Sebaliknya, jika agama tidak mampu melahirkan produk budaya. Maka, agama menjadi kering dari sentuhan
relijius. Akibatnya, budaya berdiri sendiri dengan menafikan agama dari proses perjalanannya. Ini sangat
membahayakan sebab budaya tersebut pasti melahirkan peradaban umat manusia yang anomali nilai. Sehingga
manusia menjadi terasing dengan dirinya sendiri. Puncaknya umat manusia lupa dari mengingat Allah Di mana
manusia tenggelam dengan kehendak hawa nafsunya. Manusia mencintai dunia dan segala isinya. Di antara
manusia hidup dengan saling berkhianat dan adu domba. Maka, dunia berisi dengan manusia tamak dan para
pecintanya. Inilah awal dari kehidupan dunia yang rusak dan porak poranda
Budaya akademik adalah budaya yang universal dalam akademisi, di
mana seseorang akan mengembangkan potensi akademiknya untuk
mencari sebuah kebenaran dalam menggali keilmuannya melalui
penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh akademisi tidak hanya
sebatas mencari kebenaran yang hakiki, akan tetapi hasil penelitian
yang di perolehkannya akan menjadi acuan untuk menjalankan
sebuah institusi pendidikan
Ciri-ciri Perkembangan Budaya Akademik
•Penghargaan terhadap pendapat orang lain secara obyektif
•Pemikiran rasional dan kritis-analitis dengan tanggungjawab moral
•Kebiasaan membaca
•Penambahan ilmu dan wawasan
•Kebiasaan meneliti dan mengabdi kepada masyarakat
•Penulisan karya ilmiah•Diskusi ilmiah
•Proses belajar mengajar
Kata etos berasal dari bahasa Yunani ethos yang artinya sikap,
kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), etos
adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan sosial.
Makna budaya akademik dan etos kerja dalam Islam adalah
belajar dan bekerja sesuai dengan apa yang disyariatkan dalam
Islam dan sesuai dengan apa yang dicontohkan Nabi Muhammad
SAW.
poin yang menjelaskan kunci etos kerja Nabi
Muhammad SAW, yakni