Anda di halaman 1dari 14

ISSN : 2460 – 7797

e-ISSN : 2614-8234
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/fbc
Email : fibonacci@umj.ac.id Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika

PENGGUNAAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING


UNTUK ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
BELAJAR MAHASISWA FIP UMJ

Ririn Widiyasari1)* dan Mutiarani2)


1)
Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
2)
Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Jakarta
1)
ririn.widiyasari@umj.ac.id , 2) mutiaranirahman@gmail.com

Diterima: DD MM YYYY Direvisi: DD MM YYYY Disetujui: DD MM YYYY

Abstrak

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui faktor apa saja yang
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa, apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
cara belajar, fasilitas belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa,
serta faktor mana yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah 192 mahasiswa (FIP) UMJ angkatan tahun 2013-2015
yang aktif mengikuti perkuliahan. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif
survey. Metode pengambilan data menggunakan kuesioner dengan skala likert. Metode
analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, dan analisis Structural Equation
Modeling (SEM) berbantuan program LISREL 8.3. Uji hipotesis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji Chi-square dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
cara belajar memiliki kontribusi yang paling besar, selanjutnya variabel kedua yang
berkontribusi meningkatkan motivasi belajar adalah lingkungan belajar dan terakhir fasilitas
belajar memberikan pengaruh yang paling kecil terhadap motivasi belajar. Jadi, variabel laten
cara belajar dan lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar dan
fasilitas belajar berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar.

Kata Kunci: Motivasi Belajar, LISREL, Structural Equation Modeling (SEM)

PENDAHULUAN menggabungkan analisis regresi, faktor, dan


Structural Equation Modeling lebih jalur sehingga secara simultan menghitung
dikenal SEM merupakan salah satu teknik hubungan yang terjadi antara variabel laten,
analisis statistik yang digunakan untuk mengukur nilai loading dari indikator-
membangun dan menguji model statistik indikator variabel laten, dan menghitung
dalam bentuk model-model sebab akibat model jalur dari variabelvariabel laten
(Prastuti, 2011: 14). Analisis SEM tersebut. Pada dasarnya, SEM (Structural
147
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

Equation Model) adalah salah satu teknik sebaliknya cara belajar yang buruk akan
multivariat yang akan menunjukkan menyebabkan kurang berhasilnya atau
bagaimana cara merepresentasikan suatu gagalnya belajar. Hal ini sejalan dengan
seri atau deret hubungan kausal (causal Slameto (2012:73), bahwa banyak siswa dan
relationship) dalam suatu diagram jalur atau mahasiswa gagal atau tidak mendapat
(path diagram). hasil yang baik dalam belajar karena tidak
Terdapat beberapa program yang mengetahui cara-cara belajar efektif. Dari
ditawarkan untuk SEM, seperti LISREL, kedua pendapat di atas dapat di simpulkan,
AMOS, EQS, ROMANO, SEPATH, bahwa siswa yang mempunyai cara belajar
LISCOMP. LISREL merupakan program baik dalam belajar memungkinkan akan
yang paling banyak digunakan dalam memperoleh hasil belajar yang baik. Artinya
penelitian dibandingkan program yang lain. semakin baik cara belajar, maka akan
LISREL merupakan satu-satunya program semakin tinggi pula intensitas usaha yang
SEM yang tercanggih dan dapat dilakukan untuk memperoleh hasil belajar
mengestimasi persoalan SEM yang hampir yang baik.
tidak mungkin dilakukan oleh program SEM Buruknya cara belajar merupakan
lainnya (Latan, 2013: 6). Saat ini telah salah satu faktor penyebab rendahnya
banyak peneliti yang menggunakan program motivasi belajar mahasiswa dan tentunya
LISREL untuk menganalisis penelitian yang menyebabkan rendahnya hasil belajar
menggunakan model persamaan struktural. mahasiswa juga, hal ini tentu menjadi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan penyebab menurunnya mutu pendidikan.
(FIP) UMJ Beberapa tahun belakangan ini Slameto (2012:54) mengemukakan bahwa
banyak yang mulai menurun motivasi faktor cara belajar yang buruk merupakan
belajarnya dan kemudian mendapatkan nilai penyebab masih cukup banyaknya
yang kurang maksimal. Banyak upaya yang mahasiswa yang sebenarnya pandai tetapi
dilakukan oleh pihak prodi terutama ketua hanya meraih prestasi yang tidak lebih baik
prodi dan dosen yang mengajar untuk dari mahasiswa yang sebenarnya kurang
mengetahui penyebabnya. Dengan pandai tetapi mampu meraih prestasi yang
mengetahui penyebabnya diharapkan dosen lebih tinggi karena mempunyai cara belajar
dan pihak kampus khususnya dapat mencari yang baik. Agar mendapatkan hasil belajar
solusi yang terbaik untuk mahasiswa. yang baik mahasiswa harus membuat jadwal
Ada banyak faktor yang belajar, membaca dan membuat catatan serta
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa mengulang bahan pelajaran (materi),
salah satunya yaitu cara belajar. Menurut konsentrasi dan mengerjakan tugas-tugas
Gie (2002: 34) cara belajar merupakan suatu latihan. Mahasiswa yang membuat jadwal
cara bagaimana peserta didik melaksanakan belajar dengan baik maka dapat membagi
kegiatan belajar misalnya bagaimana waktu belajar secara teratur, tetapi masih ada
mereka mempersiapkan belajar, mengikuti beberapa mahasiswa yang tidak membuat
pelajaran, aktivitas belajar mandiri yang jadwal belajar, mahasiswa hanya belajar
dilakukan, pola belajar mereka, cara ketika ada ujian maupun tugas.
mengikuti ujian. Kualitas cara belajar akan Dalam kegiatan pembelajaran di
menentukan kualitas hasil belajar yang kampus seorang dosen menjalankan
diperoleh. Cara belajar yang baik akan tugasnya sebagai pengajar dan subyeknya
menyebabkan berhasilnya belajar, adalah mahasiswa yang belajar untuk
148
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.

memperoleh ilmu pengetahuan. besar untuk meningkatkan motivasi belajar


Keberhasilan mahasiswa tidak hanya mahasiswa agar tujuan belajar mahasiswa
bergantung pada peran pengajar namun pada dapat tercapai.
niat dan motivasi mahasiswa itu sendiri Metode yang digunakan dalam
dalam belajar. Menurut Dimyati & penelitian ini adalah Structural Equation
Mudjiono (2009: 80), motivasi belajar Modeling (SEM). SEM merupakan teknik
merupakan kekuatan mental yang analisis multivariat yang dikembangkan
mendorong terjadinya proses belajar. guna menutupi keterbatasan yang dimiliki
Motivasi belajar mahasiswa dapat oleh model-model analisis sebelumnya yang
disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya telah digunakan secara luas dalam penelitian
adalah fasilitas belajar. Fasilitas belajar yang statistik. Model-model yang dimaksud
lengkap oleh mahasiswa adalah hal yang diantaranya adalah regression analysis
sangat penting karena akan mempengaruhi (analisis regresi), path analysis (analisis
kelancaran mahasiswa dalam belajar. jalur), dan confirmatory factor analysis
Dalyono (2001: 241) mengemukakan bahwa (analisis faktor konfirmatori) (Hox &
kelengkapan fasilitas belajar akan Bechger, 1998).
membantu siswa dalam belajar, dan Berdasarkan latar belakang masalah di
kurangnya alat-alat atau fasilitas belajar atas peneliti tertarik untuk meneliti
akan menghambat kemajuan belajarnya. Penggunaan Metode Structural Equation
Menurut Muhroji, dkk (2004: 49) fasilitas Modelling untuk Analisis Faktor Yang
belajar adalah semua yang diperlukan dalam Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa
proses pembelajaran baik bergerak maupun FIP UMJ.
tidak bergerak agar tercapai tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah
pendidikan dapat berjalan lancar, teratur, mengetahui faktor-faktor yang
efektif dan efisien. mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa,
Selain fasilitas belajar, lingkungan bagaimana pengaruh cara belajar, fasilitas
belajar juga sangat mempengaruhi motivasi belajar dan lingkungan belajar terhadap
belajar mahasiswa. Menurut Muhib (2004: motivasi belajar mahasiswa, seberapa besar
76), “lingkungan belajar terdiri dari tiga faktor – faktor yang mempengaruhi motivasi
yaitu lingkungan sekolah, lingkungan belajar mahasiswa, serta faktor mana yang
keluarga dan lingkungan masyarakat”. paling berpengaruh terhadap motivasi
Lingkungan sekolah adalah suatu lembaga belajar mahasiswa.
formal yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Lingkungan keluarga adalah Pengertian Belajar
segala kondisi dan pengaruh dari luar Belajar merupakan kegiatan yang
terhadap kehidupan dan perkembangan paling pokok dalam proses pendidikan.
anggota keluarga. Sedangkan lingkungan Menurut Djamarah (2011: 13) mengatakan
masyarakat adalah tempat orang-orang bahwa “Belajar adalah serangkaian kegiatan
hidup bersama yang menghasilkan jiwa raga untuk memperoleh suatu
kebudayaan. Dalam tanggung jawab perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pendidikan, lingkungan sekolah dan pengalaman individu dalam interaksi dengan
keluarga yang paling utama dalam kegiatan lingkungannya yang menyangkut kognitif,
belajar mahasiswa. Namun, lingkungan afektif, dan psikomotor”.
masyarakat juga mempunyai peran yang
149
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

Menurut Slameto (2011: 22) mencapai suatu usaha tujuan belajar yang
mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu akan mempengaruhi hasil yang dicapai.
proses usaha yang dilakukan seseorang Perilaku-perilaku yang menumbuhkan cara
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah belajar yang dianggap dapat menyeleseikan
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai atau mencapai tujuan belajar tersebut. Oleh
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi karena itu, seseorang yaitu peserta didik
dengan lingkungannya”. Jadi dapat akan melaksanakan suatu pekerjaan yang
dikatakan bahwa belajar yaitu perubahan mempunyai suatu cara tersendiri atau
pengetahuan atau tingkah laku seseorang berbeda antara satu dengan yang lainnya
yang tadinya belum bisa menjadi bisa, belum atau tidak akan memperoleh suatu hasil yang
tahu menjadi tahu dikarenakan pengalaman sama pula.
yang diperolehnya melalui interaksi dengan
lingkungannya. Fasilitas Belajar
Berdasarkan pendapat tersebut dapat Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi
disimpulkan bahwa belajar adalah belajar, salah satu diantara faktor-faktor
perubahan pengetahuan atau tingkah laku tersebut adalah fasilitas belajar. Meskipun
seseorang yang tadinya belum bisa menjadi fasilitas belajar hanya sebagian kecil dari
bisa, belum tahu menjadi tahu dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
pengalaman yang diperolehnya melalui belajar, namun keberadaannya tidak bisa
interaksi dengan lingkungannya. diabaikan begitu saja. Sebab, tanpa adanya
fasilitas belajar maka kegiatan belajar tidak
Cara Belajar akan terlaksana dengan baik sesuai dengan
Cara belajar pada dasarnya merupakan tujuan yang diharapkan. Fasilitas belajar
suatu cara atau strategi yang diterapkan sangat dibutuhkan dalam kegiatan
siswa sebagai usaha belajarnya dalam pembelajaran secara formal yang pada
rangka mencapai hasil yang yang dinginkan. umumnya dilakukan di sekolah.
Penilaian baik buruknya usaha yang Gie (2002: 33) mengemukakan bahwa
dilakukan akan tergambar dalam bentuk “Fasilitas belajar secara garis besar dapat
prestasi. Cara belajar seseorang akan terlihat dibagi menjadi dua bagian, yaitu fasilitas
dari hasil yang diperoleh oleh siswa tersebut. belajar yang berasal dari rumah dan fasilitas
Hasil belajar yang baik dipengararuhi oleh belajar yang berasal dari sekolah”. Fasilitas
cara belajar yang baik pula. Slameto belajar yang berasal dari sekolah antara lain
(2010:73) berpendapat bahwa “Banyak gedung sekolah tempat terjadinya interaksi
siswa dan atau mahasiswa gagal atau tidak belajar mengajar, laboratorium atau ruang
mendapat hasil yang baik dalam belajar praktek, perpustakaan, papan tulis dan
karena tidak mengetahui cara-cara belajar perlengkapannya serta media yang
yang efektif”. Semakin baik siswa dalam mendukung proses pembelajaran.
mengetahui cara belajar yang baik maka Sedangkan fasilitas belajar yang dimiliki
akan baik pula hasilnya. siswa di rumah antara lain adalah buku-buku
Cara belajar akan mempengaruhi hasil pelajaran, pulpen, kistar atau penggaris,
belajar peserta didik. Apabila peserta didik pensil, penghapus, alat runcing, kertas tulis,
tidak memiliki cara belajar yang efektif ruang belajar, meja dan kursi belajar, tempat
maka hasil belajar yang diperoleh pun akan buku-buku atau rak dan lampu belajar
rendah. Perilaku peserta didik dalam (Nurdin, 2011).
150
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.

Menurut Sardiman (2007: 6), tingkah laku seseorang agar ia terdorong


“Fasilitas belajar adalah untuk dapat untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
memudahkan dan melancarkan hasil yang mencapai hasil atau tujuan tertentu. Banyak
dicapai”. Sedangkan Sudjana (2002: 37) teori-teori yang menjelaskan tentang
berpendapat bahwa “Fasilitas belajar motivasi belajar dengan paradigma yang
merupakan bagian dari sarana belajar yang berbeda, hal ini menyebabkan adanya
termasuk dalam variabel lingkungan”. perbedaan titik tolaknya. Menurut Sardiman
(2007: 75), dalam kegiatan pembelajaran,
Lingkungan Belajar motivasi belajar dapat dikatakan sebagai
Dalam proses pembelajaran, keseluruhan daya penggerak yang
lingkungan merupakan sumber belajar yang menimbulkan kegiatan belajar yang
berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa menjamin kelangsungan kegiatan belajar,
dan dalam proses pembelajaran. Sama sehingga tujuan yang dikehendaki oleh
halnya dengan fasilitas belajar, lingkungan subyek belajar dapat tercapai. Jadi dapat
belajar juga merupakan salah satu faktor dikatakan bahwa Memberi motivasi kepada
yang tidak dapat diabaikan begitu saja. mahasiswa berarti menggerakkan
Sebab, lingkungan merupakan bagian dari mahasiswa untuk melakukan sesuatu untuk
manusia khususnya bagi siswa untuk hidup mencapai tujuan belajar.
dan berinteraksi dengan sesamanya. Kondisi Hasil penelitian Humaini (2012)
lingkungan belajar yang kondusif baik menyimpulkan bahwa persepsi siswa
lingkungan rumah maupun lingkungan tentang kemampuan guru melaksanakan
sekolah akan menciptakan ketenangan dan pembelajaran, lingkungan sosial, motivasi
kenyamanan siswa dalam belajar, sehingga belajar berada pada kategori tinggi,
siswa akan lebih mudah untuk menguasai sedangkan sarana dan prasarana belajar dan
materi belajar secara maksimal. prestasi belajar berada pada kategori cukup;
Slameto (2012: 72) menyatakan persepsi siswa tentang kemampuan guru
bahwa “Lingkungan yang baik perlu melaksanakan pembelajaran, lingkungan
diusahakan agar dapat memberi pengaruh sosial siswa, sarana dan prasarana belajar
yang positif terhadap anak atau siswa berpengaruh signifikan secara langsung
sehingga dapat belajar dengan sebaik- maupun tidak langsung terhadap prestasi
baiknya”. Sedangkan Blocher (dalam belajar matematika, sedangkan motivasi
Mariyana, dkk, 2010: 17) juga menjelaskan belajar sebagai variabel antara juga
bahwa “Lingkungan belajar merupakan berpengaruh secara signifikan terhadap
suatu konteks fisik, sosial dan psikologis prestasi belajar. Sedangkan hasil penelitian
yang dalam konteks tersebut individu belajar Virgianti (2014) menyimpulkan bahwa self-
dan memperoleh perilaku baru”. concept matematika, peran orangtua, peran
Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan guru, teman sebaya, sarana dan prasarana
keluarga, lingkungan sekolah dan yang mendukung belajar matematika
lingkungan masyarakat. berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap motivasi belajar matematika siswa
Motivasi Belajar SMP di Kecamatan Utan Sumbawa,
Menurut Purwanto (2004: 73), motivasi sedangkan dua variabel lainnya yaitu
adalah suatu uasaha yang didasari untuk kesehatan dan cita-cita tidak berpengaruh
menggerakkan, mengarahkan dan menjaga secara signifikan terhadap motivasi belajar
151
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

matematika siswa SMP di Kecamatan Utan diperoleh sebesar (Ferdinand, 2006):


Sumbawa. Ukuran sampel = ∑ Indikator x 6 = 32 x 6 =
Jadi berdasarkan pernyataan di atas, 192. Sehingga ukuran sampel untuk tiap
dapat dinyatakan bahwa motivasi belajar prodi adalah:
adalah keseluruhan daya penggerak psikis 54
PAUD = 730 × 192 = 14,20 ≈ 14,
dalam diri siswa yang menimbulkan 328
PGSD = 730 × 192 = 86,27 ≈ 86,
kegiatan belajar dan memberikan arah pada
70
kegiatan belajar, sehingga anak tidak hanya MTK = 730 × 192 = 18,41 ≈ 18,
belajar namun juga menghargai dan 109
PBSI = 730 × 192 = 28,69 ≈ 29,
menikmati belajarnya.
169
PBI = 730 × 192 = 44,45 ≈ 45.

METODE PENELITIAN Instrumen Penelitian


Populasi dan Sampel Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini meliputi angket
keseluruhan mahasiswa FIP UMJ yang aktif kuesioner, dokumentasi, dan wawancara.
mengikuti perkuliahan, yaitu mahasiswa Angket yang digunakan dalam penelitian ini
angkatan Tahun 2013-2015 yang berjumlah menggunakan skala likert. Melalui skala
823 mahasiswa. FIP UMJ terdiri dari lima likert ini responden diminta untuk memberi
Program Studi, yaitu Pendidikan Anak Usia tanggapan dengan memilih salah satu dari
Dini (PAUD), Pendidikan Guru Sekolah alternatif dari kelima jawaban yang tersedia.
Dasar (PGSD), Pendidikan Matematika Jawaban masing-masing peubah diberi skor
(MTK), Pendidikan Bahasa Indonesia satu sampai lima dengan perinciannya yaitu
(PBSI), dan Pendidikan Bahasa Inggris Sangat Setuju (SS) dengan skor 5, Setuju (S)
(PBI). Sampel dalam penelitian ini dengan skor 4, Kurang setuju dengan skor 3,
menggunakan tekhnik penarikan sampel Tidak Setuju (TS) dengan skor 2 dan Sangat
berlapis (Stratified Sampling), karena Tidak Setuju (STS) dengan skor 1. Peubah-
karakteristik dari populasi yang heterogen. peubah yang gunakan dalam penelitian ini
Setiap Prodi akan dilakukan penarikan meliputi:
sampel berdasarkan proporsi masing-masing
Prodi secara acak. Ukuran sampel dapat

Tabel 1. Peubah – Peubah Laten dan Peubah Indikator


Peubah Laten Indikator
Cara belajar (X1) Pembuatan Jadwal Belajar (X11)
Membaca dan Membuat Catatan (X12)
Mengulang Bahan Pelajaran (X13)
Konsentrasi (X14)
Mengerjakan Tugas (X15)
Fasilitas Belajar (X2) Gedung kampus (X21)
Ruang kelas (X22)
Laboratorium atau ruang praktek (X23)
Perpustakaan (X24)
Papan tulis dan perlengkapannya (X25)
152
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.

Peubah Laten Indikator


Fasilitas Wifi (X26)
Buku-buku pelajaran (X27)
Lingkungan Belajar (X3) Cara orang tua mendidik (X31)
Relasi antar anggota keluarga (X32)
Suasana rumah (X33)
Keadaan ekonomi keluarga (X34)
Pengertian orang tua (X35)
Latar belakang kebudayaan (X36)
Lingkungan kampus (X37)
Lingkungan Masyarakat (X38)
Kegiatan siswa dalam masyarakat (X39)
Mass media (X310)
Teman bergaul (X311)
Bentuk kehidupan masyarakat (X312)
Motivasi Belajar (Y) Durasi kegiatan (Y1)
Frekuensi kegiatan (Y2)
Presistensinya pada tujuan kegiatan (Y3)
Sikap untuk mencapai tujuan (Y4)
Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan (Y5)
Tingkatan aspirasi mahasiswa (Y6)
Tingkat kualifikasi prestasi (Y7)
Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (Y8)

Uji Coba Instrumen Keterangan:


Sebelum angket di gunakan untuk R : nilai korelasi
memperoleh data, angket perlu dilakukan uji x : nilai skor pada masing-masing
coba terlebih dahulu. Uji instrument yang indikator
digunakan dalam penelitian ini adalah uji y : total nilai skor responden
validitas dan uji reliabilitas. Kedua uji n : jumlah responden
instrumen tersebut dilakukan menggunakan
program SPSS IBM 21 for Windows. Uji Uji reliabilitas digunakan untuk
validitas digunakan untuk mengukur tingkat mengukur konsistensi suatu instrumen
kevalidan dan kesahihan suatu instrument. penelitian. Uji ini menggunakan metode
Metode pengambilan keputusan pada uji cronbach alpha dan dikatakan valid jika
validitas menggunakan batasan r tabel nilai alpha tersebut ≥ 0,6. Rumus Alpha
dengan signifikansi 5%. Nilai r dapat Cronbach adalah sebagai berikut:
diketahui dengan menggunakan rumus 𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝛼=( ) (1 − 2 )
korelasi: 𝑘−1 𝜎𝑡
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 Keterangan:
𝑟=
√(𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 )(𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 ) α : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya indikator

153
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

∑ 𝜎𝑏2 : Total varian indikator SEM (Structural Equation Modeling)


𝜎𝑡2 : Varian total Pada penelitian ini peubah cara
belajar, fasilitas belajar, dan lingkungan
Teknik Analisis Data belajar mahasiswa disebut sebagai peubah
Teknik analisa data yang digunakan eksogen, sedangkan motivasi belajar
dalam penelitian ini adalah analisis merupakan peubah endogen. Reliabilitas
deskriptif dan analisis Structural Equation dalam SEM dapat diukur dengan
Modeling (SEM) menggunakan program menggunakan composite extracted measure
LISREL 8.3. Analisis deskriptif digunakan (ukuran ekstrak varian) dihitung dengan
untuk mengetaui bagaimana karakteristik rumus:
dari responden, sehingga ini dapat
construct reliabilit y 
Σloadingbaku 
2

menggambarkan secara umum karakteristik Σloading baku 2  Σe j


dari mahasiswa FIP UMJ yang diteliti.
dengan ej adalah besarnya kesalahan
Analisis SEM digunakan untuk mengetahui
pengukuran (measurement error) indikator
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
ke-j. Kesalahan pengukuran diperoleh dari
belajar mahasiswa FIP UMJ. Analisis SEM
1 dikurangi kuadrat loading baku. Kuadrat
dengan dilandasi teori yang ada
loading baku indikator merupakan ukuran
menunjukkan bahwa cara belajar, fasilitas
kekonsistenan pengukuran peubah manifes
belajar, dan lingkungan mahasiswa FIP UMJ
tersebut. Batas minimum 0.7 sering
berpengaruh terhadap motivasi belajar
dijadikan patokan bagi peubah yang reliabel.
mahasiswa.
Pada penelitian ini peubah cara
belajar, fasilitas belajar, dan lingkungan
HASIL DAN PEMBAHASAN
tempat tinggal belajar mahasiswa disebut
Hasil data penelitian yang telah
sebagai peubah eksogen, sedangkan
dikumpulkan melalui penyebaran angket ke
motivasi belajar merupakan peubah
mahasiswa. Sebelum angket disebarkan ke
endogen. Hubungan antara peubah eksogen
mahasiswa, perlu dilakukan uji validitas dan
dengan endogen tersebut digambarkan pada
reliabilitas terhadap angket tersebut.
Gambar 1 dibawah ini:
Selanjutnya, peneliti melakukan analisis
X11
SEM untuk melihat pengaruh atau hubungan
X12
Cara
kausalitas antar variabel.
Belajar Y1

X15 Y2

Fasilitas Motivasi
Belajar
Y3
Uji validitas dan reliabilitas
X21 Belajar

X22
… Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
Y8
… terhadap ke empat variabel yang digunakan
X27

X31
Lingkungan
Belajar
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
X32 terdapat beberapa indikator dalam setiap

variabel yang tidak valid. Cara belajar (X1),
X311
hasil uji validitas untuk variabel cara belajar
Gambar 1. Model Motivasi Belajar
menunjukkan terdapat 4 butir pertanyaan
Mahasiswa FIP UMJ
yang tidak valid, sehingga hanya 10
pertanyaan saja yang digunakan dalam
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar

154
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.

0,769. Hal ini berarti bahwa ke 10 sebelumnya, statistik khi-kuadrat ini peka
pertanyaan ini dapat dikatakan valid dan terhadap ukuran contoh serta asumsi
reliabel untuk mengukur cara belajar kenormalan data. Sehingga penilaian
mahasiswa. Fasilitas belajar (X2), hasil uji kelayakan model dengan uji khi-kuadrat
validitas untuk variabel fasilitas belajar perlu didampingi dengan ukuran lain. Nilai
menunjukkan terdapat 2 butir pertanyaan GFI diperoleh sebesar 0.85, sedikit lebih
yang tidak valid, sehingga hanya 17 kecil daripada batas minimum idealnya yang
pertanyaan saja yang digunakan dalam sebesar 0.90. Hal ini menunjukkan model
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar tidak cukup baik dalam mengepas data.
0,906. Hal ini berarti bahwa ke 17 Ukuran mutlak lain yang dapat digunakan
pertanyaan dapat dikatakan valid dan adalah RMSR dan RMSEA. Kedua nilai ini
reliabel. Lingkungan belajar (X3), hasil uji masing-masing diperoleh sebesar 0.081 dan
validitas untuk variabel lingkungan belajar 0.05. Dengan hasil ini, disimpulkan model
menunjukkan terdapat 3 butir pertanyaan cukup baik dalam mengepas data.
yang tidak valid, sehingga hanya 20
pertanyaan saja yang digunakan dalam Tabel 2. Kebaikan model secara
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar keseluruhan
0,883. Hal ini berarti bahwa ke 20 Goodness
Cut-off Hasil
pertanyaan ini dapat dikatakan valid dan of Fit Keterangan
value model
reliabel. Motivasi belajar (Y), hasil uji Statistics
validitas untuk variabel motivasi belajar Diharapkan
Chi-Square - 593.82
menunjukkan terdapat 2 butir pertanyaan kecil
yang tidak valid, sehingga hanya 16 Nilai-p ≥ 0,05 0,000 Kurang baik
pertanyaan saja yang digunakan dalam Standardized Diharapkan
- 0,081
penelitian dengan Alpha Cronbach sebesar RMSR kecil
0,859. Hal ini berarti bahwa ke 16 GFI ≥ 0,90 0.850 Marginal fit
pertanyaan ini dapat dikatakan valid dan RMSEA ≤ 0,08 0.050 Good fit
reliabel.
Selanjutnya baik model struktural
Pembahasan maupun model pengukuran dianalisis
Tahap berikutnya adalah evaluasi besarnya faktor muatan yang dihasilkan
terhadap model SEM secara keseluruhan. pada setiap model. Ini akan menjadi dasar
Evaluasi awal didasarkan pada ukuran yang peneliti untuk melihat faktor mana saja yang
bersifat mutlak (digunakan untuk menilai mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa
kebaikan model yang bersangkutan dan FIP UMJ.
tidak digunakan untuk pembandingan
kebaikan antar model) di antaranya dengan Model struktural
Uji khi-kuadrat, GFI, dan RMSEA. Dari Tabel 2 merupakan model struktural
pengujian dengan khi-kuadrat diperoleh yang diperoleh pada analisis SEM. Besarnya
nilai 2 sebesar 593,82 dengan derajat bebas keragaman variabel motivasi yang dapat
sebesar 377 dan nilai-p sebesar 0.000. dijelaskan oleh variabel penjelas atau
Berdasarkan hasil ini disimpulkan bahwa variabel laten eksogen adalah sebesar 71%.
model tidak layak di dalam mengepas data. Sehingga, model struktural ini cukup layak
Hanya saja, sebagaimana dikemukakan digunakan untuk menjelaskan keragaman
155
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

motivasi belajar mahasiswa FIP UMJ. setiap ada kenaikan lingkungan belajar atau
Perhatikan bahwa variabel cara belajar (X1) lingkungan belajarnya semakin positif,
memiliki kontribusi yang paling besar yaitu maka akan meningkatkan motivasi belajar
sebesar 0,63. Hal ini berarti bahwa cara mahasiswa rata-rata sebesar 0,37. Fasilitas
belajar mempengaruhi motivasi secara belajar (X2) memberikan pengaruh yang
langsung. Selanjutnya variabel kedua yang negatif dan paling kecil terhadap motivasi
berkontribusi meningkatkan motivasi belajar, yaitu sebesar -0,15.
belajar adalah lingkungan belajar (X3), yaitu
sebesar 0,37. Nilai ini menunjukkan bahwa

Tabel 3. Koefisien di dalam model struktural


Variabel laten eksogen
Variabel laten
Fasilitas Lingkungan R2
endogen Cara Belajar
Belajar Belajar
a
Motivasi = 0,63 -0,15 0,37 0.71
b
(0.085) (0.067) (0,086)
c
7,39 -2.20 4,29
Keterangan:
a. besarnya dugaan hubungan structural yang dibakukan;
b. besarnya galat baku;
c. besarnya t-hitung.

Model pengukuran variabel laten dilakukan agar ragam sisaan bagi variabel
motivasi (Y) Y1 pada model pengukurannya dengan
Tabel 3 merupakan model pengukuran peubah laten motivasi tidak bernilai negatif.
untuk variabel laten motivasi yang diperoleh Berdasarkan nilai R2 dan loading factor,
pada analisis SEM. Perhatikan bahwa semua indikator Sikap untuk mencapai tujuan (Y4)
indikator secara signifikan membentuk merupakan indikator yang memberikan
variabel motivasi belajar mahasiswa. Hal ini kontribusi yang paling besar yaitu sebesar
ditunjukkan dengan nilai t-hitung untuk 2,860 atau 49%. Selain Y4 indikator yang
delapan indikator diatas 1,96. Pada model juga memiliki kontribusi besar adalah durasi
modifikasi ragam sisaan indikator durasi kegiatan (Y1) yaitu sebesar 2,370 atau 85%.
kegiatan (Y1) ditetapkan sebesar 1,0. Hal ini

Tabel 4. Dugaan parameter variabel laten endogen pada model pengukuran


Variabel Laten Endogen:
Variabel Manifes Motivasi
Loading t-hitung R2
Y1: Durasi kegiatan 2,370 * - 0,85
Y2: Frekuensi kegiatan 0,700 9,800 0,33
Y3: Presistensinya pada tujuan kegiatan 1,760 10,050 049
Y4: Sikap untuk mencapai tujuan 2,860 9,850 0,49
Y5: Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan 2,520 8,690 0,36
Y6: Tingkatan aspirasi mahasiswa 0,960 9,050 0,42
156
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.

Variabel Laten Endogen:


Variabel Manifes Motivasi
Loading t-hitung R2
Y7: Tingkat kualifikasi prestasi 1,680 9,450 0,52
Y8: Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan 0,770 9,450 0,44
* tidak dilakukan pengujian, karena digunakan untuk penskalaan variabel laten

Model pengukuran variabel laten cara indikator membaca dan membuat catatan
belajar (X1) (X12) merupakan indikator yang
Tabel 4 merupakan model pengukuran memberikan kontribusi yang paling besar
untuk variabel laten cara belajar yang yaitu sebesar 0,980 atau 53%. Selain X12
diperoleh pada analisis SEM. Perhatikan indikator yang juga memiliki kontribusi
bahwa semua indikator secara signifikan besar membentuk variabel cara belajar
membentuk variabel cara belajar adalah mengulang bahan pelajaran (X13)
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 1,170 atau 34%.
t-hitung untuk lima indikator diatas 1,96.
Berdasarkan nilai R2 dan loading factor,

Tabel 5. Dugaan parameter variabel cara belajar pada model pengukuran


Variabel Manifes Estimasi t-hitung R2
X11: Pembuatan Jadwal Belajar 0,570 7,460 0,29
X12: Membaca dan Membuat Catatan 0,980 10,510 0,53
X13: Mengulang Bahan Pelajaran 1,170 8,580 0,34
X14: Konsentrasi 1,440 6,920 0,26
X15: Mengerjakan Tugas 0,370 6,820 0,23

Model pengukuran variabel laten fasilitas Berdasarkan nilai R2 dan loading factor,
belajar (X2) indikator gedung kampus (X21) merupakan
Tabel 5 merupakan model pengukuran indikator yang memberikan kontribusi yang
untuk variabel laten fasilitas belajar yang paling besar yaitu sebesar 5,53 atau 65%.
diperoleh pada analisis SEM. Perhatikan Selain X24 indikator yang juga memiliki
bahwa semua indikator secara signifikan kontribusi besar membentuk variabel
membentuk variabel fasilitas belajar fasilitas belajar adalah perpustakaan (X24)
mahasiswa. Hal ini ditunjukkan dengan nilai yaitu sebesar 6,3 atau 43%.
t-hitung untuk tujuh indikator diatas 1,96.

Tabel 6. Dugaan parameter variabel fasilitas belajar pada model pengukuran


Variabel Laten Eksogen: Fasilitas Belajar
Variabel Manifes
Loading t-hitung R2
X21: Gedung kampus 5,530 10,060 0,65
X22: Ruang kelas 2,160 8,35 0,44
X23: Laboratorium atau ruang praktek 0,750 8,060 0,37
X24: Perpustakaan 6,300 9,010 0,43
157
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

Variabel Laten Eksogen: Fasilitas Belajar


Variabel Manifes
Loading t-hitung R2
X25: Papan tulis dan perlengkapannya 1,320 7,520 0,36
X26: Fasilitas Wifi 2,050 7,930 0,41
X27: Buku-buku pelajaran 0,690 6,330 0,29

Model pengukuran variabel laten lingkungan belajar (X21) merupakan


lingkungan belajar (X3) indikator yang memberikan kontribusi yang
Tabel 6 merupakan model pengukuran paling besar yaitu sebesar 1,37 atau 46%.
untuk variabel laten lingkungan belajar yang Selain terdapat 2 indikator lain yang juga
diperoleh pada analisis SEM. Semua memiliki kontribusi besar membentuk
indikator secara signifikan membentuk variabel lingkungan belajar adalah
variabel lingkungan belajar. Hal ini pengertian orang tua (X35) yaitu sebesar 6,3
ditunjukkan dengan nilai t-hitung untuk atau 43% dan Latar belakang kebudayaan
sebelas indikator diatas 1,96. Berdasarkan (X36) yaitu sebesar 0,50 atau 40%.
nilai R2 dan loading factor, indikator

Tabel 7. Dugaan parameter variabel lingkungan belajar pada model pengukuran


Variabel pengukuran Loading t-hitung R2
X31: Cara orang tua mendidik 1,400 7,830 0,30
X32: Relasi antar anggota keluarga 1,470 8,780 0,35
X33: Suasana rumah 1,000 7,100 0,25
X34: Keadaan ekonomi keluarga 0,570 5,500 0,16
X35: Pengertian orang tua 1,770 9,040 0,38
X36: Latar belakang kebudayaan 0,500 9,520 0,40
X37: Lingkungan kampus 1,370 9,930 0,46
X38: Lingkungan Masyarakat 1,770 6,200 0,19
X39: Kegiatan siswa dalam masyarakat 0,270 3,520 0,069
X310: Mass media 0,280 4,140 0,090
X311: Teman bergaul 2,110 7,200 0,25

SIMPULAN kenaikan lingkungan belajar atau


Berdasarkan hasil penelitian lingkungan belajarnya semakin positif maka
didapatkan bahwa variabel cara belajar (X1) akan meningkatkan rata-rata motivasi
memiliki kontribusi yang paling besar yaitu belajar mahasiswa sebesar 0,37 dan fasilitas
sebesar 0,63 artinya setiap ada kenaikan cara belajar (X2) memberikan pengaruh yang
belajar dari seorang mahasiswa maka akan negatif dan paling kecil terhadap motivasi
meningkatkan rata-rata motivasi belajar belajar sebesar -0,15 artinya setiap ada
mereka sebesar 0,63, selanjutnya variabel kenaikan fasilitas belajar akan menurunkan
kedua yang berkontribusi meningkatkan rata-rata motivasi belajar mahasiswa sebesar
motivasi belajar adalah lingkungan belajar 0,15. Dari hasil yang didapatkan maka dapat
(X3) sebesar 0,37 artinya setiap ada disimpulkan bahwa cara belajar mahasiswa
158
Ririn Widiyasari dan Mutiarani : Penggunaan Metode Structural Equation Modelling Untuk Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa FIP UMJ
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika. Vol. 3 (2), pp: 147-160.

merupakan faktor terbesar yang paling meningkatkan rata-rata motivasi belajar


mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa. mahasiswa.
Cara belajar dari seorang mahasiswa akan

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan Terimakasih kepada Kemeristek Dikti yang telah membiayai penelitian ini pada skema
Penelitian Dosen Pemula. Selain itu kepada LPPM UMJ dan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
UMJ yang telah mengijinkan peneliti melakukan penelitian disini.

DAFTAR PUSTAKA
Dalyono, M. 2009 . Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakatra : Rineka Cipta.
Ferdinand, A. 2006. Structural Equation Modelling dalam Penelitian Manajemen Edisi 4.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hal 27.
Gie, The Liang. 2002. Cara belajar yang efektif. Yogyakarta: Liberty.
Hox, J.J & Bechger, T.M. 1998. An Introduction to Structural Equation Modeling. Family
Science Review,11: 354-373. Tersedia di
http://hox_98_an+introduction+to+structural+equation.pdf [diakses 19- 03-2015].
Humaini. 2012. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi dan Prestasi Belajar Matematika
Siswa SMK di Kabupaten Barito Kuala. Tesis S2, UNY.
Muhib. Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES Press.
Latan, H. 2013. Structural Equation Modeling: Konsep dan Aplikasi Menggunakan Program
Lisrel 8.80. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Muhroji, dkk. 2004. Manajemen Pendidikan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Mariyana, Rita, dkk. 2010. Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Nurdin. 2011. Pengaruh Minat Baca, Pemanfaatan Fasilitas dan Sumber Belajar terhadap
Prestasi Belajar IPS Terpadu SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Jurnal Ekonomi &
Pendidikan Vol. 8 No. 1, (http://journal.uny.ac.id/574.pdf diakses 28 Desember 2013).
Prastuti, D. 2011. Penggunaan Structural Equation Modeling (SEM) Sebagai Salah Satu Teknik
Analisis Statistik Dengan Menggunakan Program Tetrad IV (Studi Kasus Pengguna
Internet Dan Hotspot Area Di Universitas Negeri Semarang) Tahun 2011. Thesis.
Semarang: FMIPA Universitas Negeri Semarang. Tersedia di http://lib.unnes.ac.id
[diakses 7-09-2015].
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

159
FIBONACCI : Jurnal Pendidikan Matematika dan Matematika
Volume 3 No. 2 Bulan Desember Tahun 2017

Slameto. 2012. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Virgianti, Erni Gustien. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Matematika Siswa SMP Di Kecamatan Utan Sumbawa. Tesis S2, UNY.

160

Anda mungkin juga menyukai