Anda di halaman 1dari 10

Tugas Proyek

Fisika Umum
Peran Fisika dalam Penanganan COVID-19

Dosen Pengampu : Drs. Jonny Haratua Panggabean, M.Si.

DISUSUN OLEH :
ANNISA AULIA (4213550006)
JOJOR PUTRI PASARIBU (4213250026)

TASYA ADE AMELIA (4213550004)

JURUSAN MATEMATIKA
PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021

1|Laporan Proyek Fisika Umum


Kata Pengantar
Puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas anugrah
dan berkat-Nya kami mampu menyelesaikan laporan Projek ini dengan sebaik-baiknya dan
dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan laporan Projek ini ialah untuk memenuhi salah
satu tugas matakuliah Fisika Umum.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesian penyusunan laporan Projek ini. Semoga kiranya bermanfaat bagi banyak
orang khususnya bagi kami dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.

Dalam penulisan laporan ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Medan, 2 Desember 2021

Penulis

2|Laporan Proyek Fisika Umum


Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... 2


Daftar Isi ................................................................................................................................................ 3
BAB I ...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 4
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN/PEMECAHAN MASALAH.................................................................................... 5
2.1 Peran Fisika dalam Penanganan COVID-19............................................................................ 5
2.2 Hubungan Covid-19 Dalam Ilmu Fisika ................................................................................... 5
2.3 Pengembangan Fisika untuk penangan Covid 19 .................................................................... 6
BAB III................................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 8
Daftar Pustaka ...................................................................................................................................... 9
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 10

3|Laporan Proyek Fisika Umum


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang sifatnya fundamental
bagi teknologi. Hal tersebut karena fisika mendasari berbagai teknologi modern yang
dibuat oleh manusia.

Dilansir dari Lumen Learning, fisika adalah ilmu alam yang mempelajari materi serta
geraknya melalui ruang dan waktu, bersama dengan konsep terkait energi dan gaya. Lebih
luasnya fisika mempelajari alam, mencakup bagaimana alam semesta berperilaku dan
interaksi yang terjadi di dalamnya.
Fisika mempelajari dasar-dasar perilaku alam semesta dan interaksi di dalamnya.
Sehingga penerapan fisika ada dalam setiap aspek kehidupan. Misalnya salah satu contoh
adalah yang dibahas dalam project ini yaitu bagaimana peranan Fisika terhadap
penanganan Covid 19.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa peranan fisika dalam penanganan Covid 19?
b) Apa hubungan Covid-19 Dalam Ilmu Fisika ?
c) Adakah pengembangan dari Fisika untuk penanganan Covid 19 ?
1.3 Tujuan
a) Untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Fisika Umum.
b) Memberikan informasi kepada pembaca tentang peranan fisika pada hal hal yang
sedang update sekarang
c) Untuk menambah pengetahuan tentang banyak peranan fsika dalam kehidupan

4|Laporan Proyek Fisika Umum


BAB II
PEMBAHASAN/PEMECAHAN MASALAH

2.1 Peran Fisika dalam Penanganan COVID-19


COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus 2019.
Penyakit tersebut menyerang pada bagian pernafasan manusia, yaitu paru-paru. Paru-paru
yang terinfeksi oleh corona virus akan terdapat liquid (cairan) di ruang udara dan
menyebabkan kolapsnya alveoli. Liquid tersebut akan mengenai alveoli pada paru-paru,
sehingga dapat menyebabkan paru-paru kesulitan dalam melakukan pertukaran O2 (Oksigen)
dan CO2 (Karbondioksida).
Dengan adanya cairan tersebut, dapat menyebabkan penambahan redaman pada
gelombang jika dipaparkan oleh X-Ray. Kasus tersebut dapat dikategorikan sebagai “ground
glass opacities”. X-Ray dapat mendeteksi liquid menggunakan foton. Foton yang melewati
ruang hampa atau jaringan lunak akan dapat mengenai detector sedangkan bagian lain dapat
terabsorp. Sehingga, kasus ini dapat dideteksi menggunakan CT Scan.
CT Scan (Computed Tomography Scan) merupakan alat untuk mendiagnosa penyakit
dengan membuat gambar yang lebih detail pada organ dalam, tulang, jaringan lunak, dan
peredaran darah menggunakan X-Ray. CT Scan dapat disebut juga sebagai prosedur
pencitraan x-ray terkomputerisasi di mana sinar x-ray yang sempit ditujukan pada pasien dan
dengan cepat diputar di sekitar tubuh, menghasilkan sinyal yang diproses oleh komputer
mesin untuk menghasilkan gambar penampang atau “irisan” dari tubuh. Irisan ini disebut
gambar tomografi dan berisi informasi yang lebih terperinci daripada rontgen konvensional.
Pembentukan X-Ray pada CT Scan tidak seperti cara konvensional yang
menggunakan tabung saja, melainkan menggunakan motor yang berputar melingkar pada
bagian berbentuk donat (gantry). Selama CT Scan, pasien berbaring di tempat tidur yang
perlahan bergerak melalui gantry sementara tabung x-ray berputar di sekitar pasien,
menembakkan sinar x-ray yang sempit ke seluruh tubuh.
Hasil CT Scan didapat dari digital X-Ray detector yang lokasinya berlawanan dengan
sumber gelombang. Hasilnya akan dideteksi menggunakan CT. Ketebalan jaringan dapat
diwakili dalam setiap irisan gambar yang bergantung pada CT Scan. CT Scan pada bagian
paru-paru menggunakan High Resolution CT (HRCT) dengan ketebalan irisan 0,625-1,25
mm, sehingga COVID-19 dapat dideteksi menggunakan CT Scan. Hasil gambar pada bagian
paruparu akan membentuk seperti gumpalan awan. Gumpalan tersebut menandakan bahwa
terdapat liquid pada ruang tersebut. Hasil CT Scan selanjutnya dilakukan diagnosa lebih
lanjut. Hal ini dikarenakan gumpalan awan tidak hanya ditimbulkan oleh COVID-19, tetapi
penyakit lain seperti pneumonia.
2.2 Hubungan Covid-19 Dalam Ilmu Fisika
Salah satu penyebab penyebaran virus Covid 19 dapat dipengaruhi oleh suhu / cuaca.
Menurut Badan Meterologi Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) bersama 11 Doktor di
Bidang Meteorologi , Klimatologi dan Matematika serta didukung Guru Besar dan Doktor di
Bidang Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM
telah melaksanakan penelitian mengenai pengaruh suhu/ cuaca dan iklim dalam penyebaran

5|Laporan Proyek Fisika Umum


virus Corona 19 yang menggegerkan masyarakat di dunia. Penyebaran wabah Covid-19
ditunjukkan berdasarkan hasil analisis adanya indikasi pengaruh suhu/ cuaca dan iklim.
Dalam ilmu fisika untuk mengetahui suhu tubuh normal seseorang dapat diukur
dengan menggunakan alat yang disebut dengan “ Termo Gun ”. Pada masa Pandemi ini
Termo Gun sangat hangat diperbincangkan dan banyak kontrovesi yang terjadi mengenai alat
ini.
Termo Gun atau yang disebut dengan Termometer Infrared yang berfungsi untuk
mengukur temperatur atau suhu tubuh seseorang yang diarahkan ke dahi atau telapak tangan
tanpa menyentuhnya. Dimana termometer ini memancarkan sinar infra merah yang dimana
jika termometer ini semakin panas maka molekul yang ada didalamya semakin bergerak aktif
dan energi infra merah semakin banyak dipancarkan.
Objek yang digunakan pada alat ini mendapatkan pancaran sinar infra red yang sinar
tersebut dipantulkan, dipancarkan serta ditransmisikan , yang dimana data data energi yang
ada akan diubah menjadi bentuk energi panas dari objek. Untuk melihat suhunya kita dapat
menarik/ memenekan tombol on yang ada pada thermo gun dan memancarkan sinar infrared
yang ada kebagian dahi , dan keterangan suhu pada layar thermo gun akan muncul.
Banyak orang lebih memilih menggunakan termo gun karena termo gun mengukur
suhu menggunakan pancaran infrared , bukan menggunakan sinar laser atau sinar radioaktif
sehingga dapat dipastikan aman bagi tubuh dan tidak dapat merusak otak.
2.3 Pengembangan Fisika untuk penangan Covid 19
Di tengah pandemi COVID-19, tim gabungan mahasiswa dan dosen Teknik Fisika
ITS berkolaborasi menciptakan emergency ventilator atau robot ventilator berbiaya murah
dan sederhana untuk membantu tenaga medis menangani pasien COVID-19. Tim gabugan
dibentuk pada Selasa, 24 Maret 2020 oleh Dr.rer.nat.Ir.Aulia M. T. N., MSc dan Iwan Cony
S., S.T., M.T atas arahan dari A. M. Hatta, S.T., MSi., PhD sebagai bagian dari LPPM ITS
(Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat).

Gambar : Emergency Ventilator Hasil Kolaborasi Mahasiswa dan Dosen Teknik Fisika ITS

Pembuatan emergency ventilator ini bertujuan untuk membantu pasien COVID-19


yang mengalami gangguan pernapasan. Mengingat harga ventilator yang mencapai Rp 800
juta sulit untuk memenuhi kebutuhan ventilator dalam jumlah banyak dalam waktu singkat
terutama di negara berkembang, seperti Indonesia. Ditambah lagi jumlah pasien yang terus
bertambah setiap harinya, sehingga diperlukan banyak ventilator. Emergency ventilator ini

6|Laporan Proyek Fisika Umum


memiliki basis desain open source dan sistem mekanik yang mengadopsi dari MIT. Akan
tetapi, untuk sistem monitoring dan elektronik dikembangkan seutuhnya oleh tim gabungan
mahasiswa dan dosen Teknik Fisika ITS. Ventilator ini juga memiliki fitur
pengaturan Respiration Rate, Inspiration/Expiration Ratio, Tidal Volume, PEEP (Positive
End-Expiratory Pressure), dan PIP (Peak Inspiration Pressure), serta sistem kompresi
pada emergency ventilator ini yang dilakukan secara otomatis. Selain itu, tim gabungan
mahasiswa dan dosen Teknik Fisika ITS juga berupaya untuk mengambahkan fitur
LCD touch screen, serta pengoprasian menggunakan handphone agar lebih user friendly.
Ventilator ini juga dilengkapi dengan sebuah filter yang mampu mencegah penularan virus
melalui udara yang berada di dalam ventilator.
Salah satu anggota tim, Iwan Cony S., S.T., M., mengungkapkan bahwa
Pembuatan emergency ventilator ini dimulai pada 27 Maret 2020, hingga pada 1 atau 2 April
2020 mulai terlihat kontruksi dari ventilator. Emergency ventilator ini merupakan prototype
pertama yang berhasil dioperasikan dari 3 prototype yang dibuat. Akan tetapi emergency
ventilator ini masih dalam proses uji coba kelayakan. Serta uji coba peforma alat untuk dapat
digunakan dalam waktu 2×24 jam tanpa adanya campur tangan manusia. Proses uji coba
kelayakan dilakukan oleh tim, serta kerja sama dengan Balai Keamanan Fasilitas Kesehatan
(BPFK), Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA), dan RSUD dr Soetomo. “Rencana
kedepan setelah alat ini medapat izin edar, maka ventilator ini dapat diproduksi,”Jelas Pak
Iwan.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat ventilator ini terbilang cukup mudah
karena beberapa komponen yang digunakan tersebar luas di pasaran, seperti jasa laser print
akrilik, ambu bag (Bag Valve Mask/BVM) yang dapat di beli dari toko alat medis. Kesulitan
yang dialami dalam proses pembuatan alat ini adalah menemukan motor yang cocok sebagai
penggerak dikarenakan torsi yang digunakan cukup besar.
Hafid, mahasiswa yang tergabung dalam tim menjelaskan bahwa dalam proses
pembuatan emergency ventilator ini menggunakan beberapa software seperti, Software 3D
Design yaitu Solidworks dan Autodesk Fusion yang digunakan untuk merancang desain
potongan akrilik dan perancanaan. Selain itu, Software Autodesk Eagle juga digunakan untuk
mendesain PCB. Lalu untuk pengembangan sistem elektronik menggunakan penerapan ilmu
elektronika dasar. Kemudian kontroler yang digunakan adalah arduino. “Dalam pembuatan
ventilator ini juga diperlukan skill dalam pemrograman komputer dan pengembangannya,”
Ujar Hafid.
Proses pembuatan ventilator yang kompleks ini memberikan kesan tersendiri bagi
dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam tim. Ditambah lagi dalam proses pembuatan
ventilator dikerjakan bersama tanpa adanya pembagian tugas. Anggota tim yang berasal dari
mahasiswa terdiri atas Hafid, Fafa, Yaseh, Linggar, Sapto, Yogi, Dipra, dan Pur mengaku
mendapatkan banyak pengalaman baru seperti memahami sistem kerja pada ventilator,
kegunaan ventilator, serta memahami parameter yang digunakan dalam pembuatan ventilator
yang baik. (Shifa & Azizah edit by mei)

7|Laporan Proyek Fisika Umum


BAB III
PENUTUP

Dari laporan proyek ini dapat disimpulkan bahawa penerapan fisika banyak
diterapkan dalam hampir segala bidang. Salah satu case yang telah penulis angkat dalam
laporan ini yaitu peranan fisika terhadap Covid 19. Fisika dapat membantu penanganan covid
19 dengan adanya CT scan dapat mendiagnosa penyakit dengan membuat gambar yang lebih
detail pada organ dalam, tulang, jaringan lunak, dan peredaran darah menggunakan X-Ray.
Sehungga teknologi ini membantu tenaga Kesehatan mendiagnosa pasien.
Dalam ilmu fisika untuk mengetahui suhu tubuh normal seseorang dapat diukur
dengan menggunakan alat yang disebut dengan “ Termo Gun ” yang berfungsi untuk
mengukur temperatur atau suhu tubuh seseorang yang diarahkan ke dahi atau telapak tangan
tanpa menyentuhnya.
Pengembangan fisika juga membantu membantu pasien COVID-19 yang mengalami
gangguan pernapasan dengan pembuatan emergency ventilator.

8|Laporan Proyek Fisika Umum


Daftar Pustaka
Scan CT, Scan CT, Scan CT, Scan CT, X-ray P, Scan CT, et al. Peran Fisika dalam
Penanganan COVID-19. 2019;2019–20.
Kompasiana.com. “Hubungan Covid-19 Dalam Ilmu Fisika.” KOMPASIANA, 12 Aug. 2020,

www.kompasiana.com/arnindapratiwi/5f338a03d541df50cb42caf2/hubungan-covid-

19-dalam-ilmu-fisika?page=all#section1. Accessed 2 Dec. 2021.

“Indonesia Darurat COVID-19, Mahasiswa Dan Dosen Teknik Fisika ITS Kolaborasi

Kembangkan Ventilator Murah.” Departemen Teknik Fisika, 8 Apr. 2020,

www.its.ac.id/tfisika/id/indonesia-darurat-covid-19-mahasiswa-dan-dosen-teknik-

fisika-its-kolaborasi-kembangkan-ventilator-murah/. Accessed 2 Dec. 2021.

9|Laporan Proyek Fisika Umum


LAMPIRAN

1. Di BAB II telah dijelaskan peranan fisika terhadap covid yaitu dengan CT Scan. Lalu, lebih
efektif mana jika dibandingkan dengan pengujian Reverse Transkriptase PCR ?

Menurut para peneliti dari China, mereka mengatakan bahwa hasil CT Scan dada
lebih efektif dibandingkan dengan pengujian Reverse Transkriptase PCR yang merupakan tes
laboratorium untuk memperkuat dan mendeteksi urutan DNA dan RNA pada COVID-19. Hal
ini dikarenakan kebanyakan dokter lebih mudah mendeteksi seseorang terjangkit COVID-19
melalui CT Scan. Pasien yang terjangkit COVID-19 pada hasil CT Scan dada akan terlihat
kerusakan pada dalam dan tepian paru-paru berbeda dengan virus pada umumnya dan paru-
paru akan terlihat seperti gambar bangunan yang terbakar. Hasil CT Scan merupakan sebuah
pendekatan fisiologi untuk mendeteksi adanya kerusakan paru-paru oleh virus ini, untuk
memastikan lebih lanjut apakah benar virus ini atau bukan perlu dilakukan tes PCR yang
menggunakan pendekatan molekuler. Pengunaan CT Scan membuat pengambilan keputusan
oleh dokter lebih cepat daripada penggunaan PCR. Meskipun begitu, pengunaan PCR masih
tetap dibutuhkan untuk memastikan apakah benar virus COVID-19 yang menyerang pasien
tersebut.

10 | L a p o r a n P r o y e k F i s i k a U m u m

Anda mungkin juga menyukai