Anda di halaman 1dari 3

A.

Konsep Kebudayaan Islam


1. Konsep Kebudayaan
Menurut bahasa kata budaya berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah yang
merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang berarti akal atau budi. Jadi, budaya
merupakan segala hal yang berkaitan dengan akal budi manusia. Pengertian budaya secara
umum adalah cara hidup yang mengatur manusia agar mengerti dan memahami bagaimana
mereka harus bertindak, berlaku, berbuat, dan menentukan sikap saat berhubungan dengan
orang lain. Semua ini berkaitan dengan bahasa, adat istiadat, dan kebiasaan di lingkungan
tersebut.
Budaya memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahasa : sebuah pengucapan indah dalam elemen kebudayaan yang mampu menjadi alat
perantara bagi manusia untuk meneruskan atau mengadaptasi suatu kebudayaan.
b. Sistem pengetahuan : membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan tentang
kondiis alam di sekitar manusia dan sifat-sifat benda yang dipakainya.
c. Organisasi sosial : sekelompok masyarakt yang anggotanya merasa satu dengan
sesamanya.
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi : ilmu pengetahuan yang dikembangkan bertujuan
untuk memberikan kemudahan bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari.
e. Sistem mata pencaharian : upaya manusia untuk mendapatkan barang dan jasa yang
menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.
f. Sistem agama: perpaduan antara keyakinan dengan praktek yang berhubungan dengan
hal-hal suci dan tidak terjangkau oleh akal.
g. Kesenian: sebagai hasrat manusia terhadap keindahan.
2. Konsep Kebudayaan Islam
Kebudayaan islam adalah hasil olah akal, budi, ciptarasa, karsa, dan karya manusia yang
tidak lepas dari nilai ke-islam-an. Hasil-hasil tersebut telah terseleksi oleh nolai-nilai
kemanusiaan yang universal berkembang menjadi sbeuah peradaban berlandaskan kepada
Al-Quran dan Sunnah yang merupakan sumber utama ajaran Islam. Budaya berasimilasi
dengan ajaran Islam. Jika sebuah budaya bertentangan, maka budaya tersebut tidak
dilestarikan, dan sebaliknya.

B. Prinsip-Prinsip Kebudayaan Islam


Menurut Yusuf al-Qaradhawy menjelaskan ada beberapa prinsip dalam kebudayaan
Islam, antara lain:
a. Rabbaniyah (Ketuhanan)
Kebudayaan Islam berakar dari Ketuhan Yang Maha Esa, yaitu mentauhidkan Allah
SWT sebagai Tuhan yang disembah dan yang mengenggam alam semesta.
b. Akhlaqiyah (Moral)
Setiap budaya Islam yang dibangun atasnya peradaban mesti menjadikan nilai-nilai
akhlak sebagai salah satu pondasi utamanya. sebab, tanpa akhlak maka tidak ada
artinya sebuah kebudayaan karena akhlak tersebut mesti tumbuh dan berkembang
dalam budaya.
c. Insaniyah (Kemanusiaan)
Dalam Kebudayaan Islam, kesamaan status ataupun derajat manusia merupakan salh
satu tiang utama dalam perabadan Islam. Tidak ada seorangpun lebih mulia dari yang
lain melainkan taqwanya dihadapan Allah.
d. Al-‘Alamiyah (Universal)
Kebudayaan Islam bersifat universal. Walaupun bisa tampil dalam bentuk yang
beragam, namun nilai-nilai budayanya sangat luas dan menjadi rahmat bagi semesta
alam.
e. At-tasamuh (Toleransi)
Kebudayaan Islam adalah kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai toleransi.
f. Al-Tanawu’ (Keberagaman)
Allah Swt menciptakan manusia dalam berbeda-beda meskipun mereka memiliki
asal-usul yang sama. Keberagaman tersebut bukan sebagai perpecahan akan tetapi
perbedaan untuk saling mengenal dan menguatkan.
g. Al-Wasathiyah (Moderat)
Kebudayaan Islam merepresentasikan jalan pertengahan dan keseimbangan. Tidak
berlebih-lebih dalam menggunakan akal dan fikiran dalam melahirkan sebuah budaya
tetapi memerhatikan aspek-aspek wahyu sebagai panduan utama.
h. At-Takamul (Paripurna)
Kebudayaan Islam merupakan kebudayaan yang menyempurnakan antara satu
bagian dengan yang lainya. Wawasan bahasa mendukung wawasan agama,
humanioran dan lainnya.

C. Toleransi dalam Islam


Islam sangat menghormati perbedaan yang ada. Sebab di mata Allah semua manusia
adalah sama sebagai makhluk yang diangkatkan derajatnya dari makhluk ciptaan lainnya.
Islam saling menghormati meski berbeda agama dnak eyakinan. Hal inilah uang dikenal
dengan istilah toleransi dalam beragama. Hal ini terdapat pada surah al-Kafirun ayat 1-6.
Jadi tidak ada paksaan dalam Islam. Bertoleransi beragama berarti membeirkan
kebebasan tanpa mengganggu ketenangan pemeluk agama lain beribadah. Sehingga, jika
kita mengikuti peribadatan agama lain termasuk keliru dalam bertoleransi.
Sebagai muslim kita harus menjaga keharmonisan interaksi dengan non-muslim. Tetapi
jika seandainya non-muslin mengganggu keharmonisan beragama yang merugikan Islam,
barulah Allah Swt larang untuk bertoleransi ataupun berinteraksi dengan mereka. Jika non
muslim mengusik ketentraman sampai mengusir mereka dari tanah kelahiran, maka
berperang untuk melwan kesewenangan tersebut merupakan bagian dari perintah Allah.
Setian muslim berkewajiban untuk menaga agama dan dirinya.

D. Budaya Ilmiah dan Budaya Kerja


1. Budaya Ilmiah
Budaya ilmiah atau budaya kademik dapat dipahami sebagai sesuatu totalitas dari
kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai, dan diamalkan oleh warga
masyarakat akademik (civitas akademika) di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga
penelitian.
Islam sangat mendukung berkembangnya budaya akademik diantara pemeluknya.
Islam memberikan berbagai bentuk dorongan agat setiap orang belajar dan
memngembangkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Di antara motivasi Islam
kepada umatnya untuk menciptakan budaya ilmiah adalah dengan mendorongnya untk
menuntut ilmu.
Berikut beberapa keutamaan yang dimiliki oleh orang berilmu dalam Islam, yaitu:
a. Kesaksian Allah kepada orang yang berilmu.
b. Allah swt mengangkat derajat orang berilmu.
c. Ilmu menyebabkan dimudahkannya jalan menuju surga.
d. Ilmu adalah warisan para nabi.
e. Ilmu akan kekal dan akan bermanfaat bagi pemiliknya walaupun ia telah wafat.
f. Allah tidak memerintahkan Nabi-Nya meminta tambahan apa pun selain ilmu.
g. Orang yang paling takut pada Allah adalah orang yang berilmu.
2. Budaya Kerja
Budaya kerja sering juga disebut etos kerja. Kata etos berasal dari bahasa Yunani
etos yang berarti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap
ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga kelompok masyarakat.
Istilah ‘kerja’ dalam Islam tidak semata merujuk kepada mencari rezeki untuk
menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan waktu siang-malam terus menerus
tak kenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan atau pekerjaan yang
mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri, keluarga, dan masyarakat
sekelilingnyya serta negara. Dengan kata lain, orang yang berkerja adalah mereka yang
menyubangkan jiwa dan tenanganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat, negara,
tanpa menyusahkan oranglain.

E. Etos Kerja Seorang Muslim


1. Kerja ikhas
Bagi muslim bekerja sama dengan beribadah sebab itu sebelum ia mulai bekerja ia
harus memasang niat ikhlas. Agar segala pekerjaannya diberi keberkahan oleh Allah Swt.
2. Kerja keras
Kerja keras sebagai berkerja dengan sungguh-sungguh, sekuat tenaga dan daya
upaya, dengan penuh semangat, dan pantang menyerah, guna mencapai hasil terbaik,
fokus pada pekerjaan, hingga tak ada waktu dan energi lagi untuk melakukan kegiatan
yang lain
3. Kerja cerdas
Merupakan kerja yang tidak hanya mengandalkan otot, namun juga otak, bisa
berpikir kreatif dan inovatif, untuk mendapatkan hasil yang meaksimal dengan waktu
yang efektif, sehingga masih memiliki waktu dan energi untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan yang lainnya. Berkerja cerdas juga pandai melihat peluang dan resiko, serta
solusinya.
4. Kerja tuntas
Kemampuan bekerja sampai selesai pada hasil yang diinginkan dari pekerjaan
tersebut. Maka agar mampu berkerja hingga tuntas ia harus bisa mengorganisasi
pekerjaannya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai