Anda di halaman 1dari 12

1.

Adzandia Julian Pratamaa ( 230102002 )


2. Diva Syawalina( 230102021 )
3. Dwi Kurniawan ( 230102022 )
4. Elza Monita Nur Istiqomah ( 230102023 )
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta, rasa
dan karsa manusia yang berlandaskan pada nilai nilai
tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk
berkiprah dan berkembang. Perkembangan kebudayaan
yang didasari dengan nilai-nilai keagamaan menunjukkan
agama memiliki fungsi yang demikian jelas
Agama adalah bentuk kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang,
yang seseorang itu sangat meyakini bahwa totalitas kehidupan ini
adalah hasil dari kreasi Allah jalla jalaluh. Seseorang yang
beragama yakin benar, bahwa sumber dari segala sumber dalam
kehidupan karena adanya ke-Mahakuatan Allah ta’ala yang tidak
1 tertandingi oleh siapa pun dan

Budaya adalah Cara Berpikir seseorang, agar dirinya


dapat hidup di dunia ini dengan: Sehat; Sejahtera; dan
2 Bahagia (SSB). Sehingga lahirlah banyak model kebudayaan
yang intinya tetap sama, yakni terdapatnya kualitas
hidup manusia yang SSB.
peran agama dalam budaya?
Hal pokok bagi semua agama adalah bahwa agama
berfungsi sebagai alat pengatur dan sekaligus
membudayakannya dalam arti mengungkapkan apa
yang ia percaya dalam bentuk-bentuk budaya
yaitu dalam bentuk etis, seni bangunan, struktur
masyarakat, adat istiadat dan lain-lain.
Agama diposisikan sebagai pusat budaya (center of culture). Dengan demikian lahir produk
budaya relijius yang membawa umat manusia pada kehidupan lebih: berkah; baik; benar; dan
penuh kasih sayang. Itulah sosok manusia beragama. Manusia yang progresif karena memiliki
akhlak dan adab kasih sayang yang menjadikan dirinya memiliki kearifan-kearifan.

Sebaliknya, jika agama tidak mampu melahirkan produk budaya. Maka, agama menjadi kering dari sentuhan
relijius. Akibatnya, budaya berdiri sendiri dengan menafikan agama dari proses perjalanannya. Ini sangat
membahayakan sebab budaya tersebut pasti melahirkan peradaban umat manusia yang anomali nilai. Sehingga
manusia menjadi terasing dengan dirinya sendiri. Puncaknya umat manusia lupa dari mengingat Allah Di mana
manusia tenggelam dengan kehendak hawa nafsunya. Manusia mencintai dunia dan segala isinya. Di antara
manusia hidup dengan saling berkhianat dan adu domba. Maka, dunia berisi dengan manusia tamak dan para
pecintanya. Inilah awal dari kehidupan dunia yang rusak dan porak poranda
Budaya akademik adalah budaya yang universal dalam akademisi, di
mana seseorang akan mengembangkan potensi akademiknya untuk
mencari sebuah kebenaran dalam menggali keilmuannya melalui
penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh akademisi tidak hanya
sebatas mencari kebenaran yang hakiki, akan tetapi hasil penelitian
yang di perolehkannya akan menjadi acuan untuk menjalankan
sebuah institusi pendidikan
Ciri-ciri Perkembangan Budaya Akademik
•Penghargaan terhadap pendapat orang lain secara obyektif
•Pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan tanggungjawab moral
•Kebiasaan membaca
•Penambahan ilmu dan wawasan
•Kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat
•Penulisan karya ilmiah•Diskusi ilmiah
•Proses belajar mengajar
Kata etos berasal dari bahasa Yunani ethos yang artinya sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etos
adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial.
Makna budaya akademik dan etos kerja dalam Islam adalah
belajar dan bekerja sesuai dengan apa yang disyariatkan dalam
Islam dan sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad
SAW.
poin yang menjelaskan kunci etos kerja Nabi
Muhammad SAW, yakni

•Selalu bekerja secara terbaik, profesional, dan tidak asal-asalan


•Tidak menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun
•Segala aktivitasnya benar-benar terarah dan terfokus
•Bekerja secara tuntas, berkualitas, dan tidak menangguhkan hal-hal lainnya
•Bekerja secara bersama dengan tim solid yang percaya pada fisi dan misi bersama
•Pribadi yang sangat menghargai waktu
Makna budaya akademik dan etos kerja dalam Islam adalah belajar dan
bekerja sesuai dengan apa yang disyariatkan dalam Islam dan sesuai dengan
apa yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
Beliau menjadikan kerja bukan untuk menumpuk kekayaan, namun sebagai
aktualisasi keimanan dan ketakwaan agar mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai