat
banyak kebajikan ( QS. Al- Baqarah 269)

• Allah meninggikan beberapa derajat kedudukan orang beriman dan berilmu


pengetahuan ( QS. Al- Mujadalah: 11)

• Barang siapa meninggalkan rumahnya untuk untuk mendapat ilmu pengetahuan


maka ia dalam jalan Allah sampai sekembalinya. Barang siapa yang bepergian
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan , dimudahkan Allah jalannya ke surga dst.

4.Tanggung jawab ilmuwan terhadap alam lingkungan

 Ilmuwan dianggap memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam pemanfaatan
dan pelestarian lingkungan dibanding orang-orang awam

• Ilmuwan harus mendorong pengembangan ipteks ke arah kemashlahatan ummat,


dan mencegah terjadinya kerusakan yang sia-sia, karena kerusakan alam dan
lingkungan itu lebih banyak disebabkan oleh ulah manusia.

• Ilmuwan harus selalu menyadari bahwa dirinya adalah hamba dan khalifah Allah
yang akan dimintai pertanggungjawaban atas keilmuannya.
B.Kerukunan antar umat beragama
1.Agama islam merupakan rahmat bagi seluruh alam

Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang
mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan
kehidupan manusia pada khususnya dan semua makhluk Allah pada umumnya,
serta penyerahan diri, mentaati, dan mematuhi ketentuan-ketentuan Allah Swt.
Menurut ajaran Islam, manusia yang diberikan amanah oleh Allah Swt untuk
menjadi Khalifah-Nya di bumi, harus dapat menciptakan kemaslahatan bagi semua
makhluk Allah. Artinya bahwa, setiap perbuatan yang dilakukan manusia harus
memberikan kebaikan dan tidak boleh merugikan atau menyakiti pihak lain dengan
cara menegakkan aturan Allah. Itulah wujud rahmat dari agama Islam sebagaimana
dinyatakan oleh Allah dalam Al-Qur’an 21 (al-Anbiya) ayat 107 ketika
menjelaskan misi Rasulullah untuk menyampaikan agama Islam bagi umat
manusia, yang artinya. “Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.

2.Ukhuwah islamiyah dan ukhuwah insaniyah

 ukhuwah islamiyah adalah persatuan dalam umat islam, dimana kita


berusaha untuk menjadikan semua orang yang seiman, telah mengucap
kalimat syahadat sebagai saudara, tidak memandang batasan kesukuan, ras,
warna kulit, negara, serta perbedaan lainnya. Untuk mendapatkan sifat ini
maka  soerang muslim harus menyatakan diri sebagai umat Nabi
Muhammad, maka umat nabi in iadalah satu, jangan katakan saya Indonesia,
saya madzab syafii, saya muhammadiyah, yang mana nanti akan
menimbulkan jurang-jurang bila kita fanatik akan perbedaan ini. Hal ini
sesuai dengan firman ALLAH “Orang-orang beriman itu bersaudara. Maka
eratkanlah hubungan antara kedua saudaramu itu dan bertakwalah kepada
Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (al-Hujurat: 10)”
 ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan antar sesama manusia tanpa ada
batasan  iman maupun negara. Dimana kita menyatakan bahwa seluruh
manusia ini adalah bersaudara dan saling membutuhkan. Maka kemudian
kita saling menghargai dan saling menghormati antar sesama atas dasar
kemanusiaan. Hal ini sesuai dengan firman ALLAH yang artinya "Wahai
manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di
antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah
Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat ayat 13)

3.Kebersamaan umat beragama dalam kehidupan sosial

Umat manusia mempunyai tanggung jawab bersama untuk menciptakan harmoni


kehidupan sosial. Masing-masing elemen masyarakat berkewajiban melaksanakan
peran sosial sesuai dengan bidang tugas dan kemampuannya. Konstribusi sosial
yang ditekankan oleh Islam adalah kebaikan dan tidak berbuat kerusakan.Perinsip
tolong menolong sesama manusia memberikan makna universalisme nilai-nilai
kebaikan yang diinginkan oleh setiap manusia. Nilai-nilai itu didalam Al-Qur’an
diformulasikan dengan amar ma’ruf nahi munkar.

C.Masyarakat madani dan kesejahteraan umat


1.Konsep masyarakat madani

Konsep “masyarakat madani” merupakan penerjemahan atau pengislaman konsep


“civil society”. Pemaknaan civil society sebagai masyarakat madani merujuk pada
konsep dan bentuk masyarakat Madinah yang dibangun Nabi
Muhammad. Perbedaan antara civil society dan masyarakat madani adalah civil
society merupakan buah modernitas, dan gerakan masyarakat sekuler yang
meminggirkan Tuhan. Sedangkan masyarakat madani lahir dari dalam buaian dan
asuhan petunjuk Tuhan. Maka dapat dikatakan masyarakat madani
adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, yang
maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta menjunjung tinggi
nilai-nilai etik-moral transendental yang bersumber dari wahyu Allah.

1.    Masyarakat Madani dalam Sejarah

Ada dua masyarakat madani dalam sejarah yang terdokumentasi sebagai


masyarakat madani, yaitu: Masyarakat Saba’ (masyarakat di masa Nabi Sulaiman)
dan Masyarakat Madinah, perjanjjian Madinah antara Rasullullah SAW beserta
umat Islam dengan penduduk Madinah yang beragama Yahudi dan beragama
Watsani dari kaum Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah berisi kesepakatan ketiga
unsur masyarakat untuk, menciptakan kedamaian dalam kehidupan sosial,
menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan Rasullullah SAW sebagai
pemimpin, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama
serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.[1]

2.    Karakteristik Masyarakat Madani

Ada beberapa karakteristik masyarakat madani, diantaranya:

a.Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif kedalam


masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

b.Menyebarnya kekuasaan sehingga terjembataninya kepentingan-kepentingan


individu dan negara.

c. Dilengkapinya program-program pembangunan yang berbasis masyarakat.

d.Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan dan tidak mementingkan diri sendiri.

e. Damai dan individu maupun kelompok menghormati pihak lain secara adil.

f.Toleran dan tolong menolong antar sesama

g.Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.

h.Berperadaban tinggi, misalnya kecintaan terhadap ilmu pengetahuan.

i.Bertuhan dan berakhlak mulia.

Meski Alquran tidak menyebutkan secara langsung bentuk masyarakat yang ideal
namun tetap memberikan arahan atau petunjuk mengenai prinsip-prinsip dasar dan
pilar-pilar yang terkandung dalam sebuah masyarakat yang baik. Secara faktual,
sebagai cerminan masyarakat yang ideal kita dapat meneladani Rasulullah dalam
menumbuhkembangkan konsep masyarakat madani di Madinah.

2.Peran umat islam dalam mewujudkan masyarakat madani

Dalam sejarah Islam, realisasi keunggulan normatif atau potensial umat Islam
terjadi pada masa Abbassiyah. Pada masa itu umat Islam menunjukkan kemajuan
di bidang kehidupan seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, militer, ekonomi,
politik dan kemajuan bidang-bidang lainnya. Umat Islam menjadi kelompok umat
terdepan dan terunggul. Nama-nama ilmuwan besar dunia lahir pada masa itu,
seperti Ibnu Sina, Imam al-Ghazali, al-Farabi, dan yang lain.

1.    Kualitas SDM Umat Islam

Firman Allah SWT dalam QS. Ali Imran ayat 110 yang artinya: “Kamu adalah
umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf,
dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang yang fasik.”

Dari ayat di atas sudah jelas bahwa Allah menyatakan bahwa umat Islam adalah
umat yang terbaik dari semua kelompok manusia yang Allah ciptakan. Di antara
aspek kebaikan umat Islam itu adalah keunggulan kualitas SDM-nya dibanding
umat non Islam. Keunggulan kualitas umat Islam yang dimaksud dalam Al-Qur’an
itu sifatnya normatif, potensial, bukan riil.

2.    Posisi Umat Islam

SDM umat Islam saat ini belum mampu menunjukkan kualitas yang unggul.
Karena itu dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi, militer,
dan ilmu pengetahuan dan teknologi, belum mampu menunjukkan perannya yang
signifikan. Di Indonesia jumlah umat Islam ±85% tetapi karena kualitas SDM-nya
masih rendah, juga belum mampu memberikan peran yang proporsional. Hukum
positif yang berlaku di negeri ini bukan hukum Islam. Sistem sosial politik dan
ekonomi juga belum dijiwai oleh nilai-nilai Islam, bahkan tokoh-tokoh Islam
belum mencerminkan akhlak Islam.

3.Sistem ekonomi islam dan kesejahteraan umat

Menurut ajaran Islam, semua kegiatan manusia termasuk kegiatan sosial dan
ekonomi haruslah berlandaskan tauhid (keesaan Allah). Dengan demikian realitas
dari adanya hak milik mutlak tidak dapat diterima dalam Islam melainkan hanya
milik Allah saja, sedangkan manusia hanyalah memiliki hak milik nisbi atau
relatif. Pernyataan dan batas-batas hak milik dalam Islam sesuai dengan sistem
keadilan hak-hak semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Islam mempunyai dua prinsip utama, yakni pertama, tidak seorangpun yang berhak
mengeksploitasi orang lain; dan kedua, tidak ada sekelompok orangpun boleh
memisahkan diri dari orang lain dengan tujuan untuk membatasi kegiatan sosial
ekonomi di kalangan mereka saja. Sebagaimana dalam QS. al-Syu’ara ayat 183,
artinya: “Janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah
kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.”

Dalam komitmen Islam yang khas dan mendalam terhadap persaudaraan, keadilan
ekonomi dan sosial. Akan tetapi, konsep Islam dalam distribusi pendapatan dan
kekayaan serta konsepsinya tentang keadilan sosial tidaklah menuntut bahwa
semua orang harus mendapat upah yang sama tanpa memandang kontribusinya
kepada masyarakat. Islam mentoleransi ketidaksamaan pendapatan sampai tingkat
tertentu, karena setiap orang tidaklah sama sifat, kemampuan, dan pelayanannya
dalam masyarakat. Dalam Q.S. An-Nahl ayat 71 disebutkan, yang artinya: “Dan
Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezki, tetapi
orang-orang yang dilebihkan (rezkinya itu) tidak mau memberikan rezki mereka
kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezki itu.
Maka Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah.”

Dalam ukuran tauhid, seseorang boleh menikmati penghasilannya sesuai dengan


kebutuhannya. Kelebihan penghasilan atau kekayaannya harus dibelanjakan
sebagai sedekah karena Alah. Sebagaimana Firman Allah dalam QS. An-nisa ayat
114, yang artinya: “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka,
kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah,
atau berbuat ma’ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. dan
barangsiapa yang berbuat demikian Karena mencari keredhaan Allah, Maka kelak
kami memberi kepadanya pahala yang besar.”

Dalam ajaran Islam ada dua dimensi utama hubungan yang harus dipelihara, yaitu
hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan manusia dalam
masyarakat. Dengan melaksanakan kedua hubungan itu dengan baik, maka hidup
manusia akan sejahtrera baik di dunia maupun di akhirat kelak.
4. Manajemen zakat

1.    Pengertian dan Dasar Hukum Zakat

Zakat dibebankan atas harta yang telah mencapai nisab dan haul kepada orang
yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat tertentu. Zakat juga berarti
kebersihan, setiap pemeluk Islam yang mempunyai harta cukup banyaknya
menurut ketentuan (nisab) zakat, wajiblah mengeluarkan zakatnya.

Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti berkah, tumbuh,
bersih, dan baik. Menurut istilah fikih zakat berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada yang berhak. Orang yang wajib zakat
disebut “muzakki”,sedangkan orang yang berhak menerima zakat disebut
”mustahiq.” Zakat merupakan pengikat solidaritas dalam masyarakat dan mendidik
jiwa untuk mengalahkan kelemahan dan mempraktikan pengorbanan diri serta
kemurahan hati.

Allah telah berfirman dalam QS. al-Baqarah ayat 110, yang artinya: “Dan
Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu
usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah.
Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”.Adapun harta-
harta yang wajib dizakati itu yaitu: harta berharga, hasil pertanian, binatang ternak,
harta perdagangan, harta galian (harta rikaz).Sedangkan orang-orang yang berhak
menerima zakat adalah: Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Riqab, Gharim, Fi sabilillah,
Ibnussabil.

2.    Sejarah Pelaksanaan Zakat di Indonesia

Sejak Islam memasuki Indonesia, zakat, infak, dan sedekah merupakan sumber-
sumber dana untuk pengembangan ajaran Islam. Pemerintah Belanda khawatir
dana tersebut akan digunakan untuk melawan mereka jika masalah zakat tidak
diatur. Pada tanggal 4 Agustus 1938 pemerintah Belanda mengeluarkan kebijakan
pemerintah untuk mengawasi pelaksanaan zakat dan fitrah yang dilakukan oleh
penghulu atau naib. Untuk melemahkan kekuatan rakyat yang bersumber dari zakat
itu, pemerintah Belanda melarang semua pegawai dan priyai pribumi ikut serta
membantu pelaksanaan zakat. Hal itu memberikan dampak yang sangat negatif
bagi pelakasanaan zakat di kalangan umat Islam. Hal inilah yang tampaknya
diinginkan Pemerintah Belanda.Setelah Indonesia merdeka, di Aceh satu-satunya
badan resmi yang mengurus masalah zakat. Pada masa orde baru barulah perhatian
pemerintah terfokus pada masalah zakat, yang berawal dari anjuran Presiden
Soeharto untuk melaksanakan zakat secara efektif dan efisien serta
mengembangkannya dengan cara-cara yang lebih luas dengan pengarahan yang
lebih tepat. Anjuran presiden inilah yang mendorong dibentuknya badan amil di
berbagai provinsi.

3.    Manajemen Pengelolaan Zakat Produktif

Sehubungan pengelolaan zakat yang kurang optimal, sebagian masyarakat yang


tergerak hatinya untuk memikirkan pengelolaan zakat secara produktif, Pada tahun
1990-an, beberapa perusahaan dan masyarakat membentuk Baitul Mal atau
lembaga yang bertugas mengelola zakat, infak dan sedekah dari karyawan
perusahaan yang bersangkutan dan masyarakat. Sementara pemerintah juga
membentuk Badan Amil Zakat Nasional.

Dalam pengelolaan zakat diperlukan beberapa prinsip, antara lain:

a.    Pengelolaan harus berlandasakn al Quran dan as Sunnah.

b.    Keterbukaan.

c.    Menggunakan manajemen dan administrasi yang tepat.

d.   Badan/lembaga amil zakat harus mengelolah zakat dengan sebaik-baiknya.

Dan amil harus berpegang teguh pada tujuan pengelolaan zakat, yaitu:

a.    Mengangkat harkat dan martabat fakir miskin dan membantunya keluar dari
kesulitan dan penderitaan.

b.    Membantu pemecahan masalah yang dihadapi oleh para mustahik

c.    Menjembatani antara yang kaya dan yang miskin dalam suatu masyarakat.

d.   Meningkatkan syiar Islam

e.    Mengangkat harkat dan martabat bangsa dan negara.

f.     Mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial dalam masyarakat.[4]


4.    Hikmah Ibadah Zakat

Zakat memiliki hikmah yang besar. Bagi muzakki zakat berarti mendidik jiwa
manusia untuk suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat kikir, sombong
dan angkuh yang biasanya menyertai pemilikan harta yang banyak dan berlebih.
Bagi mustahik, zakat memberikan harapan akan adanya perubahan nasib dan
sekaligus menghilangkan sifat iri, dengki dan suudzan terhadap orang-orang kaya,
sehingga jurang pemisah antara si kaya dan si miskin dapat dihilangkan. Dan bagi
masyarakat muslim, melalui zakat akan terdapat pemerataan pendapatan dan
pemilikan harta di kalangan umat Islam.

5.Manajemen wakaf

Wakaf di satu sisi berfungsi sebagai ibadah kepada Allah, sedangkan di sisi lain
wakaf juga berfungsi sosial. Dalam fungsinya sebagai ibadah ia diharapkan akan
menjadi bekal bagi si wakif di kemudian hari, sedangkan dalam fungsi sosialnya,
wakaf merupakan aset amat bernilai dalam pembangunan umat.

1.    Pengertian Wakaf

Istilah wakaf beradal dari “waqb” artinya menahan. Sedangkan menurut istilah
wakaf ialah memberikan sesuatu barang guna dijadikan manfaat untuk kepentingan
yng disahkan syara’ serta tetap bentuknya dan boleh dipergunakan diambil
manfaatnya oleh orang yang ditentukan (yang meneriman wakaf). Sebagaimana
hadits: Abu Hurairah r.a. menceritakan, bahwa Rasullullah SAW bersabda, “Jika
seorang manusia meninggal dunia, maka terputuslah masa ia melanjutkan amal,
kecuali mengenai tiga hal, yaitu: Sedekah jariyah (waqafnya) selama masih
dipergunakan, ilmunya yang dimanfaatkan masyarakat, dan anak salehnya yang
mendo’akannya.” (Riwayat Muslim).

2.    Rukun Wakaf

a.    Yang berwakaf, syaratnya: berhak berbuat kebaikan dan kehendak sendiri

b.    Sesuatu yang diwakafkan, syaratnya: kekal dan milik sendiri.

c.    Tempat berwakaf (yang berhak menerima hasil wakaf itu).


d.   Lafadz wakaf.

3.    Syarat Wakaf

a.    Ta’bid, yaitu untuk selama-lamanya/tidak terbatas waktunya.

b.    Tanjiz, yaitu diberikan waktu ijab kabul.

c.    Imkan-Tamlik, yaitu dapat diserahkan waktu itu juga.

4.    Hukum Wakaf

Pemberian wakaf tidak dapat ditarik kembali sesudah diamalkannya. Dan


pemberian harta wakaf yang ikhlas karena Allah akan mendapatkan ganjaran terus-
menerus selagi benda itu dapat dimanfaatkan oleh umum.

D.kebudayaan islam
1.Definisi kebudayaan dalam islam

Kebudayaan secara etimologo merupakan perpaduan dari istilah budi yang berarti
akal,pikiran,pengertian,paham,perasaan,dan pendapat dan daya yang berarti
tenaga,kekuatan,kesanggupan.Definisi kebudayaan secara khusus dikemukakan
oleh para seniman dan budaya islam sebagai menifestasi dari ruh,zauq,iradah,dan
amal.(cipta,rasa,dan karya.)dalam seluruh segi kehidupan insani sebagai
fitrah,ciptaan karunia Allah Swt.Berdasarkan definisi trsebut,dapat dipahami
bahwa kebudayaan muncul dari pengarahan semua potensi yang diberikan Allah
swt kepada semua manusia.Kebudayaan islam adalah implementasi dari quran dan
sunnah oleh umat islam dalam kehidupannya,baik dlam bentuk pemikiran dan
tingkah laku,maupun karya untuk kemaslahatan umat manusia dalam rangka
mendekatkan diri(taqarub)kepada Allah dan mencari keridhoaan-Nya.

2.Sejarah intelektual islam

Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun Nasution dilihat dari
segi perkembangannya,sejarah intelektual islam dapat dikelompokan menjadi 3
masa,yaitu masa klasik,antara tahun 650-1250 M.masa pertengahan,antara tahun
1250-1800 m,dan masa modem atau kebangkitan intelektual islam kembali,antara
tahun 1800M hingga sekarangdan seterusnya.Pada masa klasik lahir ulama-ulama
besar seperti imam hanafi,imam hambali,imam syafii,dan imam maliki dibidang
hukum islam.Dibidang filsafat islam seperti Al-kindi tahun 801M,yang
berpendapat bahwa kaum muslimin hendaknya menerima filsafat sebagai bagian
dari kebudyaan islam.kemudian AL-razi lahir tahun 865 M.Al-farabi lahir tahun
870 M.sebagai pembangun agung filsafat islam.pada abad berikutnya lahir pula
filosof besar ibnu

Maskawaih pada tahun 930 M,yang terkenal memiliki pemikiran tentang


pendidikan ahlak.Selanjutnya ibnu sina tahun1037 m,ibnu bajjah tahun
1138m,ibnu tufaill tahun 1147 m,dan ibnu rusyid tahun 1126 M.

Pada masa pertengahan yaitu antara tahun 1250-1800 m,dalam catatn sejarah
pemikiran islam pada masa ini merupakan fase kemunduran,karena filsafat mulai
dijauhkan dari umat islam sehingga ada kecenderungan akal dipertentangkan
dengan wahyu,iman depertentangkan dengan ilmu dan dunia pertentangan dengan
akhirat.jika diperhatikan secara seksama pengaruhnya masih terasa hingga
sekarang.

Pada masa kejayaannya umat islam terbuai dengan kemegahan yang bersifat
material sebagai contoh kasus pada zaman modern ini tidak lahir pada ilmuwan
dan tokoh-tokoh kaliber duniadikalangan umat islam dan negara-negara kaya
ditimur tengah pada sisi yang lain umat islam yang tinggal dinegara-negara bekas
jajahan sangat sulit membangun semangat kebangkitan intelektual islam karena
keterbatasannya.

3.Nilai-nilai islam dalam budaya indonesia

Islam masuk ke indonesia lengkap dengan budayanya. Karena islam masuk dan
berkembang dari negri Arab, maka islam yang masuk ke Indonesia tidak terlepas
dari budaya Arabnya. Pada awal-awal masuknya dakwah islam ke Indoesia
dirasakan sangat sulit membedakan mana ajaran islam dan mana budaya barat.
Masyarakat awam menyamakan antara perilaku yang ditampilkan oleh orang Arab
dengan perilaku ajaran islam. Seolah-olah apa yang dilakukan orang Arab tersebut
mencerminkan ajaran islam, bahkan hingga kini budaya Arab masih melekat pada
tradisi masyarakat Indonesia. Dalam perkembangan dakwah islam di Indonesia
para da’i mendakwahkan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana
dilakukan oleh para wali di tanah Jawa. Karena kehebatan para wali Allah dalam
mengemas ajaran islam dengan budaya setempat sehingga masyarakat tidak sadar
bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi teradisi dalam kehidupan sehari-
hri mereka. Lebih jauh lagi bahwa nilai-nilai islam sudah menjadi bagian yang
tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan mereka. Seperti dalam upacara-upacara,
adab dan penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa Arab/ Al Qur’an sudah banyak
masuk dalam bahasa daerah bahkan kedalam bahasa Indonesia baku. Semua itu
tanpa disadari bahwa apa yang dilakukannya merupakan bagian dari ajaran Islam.

4.Masjid sebagai pusat peradaban islam

Masjid" berasal dari Bahasa Arab yang secara harfiah berarti tempat bersujud.
Istilah lain yang juga berasal dari Bahasa Arab yang substansinya sama adalah
"Mushala", yang arti harfiahnya adalah tempat shalat. Di Indonesia tempat shalat
yang kecil umumnya disebut "Mushala" dan tempat shalat yang besar disebut
"Masjid".

Di zaman Rasulullah Muhammad SAW, masjid sudah menjadi pusat berbagai


aktifitas umat Islam pada waktu itu. Selain untuk pelaksanaan ibadah, masjid juga
dijadikan tempat untuk melakukan berbagai bentuk aktifitas muamalah.Sebagai
tempat ibadah, selama hidupnya Rasulullah selalu melaksanakan shalat wajib lima
waktu secara berjamaah dan menjadi imamnya di masjid di dekat rumahnya di
Kota Madinah. Berbagai bentuk aktifitas muamalah yang bersifat sosial seperti
pembagian zakat, penyembelihan qurban, pernikahan, dan sebagainya juga
dilaksanakan di masjid.Rasulullah juga menjadikan masjid sebagai pusat
pendidikan. Beliau mengajar murid-muridnya yang sekaligus juga pengikutnya di
masjid. Tradisi seperti ini terus berlanjut sampai sekarang. Di masjid Madinah,
sesudah shalat Magrib dan sesudah shalat Subuh, selalu kita temui khalakah-
khalakah kecil yang mengkaji Al Qur'an yang dipimpin seorang syeikh atau guru.

E.Sistem politik islam


1.Pengertian politik islam

Politik Islam adalah pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri dengan
hukum Islam, politik Islam melibatkan dua pelaku, yaitu Negara dan Umat/rakyat,
kemudian meliputi pengaturan dalam negeri dan luar negeri, dan terakhir adalah
sumber legislasinya adalah hukum Islam.
pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri. Politik dilaksanakan oleh
Negara dan umat, karena negaralah yang secara langsung melakukan pengaturan
ini secara praktis, sedangkan umat mengawasi Negara dalam pengaturan tersebut.

2. Nilai-nilai dasar sistem politikdalam Al Quran

Prinsip-prinsip penggunaan kekuasaan politik :

Perintah menunaikan amanah

Perintah berlaku adil dalam menetapkan hukum

Perintah taat kepada Allah, Rosul, dan Ulul Amri (pemimpin)

Perintah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah

Orang yang mempunyai atau pemegang kekuasaan harus amanah dan berlaku adil,
artinya menggunakan kekuasaan yang dipegang untuk mewujudkan sebuah
masyarakat yang adil dan makmur. Jika ada persoalan yang dihadapi (pemerintah
maupun rakyat), seluruhnya harus dikembalikan kepada dua sumber hukum pokok
yaiutu Al-Qur’an dan Sunah. Barang siapa berpegang kepada keduanya, maka
akan selamat didunia maupun di akhirat. Dan barang siapa meninggalkan
keduanya, maka yang akan diperoleh adalah kesesatan dan kecelakaan baik didunia
maupun di akhirat.

3. Ruang lingkup pembahasan Siasyah dustruiyah

Ruang lingkup Fiqih Siyasah Dusturiyah meliputi :

a. Persoalan Imamah (Kepala Negara), Hak Dan Kewajibannya

Menurut Al-Mawardi penertian imamah adalah suatu kedudukan atau jabatan yang
diadakan untuk mengganti tugas ke…bian didalam memelihara agama dan
mengendalikan dunia. Hak yang dimiliki oleh imam yaitu, hak untuk ditaati dan
dibantu. Namun dengan adanya perkembangan jaman, ada satu hak lagi gabi imam
yaitu, hak untuk mendapat imbalan dari harta baitul mal untuk keperluan hidup dan
keluarganya.
Adapun kewajiban imam menurut Al-Mawardi adalah memelihara agama,
mentahfidzkan hukum-hukum diantara orang-orang yang bersengketa dan
menyelesaikan perselisihan, memelihara dan menjaga keamanan, menegakkan
hukum-hukum Allah, menjaga tapal batas dengan kekuatan yang cukup,
menentang orang-orang yang menentang Islam setelah diadakan dakwah kepada
mereka dengna baik-baik, menetapkan kadar-kadar tertentu pemberian untuk
orangorang yan berhak., memungut fa’i dan sadaqah sesuai dengan ketentuan,
menggunakan serta mengerahkan pengurusan kekayaan negara kepada orang-orang
yang dapat dipercaya dan jujur, dan melaksanakan sendiri tugas-tugasnya yang
berlangsung didalam membina umat danmenjaga agama.

b. Persoalan Rakyat, Status, dah Hak-Haknya

Rakyat terdiri dari muslim dan non muslim (kafir dzimi dan musta’min). Kafir
dzimi adalah warga non muslim yang menetap selamanya. Sedangkan musta’min
adalah orang asing yang menetap untuk sementara. Kafir dzimi memiliki hak-hak
kemanusiaan, sipil, dan hak-hak politik sedangkan musta’min tidak memiliki hak-
hak politik Hak-hak yang dimiliki rakyat adalah perlindungan terhadap kehidupan,
harta, dan kehormatannya; perlindungan terhadap kebebasan pribadi; kebebasan
menyampaikan pendapat dan berkeyakinan; serta jaminan akan kebutuhan
pokoknya (tidak membedakan kelas dan kepercayaan). Sementara itu, hak imam
adalah untuk ditaati dan mendapatkan bantuan serta partisipasi dari rakyat.

c. Persoalan Bai’at

Bai’at adalah membai’atkan seorang amir dan mengikatkan perjanjian, mereka


meletakkan tangan-tangan mereka ditangannya untuk menguatkan perjanjian (jual-
beli).
TUGAS SOAL JAWAB
A. OBJEKTIF

1. Sumber ilmu dalam pandangan islam berasal dari..

A. Kekuasaan

B. Wahyu,pemikiran,dan pengalaman manusia

C. Teknologi

D. Kegiatan manusia

2. Ilmu yang berasal dari wahyu bersifat abadi,mutlak berfungsi sebagai..

A. Pedoman hidup manusia

B. Kekuatan manusia

C. Penunjuk arah

D. Perkembangan manusia

3. Dalam pandangan islam ipteks itu bersifat terikat nilai yaitu harus disesuaikan
degan..

A. Perkembanggan akal budi manusia

B. Kemampuan

C. Sarana kehidupan

D. Nilai-nilai ajaran islam

4. Persatuan dalam umat islam dimana kita berusaha untuk menjadikan semua
orang seiman telah mengucap kalimat syahadat sebagai saudara merupakan
pengertian dari..

A. Ukhuwah islamiyah

B. Ukhuwah insaniyah

C. Ipteks
D. Masyarakat madani

5. Ada dua masyarakat madani dlam sejarah yang terdokumentasi sebagai


masyarakat madani yaitu masyarakat saba’dan..

A. Masyarakat beradab

B. Masyarakat sekitar

C. Masyarakat madinah

D. Masyarakat sosial

6. Arti dari masyarakat saba’adalah..

A. Masyarakat yahudi

B. Masyarakat dimasa nabi sulaiman

C. Masyarkat dimasa nabi muhammad

D. Masyarakat watsani

7. Dibawah ini yang termasuk karakteristik masyarakat madani adalah..

A. Angkuh

B. Tidak berahlak

C. Penghasut

D. Toleran dan tolong menolong antar sesama

8. Dalam sejarah umat islam realisasi keunggulan normatif atau potensial umat
islam terjadi pada masa..

A. Yahudi

B. Abbassiyah

C. Masa nabi sulaiman

D. Masa ibnu sina


9. Dari sudut bahasa,kata zakat berasal dari kata”Zaka”yg berarti..

A. Damai

B. Kecukupan

C. Berkah,baik dan bersih

D. Kemurahan hati

10. ”Dan dirikanlah shalat dan tunaikannlah zakat”.merupakan firman Allah


dalam..

A. QS.Al-baqarah ayat 114

B. Qs.An-nisa

C. Qs.An-nisa ayat 112

D. Qs.al-baqarah ayat 110

ESSAY
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan IPTEK ..

Jawab: IPTEK adalah analisis dari uraian rahasia-rahasia dibalik fenomena alam
yang didokumentasikan dan disebarkan dalam bentuk tulisan yang disimbolkan
dengan pena yang kemudian dapat diwujudkan dalam kehidupan.

2. Kata Islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat, dan patuh.
Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama Islam adalah..

Jawab: agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian,


keselamatan, dan kesejahteraan kehidupan manusia pada khususnya dan semua
makhluk Allah pada umumnya, serta penyerahan diri, mentaati, dan mematuhi
ketentuan-ketentuan Allah Swt.
3. Jelaskan pengertian dari Ukhuwah insaniyah..

Jawab: ukhuwah insaniyah adalah persaudaraan antar sesama manusia tanpa ada
batasan  iman maupun negara. Dimana kita menyatakan bahwa seluruh manusia ini
adalah bersaudara dan saling membutuhkan. Maka kemudian kita saling
menghargai dan saling menghormati antar sesama atas dasar kemanusiaan.

4. Dalam konsep masyarakat madani terdapat karakteristik,Sebutkan beberapa


karakteristik masyarakat madani..

Jawab: a.Terintegrasinya individu-individu dan kelompok-kelompok ekslusif


kedalam masyarakat melalui kontrak sosial dan aliansi sosial.

b.Menyebarnya kekuasaan sehingga terjembataninya kepentingan-kepentingan


individu dan negara.

c.Meluasnya kesetiaan dan kepercayaan dan tidak mementingkan diri sendiri.

d. Damai dan individu maupun kelompok menghormati pihak lain secara adil.

e.Toleran dan tolong menolong antar sesama

5. Dari sudut bahasa, kata zakat berasal dari kata “zaka” yang berarti berkah,
tumbuh, bersih, dan baik. Menurut istilah fikih zakat berarti..

Jawab: sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah untuk diserahkan kepada
yang berhak. Orang yang wajib zakat disebut “muzakki”,sedangkan orang yang
berhak menerima zakat disebut ”mustahiq.” 

6, Sejarah intelektual islam,Dengan menggunakan teori yang dikembangkan oleh


Harun Nasution dilihat dari segi perkembangannya,sejarah intelektual islam dapat
dikelompokan menjadi 3 masa yaitu..

Jawab: masa klasik,antara tahun 650-1250 M.masa pertengahan,antara tahun


1250-1800 m,dan masa modem atau kebangkitan intelektual islam kembali,antara
tahun 1800M hingga sekarangdan seterusnya.
7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan politik islam..

Jawab: Politik Islam adalah pengaturan urusan umat di dalam dan luar negeri
dengan hukum Islam, politik Islam melibatkan dua pelaku, yaitu Negara dan
Umat/rakyat, kemudian meliputi pengaturan dalam negeri dan luar negeri, dan
terakhir adalah sumber legislasinya adalah hukum Islam.

8. Sebutkan Prinsip-prinsip penggunaan dalam kekuasaan politik..

Jawab:

Perintah menunaikan amanah

Perintah berlaku adil dalam menetapkan hukum

Perintah taat kepada Allah, Rosul, dan Ulul Amri (pemimpin)

Perintah kembali kepada Al-Qur’an dan Sunah

9. Orang yang mempunyai atau pemegang kekuasaan harus amanah dan berlaku
adil, artinya yaitu..

Jawab: menggunakan kekuasaan yang dipegang untuk mewujudkan sebuah


masyarakat yang adil dan makmur.

10. Di zaman Rasulullah Muhammad Saw, masjid sudah menjadi pusat berbagai
aktifitas umat Islam pada waktu itu. Selain untuk pelaksanaan ibadah, masjid juga
dijadikan tempat untuk melakukan berbagai bentuk aktifitas muamalah diantaranya
adalah..

Jawab: pembagian zakat, penyembelihan qurban, pernikahan, dan sebagainya


juga dilaksanakan di masjid.

Sumber Buku:Agama-Islam,islam dan ipteks

Anda mungkin juga menyukai