DENGAN KASUS
RS WAHIDIN SUDIROHUSUDO
Allo Anamnese : √
I. IDENTIFIKIKASI
A. PASIEN
Nama : Ny. Z
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin :P
Status Perkawinan : Kawin
Agama/Suku : Islam
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat Rumah : Jl barukang 1
Dx. Medik : Meningioma
B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ihsan
Alamat : Jl Barukang 1
Hubungan dgn pasien : Keliarga
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Keluarga pasien mengatakan pasien
terlihat gelisah
2. Riwayat Kesehatan Sekarang : Keluarga pasien
mengatakan pasien gelisah dan masih sulit di ajak
berbicara, Ketika di tanya jawaban pasien tidak
nyambung dan tidak bisa mengingat hal-hal yang sudah
berlalu pasien terpasang infus RL 20 tetes/menit per 12
jam, pasien terpasang kateter urin dan NGT
3. Riwayat Kesehatan Lalu : Keluarga pasien
mengatakan bahwa pasien pernah jatuh dan tidak
sadarkan diri dan di rawat di rumah sakit sebelumnya
dengnan keluhan tidak ada kesadaran dan sakit kepala,
kemudian di pulangkan dan Kembali ke rumah sakit
Wahidin dengan keluhan pasien tidak sadar
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga pasien
mengatakan memiliki keluarga yang mempunyai
penyakit stroke yaitu ibu pasien dan meninggal.
Genogram (3 generasi )
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
Kuantitatif
Kesimpulan : 13 Somnolen
5. Nadi : 78 x/ menit
B. ANTROPOMETRI
1. Lingkar Lengan Atas : 39 cm
2. Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 70 kg
3. I. M. T (Indeks Massa Tubuh) : 25 kg/m²
4. Z Score:
3. Hidung:
- Kebersihan :Terdapat kotoran pada hidung pasien,
pasien terpasang NGT, tidak ada sekret
- Cuping hidung : tidak ada cuping hidung dan tidak ada
nyeri tekan
4. Telinga : ukuran sama kedua telinga dan
terdapat serumen
5. Mulut :
- Rongga Mulut : kurang bersih dan berbau
- Gusi : tampak merah mudah
- Gigi : gigi bawah tidak ada, yang tersisa gigi
atas dan tidak berwarna kuning terdapat karang gigi
- Mukosa Bibir : pucat dan kering
6. Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjer
getah bening dan pembesaran kelenjer parotis
7. Thorax (Paru-Paru)
- Inspeksi : Tidak ada massa dan lesi
pada hidung, bentuk dada dan bentuk
tulang belakang tampak simetris tidak
menggunakan alat bantu pernapasan,
clabing finger baik, kuku pasien tampak
kotor
P : 22 x/menit
SpO2 : 98
- Palpasi : Tidak ada massa dan
nyeri tekan pada daerah torax, pergerakan
dada sama, taktil vocal premitus tidak di
kaji karena pasien hanya bisa berbaring
dan sulit mengikuti perintah saat
pengkajian
- Perkusi : sonor, batas lambung
tympani pada batas paru dan hepar
- Auskultasi : tidak di kaji karena pasien
sulit mengikuti perintah saat pengkajian
termasuk menraik napas
8. Jantung :
- Inspeksi : tidak terdapat sianosis pada bibir, tidak
terdapat bercak merah, tidak terdapat edema dan kuku
tidak hitam dan tidak pucat, vena jugularis tidak terlalu
Nampak karena pasien gemuk dan marah Ketika terlalu
lama miring.
- Palpasi : nadi pada arteri radialis teraba dan
kuat, CRT ≤ 2 detik, teraba denyutan di implus apikal
- Perkusi : pekak dan tidak terjadi pembesaran
- Auskultasi : Tidak terdapat gangguan pada katub
aorta, tricuspid, pulmonaris dan mitral
9. Abdomen
- Inspeksi : tampak simetris dan tampak
cembung, tidak terdapat luka pada abdomen,
tidak terdapat edema, ascites
- Auskultasi : peristaltic usus 22x/ menit
- Perkusi : terdengar Tympani
- Palpasi : tidak terdapat ascites, edema dan ikterik pada
abdomen, tidak ada pembesaran hati, limpa dan ascites,
tidak terdapat benjolan pada perut
10. Ektremitas
- Edema : tidak terdapat edema
- Capilary Refill Time : ≤ 2 detik
- Turgor Kulit : turgor kulit 3 detik
- Luka : tidak terdapat luka pada tubuh pasien
- Kekuatan Otot : 5555 5555
3344 4444
- STATUS NEUROLOGIS
- Kesadaran
Kualitatif : composmentis
Kuantitaitf : GCS E4V4M6
- Tanda ransang meningeal :
Kaku kuduk : Negatif
Brudzinky : Negatif
Brudzinky II : Negatif
Laseque : Positif
Kerniq : Positif
- Saraf Kranial :
N.I : Pasien masih mengetahui aroma yang di berikan Ketika di uji
N. II : Visus 4/6 (kanan), 5/6 (kiri), lapang pandang pasien tidak di kaji karena
pasien ingin tidur dan cepat marah Ketika di tanya.
N III-IV-VI : Respon pupil Isokor, pasien tidak ingin menggerakkan bola
matanya.
N V : Sulit di kaji karena pasien tidak ingin dan cepat marah
N.VII : simetris Ketika pasien menutup mata , tidak ada nyeri tekan Ketika di
palpasi pada pipi.
N VIII : sulit di kaji karena pasien tidak ingin berbicara
N IX : sulit di kaji karena pasien tdj nau dan terpasang katater, posisi ovula baik
dan tdidak ada pembsaran
N XI : untuk kekekuatan otot pasien membaik
N XII : posisi lidah simeteris.
III. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN
A. POLA PERSEPSI KESEHATAN PEMELIHARAHAAN
KESEHATAN
Pengetahuan keluarga tentang penyakit yang di derita pasien baik dan
keluarga pasien mengetahui penyebabnya, pola hidup pasien selama
sehat baik dan sering berjalan sore sebelum sakit dan setelah sakit
hanya bisa berbaring di tempat tidur, dan jarang mebersihkan diri
seperti memotong kuku karena bergantung pada budaya. Tetapi pasien
mengikuti segala Tindakan yang ada di rumah sakit. Tidak terdapat
Alergi makanan dan obat.
B. POLA NUTRISI METABOLIK
Di rumah : Keluarga pasein mengatakan di rumah makan seperti
biasanya 3 x sehari dan sering mengkonsumsi sayur-sayuran. Pasien
jarang meminum air . klien tidak dalam program diet .
Di Rumah Sakit : keluarga pasien mengatakan pasien selama di rawat
di rumah sakit hanya makan lewat selang NGT yaitu bubur dan susu
C. POLA ELIMINASI
Di rumah : klien BAK 3 x sehari dan BAB 2 x sehari dan BAK
berwarna kuning jernih dan tidak di sertai dengan darah
Di rumah sakit : klien terpasang kateter untuk BAK dan berwarna
kuning jernih dan BAB 1 x sehari pada tanggal 30 november 2021
I. POLA REPRODUKSI-SEKSUAL
Di rumah : keluarga pasien mengatakan reproduksi
seksual tidak baik dengan suaminya karena sudah lanjut usia, klien
tidak memiliki penyakit seksual.
Di Rumah Sakit : klien hanya bisa berbarring di tempat tidur dan
hanya di temani oleh ibu dan om pasien.
A. PEMERIKSAAN MRI
Pemeriksaan MRI kepala TIWI, dengan hasil sebagai berikut :
- Tampak lesi heterointens di TIWI, yang tidak menyangat post kontras,
hiperintens di T2WI, T2 FLAIR dominan hiperintens di sertai
gambaran resicted diffusion kesan pada lobus temporal sinistra,
occipital sinistra, periventricular bilateral, thalamusbilateral dan
nucleus lentiformis dextra
- Tampak lesi hypointense pada TIWI dan T2WI FLAIR, non restriktif
pada lobus temporal sinistra
- Tampak gambaran edema pada lobus temporal sinistra
- Tampak lesi extra axial hipointens di TIWI, yang menyangat post
kontras, slight hiperintens di T2WI, T2 FLAIR, batas tegas, tepi
reguler, disertai gambaran dural dengan ukuran +/- 1,34 x 1,18 x 1,17
cm kesan pada tentorium cerebri kanan.
- Tampak defect os temporal sinistra, tulang tulang yang terscan lainnya
intak
B. PEMERIKSAAN EKG
-
C. TERAPI
No Obat Dosis Cara Indikasi
. pemberian
1. Zink 20 mg Oral (sonde) Membantu
dispersible memperkuat system
kekebalan tubuh
dan mengatasi diare
2. Omeprazole 40 mg Intravena Pemberian obat
omeprazole untuk
mengatasi
ganggaun lambung
dan asam lambung
3. Vit C 100 mg Oral Pemberian obat
paracetamol yaitu
untuk menurunkan
demam dan
pengobatan nyeri
4. Sucralfat 100 ml Oral Pemberian obat
suspensi sucralfet yaitu
untuk mengatasi
tukak lambung,
ulkus doedenum
atau gastritis kronis
5. Cefoperazone 1 gram Intravena Pemberian obat
sulbactam cefoperazone
sulbactam yaitu
untuk mengatasi
jenis bakteri agar
tidak terjadi infeksi
6. Inflamin 2 cap Oral Pemberian obat
inflaming yaitu
untuk mengatasi
nyeri sedang hingga
berat setelah
operasi, dan
mengurangi
gangguang
inflamasi pada
saluran pernafasan
D. DLL
- Tes swab antigen dengan hasil = swab nasofaring Negatif
I. ANALISA DATA
3344 4444
2. Selasa 30 DS : Adanya obstruksi Gangguan
komunikasi verbal
Novembe -Keluarga pasien vena di otak
r 2021 mengatakan
pasien menjawab Peningkatan TIK
tidak sesuai
dengan yang di Terjadi
tanyakan Penurunan
-Keluarga pasien sirkulassi
mengatakan jika serebral
penglihatan
pasien sudah Bicara terganggu,
tidak jelas afasia
DO :
- Pasien Gangguan
dengan komunikasi
diagnosa verbal
medis SOL
(Space
Occupying
Lession)
- Menunjukkan
respon yang
tidak sesuai
- Penglihatan
pasien sudah
tidak jelas
N DIAGNOSA KEPERAWATAN
O
D
K
1. Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d tumor otak
5555 5555
3. Kecemasan
menurun
Gangguan komunikasi Setelah Observasi
verbal b.d penurunan
dilakukan -Monitor kecepatan, tekanan, kuantitas,
sirkulasi verbal
asuhan volume diksi bicara
keperawatan -Monitor proses kognitif, anatomis, dan
selama 3 x 24 fisiologi yang berkaitan dengan bicara
jam diharapkan -Monitor frustasi, marah, depresi atau hal-
komunikasi hal lain yang menganggu bicara
verbal Terapeutik
meningkat -Gunakan metode komunikasi alternative
dengan kriteria -Sesuaikan gaya komuniaksi dengan
hasil: kebutuhan
Kemampuan -Modifikasi lingkungan untuk
berbicara meminimalkan bantuan
(Meningkat) -Ulangi apa yang disampaikan pasien
Hasil : pasien -Berikan dukungan psikologis
mampu Edukasi
berkomunikasi -Anjurkan berbicara perlahan
dengan keluarga -Ajarkan pasien dan keluarga proses
dan perawat kognitif, anatomis, dan fisologis yang
Kemampuan berhubungan dengan kemampuan bicara
mendengar Kolaborasi
(Meningkat) - Rujuk ke ahli patologi bicara atau
Pasien mampu terapis jika perlu
spontam
menjawab
pertanyaan
Kontak mata
(Meningkat)
Kesesuaian
ekspresi
wajah/tubuh
(Meningkat)
Hasil : pasien
mampu tertawa
dan tersenyum
IV. IMPLEMENTASI
Nama/Umur : Ny.G/52 th
Nama/Umur : Ny.G/52 th
CATATAN
TTD,
TANGGAL/JAM DK PERKEMBANGAN
NAMA
(EVALUASI)
Rabu 01 1 Hari pertama Rabu 01
Desember 2021 Desember 2021
S : keluarga pasien mengatakan
pasien masih gelisah
O : pasien tampak masih sulit
bergerak
keadaan umum paisen lemah
TD : 90/70 MmHg
S : 36,4 °C
A : Resiko perfusi serebral tidak
efektif
P : Lanjutkan intervensi
-Identifikasi penyebab
peningkatan TIK
-Monitor tanda gejala
pengingkatan TIK
-Monitor status pernapasan
-Observasi tekanan darah
-Meminimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
-Berikan posisi semifowler
-cegah terjadinya kejang
-Pertahankan suhu tubuh normal
Hari kedua : (Kamis, 2
Desember 2021)
S : keluarga pasien mengatakan
pasien masih terlihat gelisa dan
sulit tidur
O : pasien tampak masih sulit
bergerak, pasien tidak merasa
mual, terpasang NGT, dan tidak
ada nyeri yang di rasakan
TD : 110/80 MmHg
S : 35,4 °C
P : 20
A : Resiko perfusi serebral tidak
efektif
P : Lanjutkan intervensi