Kelompok 8 :
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................2
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................5
1.3 Tujuan dan Sasaran...........................................................................................................5
1.3.1 Tujuan........................................................................................................................5
1.3.2 Sasaran.......................................................................................................................5
1.4 Ruang Lingkup Studi........................................................................................................6
1.4.1 Ruang Lingkup Materi...............................................................................................6
1.4.2 Ruang Lingkup Wilayah............................................................................................6
1.4.3 Ruang Lingkup Waktu...............................................................................................6
1.5 Metodologi Penelitian.......................................................................................................6
1.5.1 Waktu dan Lokasi Penelitian.....................................................................................6
1.5.2 Jenis Penelitian..........................................................................................................6
1.5.3 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................7
1.6 Sistematika Penulisan.......................................................................................................7
BAB II.............................................................................................................................................8
TEORI DASAR...........................................................................................................................8
2.1 Teori Lokasi Industri Weber.............................................................................................8
BAB III..........................................................................................................................................10
DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN STUDI KASUS..............................................................10
3.1 Deskripsi Studi Kasus.....................................................................................................10
3.2 Pembahasan Studi Kasus................................................................................................11
3.2.1 Bahan Baku..............................................................................................................11
3.2.2 Nilai Lahan..............................................................................................................12
3.2.3 Biaya Transportasi...................................................................................................13
3.2.4 Penentuan Lokasi Industri Olahan Karet UIKM di Kabupaten Sijunjung..............13
3.3 Interpretasi Dalam Bidang PWK....................................................................................14
BAB IV..........................................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................................15
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................15
4.2 Saran................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan Negara yang memiliki kondisi geografis yang berbeda beda di tiap
daerahnya. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa potensi yang dimiliki oleh tiap wilayah
berbeda – beda. Salah satu sektor yang paling umum ada di Indonesia adalah sektor
Perkebunan. Indonesia sendiri memiliki berbagai jenis perkebunan, seperti kelapa sawit,
karet dan lain lain. Perkebunan di Indonesia memiliki peran yang sangat penting, baik dalam
segi ekonomi, social serta dalam penyerapan tenaga kerja sebagai sumber lapangan
pekerjaan.
Akan tetapi, dalam pengelolaannya tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Salah satu
yang dilakukan pemerintah agar pengelolaan potensi derah agar tidak hanya mensejahterakan
rakyat dan peningkatan PDRB tetapi juga pengendalian terhadap kerusakan kosistem sekitar
adalah dengan memberlakukan Otonomi Daerah yang mana Pemerintah Daerah lah yang
memiliki tanggung jawab penuh dalam pengembangan daerahnya.
Dalam hal ini, Kabupaten Sijunjung dapat dijadikan studi kasus. Kabupaten sijunjung
terletak di Provinsi Sumatera Barat. Pencaharian utama sebagian masyarakatnya adalah
pertanian, khususnya di sub sektor perkebunan karet. Dengan luas rata rata areal perkebunan
sebesar 2 Ha, Komoditas karet menempati posisi pertama sebagai komoditas yang peling
sesuai serta paling memiliki prospek bagus di Kabupaten Sijunjung. Akan tetapi, meskipun
perkebunan karet memilikin prospek yang bagus, dan menjadi komoditi unggulan di
Kabupaten Sijunjung, hal ini tidak selaras di sektor Indutri nya. Hasil produksi karet yang
dikelola oleh masyarakat hanya masih dalam bentuk slab/ojol (bekuan karet) atau bahan
mentah nya saja. Hal ini diakibatkan karena indutri pengolahan karet di Kabupaten Sijunjung
hingga saat ini belum tersedia, hal ini membuat rantai pemasaran menjadi panjang dan harga
yang diterima oleh petani hanya berkisar diantara 50 – 55% (persen) saja.
Berdasarkan permasalahan tersebut, pemerintah Kabupaten Sijunjung merencanakan
pembangunan kawasan industri pengolahan karet mentah. Hal ini selaras dengen apa yang
tertuang dalam RTRW Kabupaten Sijunjung tahun 2011 – 2030. Tujuan perencanaan
pembangunan kawasan industri pengolahan karet ini tidak lain adalah agar terjadi integrasi
Antara sektor pertanian dan indutri sehingga diharapkan kedepannya dapat memberikan nilai
tambah dan daya jual yang cukup tinggi. Akan tetapi, dalam perencanaan suatu lokasi
industri haruslah mempertimbangkan aspek kesesuaian lahan, aksesibilitas, saran pendukung,
serta nilai lahan. Hal ini bertujuan agar lokasi industri dapat memberikan unit cost terendah
atau memberikan efisiensi yang maksimum agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Sijunjung.
1.3.1 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui dan memahami keterkaitan
Antara teori produksi – lokasi Weber dengan perencanaan pembangunan kawasan
Industri pengolahan karet di Kabupaten Sijunjung.
1.3.2 Sasaran
Sasaran penelitian ini adalah :
1. Pengembangan lokasi industri pengolahan karet di Kabupaten Sijunjung
2. Keterkaitan Antara teori produksi – lokasi Weber dengan pengembangan lokasi
industry pengolahan karet di Kabupaten Sijunjung.
1.4 Ruang Lingkup Studi
Bab 1. Pendahuluan
Penulis memaparkan latar belakang laporan, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, ruang
lingkup studi, (materi, wilayah dan waktu), metodologi penelitian dan sistematika
penulisan.
TEORI DASAR
Lokasi industri berada pada titik dimana biaya transport bahan mentah, bahan jadi
adalah minimal. Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (Spatial Order) kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta
hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha/kegiatan lain baik
ekonomi maupun sosial. Tujuan dari mempelajari teori lokasi adalah melihat kedekatan atau
jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing
karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.
Biaya penanganan (hadling cost) mempunyai peranan penting dalam keseluruhan biaya
transport, tidak hanya dari unsur-unsur biaya keuangan tetapi juga biaya non moneter, seperti
kerugian waktu, ketidaknyamanan, dan sebagainya. Terbatasnya pelayanan transportasi pada
beberapa rute bersamasama biaya penanganan merupakan faktor penting terhadap pemilihan
lokasi nodal, yang sering merupakan jalan sambung transportasi (transportation junctions)
atautranshipment point, dimana transportasi darat dan laut bertemu satu sama lainnya yang
kemudian menunjang terbentuknya pusat-pusat industri. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap
usaha tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya
harus minimum. Tempat di mana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah
identik dengan tingkat keuntungan yang maksimum.
Hasil produksi karet yang dikelola oleh masyarakat di Kabupaten Sijunjung saat
ini masih berupa slab/ojol (karet beku) tanpa pengolahan lebih lanjut. Hal ini dikarenakan
belum tersedianya industri pengolahan karet di Kabupaten Sijunjung, sehingga
mengakibatkan rantai pemasarannya menjadi cukup panjang dan harga yang diterima
petani karet hanya 50-55% dari harga pabrik. Tujuan dari laporan ini adalah untuk
mengetahui lokasi industri pengolahan karet UIKM di Kabupaten Sijunjung
Pada bagian ini akan dibahas penempatan lokasi industri pengolahan karet UIKM
di Kabupaten Sijunjung. Apakah lokasi tersebut sesuai dengan teori lokasi produksi
Alfred Weber (Least Cost Theory), yang didasarkan pada beberapa faktor, yaitu
memaksimalkan keuntungan dengan menempatkan lokasi produksi yang tepat antara
bahan baku dan lokasi pemasaran, sehingga distribusi barang lebih mudah dan
efisien.Dengan mempertimbangkan hal berupa berat barang, jarak, dan harga transportasi
per berat barang, agar biaya transportasi ke tempat produksi lebih murah selain itu juga
dari tempat produksi ke tempat pemasaran.
Dalam kasus ini berkaitan dengan teori lokasi industri Weber di mana biaya
transportasi, bahan mentah, dan jarak dipertimbangkan serta ditekan seminim mungkin
untuk menentukan lokasi yang efisien untuk dijadikan lokasi industri. Kecamatan
Kamang Baru dipilih karena kecamatan tersebut mempunyai produksi karet yang cukup
tinggi serta biaya transportasi yang minim dibandingkan dengan Kecamatan Nagari.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Teori lokasi adalah ilmu ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang
langka, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam
usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial. Weber menyatakan Tempat di mana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat keuntungan yang
maksimum.Terbatasnya pelayanan transportasi pada beberapa rute bersama- sama biaya
penanganan merupakan faktor penting terhadap pemilihan lokasi modal, yang sering merupakan
jalan sambung transportasi (transportation junctions) atautranshipment point, dimana
transportasi darat dan laut bertemu satu sama lainnya yang kemudian menunjang terbentuknya
pusat-pusat industri.Lokasi industri pengolahan karet UIKM di wilayah Sijunjung dapat
difokuskan di kabupaten Kamang Baru, khususnya Nagari Sungai Lansek dan Takung, karena
wilayah tersebut telah disetujui oleh pemerintah daerah untuk pengembangan industri pertanian.
4.2 Saran
Dalam membangun dan mencari lokasi suatu industri yang tepat maka harus diperhatikan
unsur utamanya yaitu bahan baku, lokasi pabrik, kondisi lahan, dan pemasaran. Apabila unsur-
unsur tersebut terpenuhi maka akan industri tersebut bisa mendapatkan keuntungan maksimal
dengan meminimalkan pengeluaran.
DAFTAR PUSTAKA
Agroindustri, P., & Wi, P. T. (n.d.). Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan "
Aplikasi Teori Weber Critical Review Jurnal Analisis Lokasi dan Keruangan.
Azis, I. (1985). Teori Produksi dan Teori Lokasi: Suatu Upaya Penyempurnaan Ilmu Ekonomi.
Economics and Finance in Indonesia, 33(4), 415–423.
Christina, S., & Pigawati, B. (2015). Penentuan Lokasi Industri Olahan Karet UIKM di
Kabupaten Sijunjung. Jurnal Pembangunan Wilayah & Kota, 11(1), 76.
https://doi.org/10.14710/pwk.v11i1.8659
Haryo, Prasetyo, Adelya Suswanto, Abi Syarwan, S. J. S. (2016). Dasar & Perkembangan teori
lokasi klasik melalui pendekatan analisis berdasarkan teori webber (Industrial Location
Theory). Dasar & Perkembangan Teori Lokasi Klasik Melalui Pendekatan Analisis
Berdasarkan Teori Webber (Industrial Location Theory)., RP 14-1316.
McCann, P. (2001). Urban and Regional Economics. Oxford University Press Inc., New York.