orksheet:
Membantu kehidupanmu setelah berhasil keluar dari toxic relationship.
Manfaat Worksheet:
● Membantu kamu lebih menyayangi diri sendiri.
● Memberi kamu beberapa saran kegiatan untuk dilakukan setelah keluar
dari t oxic relationship.
● Membantu kamu terhindar dari toxic relationship l agi di masa depan.
Berikut adalah kegiatan yang bisa kamu lakukan setelah keluar dari t oxic
relationship:
Berteman dengan
orang-orang yang positif.
Bicarakan perasaanmu
dengan orang yang kamu
percaya.
Agar terhindar dari t oxic relationship l ainnya, coba lakukan ini ketika bertemu
orang baru:
1. Kolom kiri: tulis nama orang tersebut.
2. Kolom tengah: beri tanda (+) jika setelah menghabiskan waktu
bersamanya membuatmu merasakan emosi positif (contoh: ada perasaan
senang, ingin bertemu lagi, dll).
3. Jika sebaliknya, (contoh: kamu merasa lebih “kecil” daripada dia, merasa
kurang bahagia, lelah, tidak ingin bertemu lagi, dll), beri tanda (-).
4. Tentukan langkah yang perlu kamu ambil untuk “menghadapi orang itu”.
3.
4.
5.
Sumber: 2018 Therapist Aid LLC
Dukungan sosial adalah bantuan yang diberikan keluarga, teman, maupun
komunitas. Bantuan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan emosional,
kebutuhan sehari – hari, bantuan informasi dan kebutuhan sosialmu
Tujuan Worksheet:
Membantu untuk mendapatkan dukungan sosial yang kamu butuhkan dalam
proses keluar dari t oxic relationship
Dukungan Sosial
Dukungan Sosial
Deskripsikan tipe dukungan dan bagaimana setiap orang, kelompok atau
komunitas tersebut dalam memberi dukungan!
Dukungan Sosial
Tuliskan hal – hal yang menghalangi anda mendapatkan dukungan dari orang –
orang tersebut
Dukungan Sosial
Bagaimana dukungan dari orang – orang tersebut dapat membantu anda
menyelesaikan masalah yang sedang anda hadapi sekarang?
Dukungan Sosial
Hal apa yang bisa anda lakukan untuk memaksimalkan dukungan dari setiap
orang tersebut
Sumber: Therapist Aid LLC
Tujuan Worksheet:
Membantu kamu untuk membangun batasan yang sehat dengan orang lain
Manfaat Worksheet:
- Dapat mengidentifikasi hubungan tidak sehat yang kamu miliki dengan
orang sekitarmu
- Melatih kamu dalam membangun batasan yang sehat dengan orang lain
- Memberi pengetahuan terkait cara membangun batasan yang sehat
Seseorang yang selalu memberi jarak pada orang lain (baik secara fisik, emosional, atau
keduanya) dianggap memiliki rigid boundaries. Sebaliknya, seseorang yang cenderung
terlibat dengan kehidupan orang lain dianggap memiliki porous boundaries.
Kenali Batasanmu
● Batasan – batasan yang kamu miliki harus sesuai dengan nilai – nilai
atau hal yang penting bagi kamu. Contohnya jika menurut kamu
menghabiskan waktu dengan keluarga itu penting, maka buat batasan
yang jelas mengenai waktu kerja dan lembur.
● Batasan kamu adalah milik kamu, dan hanya kamu seorang. Mungkin
akan ada beberapa batasan kamu yang selaras dengan orang terdekat
kamu, namun setiap orang akan punya keunikan masing – masing.
Batasan Intelektual mengacu pada pikiran atau ide. Batasan intelektual yang
sehat yaitu menghormati ide orang lain dan mampu memilih tipe obrolan yang
sesuai (apakah perlu membicarakan cuaca? Apakah boleh membicarakan
politik?). Batasan intelektual dianggap dilanggar apabila seseorang
memberhentikan atau meremehkan ide orang lain.
Batasan Emosional mengacu pada perasaan seseorang. Batasan emosional yang
sehat yaitu tahu kapan kamu harus berbagi informasi personal atau tidak dengan
orang lain. Contohnya adalah menceritakan tentang diri pada calon pasangan
sedikit demi sedikit atau mencegah membuka diri terlalu banyak pada orang
yang baru kamu temui. Batasan emosional dianggap dilanggar apabila
seseorang mengkritik atau meremehkan perasaan orang lain.
Batasan seksual mengacu kepada aspek emosional, intelektual dan fisik yang
berkaitan dengan seksualitas. Batasan seksual yang sehat yaitu adanya
pengertian dan hormat mengenai keinginan dan batasan seksual yang dimiliki
seseorang. Batasan seksual dianggap dilanggar apabila ada sentuhan seksual
yang tidak diinginkan, paksaan untuk berhubungan seksual, catcalling, atau
komentar seksual yang mengganggu.
Eksplorasi Batasan
Pikirkan seseorang, sebagian orang, atau kelompok yang sulit untuk memiliki
batasan yang sehat atau healthy boundaries dengan kamu. Hal ini bisa memiliki
arti bahwa batasan kamu dengan orang tersebut terlalu kaku (rigid boundaries),
terlalu terbuka (porous boundaries), atau mungkin bentuk batasan lain yang sulit
dijelaskan.
Tuliskan nama orang yang paling paling dekat dan berpengaruh dalam
hidupmu:
*Apabila kamu masih bingung terkait pengerjaan tugas di atas, silakan lihat contoh pengerjaan di halaman
berikutnya
Contoh:
Tuliskan nama orang yang paling paling dekat dan berpengaruh dalam
hidupmu:
Apa yang harus dilakukan?
Buat Perencanaan
Pikirkan apa yang kamu mau katakan dan bagaimana cara mengatakannya
sebelum kamu berdiskusi atau berinteraksi dengan orang lain. Hal ini akan
membuat kamu lebih percaya diri.
Jadilah Asertif
Jangan takut atau malu untuk menerapkan batasanmu. Katakan “tidak” dengan
sopan, namun tidak ambigu. Jika kamu dapat membuat perjanjian dengan
orang lain yang bisa membantu menerapkan batasan kamu, lakukanlah. Hal ini
bisa mempermudah kamu dalam menerapkan batasan tanpa harus terus
menerus berkata tidak. Hindari berteriak, mencela orang lain, atau mendiamkan
orang lain. Bersikap tegas tidak apa – apa, namun hal yang kamu sampaikan
akan diterima lebih baik jika dilakukan sambil menghormati orang lain.
Apa yang harus dikatakan?
Kamu selalu punya hak untuk berkata tidak. Saat melakukannya, ungkapkan
yang kamu inginkan dengan jelas dan tidak ambigu.
Lihat kembali tabel berisi nama-nama orang terdekat dan batasan kalian di
atas. Kepada nama yang berada pada kolom “rigid” dan “porous”, tuliskan
langkah spesifik apa yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki batasan
dengan orang-orang tersebut!
Latihan Membangun
Batasan yang Sehat
Instruksi: Jawab pernyataan dibawah ini. Bayangkan kamu sedang benar – benar
berada dalam situasi tersebut. Bayangkan apa yang akan kamu katakan untuk
menyampaikan batasanmu dengan tegas.
Contoh
Situasi: Teman sekamar kamu sering mengambil makanan kamu dari kulkas.
Padahal, sebelumnya kamu tidak pernah memberi izin dan kamu tidak mau
makanan kamu diambil.
Respon: “Jika kamu ingin meminta makanan saya, tolong tanya terlebih dahulu
ya.”
Respon: “Saya paham kamu sedang kesal. Saya ingin berbicara denganmu,
namun saya harus tidur karena besok harus bangun jam 6 pagi. Mungkin kita
bisa bicara lagi besok siang.”
Latihan
Situasi: Sahabat kamu mengajak kamu berkencan. Namun, kamu tidak tertarik
untuk memiliki hubungan lebih dari teman. Kamu ingin menolaknya secara baik
– baik namun jelas.
Situasi: Kamu tidak masuk kerja selama beberapa hari karena sakit. Rekan kerja
kamu menanyakan alasan kamu tidak masuk kerja. Kamu tidak mau
menceritakan alasan kamu karena merasa informasi ini hal personal.
Situasi: Kakak kamu bertanya apakah kamu bisa menjaga kedua anaknya di hari
Sabtu. Namun, sebelumnya kamu sudah memiliki rencana bertemu dengan
orang lain.
Situasi: Seorang sales datang ke rumah kamu pada saat jam makan malam.
Kamu mencoba menolak dengan sopan namun sales tersebut terus mencoba
untuk menawarkan barang dagangannya. Kamu ingin melanjutkan makan
malam.