e-ISSN : 2614-8234
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Email : fibonacci@umj.ac.id Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
cara belajar, fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa,
serta faktor mana yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 192 mahasiswa (FIP) UMJ angkatan tahun 2013-2015
yang aktif mengikuti perkuliahan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif
survey. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Metode
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan analisis Structural Equation
Modeling (SEM) berbantuan program LISREL 8.3. Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Chi-square dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
cara belajar memiliki kontribusi yang paling besar, selanjutnya variabel kedua yang
berkontribusi meningkatkan motivasi belajar adalah lingkungan belajar dan terakhir fasilitas
belajar memberikan pengaruh yang paling kecil terhadap motivasi belajar. Jadi, variabel laten
cara belajar dan lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar dan
fasilitas belajar berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar.
Equation Model) adalah salah satu teknik sebaliknya cara belajar yang buruk akan
multivariat yang akan menunjukkan menyebabkan kurang berhasilnya atau
bagaimana cara merepresentasikan suatu gagalnya belajar. Hal ini sejalan dengan
seri atau deret hubungan kausal (causal Slameto (2012:73), bahwa banyak siswa dan
relationship) dalam suatu diagram jalur atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat
(path diagram). hasil yang baik dalam belajar karena tidak
Terdapat beberapa program yang mengetahui cara-cara belajar efektif. Dari
ditawarkan untuk SEM, seperti LISREL, kedua pendapat di atas dapat di simpulkan,
AMOS, EQS, ROMANO, SEPATH, bahwa siswa yang mempunyai cara belajar
LISCOMP. LISREL merupakan program baik dalam belajar memungkinkan akan
yang paling banyak digunakan dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Artinya
penelitian dibandingkan program yang lain. semakin baik cara belajar, maka akan
LISREL merupakan satu-satunya program semakin tinggi pula intensitas usaha yang
SEM yang tercanggih dan dapat dilakukan untuk memperoleh hasil belajar
mengestimasi persoalan SEM yang hampir yang baik.
tidak mungkin dilakukan oleh program SEM Buruknya cara belajar merupakan
lainnya (Latan, 2013: 6). Saat ini telah salah satu faktor penyebab rendahnya
banyak peneliti yang menggunakan program motivasi belajar mahasiswa dan tentunya
LISREL untuk menganalisis penelitian yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
menggunakan model persamaan struktural. mahasiswa juga, hal ini tentu menjadi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan penyebab menurunnya mutu pendidikan.
(FIP) UMJ Beberapa tahun belakangan ini Slameto (2012:54) mengemukakan bahwa
banyak yang mulai menurun motivasi faktor cara belajar yang buruk merupakan
belajarnya dan kemudian mendapatkan nilai penyebab masih cukup banyaknya
yang kurang maksimal. Banyak upaya yang mahasiswa yang sebenarnya pandai tetapi
dilakukan oleh pihak prodi terutama ketua hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik
prodi dan dosen yang mengajar untuk dari mahasiswa yang sebenarnya kurang
mengetahui penyebabnya. Dengan pandai tetapi mampu meraih prestasi yang
mengetahui penyebabnya diharapkan dosen lebih tinggi karena mempunyai cara belajar
dan pihak kampus khususnya dapat mencari yang baik. Agar mendapatkan hasil belajar
solusi yang terbaik untuk mahasiswa. yang baik mahasiswa harus membuat jadwal
Ada banyak faktor yang belajar, membaca dan membuat catatan serta
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa mengulang bahan pelajaran (materi),
salah satunya yaitu cara belajar. Menurut konsentrasi dan mengerjakan tugas-tugas
Gie (2002: 34) cara belajar merupakan suatu latihan. Mahasiswa yang membuat jadwal
cara bagaimana peserta didik melaksanakan belajar dengan baik maka dapat membagi
kegiatan belajar misalnya bagaimana waktu belajar secara teratur, tetapi masih ada
mereka mempersiapkan belajar, mengikuti beberapa mahasiswa yang tidak membuat
pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang jadwal belajar, mahasiswa hanya belajar
dilakukan, pola belajar mereka, cara ketika ada ujian maupun tugas.
mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan Dalam kegiatan pembelajaran di
menentukan kualitas hasil belajar yang kampus seorang dosen menjalankan
diperoleh. Cara belajar yang baik akan tugasnya sebagai pengajar dan subyeknya
menyebabkan berhasilnya belajar, adalah mahasiswa yang belajar untuk
148
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.
Menurut Slameto (2011: 22) mencapai suatu usaha tujuan belajar yang
mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu akan mempengaruhi hasil yang dicapai.
proses usaha yang dilakukan seseorang Perilaku-perilaku yang menumbuhkan cara
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah belajar yang dianggap dapat menyeleseikan
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai atau mencapai tujuan belajar tersebut. Oleh
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi karena itu, seseorang yaitu peserta didik
dengan lingkungannya”. Jadi dapat akan melaksanakan suatu pekerjaan yang
dikatakan bahwa belajar yaitu perubahan mempunyai suatu cara tersendiri atau
pengetahuan atau tingkah laku seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya
yang tadinya belum bisa menjadi bisa, belum atau tidak akan memperoleh suatu hasil yang
tahu menjadi tahu dikarenakan pengalaman sama pula.
yang diperolehnya melalui interaksi dengan
lingkungannya. Fasilitas Belajar
Berdasarkan pendapat tersebut dapat Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi
disimpulkan bahwa belajar adalah belajar, salah satu diantara faktor-faktor
perubahan pengetahuan atau tingkah laku tersebut adalah fasilitas belajar. Meskipun
seseorang yang tadinya belum bisa menjadi fasilitas belajar hanya sebagian kecil dari
bisa, belum tahu menjadi tahu dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
pengalaman yang diperolehnya melalui belajar, namun keberadaannya tidak bisa
interaksi dengan lingkungannya. diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya
fasilitas belajar maka kegiatan belajar tidak
Cara Belajar akan terlaksana dengan baik sesuai dengan
Cara belajar pada dasarnya merupakan tujuan yang diharapkan. Fasilitas belajar
suatu cara atau strategi yang diterapkan sangat dibutuhkan dalam kegiatan
siswa sebagai usaha belajarnya dalam pembelajaran secara formal yang pada
rangka mencapai hasil yang yang dinginkan. umumnya dilakukan di sekolah.
Penilaian baik buruknya usaha yang Gie (2002: 33) mengemukakan bahwa
dilakukan akan tergambar dalam bentuk “Fasilitas belajar secara garis besar dapat
prestasi. Cara belajar seseorang akan terlihat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fasilitas
dari hasil yang diperoleh oleh siswa tersebut. belajar yang berasal dari rumah dan fasilitas
Hasil belajar yang baik dipengararuhi oleh belajar yang berasal dari sekolah”. Fasilitas
cara belajar yang baik pula. Slameto belajar yang berasal dari sekolah antara lain
(2010:73) berpendapat bahwa “Banyak gedung sekolah tempat terjadinya interaksi
siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak belajar mengajar, laboratorium atau ruang
mendapat hasil yang baik dalam belajar praktek, perpustakaan, papan tulis dan
karena tidak mengetahui cara-cara belajar perlengkapannya serta media yang
yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mendukung proses pembelajaran.
mengetahui cara belajar yang baik maka Sedangkan fasilitas belajar yang dimiliki
akan baik pula hasilnya. siswa di rumah antara lain adalah buku-buku
Cara belajar akan mempengaruhi hasil pelajaran, pulpen, kistar atau penggaris,
belajar peserta didik. Apabila peserta didik pensil, penghapus, alat runcing, kertas tulis,
tidak memiliki cara belajar yang efektif ruang belajar, meja dan kursi belajar, tempat
maka hasil belajar yang diperoleh pun akan buku-buku atau rak dan lampu belajar
rendah. Perilaku peserta didik dalam (Nurdin, 2011).
150
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.
153
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017
X15 Y2
Fasilitas Motivasi
Belajar
Y3
Uji validitas dan reliabilitas
X21 Belajar
X22
… Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
Y8
… terhadap ke empat variabel yang digunakan
X27
X31
Lingkungan
Belajar
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
X32 terdapat beberapa indikator dalam setiap
…
variabel yang tidak valid. Cara belajar (X1),
X311
hasil uji validitas untuk variabel cara belajar
Gambar 1. Model Motivasi Belajar
menunjukkan terdapat 4 butir pertanyaan
Mahasiswa FIP UMJ
yang tidak valid, sehingga hanya 10
pertanyaan saja yang digunakan dalam
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar
154
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.
0,769. Hal ini berarti bahwa ke 10 sebelumnya, statistik khi-kuadrat ini peka
pertanyaan ini dapat dikatakan valid dan terhadap ukuran contoh serta asumsi
reliabel untuk mengukur cara belajar kenormalan data. Sehingga penilaian
mahasiswa. Fasilitas belajar (X2), hasil uji kelayakan model dengan uji khi-kuadrat
validitas untuk variabel fasilitas belajar perlu didampingi dengan ukuran lain. Nilai
menunjukkan terdapat 2 butir pertanyaan GFI diperoleh sebesar 0.85, sedikit lebih
yang tidak valid, sehingga hanya 17 kecil daripada batas minimum idealnya yang
pertanyaan saja yang digunakan dalam sebesar 0.90. Hal ini menunjukkan model
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar tidak cukup baik dalam mengepas data.
0,906. Hal ini berarti bahwa ke 17 Ukuran mutlak lain yang dapat digunakan
pertanyaan dapat dikatakan valid dan adalah RMSR dan RMSEA. Kedua nilai ini
reliabel. Lingkungan belajar (X3), hasil uji masing-masing diperoleh sebesar 0.081 dan
validitas untuk variabel lingkungan belajar 0.05. Dengan hasil ini, disimpulkan model
menunjukkan terdapat 3 butir pertanyaan cukup baik dalam mengepas data.
yang tidak valid, sehingga hanya 20
pertanyaan saja yang digunakan dalam Tabel 2. Kebaikan model secara
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar keseluruhan
0,883. Hal ini berarti bahwa ke 20 Goodness
Cut-off Hasil
pertanyaan ini dapat dikatakan valid dan of Fit Keterangan
value model
reliabel. Motivasi belajar (Y), hasil uji Statistics
validitas untuk variabel motivasi belajar Diharapkan
Chi-Square - 593.82
menunjukkan terdapat 2 butir pertanyaan kecil
yang tidak valid, sehingga hanya 16 Nilai-p ≥ 0,05 0,000 Kurang baik
pertanyaan saja yang digunakan dalam Standardized Diharapkan
- 0,081
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar RMSR kecil
0,859. Hal ini berarti bahwa ke 16 GFI ≥ 0,90 0.850 Marginal fit
pertanyaan ini dapat dikatakan valid dan RMSEA ≤ 0,08 0.050 Good fit
reliabel.
Selanjutnya baik model struktural
Pembahasan maupun model pengukuran dianalisis
Tahap berikutnya adalah evaluasi besarnya faktor muatan yang dihasilkan
terhadap model SEM secara keseluruhan. pada setiap model. Ini akan menjadi dasar
Evaluasi awal didasarkan pada ukuran yang peneliti untuk melihat faktor mana saja yang
bersifat mutlak (digunakan untuk menilai mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
kebaikan model yang bersangkutan dan FIP UMJ.
tidak digunakan untuk pembandingan
kebaikan antar model) di antaranya dengan Model struktural
Uji khi-kuadrat, GFI, dan RMSEA. Dari Tabel 2 merupakan model struktural
pengujian dengan khi-kuadrat diperoleh yang diperoleh pada analisis SEM. Besarnya
nilai 2 sebesar 593,82 dengan derajat bebas keragaman variabel motivasi yang dapat
sebesar 377 dan nilai-p sebesar 0.000. dijelaskan oleh variabel penjelas atau
Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa variabel laten eksogen adalah sebesar 71%.
model tidak layak di dalam mengepas data. Sehingga, model struktural ini cukup layak
Hanya saja, sebagaimana dikemukakan digunakan untuk menjelaskan keragaman
155
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017
motivasi belajar mahasiswa FIP UMJ. setiap ada kenaikan lingkungan belajar atau
Perhatikan bahwa variabel cara belajar (X1) lingkungan belajarnya semakin positif,
memiliki kontribusi yang paling besar yaitu maka akan meningkatkan motivasi belajar
sebesar 0,63. Hal ini berarti bahwa cara mahasiswa rata-rata sebesar 0,37. Fasilitas
belajar mempengaruhi motivasi secara belajar (X2) memberikan pengaruh yang
langsung. Selanjutnya variabel kedua yang negatif dan paling kecil terhadap motivasi
berkontribusi meningkatkan motivasi belajar, yaitu sebesar -0,15.
belajar adalah lingkungan belajar (X3), yaitu
sebesar 0,37. Nilai ini menunjukkan bahwa
Model pengukuran variabel laten dilakukan agar ragam sisaan bagi variabel
motivasi (Y) Y1 pada model pengukurannya dengan
Tabel 3 merupakan model pengukuran peubah laten motivasi tidak bernilai negatif.
untuk variabel laten motivasi yang diperoleh Berdasarkan nilai R2 dan loading factor,
pada analisis SEM. Perhatikan bahwa semua indikator Sikap untuk mencapai tujuan (Y4)
indikator secara signifikan membentuk merupakan indikator yang memberikan
variabel motivasi belajar mahasiswa. Hal ini kontribusi yang paling besar yaitu sebesar
ditunjukkan dengan nilai t-hitung untuk 2,860 atau 49%. Selain Y4 indikator yang
delapan indikator diatas 1,96. Pada model juga memiliki kontribusi besar adalah durasi
modifikasi ragam sisaan indikator durasi kegiatan (Y1) yaitu sebesar 2,370 atau 85%.
kegiatan (Y1) ditetapkan sebesar 1,0. Hal ini
Model pengukuran variabel laten cara indikator membaca dan membuat catatan
belajar (X1) (X12) merupakan indikator yang
Tabel 4 merupakan model pengukuran memberikan kontribusi yang paling besar
untuk variabel laten cara belajar yang yaitu sebesar 0,980 atau 53%. Selain X12
diperoleh pada analisis SEM. Perhatikan indikator yang juga memiliki kontribusi
bahwa semua indikator secara signifikan besar membentuk variabel cara belajar
membentuk variabel cara belajar adalah mengulang bahan pelajaran (X13)
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 1,170 atau 34%.
t-hitung untuk lima indikator diatas 1,96.
Berdasarkan nilai R2 dan loading factor,
Model pengukuran variabel laten fasilitas Berdasarkan nilai R2 dan loading factor,
belajar (X2) indikator gedung kampus (X21) merupakan
Tabel 5 merupakan model pengukuran indikator yang memberikan kontribusi yang
untuk variabel laten fasilitas belajar yang paling besar yaitu sebesar 5,53 atau 65%.
diperoleh pada analisis SEM. Perhatikan Selain X24 indikator yang juga memiliki
bahwa semua indikator secara signifikan kontribusi besar membentuk variabel
membentuk variabel fasilitas belajar fasilitas belajar adalah perpustakaan (X24)
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 6,3 atau 43%.
t-hitung untuk tujuh indikator diatas 1,96.
DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. 2009 . Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakatra : Rineka Cipta.
Ferdinand, A. 2006. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen Edisi 4.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hal 27.
Gie, The Liang. 2002. Cara belajar yang efektif. Yogyakarta: Liberty.
Hox, J.J & Bechger, T.M. 1998. An Introduction to Structural Equation Modeling. Family
Science Review,11: 354-373. Tersedia di
http://hox_98_an+introduction+to+structural+equation.pdf [diakses 19- 03-2015].
Humaini. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa SMK di Kabupaten Barito Kuala. Tesis S2, UNY.
Muhib. Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.
Latan, H. 2013. Structural Equation Modeling: Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program
Lisrel 8.80. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Muhroji, dkk. 2004. Manajemen Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Mariyana, Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Nurdin. 2011. Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar terhadap
Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Jurnal Ekonomi &
Pendidikan Vol. 8 No. 1, (http://journal.uny.ac.id/574.pdf diakses 28 Desember 2013).
Prastuti, D. 2011. Penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) Sebagai Salah Satu Teknik
Analisis Statistik Dengan Menggunakan Program Tetrad IV (Studi Kasus Pengguna
Internet Dan Hotspot Area Di Universitas Negeri Semarang) Tahun 2011. Thesis.
Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id
[diakses 7-09-2015].
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
159
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017
Slameto. 2012. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Virgianti, Erni Gustien. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Matematika Siswa SMP Di Kecamatan Utan Sumbawa. Tesis S2, UNY.
160