Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS


(ABC)
DAN
MANAJEMEN BERDASARKAN AKTIVITAS (ABM)

Dosen : Dr. Eva Marin Sambo, SE., MM., Ak, CA.

Dibuat oleh Kelompok IV

Hasyim Mochtar (2015.456.31.845)

Sitti Syahriani Ukkas (2015.456.31.850)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR (STIEM BONGAYA)

TAHUN 2016

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan nikmat-Nya yang tidak terhitung sehingga kami dapat menyelesaikan

tugas Makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu

tentang Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (ABC) Dan Manajemen

Berdasarkan Aktivitas (ABM) yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari

berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah ini di susun oleh penyusun

dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang

datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari

Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga makalah ini dapat

memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada

pembaca khususnya para mahasiswa PPS STIEM BONGAYA.

Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Kepada dosen pengajar Mata Kuliah Akuntansi Manajemen ibu Dr. Eva

Marin Sambo, SE., MM., Ak, CA. kami meminta masukannya demi perbaikan

pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan

saran dari para pembaca.

Makassar, 10 November 2016

Penulis,

Kelompok IV

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang……............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2

1.3 Tujuan Pembahasan.............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 4

2.1 Pengertian Activity Based Costing ( ABC ) ........................................... 4

2.2 Pengertian Activity Based Management (ABM)..................................... 8

2.3 Hubungan antara ABM dan ABC .......................................................... 9

2.4 Berbagai ukuran efisiensi aktivitas ........................................................ 10

1. Perhitungan Biaya Per Unit .............................................................. 16

2. Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi …............................ 17

3. Keterbatasan Sistem Akuntansi Biaya .............................................. 19

4. Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas ............................ 20

5. Pengelompokan Aktivitas ................................................................. 21

6. Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas 23

BAB III PENUTUP....................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 26

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan

kebutuhan pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang

sesuai dengan keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk

menghilangkan pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu

hanya dapat dicapai bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang

dapat dilakukan penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam

suatu proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan berkesinambungan.

Metode ABC (Activity Based Costing ) merupakan system tive lain terhadap

metode pembiayaan tradisional atas biaya overhead. Konsep ini muncul karena

dianggap metode tradisional tidak tepat dalam mengalokasikan biaya overhead ke

produksi hanya dengan mengandalkan dasar bahan langsung, upah langsung

ataupun unit produksi saja. Menurut konsep ini pembebanan seperti itu tidak adil dan

akan dapat memberikan informasi keliru dalam pemberian informasi mengenai biaya

produksi, oleh karena itu ABC menawarkan agar pembebanan overhead ini juga

didasarkan pada presentase proporsional kepada biaya lain atau kepada produk.

Tetapi kepada kegiatan yang dilaksanakan untuk memproduksi barang itu, yang

diperhatikan adalah system yang men “drive” biaya itu (cost driver) bukan

produknya. Kalau konsep ini diterapkan maka keputusan yang diambil akan lebih

tepat dan perusahaan tidak mengalami kerugian hanya karena kesalahan unit cost.

1
Permintaan akan informasi akuntansi manajemen yang lebih akurat dan

relevan telah mengarah pada perkembangan manajemen berdasarkan aktivitas.

Manajemen berdasarkan aktivitas adalah suatu pendekatan di seluruh system dan

terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen pada berbagai aktivitas,

dengan tujuan meningkatkan nilai untuk pelanggan (customer value) dan laba

sebagai hasilnya. Manajemen berdasarkan aktivitas menekankan pada biaya

berdasarkan aktivitas/Activity Based Costing (ABC) dan analisis nilai proses. Biaya

berdasarkan aktivitas meningkatkan keakuratan mengalokasikan biaya dengan

pertama-tama menelusuri biaya berbagai aktivitas, dan kemudian sampai pada

produk atau pelanggan yang menggunakan berbagai aktivitas tersebut. Analisis nilai

proses, di lain pihak, menekankan pada analisis aktivitas, yaitu mencoba untuk

menetapkan mengapa melakukan aktivitas yang diperlukan secara lebih efisien, dan

untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai bagi pelanggan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas maka berikut rumusan

masalah yang dapat ditarik yaitu :

1. Bagaimana Perhitungan Biaya Per unit

2. Bagaimana Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Fungsi

3. Apa Keterbatasan Sistem Akuntasi Biaya

4. Bagaimana Perhitungan Biaya Produk Berdasarkan Aktivitas

5. Bagaimana Pengelompokan Aktivitas

6. Bagaimana Perhitungan Biaya Pelanggan dan Pemasok Berdasarkan Aktivitas

2
1.3 Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui bagaimana menghitung biaya per unit

b. Untuk mengetahui perhitungan biaya produk berdasarkan fungsinya

c. Untuk mengetahui keterbatasan sistem akuntasi biaya

d. Untuk mengetahui perhitungan biaya produk berdasarkan aktivitas

e. Untuk mengetahui pengelompokan aktivitas

f. Untuk mengetahui perhitungan biaya pelanggan dan pemasok berdasarkan

aktivitas

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Activity Based Costing ( ABC )

Sebelum mengetahui apa itu yang dimaksud dengan Activity Based Costing

(ABC), telebih dahulu kita mengenal istilah-istilah yang disebut dengan aktivitas,

sumber daya, objek biaya, cost poll, elemen biaya, dan cost driver.

Aktivitas merupakan tindakan, gerakan, atau rangkaian dari suatu pekerjaan

yang dilakukan. Aktivitas juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari tindakan yang

dilakukan dalam organisasi yang berguna untuk tujuan penentuan biaya

berdasarkan aktivitas yang ada. Misalnya pemindahan bahan merupakan suatu

aktivitas dari pergudangan.

Sumber daya merupakan unsur yang dibebankan atau yang digunakan

dalam pelaksaan suatu aktivitas. Misalnya : gaji dan bahan merupakan sumber daya

yang digunakan untuk melakukan suatu aktivitas.

Objek biaya merupakan bentuk akhir dimana pengukuran biaya itu

diperlukan. Misalnya, pelanggan, produk, jasa, kontrak , atau unit kerja lainnya

dimana manajemen menginginkan pengukuran biaya secara terpisah merupakan

objek biaya.

Elemen biaya merupakan jumlah yang dibayarkan untuk sumber daya yang

dikonsumsi aktvitas dan yang terkandung di dalam cost poll. Misalnya untuk hal-hal

yang berkaitan dengan mesin mungkin mengandung elemen biaya untuk tenaga,

elemen biaya teknik, dan elemen biaya depresiasi.

4
Cost driver merupakan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan biaya

aktivitas, juga merupakan faktor yang dapat diukur yang dapat digunakan untuk

membebankan biaya ke aktivitas dan dari aktivitas ke aktivitas lainnya, produk atau

jasa. Ada dua jenis cost driver, yaitu

1. Driver sumber daya adalah ukuran kuantitas sumber daya yang dikonsumsi oleh

aktivitas. Driver sumber daya ini digunakan untuk membebankan biaya sumber

daya yang dikonsumsi oleh aktivitas ke cost poll tertentu. Contohnya adalah

presentase dari luas total yang digunakan oleh suatu aktivitas.

2. Driver aktivitas adalah ukuran frekuensi dan intensitas permintaan terhadap

suatu aktivitas terhadap objek biaya. Driver aktivitas digunakan untu

membebankan biaya dari cost poll ke objek biaya. Contohnya, jumlah suku

cadang yang berbeda yang digunakan dalam produk akhir untuk mengukur

konsumsi aktivitas penanganan bahan untuk setiap produk.

Activity Based Costing adalah metode pembebanan aktivitas-aktivitas

berdasarkan besarnya pemakaian sumber daya, dan membebankan biaya pada

objek biaya, seperti produk atau pelanggan, berdasarkan besarnya aktivitas, serta

untuk mengukur biaya dan kinerja dari aktivitas yang terkait dengan proses dan

objek biaya. Pengertian mendasar dari sistem ABC adalah adanya analisa terhadap

keseluruhan aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi adanya hal-hal

sebagai berikut :

a. Aktivitas yang ada dalam tiap-tiap dapartemen dan sebab timbulnya aktivitas

b. Dalam kondisi yang bagaimana setiap aktivitas tersebut dilaksanakan.

c. Bagaimana frekuensi masing-masing aktivitas dalam pelaksanaannya.

d. Sumber-sumber yang dikonsumsi untuk melakasanakan masing-masing

aktivitas.

5
e. Faktor-faktor apa yang menjadi penyebab timbulnya aktivitas tersebut atau

pembenahan atas sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Dalam Activity Based Costing (ABC) semua biaya dibebankan ke produk

yang menimbulkan aktivitas atau apabila ada alasan yang mendasar bahwa biaya

tersebut dipengaruhi oleh produk yang dibuat, baik biaya produksi, maupun biaya

non-produksi. ABC atau penentu harga pokok produk berbasis aktivitas merupakan

sistem informasi tentang pekerjaan atau kegiatan yang mengkonsumsi sumber daya

dan menghasilkan nilai bagi konsumen. Defenisi lain ABC adalah suatu informasi

yang dapat menyajikan secara akurat dan tepat waktu mnegenai pekerjaan atau

aktvitas yang mengkonsumsi sumber biaya aktivitas untuk mencapai tujuan

pekerjaan produk dan pelanggan. ABC dirancang untuk mengukur harga pokok

produk melalui aktivitas-aktivitas. Biaya-biaya akan diukur dari aktivitas ke produk

berdasarkan permintaan tiap-tiap produk terhadap aktivitas selama proses produksi,

sehingga biaya yang timbul masing-masing jenis produk akan terlihat lebih jelas.

Sistem tersebut menerapkan sistem akuntansi aktivitas untuk menghasilkan

perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

Alokasi Biaya Secara tradisional, akuntan membebankan biaya kepada

produk hanya berpedoman pada banyak sedikitnya jumlah unit yang dihasilkan

sebagai satu-satunya faktor yang menyebabkan biaya dan aktivitas muncul. Akuntan

menggunakan volume related cost driver untuk membebankan biaya. Setelah

ditelusuri ternyata beberapa biaya dan aktivitas yang muncul bukan dipicu oleh

jumlah unit yang diproduksi sehingga tidak semua biaya overhead yang muncul

dipicu oleh jumlah unit yang diproduksi. Dalam hal ini akuntan harus mengetahui

dasar apa yang bisa digunakan untuk mengalokasikan biaya atas aktivitas dan

mengetahui cost driver yang rasional (Cost Driver merupakan faktor-faktor yang

6
menimbulkan timbulnya biaya). Dalam ABC, proses identifikasi aktivitas merupakan

salah satu bagian yang penting dari tahapan tahapan pembebanan biaya overhead

pabrik.

Tahap pertama pada identifikasi aktivitas, aktivitas yang luas dikelompokkan

ke dalam 4 kategori aktivitas, yaitu :

1. Unit Level Activities

Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan yang dilakukan sekali untuk

setiap unit sehingga biaya produk yang berhubungan dengan aktivitas yang

dibebankan berdasarkan jumlah unit yang diproduksi. Misalnya : jam tenaga kerja

langsung. Semakin banyak jumlah unit yang diproduksi maka semakin banyak juga

tenaga kerja langsung dibutuhkan.

2. Bacth Level Activity

Berupa ativitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mendukung produksi

sejumlah order tertentu (batch). Aktivitas ini dilakukan sekali untuk setiap batch

sehingga biaya produksi yang berhubungan dengan aktivitas ini dibebankan

berdasrkan jumlah batch yang diproduksi misalnya : biaya set-up mesin. Semakin

banyak unit yang diproduksi tidak mempengaruhi biaya pada aktivitas set-up, tetapi

semakin sering set-up dilakukan maka semakin besar pula biaya set-up mesin

3. Product Sustaining Activities

Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan

eksistensi suatu produk, pemeliharaan produk, pengembangan produk dan inovasi

produk. Beban biaya yang terjadi pada aktivitas ini dapat ditelusuri pada setiap jenis

produk yang dihasilkan, tetapi sumber daya yang dikonsumsi tidak tergantung pada

jumlah unit ataupun batch dari produk yang dihasilkan perusahaan. Semakin banyak

jenis produk yang dihasilkan maka semakin sering aktivitas ini dilakukan sehingga

semakin besar biaya yang dibutuhkannya.

7
4. Facility Sustaining Activities.

Berupa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi

perusahaan, seperti pemasaran, sumber daya manusia, pengembangan sistem,

pemeliharaan fasilitas dan lain- lain. Tetapi aktivitas ini tidak berhubungan dengan

jumlah produk, batch maupun jenis produk. Sedangkan pada saat melakukan

pembebanan biaya dari tiap kelompok tersebut, biaya yang muncul tersebut

diklasifikasikan sesuai dengan kelompok aktivitasnya, sehingga dalam

membebankan biaya sistem ABC dapat digambarkan dengan dua tahapan, yaitu :

a. Aktivitas yang dilakukan untuk memenuhi keinginan customer mengkonsumsi

sumber daya dalam sejumlah uang tertentu.

b. Biaya setiap sumber daya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas harus

dibebankan objek biaya atas dasar unit aktivitas yang dikonsumsi oleh objek

biaya itu sendiri.

2.2 Pengertian Activity Based Managenent (ABM)

ABM merupakan suatu konsep yang mengerahkan perhatian pada konsumsi

sumber daya terhadap aktivitas yang dilakukan oleh suatu perusahaan, sehingga

untuk dapat mengetahui bagaimana suatu perusahaan menggunakan sumber

dayanya, maka terlebih dahulu haruslah dipahami mengenai aktivitas-aktivtas apa

sajakah yang telah terjadi didalam perusahaan tersebut. Aktivitas-aktivitas tersebut

merupakan aktivitas yang telah mengkonsumsi sumber daya melalui

pengidentifikasian pemicu biayanya dimana biaya-biaya ini timbul karena

dilaksanakannya aktivitas-aktivitas tersebut.

Pengertian dan pemahaman yang baik mengenai berbagai aktivitas yang

telah dilaksanakan akan dapat memberikan pandangan yang baik tentang

8
bagaimana menggunakan, mengelola, dan mengendalikan sumber daya

perusahaan, dan dapat pula digunakan untuk mengetahui peluang yang ada untuk

meningkatkan kinerja perusahaan serta memberi pedoman yang baik untuk menilai

kinerja tersebut dalam rangka untuk mendukung perbaikan berkesinambungan.

Activity Based Management merupakan pendekatan yang terintegrasi yang

memfokuskan perhatian manajemen pada aktivitas yang bertujuan untuk

meningkatkan nilai yang diterima oleh pelanggan dan meningkatkan laba

perusahaan melalau penyediaan nilai pelanggan tersebut dengan menggunakan

informasi yang diperoleh dari Activity Based System, dimana antara ABM dan ABC

saling berkaitan satu sama lain.

2.3 Hubungan antara ABM dan ABC

Manajemen Activity Based Costing (ABC) membutuhkan informasi yang

berkualitas tinggi dengan tepat waktu, yang berhubungan dengan pekerjaan yang

dilakukan atau activity dan sasaran pekerjaan itu sendiri atau produk dan customer

agar dicapai apa yang disebut dengan continues improvement atau perbaikan yang

berkesinambungan. Setelah manajer mempunyai informasi akurat dan tepat waktu,

manajer akan menggunakan informasi tersebut untuk menetapkan strategi yang

tepat, mendesign ulang produk dan menekan pemborosan-pemborosan yang

terdapat pada aktifitas operasi dengan menggunakan cara-cara yang digunakan

pada sistem ABC ini agar dicapai suatu perbaikan yang disebut Activity Based

Managemen (ABM).

9
Hubungan ABC dengan ABM terjadi karena ABM membutuhkan informasi

dari ABC untuk melakukan analisis yang berhubungan dengan perbaikan yang

berkesinambungan ABM untuk standar pemasaran. Biaya pemasaran adalah biaya

yang timbul karena terjadinya pertukaran dantara perusahaan dengan konsumen.

Berbagai ukuran efisiensi aktivitas

1. Aktivitas Bernilai Tambah (Value Added Activity) Aktivitas bernilai tambah

adalah aktivitas yang harus dilaksanakan dalam proses bisnis atau menciptakan

nilai yang dapat memuaskan para konsumennya (Supriyono, 1999: 377).

Aktivitas ini jika dieliminasi akan mengurangi pelayanan produk kepada

konsumen dalam jangka panjang. Artinya, apabila perusahaan mengeliminasi

aktivitas ini maka kecil kemungkinan perusahaan dapat bertahan karena produk

yang dihasilkan tidak dapat memuaskan pelanggan lagi, sehingga banyak

pelanggan tidak akan membeli atau mengkonsumsi produk perusahaan tersebut

dan akan menyebabkan kekalahan dalam persaingan di dalam pasar.. Aktivitas

dapat disebut aktivits bernilai tambah apabila secara bersamaan memenuhi

ketiga kondisi berikut ini (Hansen dan Mowen, 2004: 489):

1. Aktivitas yang menghasilkan perubahan

2. Perubahan tersebut tidak dapat dicapai oleh aktivitas sebelumnya, dan

3. Aktivitas tersebut memungkinkan aktivitas lain untuk dilakukan

aktivitas bernilai tambah adalah suatu aktivitas yang berkontribusi terhadap

pelanggan (customer value) dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction)

atau memuaskan kebutuhan organisasi. Yang dimaksud dengan nilai pelanggan

adalah selisih antara pengorbanan yang dilakukan oleh pemakai dan manfaat

yang diterima bagi perusahaan. Jadi ini memberikan pengertian bahwa

perusahaan ingin memberikan timbal balik kepada pelanggan dengan

10
memberikan kepuasan kepada pelanggan karena mau mengorbankan sesuatu

untuk mengkonsumsikan hasil produksi dari perusahaan sehingga perusahaan

mendapatkan manfaatnya.

2. Aktivitas Tidak Bernilai Tambah (Non Value Added Activity) Menurut Hansen dan

Mowen (2004: 490) : “ Aktivitas tidak bernilai tambah adalah aktivitas yang dapat

dikurangi biayanya tanpa mengurangi pelayanan produsen kepada konsumen,

sehingga perusahaan tetap dapat memuaskan pelayanan walaupun

menghilangkan aktivitas ini karena tidak akan berpengaruh terhadap produk

yang dihasilkan. Selain itu, aktivitas tidak bernilai tambah juga mempunyai

arti.”Menurut Supriyono (2004: 377): “aktivitas tidak bernilai tambah adalah

aktivitas – aktivitas yang tidak perlu atau aktivitas – aktivitas yang perlu namun

tidak dilaksanakan secara efisien dan dapat disempurnakan.”

Berdasarkan beberapa definisi aktivitas tidak bernilai tambah tersebut,tentunya

perusahaan berusaha untuk mengeleminasi aktivitas tidak bernilai tambah

karena hanya menambah biaya yang tidak berguna dan menghalangi kinerja

penuh. Perusahaan juga bekerja keras untuk mengoptimalkan aktivitas yang

bernilai tambah. Suatu aktivitas dapat dikategorikan sebagai aktivitas tidak

bernilai tambah apabila aktivitas tersebut tidak memenuhi satu dari ketiga kondisi

kriteria aktivitas bernilai tambah yang telah disebutkan sebelumnya. Perusahaan

mengklasifikasikan aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah

dengan tujuan supaya biaya perusahaan dapat diminimumkan dengan

mengeleminasi biaya yang telah terjadi karena aktivitas tidak bernilai tambah

yang tidak dieliminasi secara otomatis akan menyebabkan meningkatnya biaya

produksi pada perusahaan.

11
Suatu aktivitas tidak bernilai tambah tidak mempunyai kontribusi pada customer

value atau terhadap kebutuhan – kebutuhan organisasi. Dalam operasional

manufaktur, ada lima aktivitas utama yang sering disebut sebagai suatu yang sia

– sia dan tidak perlu (Hansen dan Mowen, 2004: 491):

1. Penjadwalan

Penjadwalan adalah suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber

daya untuk menentukan kapan produk yang berbeda memiliki akses untuk

pemrosesan (atau kapan dan berapa banyak persiapan harus dilakukan) dan

berapa banyak akan diproduksi.

2. Pemindahan

Pemindahan adalah suatu aktivitas yang mengunakan waktu dan sumber

daya untuk memindahkan bahan, barang dalam proses dan barang jadi dari

satu departemen ke departemen lainnya.

3. Penantian

Penantian adalah suatu aktivitas di mana suatu bahan atau barang dalam

proses menggunakan waktu dan sumber daya dengan menunggu proses

selanjutnya.

4. Pengawasan

Pengawasan adalah suatu aktivitas di mana waktu dan sumber daya

dikeluarkan untuk memastikan bahwa produk memunuhi spesifikasi.

5. Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu aktivitas yang menggunakan waktu dan sumber

daya ketika suatu barang atau bahan disimpan dalam persediaan.

12
3. Benchmarking

Benchmarking merupakan penggunaan praktik terbaik sebagai standar untuk

mengukur kinerja aktivitas. Praktik terbaik dapat berasal dari dalam perusahaan

maupun dari perusahaan lain dalam industry. Apabila praktik terbaik berasal dari

dalam perusahaan, aktivitas unit tertentu yang dipandang terbaik ditetapkan sebagai

standar, dan aktivitas yang sama di dalam unit organisasi lain menjadikan standar

tersebut sebagai acuan kinerja aktivitas.

Sebagai contoh, misalnya dalam aktivitas pembelian akan diukur kinerjanya

berdasarkan benchmark yang diterapkan berdasarkan persatuan transaksi

pembelian yang dilaksanakan oleh fungsi pembelian. Jumlah transaksi pembelian

(yang terdapat dalam dokumen surat order pembeliaan) merupakan ukuran kinerja

aktivitas pembelian. Misalnya biaya fungsi pembelian unit organisasi tertentu (yang

dipandang terbaik aktivitas pembeliannya) dianggarkan untuk tahun anggaran

tertentu sebesar Rp 250.000 dan transaksi pembeliaan diperkirakan sebanyak 50

kali. Dengan demikian, setiap surat order pembeliaan yang dibuat oleh fungsi

pembelian tersebut memerlukan biaya Rp 5.000 per surat order pembelian sebagai

benchmark. Apabila terdapat organisasi yang masih mengkonsumsi biaya per

satuan surat order pembelian sebesar Rp 6.000, pihak manajemen organisasi

tersebut perlu merancang untuk melakukan improvement terhadapaktivitas

pembelian di organisasinya.

Dengan melakukan benchmarking, unit organisasi dapat memperoleh praktik

terbaik dan standar ini dapat digunakan untuk memotivasi improvement terhadap

aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan nilai bagi customer.

13
Dimensi Activity Based Management Manajemen berdasarkan aktivitas

memiliki dua dimensi yaitu sebagai berikut :

a. Dimensi biaya (cost dimension)

memberikan informasi biaya mengenai sumberdaya, aktivitas, produk dan

pelanggan (serta biaya-biaya lain yang diperlukan), dimana biaya-biaya sumber

daya dapat ditelusuri ke aktivitas- aktivitas dan kemudian di aktivitas tersebut

dibebankan ke pelanggan. Dengan demikian, dimensi ini merefleksikan

kebutuhan untuk membagi sumber daya biaya terhadap aktivitas dan biaya

aktivitas terhadap objek biaya seperti pelanggan dan produk agar dapat

menganalisis keputusan critical. Keputusan tersebut termasuk penetapan harga,

pengadaan produk dan penetapan prioritas untuk usaha perbaikan.

b. Dimensi Proses (Process dimension)

Memberikan informasi mengenai aktivitas apa saja yang dilaksanakan, mengapa

aktivitas tersebut dilaksanakan dan seberapa baik pelaksanaannya. Dimensi ini

menjelaskan mengenai akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan aktivitas

dan lebih memfokuskan pertanggung jawaban aktivitas bukan pada biaya, dan

menekankan pada maksimalisasi kinerja sistem secara menyeluruh bukan pada

kinerja secara individu. Dengan demikian dimensi ini merefleksikan kebutuhan

untuk suatu kategori informasi yang baru mengenai kinerja aktivitas. Informasi ini

menunjukkan apa yang menyebabkan pemicu biaya dan bagaimana pengukuran

kinerjanya.

14
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan penerapan Activity Based Management

adalah :

a. Budaya organisasi Mencerminkan kerangka berfikir dari karyawan termasuk

perilaku, nilai, keyakinan yang dianut karyawan. Budaya organisasi menunjukkan

keterlibatan, kerja sama, serta partisipasi yang tinggi dari seluruh karyawan.

Budaya organisasi sangatlah mendukung keberhasilan dari penerapan ABM di

suatu organisasi.

b. Top Management Support and Commitment Penerapan suatu sitem manajemen

biaya yang baru seperti ABM dan ABC membutuhkan waktu dan sumber daya,

oleh karena itu dukungan dan peran serta top manajer sangatlah diperlukan

untuk keberhasilan penerapannya

c. Change Process Perubahan bisa terjadi apabila diterapkannya suatu proses

yang sudah dirancang menghasilkan perubahan tersebut. Perbaikan dari proses

yang sudah ada sangatlah mendukung keberhasilan penerapannya. Elemen-

elemen dari proses diantaranya daftar dari aktivitas, sekumpulan tujuan, dan

tingkatan lanjutan.

d. Continuing Education Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk

mengikuti pelatihan serta meningkatkan keahlian mereka terhadap lingkungan

kerja yang cepat sangatlah penting. Keberhasilan penerapan dari program

manajemen biaya yang baru membutuhkan keahlian, peran serta dan kerjasama

dari karyawan suatu organisasi.

Berdasarkan pengertian diatas maka pembahasan selanjutnya adalah :

15
1. PERHITUNG BIAYA PER UNIT

Perhitungan biaya berdasarkan fungsi dan aktivitas membebankan biaya

pada objek biaya seperti produk, pelanggan, pemasok, bahan baku, dan jalur

pemasaran. Ketika biaya dibebankan kepada objek biaya, biaya perunit dihitung

dengan membagi biaya total yang dibebankan dengan jumlah unit dari objek biaya

tertentu. Biaya perunit adalah total biaya yang berkaitan dengan unit yang diproduksi

dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.

Biaya produksi yaitu jumlah dari bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung dan overhead produksi. Jumlah biaya produksi harus diukur selanjutnya

harus dapat dikaitkan dengan unit yang diproduksi.

Pengukuran biaya ( cost measurement ) meliputi :

- jumlah dolar ( uang yang dikeluarkan ) dari bahan baku langsung,

- tenaga kerja langsung dan

- overhead yang digunakan produksi.

Nilai biayanya dapat berupa biaya aktual yang dibebankan pada input

produksi atau berupa angka perkiraan yang nantinya akan digunakan untuk

memastikan ketepatan waktu informasi biaya untuk pengendalian biaya.

Proses menghubungkan biaya dengan unit yang diproduksi setelah diukur

disebut pembebanan biaya ( cost assigment ).

Pentingnya Biaya Perunit

Biaya perunit adalah bagian penting dari informasi bagi perusahaan

manufaktur. Biasanya digunakan sebagai dasar penawaran maupun pembuatan

keputusan untuk menerima pesanan, membeli atau bahkan membuat pesanan suatu

produk. Keakuratan biaya perunit sangatlah penting dan distorsi biaya produksi

perunit tidak dapat diterima.

16
Cara Mendapatkan Informasi Biaya Perunit

Ada dua cara untuk mendapatkan informasi biaya perunit yaitu

1. Perhitungan Biaya Aktual. 

Membebankan biaya aktual bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan

overhead pada produk. Kelemahannya tidak dapat menyediakan biaya perunit

yang akurat secara tepat waktu

2. Perhitungan Biaya Normal

Membebankan biaya aktual bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja

langsung sedangkan overhead dibebankan dengan menggunakan tarif

perkiraan. Tarif perkiraan overhead adalah tarif yang didasarkan pada data yang

diperkirakan dan dihitung dengan rumus berikut :

Biaya yang diperkirakan


Tarif Perkiraan Overhead =
Penggunaan aktivitas yang diperkirakan

2. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN FUNGSI

Perhitungan biaya produk berdasarkan fungsi membebankan biaya dari

bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung ke produk dengan menggunakan

penelusuran langsung. Secara spesifik, perhitungan biaya berdasarkan fungsi

menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit untuk membebankan biaya ovehead

ke produk. Penggerak aktivitas tingkat unit adalah faktor yang menyebabkan

perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit yang diproduksi.

Contoh dari penggerak tingkat unit : Unit yang diproduksi ; Jam tenaga kerja

langsung ; Biaya tenaga kerja langsung ; Jam mesin ; Biaya bahan baku langsung.

Langkah selanjutnya adalah menentukan kapsitas aktivitas yang diukur penggerak :

17
1. Kapasitas aktivitas yang : Output aktivitas yang diharapkan perusahaan

diharapkan dapat tercapai pada tahun yang akan datang.


2. Kapasitas aktivitas normal : Output aktivitas rata-rata perusahaan alami

dalam jangka panjang


3. Kapasitas aktivitas teoritis : Output aktivitas maksimum secara absolut

yang dapat direalisasikan dengan berasumsi

bahwa semua beroperasi sempurna


4. Kapasitas aktivitas praktis : Output maksimum yang dapat diwujudkan jika

semuanya berjalan dengan efisien.

Tarif Keseluruhan Pabrik

Perhitungan ini terdiri dari dua tahap, pertama, biaya overhead yang dianggarkan

akan diakumulasi menjadi satu kesatuan untuk keseluruhan pabrik. Terakhir, biaya

overhead dibebankan ke produk, melalui cara mengalikan tarif tersebut dengan

jumlah total jam tenaga kerja langsung aktual yang digunakan masing-masing

produk.

Overhead yang dibebankan adalah jumlah total overhead yang dibebankan ke

produksi aktual pada titik tertentu dalam suatu waktu.

Rumus :

Overhead yang dibebankan =  Tarif Overhead x Output aktivitas aktual

Perbedaan antara overhead aktual dan overhead yang dibebankan disebut variasi

overhead. Jadi kemungkinan akan tercipta overhead yang terlalu rendah dibebankan

(underapplied overhead) atau ovehead yang terlalu tinggi dibebankan (overapplied

overhead).

18
Biaya per unit dihitung dengan menjumlahkan total biaya utama produk ke biaya

overhead yang dibebankan, dan kemudian membagi biaya total ini dengan unit yang

diproduksi.

Tarif Departemen

Ada 2 tahap bagi tarif overhead departemen. Pada tahap pertama, biaya overhead

keseluruhan pabrik dibagi dan dibebankan ke tiap departeman produksi, dan

membentuk kesatuan biaya overhead departemen.

Selanjutnya, pada tahap kedua, overhead dibebankan ke produk dengan

mengkalikan tarif departemen dengan jumlah penggerak yang digunakan dalam

departemen terkait.

Total overhead yang dibebankan ke produk secara sederhana adalah jumlah dari

banyaknya overhead yang dibebankan dalam setiap departemen.

Overhead yang dibebankan adalah total dari banyaknya overhead yang dibebankan

dalam tiap deprtemen.

3. KETERBATASAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA

Apabila perusahaan yang beroperasi dalam lingkungan yang kompetitif

mengadaptasi strategi baru untuk mencapai kesempurnaan dalam bersaing, sistem

akuntasi biaya mereka sering kali harus berubah agar dapat sejalan.

Sering kali organisasi mengalami gejala tertentu yang menunjukkan bahwa

sistem akuntansi biaya mereka telah ketinggalan jaman. Contoh gejala sistem biaya

yang ketinggalan jaman : hasil dari penawaran sulit dijelaskan, harga pesaing

tampak tidak wajar rendahnya ; margin laba sulit untuk dijelaskan. ; produk yang sulit

diproduksi menunjukka laba yang tinggi ; pelanggan tidak mengeluh atas naiknya

harga.

19
Biaya Overhead yang tidak berkaitan dengan Unit.

Dengan hanya menggunakan penggerak biaya aktivitas berdasarkan unit

untuk membebankan biaya ovehead yang tidak berkaitan dengan unit, akan

menciptakan distorsi banyak produk. Tingkat keparahannya tergantung pada berapa

proporsi keseluruhan biaya overhead yang ditunjuk oleh biaya tingkat non unit ini.

Keanekaragaman Produk

Keanearagaman produk berarti bahwa produk mengkonsumsi aktivitas

overhead dalam proporsi yang berbeda – beda. Proporsi setiap aktivitas yang

dikonsumsi oleh suatu produk didefinisikan sebagai rasio konsumsi.

4. PERHITUNGAN BIAYA PRODUK BERDASARKAN AKTIVITAS

Pembebanan overhead tradisional melibatkan dua tahap : pertama, baya

overhead dibebankan ke unit organisasi (pabrik atau departemen) dan kedua, biaya

overhead kemudian dibebankan ke produk. Seperti dalam sistem biaya berdasarkan

aktivitas, pertama-tama menelusuri biaya aktivitas dan kemudian produk. Akan

tetapi, dalam sistem biaya ABC menekankan penelusuran langsung dan

penelusuran penggerak (menekankan hubungan sebab-akibat), sedangkan sisem

biaya tradisional cenderung intensif lokasi (sangat mengabaikan hubungan sebab-

akibat)

Pengidentifikasian Aktivitas dan Atributnya

Kamus aktivitas mendaftar aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi

bersamaan dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas adalah informasi

keuangan dan non keuangan yang menggambarkan aktivitas individual.

Aktivitas primer adalah aktivitas yang dikonsumsi produk atau pelanggan

Aktivitas sekunder adalah aktivitas yang dikonsumsi oleh aktivitas primer.

20
Pembebanan Biaya ke Aktivitas

Begitu aktivitas diidentifikasikan dan dijelaskkan, tugas berikunya adalah

menentukan berap banyak biaya untuk melakukan tiap aktivitas. Hal ini

membutuhkan identifikasi sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap aktivitas.

Penggerak sumber daya adalah faktor-faktor yang mengukur pemakaian sumber

daya oleh aktivitas.

Pembebanan Biaya Aktivitas pada Aktivitas Lain.

Pembebanan biaya pada aktivitas menlengkapi tahap awal perhitungan biaya

berdasarkan aktivitas. Pada tahap berikutnya, aktivitas diklasifikasikan sebagai

primer dan sekunder. Jika terdapat aktivitas sekunder, maka tahap berikutnya

muncul. Pada tahap berikutnya, biaya aktivitas sekunder dibebankan pada aktivitas-

aktivitas yang memakai outputnya.

Pembebanan Biaya Pada Produk

Setelah biaya dari aktivitas primer ditentukan, maka biaya tersebut dapat

dibebankan pada produk dalam suau proporsi sesuai dengn aktivitas

penggunaannya, seperti dengan diukur oleh penggerak aktivitas. Pembebanan ini

diselesaikan dengan penghitungan suatu tarif aktivitas yang ditentukan terlebih

dahulu dan menglikan tarif ini dengan penggunaan aktual aktivitas.

5. PENGELOMPOKAN AKTIVITAS

Pembebanan biaya pada aktivitas lain (tahap lanjutan atau pembebanan

biaya pada produk dan pelanggan (tahap akhir) membutuhkan penggunaan tarif

aktivitas. Pada prinsipnya terdapat tarif aktivitas yang dihitung untuk tiap aktivitas.

21
Proses Mengurangi Jumlah Tarif

Pengelompokan overhead didasarkan pada : mereka secara logis

berhubungan dan mereka meiliki rasio konsumsi yang sama terhadap semua

produk. Kumpulan dari biaya overhead yang berhubungan dengan masing-masing

kelompok aktivitas disebut kesatuan biaya sejenis.

Klasifikasi Secara Rinci Aktivitas

Pada pembentukan kumpulan aktivitas yang berhubungan, aktivitas

diklasifikasikan menjadi salah satu dari 4 kategori umum aktivitas berikut :

1. Tingkat unit, adalah adalah aktivitas yang dilakukan setiap ali suatu unit

diproduksi.

2. Tingkat batch, adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk

diproduksi.

3. Tingkat Produk, adalah aktivitas yang dilakukan bila diperlukan untuk

mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan.

4. Tingkat fasilitas, adalah aktivitas yang menopang proses umum produksi suatu

pabrik.

Perbandingan dengan Perhitungan Biaya Berdasarkan Fungsi

Sistem berdasarkan aktivitas memperbaiki keakuratan perhitungan biaya

produk dengan mengakui bahwa banyak dari biaya overhead tetap, ternyata

bervariasi secara proporsional dengan perubahan selain volume produksi.

22
6. PERHITUNGAN BIAYA PELANGGAN DAN PEMASOK BERDASARKAN

AKTIVITAS

Sistem ABC juga dapat digunakan untuk menentukan keakuratan biaya

pelanggan dan pemasok. Pengetahuan akan biaya pelanggan dan pemasok dapat

menjadi informasi vital untuk memperbaiki tingkat laba suatu perusahaan.

Perhitungan Biaya Pelanggan Berdasarkan Aktivitas

Para pelanggan dapat memakai aktivitas penggerak pelanggan dalam

proporsi yang berbeda. Sumber-sumber dari keanekaragaman pelanggan meliputi

beberapa hal seperti frekuensi pesanan, frekuensi pengiriman, jarak geografis,

dukungan penjualan dan promosi.

Perhitungan Biaya Pelanggan versus Perhitunganh Biaya Produk

Pembebanan biaya dari cutomer service pada pelanggan, dilakukan dengan

cara yang sama untuk biaya produksi yang dibebankan pada produk.mbiaya sumber

daya yang dipakai dibebankan ke aktivitas, dan biaya aktivitas di bebankan ke tiap

pelanggan.

Perhitungan Biaya Pemasok Berdasarkan Aktivitas

Pemasok dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu perusahaan

dan secara signifikan meningkatkan biaya pembelian. Perhitungan biaya

berdasarkan aktivitas adalah kunci penelusuran biaya yang berhubungan dengan

pembelian , kualitas, keandalan, dan kinerja pengiriman hingga ke para pemasok.

23
Metodologi Perhitungan Biaya Pemasok

Aktivitas penggerak pemasok seperti pembelian, penerimaan , pemerikasaan

komponen, pengerjaan ulang, dll dicatat dalam kamus aktifitas. Biaya sumber daya

yang dipakai dibebankan pada aktivitas ini, dan biaya aktivitas dibebankan pada

pemasok individual.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen berdasarkan aktivitas berfokus pada aktivitas dengan tujuan

berfokus memperbaiki nilai bagi pelanggan dan meningkatkan profitabilitas yang

kokoh. Analisis nilai proses melibatkan analisis penggerak biaya, analisis aktivitas,

dan pengukuran kinerja. Dimensi ini lah yang menghubungkan analisis volume

proses dengan konsep perbaikan lanjutan. Kinerja aktivitas dievaluasi dengan

menggunakan tiga dimensi: efesiensi, kualitas dan waktu. Penulusuran biaya yang

digerakkan pelanggan kepada pelanggan dapat menyediakan informasi penting

untuk manajer.Keakuratan biaya pelanggan memungkinkan para manajer untuk

membuat keputusan penentuan harga, keputusan bauran pelanggan, dan keputusan

yang berhubungan dengan pelanggan secara lebih baik, sehingga dapat

memperbaiki profitabilitas. Sama halnya, penulusuran biaya yang digerakkan

pemasok kepada pemasok akan memungkiinkan manajer untuk memilih pemasok

yang benar-benar berbiaya rendah sehingga menghasilkan keunggulan bersaing

yang lebih tinggi dan meningkatkan profitabilitas.

25
DAFTAR PUSTAKA

- Ahmad, Kamaruddin. 2009. Akuntansi Manajemen : Dasar-dasar Konsep Biaya

& Pengambilan Keputusan. Jakarta :Rajawali Pers.

- Blocher, Edward J. 2007.Menejemen Biaya. Salemba Empat. Jakarta.

- Hansen Don R, Mowen Marryanne M. 2006. Management Accounting, Seventh

Edition. Jakarta : Salemba Empat.

- Mulyadi, 2000.Akuntansi Biaya, Edisi Lima, Cetakan Kedelapan, Aditya Media,

Yogyakarta.

- Mulyadi dan Setyawan Jhony. 2001. Sistem Perencanaandan Pengendalian

manajemen : Sistem Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan, Salemba

Empat : Jakarta.

- Supriyono, R.A, 2000. Akuntansi Biaya : Perencanaandan Pengendalian Biaya

serta Pembuatan Keputusan, Edisi Kedua, Buku Kedua, BPFE, Yogyakarta.

- http//yullitrisnawati.blogspot.com books.google.co.id

- https://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/perhitungan-biaya-

berdasarkan-aktivitas/

26

Anda mungkin juga menyukai