Anda di halaman 1dari 14

PENGAJU

Informasi Dasar Pengaju


Nama : Prosympac Agro Lestari
Alamat & Telepon : Jl Anuraga no 22 Taman Cilandak Jakarta Selatan
Tahun Pendirian : 2014
Pejabat Utama : Martinus Haryo Sutejo
Pelaksana Kegiatan : Novi Ratnasari

Portfolio Kegiatan Prosympac Agro Lestari sebagai Pengelola Area (3 tahun akhir)
2014 2015-2017 2018
No Aktivitas/Bulan
8 12 7 8 10 11 12 1 2 3 4 5 7 8 9
1 SHARP Proforest
2 MCAI Kehijau Berbak
3 L’oreal

PROJECT

Klasifikasi kegiatan Yayasan Belantara:


Tematik Kegiatan Kategori Kegiatan
√ Perlindungan (protection) √ Demonstration project
√ Restorasi (restoration) √ Capacity Building
√ Pencegahan Karhutla (fire prevention) √ Applied Research/Policy Analysis
√ Penegakan hukum (law enforcement) √ Multistakeholder forum
√ Alternative livelihood √ REDD+ & carbon sequestration
√ Conflict management
√ Tata kelola (good governance)
Tanggal mulai: Januari 2019, Proyeksi durasi implementasi: 2 tahun
Luasan dampak: 7.118 + 31.040 = 38.158 ha

SUMMARY KEUANGAN

• Total yang diajukan kepada Yayasan Belantara IDR. 23,363,800,000


• Total dari sumber lain IDR. 7,661,500,000
• Total biaya kegiatan IDR. 31,025,300,000

Pola kerjasama adalah melalui Partnership Grant, dimana benefit atau return on investment
yang dapat di miliki oleh Investor dapat berupa pilihan-pilihan sebagai berikut:
1. Hak Call option atas karbon yang dihasilkan
2. Hak atas tonase karbon yang dihasilkan
3. Return dalam bentuk financial setelah project penjualan karbon berjalan
4. Hak untuk menjadikan konsesi sebagai media campaign kegiatan Yayasan Belantara &
Affiliasinya

1
Bagian A: Rasional dan Pendekatan Kegiatan
1.1. Project Summary
PT Prosympac Agro Lestari (PT PAL) dengan kemitraan bersama Yayasan Pohon Air Indonesia
sebagai pelaksana penjagaan hutan, merepresentasikan PT Bhatara Alam Lestari (PT BAL) dan
PT Equator Wana Lestari (PT EWL) yang terletak pada kabupaten Mempawah, 70km dari Kubu
Raya dengan total luasan sebesar 38.000 ha yang terdiri dari 31.000 ha lahan gambut dengan
kedalaman ±4M. Konsesi ini bukan hanya kaya akan deposit karbon namun juga merupakan
daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati terutama species critically indangered Pongo
Pygmaeus SSP Pygmaeus. Area ini dikelilingi dengan 6 desa dengan masyarakat dengan
pendapatan rata-rata 1-2jt rupiah per bulan, dengan berjalannya project ini diharapkan agar
dapat meningkatkan pengetahuan dan skill masyarakat setempat guna meningkatkan
kesejahteraan mereka. Secara keseluruhan, proyek ini mempunyai 3 output berbeda yang
saling berkait satu sama lain untuk tercapainya satu outcome lebih luas yaitu kawasan
ekonomi hijau di area Kabupaten Mempawah dengan mempertimbangkan 3 sisi
keberlanjutan yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Therory of changes dari projek ini dapat
di lihat pada Annex A.

Output 1 : Sustainability Forestry Management


Kebakaran yang terjadi pada tahun 2015 dan 2017 dan ekstensifikasi lahan dengan illegal
logging dan pembakaran lahan di lokasi konsesi telah meningkatkan emisi karbon di
Indonesia. Lahan gambut di konsesi ini yang seluas lebih dari 30.000 ha dengan jutaan stok
karbon yang ada mempunyai resiko kebakaran yang tinggi apabila tidak dilakukannya
tindakan pencegahan. Akar masalah dari terjadinya isu tersebut adalah kurangnya
pengetahuan oleh masyarakat sekitar yang menyebabkan perilaku tidak memelihara hutan
dan kurangnya keterampilan untuk mendapatkan pendapatan diluar perluasan lahan ke area
hutan yang akan mengarahkan komunitas kepada kemiskinan. Oleh sebab itu, permulaan
seperti peningkatan pengetahuan masyarakat menjadi poin inti dalam proyek ini agar dapat
melahirkan komunitas yang mempunyai skill untuk memelihara orangutan, mengatasi
kebakaran, meningkatkan livelihood serta akan memunculkan akses pasar di area tersebut
yang dimana sebelumnya akan dilakukan feasibility study untuk menentukan baseline
kawasan, baseline pengetahuan yang diperlukan masyarakat, dsb. Selain itu, aktivitas canal
blocking berdasarkan hasil studi hidrologi gambut sangatlah penting untuk dilakukan
sesegera mungkin bersamaan dengan ekspansi tim pemadam kebakaran dan patroli serta
penyediaan peralatan-peralatan dan bangunan yang diperlukan untuk memantau dan
mencegah kebakaran. Aktivitas untuk output ini mencakup:
1. Feasibility study untuk penentuan baseline, studi hidrologi serta aktivitas Canal
Blocking
2. Pelatihan-pelatihan dan sosialisasi
3. Pembentukan masyarakat peduli api
4. Pengadaan alat pemadam kebakaran, pos-pos jaga dan menara api
5. Pembentukan tim patroli hutan dan tim penjaga pos jaga dan menara api untuk
mencegah kebakaran dan melaporkan kegiatan ilegal pada hutan
6. High resolution satelit data dan GRASS analysis
Bagian penting dari keberlangsungan jangka panjang proyek ini adalah keterlibatan
menyeluruh dengan konsesi lahan di sekitarnya. Pembukaan kebun dengan membakar hutan
menjadi risiko signifikan bagi rencana Yayasan Pohon Air Indonesia untuk merehabilitasi
lahan gambut di lokasi tersebut. Dengan adanya poin poin diatas dan perlunya intervensi awal

2
yang dilakukan di konsesi ini dengan dukungan dana Yayasan Belantara serta bekerjasama
dengan pihak pihak terkait serta Lembaga pemerintah seperti Badan Restorasi Gambut (BRG)
sehingga dapat memitigasi risiko dari praktik penggunaan lahan yang tidak sustainable
(berkelanjutan) yang berlangsung selama ini.

Output 2 : Orangutan Pongo Pygmaeus SSP Pygmaeus Conservation


Secara umum, orangutan di Indonesia tersebar di Pulau Borneo dan Sumatera, dengan
spesies berbeda yaitu Pingo Pygmaeus di Borneo dan Pongo Abelii di Sumatera. Orangutan
Borneo dibagi menjadi 3 sub spesies dimana menurut WWF salah satu species yaitu Pongo
Pygmaeus SSP Pygmaeus merupakan sub-spesies critical endangered yang menurut The IUCN
Redlist mempunyai estimasi jumlah populasi sebesar 3,000 hingga 4,500 individu di
Kalimantan Barat dan sedikit di Sarawak, atau kurang dari 8% dari jumlah total populasi
orangutan Borneo.
Dari akar masalah sebelumnya, apabila tidak dilakukan penanganan yang tepat secara tidak
langsung akan mengancam keanekaragaman hayati di daerah konsesi terutama ancaman atas
species Pongo Pygmaeus SSP Pygmaeus yang hidup di area hutan tersebut. Oleh sebab itu,
untuk keberlanjutan dari output 1, kami akan berfokus pada konservasi orang utan species
Pongo Pygmaeus SSP Pygmaeus yang meliputi beberapa aktivitas mencakup:
1. Survey populasi Orangutan
2. Studi sebaran pohon pakan Orangutan
3. Pembuatan peta drone zona inti habitat orangutan dan zona penyangga
4. Studi konflik orangutan dan konservasi exsitu
5. Studi lanskap dan etnografi desa

Output 3 : Sustainable Financing for Conservation and Livelihood


Pengembangan manajemen inti dari projek ini diperlukan untuk menyiapkan proyek jangka
panjang, memastikan adanya bisnis model dari pengurangan emisi dan meningkatkan
efektifitas kegiatan konservasi hutan. Konsesi ini akan didaftarkan kepada Voluntary Carbon
Scheme (VCS) untuk divalidasi dan diverifikasi oleh Lembaga Sertifikasi. Dengan adanya
sertifikasi ini akan memberikan pendapatan untuk mengamankan pendanaan rencana jangka
panjang area konservasi dengan menjual pengurangan emisi karbon di pasar global. Selain itu
project ini akan membentuk industri pengolahan sawit untuk mengolah buah sawit dari 6500
Ha lahan yang kami identifikasikan didalam kepastian baseline di luar kawasan konsesi dan
kebun kemitraan didalam konsesi sebesar 600 Ha yang bermitra dengan masyarakat lokal
sebagai stream revenue tambahan, apalagi adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Terminal
Kijing yang tentunya akan berkontribusi secara ekonomi di Menpawah dan Kubu Raya dimana
nanti hingga 2024 para partner akan berinvestasi dalam bentuk industri hilir di KEK Kijing
sehingga kepastian pasar bisa terbentuk.

Inilah pentingnya dilakukan suatu usaha untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
lahan yang telah dipergunakan dan membuat baseline serta zonasi kawasan bersama
pemerintah sehingga dapat memastikan tidak terjadinya silent encrouchment dengan
menetapkan area area yang bisa mensupply ke industri yang dibentuk. Assessment feasibility
study secara menyeluruh agar semua rencana ini bisa berjalan dengan lancar pun perlu
dilakukan sehingga semua rencana kedepan dari project ini bisa dilakukan dan
menguntungkan bagi semua pihak. Aktivitas untuk output ini mencakup :

3
1. Mencari baseline untuk emisi dan potensi karbon serta persiapan PDD
2. Pelatihan ketrampilan dan BMP
3. Studi hidrologi lahan gambut
4. Feasibility study untuk supply dan demand strategy
Dengan adanya keterkaitan dari keseluruhan proyek, akan meningkatkan kesejahteraan
komunitas dan terciptanya akses pasar pada area tersebut. Ini akan menciptakan atau
mencapai output proyek yaitu sustainable financing bukan hanya untuk dana conservation
namun juga livelihood komunitas sekitar.

Dari terbentuknya kemitraan ini, bertujuan untuk dapat terus melanjutkan keberlanjutan
proyek ini menuju outcome akhir yaitu daerah ekonomi hijau tanpa bergantung dengan pihak
eksternal.

1.2. Latar belakang organisasi dan kapasitas untuk implementasi kegiatan


1.2.1 Project Applicant details & contact persons
Company name PT Prosympac Agro Lestari
Legal form of entity PT under Indonesian law (private company)
Address and contact details Address: Jl. Anuraga No.22 , Taman Cilandak, Cilandak Barat,
Jakarta Selatan, Indonesia 12430
Phone: (62) (21) 2912 4292
Website: www.prosympac.com
Email: info@prosympac.com
General contact person Name: Martinus Haryo Sutejo
Position title: Operation & External Relation Director
Phone: +828 527 253 1915
Email: martinus.nata@prosympac.com
Financial contact person Name: Mr Arief Rochman
Position title: Financial Director
Phone: +622129124292
Auditor Name: Gutcert, Leong Kam Wah
Email: kwleong@apave.com.my

1.2.2 PROJECT IMPLEMENTER DETAILS & CONTACT PERSONS


Project implementer name Yayasan Pohon Air Indonesia
Name of organization / PT Bhatara Alam Lestari (BAL) & PT Equator Wana Lestari (EWL)
company
Address and contact details Address: Mediterania Gajah Mada R3/L12
Jl. Gajah Mada No.174
Jakarta Barat - 11130
Phone: (021) 63870852
General contact person Name: Bushh Bonaldy Pangestu
Position title: Komisaris
Phone: +62 8 77 8497 9547
Email: bushhbonaldy@gmail.com

Project implementer name PT Plan B


Name of organization / company PT PLAN B

4
Address and contact details Address : Kampung School Comppund
Jalan Raya Bogor-Sukabumi KM 15,
Kampung Nangoh Babakan
Bogor-Jawa Barat
Website : planb.co.id
General contact person Fakhrizal Nashr
Email : Fakhrizal.nashr@gmail.com
Phone : +62 8125408141

PT Prosympac Agro Lestari (PAL)


PT PAL merupakan sebuah perusahaan kelapa sawit di Muaro Jambi dan merupakan salah
satu supplier Golden Agri Resources (GAR) yang pernah mendapatkan dana hibah dari MCA-I
dan bersama kontribusi para partner sebesar USD 17 juta pada tahun 2015-2018 untuk
mengubah kebiasaan 10.000 petani sawit di Jambi yang cenderung melakukan ekstensifikasi
dengan melakukan perambahan dan membakar lahan menjadi lebih mengarah kepada
intensifikasi. PT PAL telah bekerjasama dengan berbagai pihak antara lain dengan lembaga
internasional (EuroConsult, SNV, ZSL) dan LSM lokal (Setara, Lembaga Cemerlang Indonesia,
dll) untuk mengelola landscape Kehijau-Berbak seluas 250.000 ha dan mengurangi emisi
sebesar 23 juta ton CO2e. Di wilayah konsesi ini akan dibangun pabrik sawit berkelanjutan
bersama yayasan Pohon Air Indonesia dan bermitra dengan petani lokal yang tinggal di sekitar
lokasi PT BAL dan PT EWL untuk mengelola lahan APL sebesar 700 ha dengan skema plasma
kemitraan sebagai salah satu stream revenue untuk mengelola lokasi ini. PT PAL nantinya
juga memastikan proses training terkait peningkatan produktifitas kebun, traceability
sumber bahan baku, dan analisa kelayakan bisnis dan assesmen pasar yang terkait dengan
produk sawit yang merupakan salah satu revenue penting didalam peningkatan
kesejahteraan masyarakat yang mempunyai tujuan untuk membentuk rantai pasok yang
bebas dari isu deforestasi.

Yayasan Pohon Air Indonesia beserta PT BAL dan PT EWL


PT Bhatara Alam Lestari (BAL) dan PT Equator Wana Lestari (EWL) adalah perusahaan yang
dibentuk pada Tahun 2013 dan sudah mengelola landscape ini dengan tujuan awal untuk
menjadi hutan produksi, namun karena lokasi ini memiliki banyak keaneragaman hayati dan
memiliki potensi gambut yang besar maka pemilik membentuk Yayasan Pohon Air Indonesia
dengan akta notaris Hanita Sentono, S.H. No. 17 Tgl 16 Agustus 2017 dan SK Menkumham RI
No. AHU-0012650.AH.01. Th 2017 bertujuan berpartisipasi di bidang lingkungan hidup dan
kehutanan. Yayasan Pohon Air Indonesia melakukan kegiatan konservasi dan restorasi seperti
menanam dan menjaga kelestarian hutan dengan segala fauna dan floranya untuk
mengurangi efek pemanasan global. Yayasan Pohon Air Indonesia mengelola hutan
konservasi PT Bal dan PT EWL dengan luasan total 38.140 ha. Lokasi kedua daerah ini terletak
di Mempawah, Kalimantan Barat, sekitar 70 km dari kabupaten Kubu Raya. Didalam
pengelolaan ini Yayasan Pohon Air Indonesia bekerja sama dengan PT Prosympac Agro Lestari
(PAL) dan PT Plan B untuk mengembangkan kapabilitas yayasan dalam mengelola potensi
karbon yang ada, monitoring dan evaluasi terkait rencana konservasi di dua konsesi ini, dan
menghasilkan stream revenue yang cukup untuk mengelola hutan konservasi secara
berkelanjutan (sustainable) bermitra dengan komunitas lokal terutama kelompok tani yang
tinggal di sekitar konsesi.

5
PT PLAN B
PT Plan B merupakan perusahaan konsultan dibidang spatial planning, HCV-Sosio Assessment,
dan tim persiapan menuju skema Voluntary Carbon Scheme (VCS) sebagai stream revenue
utama. Peran PT Plan B adalah untuk mendampingi yayasan Pohon Air didalam melaksanakan
program program dan sosialisasi yang berkaitan dengan informasi teknis dan sosial. PT Plan
B berpengalaman dalam project Penelitian Sawit Mandiri di Kabupaten Berau, Kaltim pada
tahun 2017-2018 yang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Kaltim. Dan saat ini sedang
mengajukan project assessment Taman Nasional Bukit 30 Jambi dan Taman Nasional Gunung
Pangrango Bogor. Tim yang akan bekerjasama merupakan tim yang berpengalaman dalam
bidang konservasi dan juga merupakan alumni The Nature Conservancy (TNC), USA yang
terlibat dalam pendampingan HPH untuk Sertifikasi FSC terkait Aspek Prosuksi RIL dan RIL-C,
Aspek Ekologi HCVF, dan Aspek Sosial Pemetaan Partisipatif.

Dimana secara keseluruhan peran masing-masing pihak digambarkan sebagai berikut:

Struktur Organisasi Project

Project Leader (PT


PAL)
Martinus Nata

Assisten Project
Leader (PT PAL)
Hari Yuwono

Financial
Conservation Administration (PT Operation Coordinator
Management (PLAN B) BAL & PT EWL) (PT BAL & PT EWL)
Fakhrizal Nashir
Novi Ratnasari Bushh Pangestu

Community
Spatial Planning (PLAN Peat Specialist (PT Socio Assessment Jagawana (PT BAL & Komunitas Sadar Api
Development
B) EWL & PT BAL) (PLAN B) EWL) (PT BAL & EWL)
(PT BAL & EWL)
Umbar Sujoko Burhanuddin Gilang Ramadhan Rizal Bustami Suyanto Najamuddin

1.3. Data dan informasi baseline


• Kondisi Bio-Fisik lingkungan: Status kawasan PT. BAL adalah kawasan hutan
konservasi. Kawasan PT. EWL dalam proses hutan konservasi. Kawasan hutan PT.
BAL dan PT. EWL masuk dalam peta Badan Restorasi Gambut (BRG), penutupan
lahan berupa hutan gambut, kerapatan tegakan masuk kategori hutan kerapatan
rendah dan sebagian hutan kerapatan sedang, ekosistem gambut, species
flagship: Pongo Pygmaeus ssp Pygmaeus, Beruang Madu, Labi-labi. Masuk dalam
kriteria HCV 1 & 3.
• Penggunaan lahan/pemanfaatan sumberdaya: hutan tanaman industri PT. BAL
hutan rawa sekunder 2700 ha, semak belukar 848 ha, belukar rawa 1900 ha, lahan
gersang 1000 ha, pertanian kering (tanpa irigasi) 842 ha, pertanian kering dan
belukar 94 ha. Kawasan hutan PT. EWL terdiri dari hutan produksi terbatas (HPT),
hutan produksi (HP), hutan tanaman rakyat (HTR), perambahan lahan dan
pembalakan hutan. Masuk dalam kriteria HCV 2, 4, & 5.
• Dalam landscape ini ditemukan Makam Keramat Kalimantan, Museum Keraton,
dan Makam Opu Daeng Manambon yang dikeramatkan. Masuk dalam kriteria HCV
6.

6
• Kondisi sosial (desa) : menurut data pada tahun 2010, penduduk setempat pada 6
desa terdekat yaitu desa Sekabuk, Bukit Batu, Bumbun, Pasir, Parit Raden, dan
Anjungan Dalam memiliki mayoritas pendapatan 1-2 jt rupiah per bulan per KK
dengan mata pencaharian utama adalah sebagai petanidengan pendidikan rata-
rata SD. Untuk data sosial yang lebih lengkap dapat ditemukan secarta lengkap
pada dokumen AMDAL PT BAL dan dokumen assessment lingkungan dan sosial PT
EWL.
• Parapihak dan forum kerjasama : hasil analisis stakeholder dapat dilihat dalam
tabel dan matrix dibawah.

Pengaruh Kepentingan
Nama Para Pihak
No. (Organisasi/Kelompok) Keterangan Nilai Keterangan Nilai
Pemerintah Pusat
1 (KLHK) Pembentukan baseline lokasi 3 Perijinan 4
2 Pemerintah Kabupaten Pengawasan 4 Perijinan 4
Pemerintah Desa & Sebatas memberikan himbauan dan
3 Kecamatan informasi 1 Perijinan 3
4 Dinas Kehutanan Pengawasan 4 Pemetaan & Perijinan 4
Mendorong terbentuknya institusi
5 Dinas Koperasi keuangan yg kredible di desa 3 Pembentukan koperasi masyarakat 3
Dinas Lingkungan
6 Hidup Pengawasan 3 Perijinan 2
Dinas Pendapatan Perpajakan dan data pendapatan
7 Daerah Pembayaran pajak 1 masyarakat 2
8 BPN Pembentukan baseline lokasi 4 Pemetaan dan perijinan lahan 4
Dukungan dan kerjasama positif demi
9 LSM Advokasi dan pemberi informasi 4 terjaganya konsesi dari perusakan 4
Perlu peran aktif BRG agar memberikan
10 BRG Dukungan dari pemerintah 2 kepastian bagi investor, bank, dan donor 4
11 Media Campaign dan penyebaran informasi 4 Penyebaran informasi kegiatan 2
12 Tokoh Masyarakat Mendorong partisipasi masyarakat 4 Kondusifitas project di masyarakat 2
13 Yayasan Pohon Air Mendorong partisipasi masyarakat 2 Pendanaan untuk pengelolaan kawasan 4
14 PT BAL & PT EWL Mendorong partisipasi masyarakat 2 Pendanaan untuk aktifitas karyawan 4
berjalannya rencana bisnis, Return of
Investment, dan pengembangan kawasan
15 PT PAL Membawa bank dan impact investor 4 industri 2
Memberikan saran dan sebagai tim teknikal
16 PT Plan B Menentukan arah berjalannya project 4 utama dalam setiap subprogram konservasi 2

2
10 13 1 4 8
4

TINGGI 14
9

5
3
3

qSEDANG
KEPENTINGAN

KUADRAN 1 KUADRAN 3
KUADRAN 2 KUADRAN 4 11
7 6 12
2

RENDAH 15
16
1

TIDAK
BERKEPENTINGAN

1 2 3 4
PENGARUH
TIDAK RENDAH SEDANG TINGGI
BERPENGARUH

Nilai = 1: tidak berpengaruh/berkepentingan, 2: rendah, 3: sedang, 4: tinggi

7
• Regulasi dan Konsesus : sekitar 70% dari area ini termasuk dalam area BRG
• Permasalahan lingkungan dam sosial : kebakaran hutan pada tahun 2015, 2017
dan 2018 (200m dari area konsesi). Illegal logging, konversi hutan, dan land
clearing disepanjang area perambahan (terlampir di peta kerja). Satwa dilindungi
dianggap berbahaya sehingga ditembak oleh warga.
• Program konservasi yang pernah/sedang berjalan : Pemetaan lahan gambut dari
BRG, kampanye penyelamatan orang utan

Tabel SWOT Analysis


Parapihak: Strength Weakness
1) Profil stakeholder (petani • Kepedulian pemilik lahan untuk melakukan • Pendidikan dan pengetahuan tentang pertanian
lokal, pemerintah, konservasi hutan dan perkebunan yang baik.
pembalak liar, LSM lokal, • Masyarakat terbuka dan mendukung • Pemahaman tentang flora dan fauna langka
KPH, BRG, pemilik lahan, perubahan dan kemajuan • Pengelolaan dan pengolahan
yayasan pohon air • Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) • Memerlukan dana untuk konservasi dan patroli
Indonesia) mendukung kegiatan konservasi dan • Kesejahteraan penduduk rendah
2) Forum kerjasama (belum moratorium pembukaan hutan.
dibentuk) • Yayasan Pohon Air Indonesia ahli dalam
3) Regulasi dan Konsensus penanganan lahan gambut, PT Plan B
(tertuang dalam AMDAL) mempunyai keahlian dalam sisi konservasi,
4) Program konservasi yang dan PT PAL berpengalaman dalam pelatihan
telah / sedang berjalan budaya dan ekonomi masyarakat yang
(Pemetaan lahan gambut mendukung keberlanjutan konservasi hutan
dari BRG, kampanye lahan gambut
penyelamatan orang Opportunity Threat
utan) • Menarik minat pembeli karbon • Pembalak liar
• Memperbaiki kesejahteraan masyarakat • Regulasi pemerintah yang sering berubah-ubah
• Menarik impact investor • Pembukaan kebun masyarakat
• Membina keberlanjutan perkebunan sawit
petani
• Ecotourism & Research Center
Area: Strength Weakness
1) Kondisi bio-fisik dan isu • Habitat orangutan • Membutuhkan dana lebih banyak karena luasan
lingkungan (lahan • Dekat dengan Kubu Raya area yang luas.
gambut, hutan sekunder • Gambut mencapai kedalaman 4m. Hasil • Hutan pernah terbakar dan menjadi lahan kritis
dan tersier, lahan kritis survei ada sebagian area, gambut mencapai
(alang-alang), pernah kedalaman 6m.
mengalami kebakaran,
• Masuk ke dalam 6 kriteria HCV.
konflik manusia dengan
• Potensi karbon yang sangat besar.
orang utan, ilegal
Opportunity Threat
logging,
2) Penggunaan lahan • Meningkatnya kesadaran dunia terhadap • Pembalakan hutan
(dijelaskan pada subbab lahan gambut, kebakaran hutan dan orang • Punahnya fauna sangat langka (Critically
1.3) utan endangered)
• • Kebakaran pada hutan dan lahan gambut
Masyarakat: Strength Weakness
Kondisi masyarakat dan isu • Hubungan gotong-royong yang kuat • Kurangnya pengetahuan terhadap isu lingkungan
sosial (pendapatan dibawah • Masyarakat mendukung program dan keberagaman flora dan fauna
UMR, keberlanjutan hutan dan lahan gambut • Akses masyarakat terhadap pengetahuan,
ketrampilan dan pasar terbatas
Opportunity Threat
• Tingginya partisipasi masyarakat dalam • Masyarakat yang tidak peduli ancaman kebakaran
pengembangan daerah dan usaha hutan dan punahnya satwa langka

1.4. Analisis Masalah


Pulau Kalimantan adalah salah satu pulau terbesar di Indonesia yang terletak di katulistiwa
dan kaya atas keberagaman hayati. Pulau Kalimantan mempunyai luas hutan 40,8 juta ha dan
8,79 juta ha dari lahan gambut tersebut merupahan lahan gambut terluas nomor empat di
dunia. Provinsi Kalimantan Barat sendiri memiliki 3 juta ha lahan gambut yang berarti 38%
dari luas total lahan gambut di pulau Kalimantan. Lahan gambut di Kalimantan Barat
mempunyai flora dan fauna Kalimantan Barat seperti Orangutan, Semar Bags, Malayan

8
Softshell Turtle, Beruang Madu dan sebagainya. Proyek yang diusulkan di Kalimantan Barat
bertujuan melindungi flora dan fauna yang terancam punah (critically endangered) karena
penebangan liar dan pembersihan lahan dengan pembakaran lahan untuk penanaman kelapa
sawit masyarakat. Pembersihan lahan dengan pembakaran bisa memicu kebakaran lahan
gambut bukan hanya di area konsesi namun juga pada area yang mempunyai hidrologi
gambut yang bersatu dengan area Mempawah seperti area Kubu Raya dan sekitarnya. Selain
itu, juga akan menambah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. Pengelolaan hutan
berkelanjutan dan kerjasama para pihak yang lebih luas diperlukan untuk proses konservasi
hutan yang bernilai ekonomi dan berkelanjutan. Dimana analisa masalah digambarkan pada
bagan analisa pohon masalah dibawah.

Bagan analisis pohon masalah (problem tree analysis)

1.5. Tujuan Program


Tujuan program ditampilkan dalam bentuk matrix logical framework yang ditampilkan pada
Annex B.

1.6. Deskripsi Project Activities


Disebutkan pada poin 1.1

1.7. Rencana implementasi dan time-frame


Disampaikan dalam Annex C

9
1.8. Rencana untuk menjamin partisipasi masyarakat (safeguards & benefit sharing)
Di dalam membangun hubungan dengan masyarakat, PT PAL dengan Yayasan Pohon Air
Indonesia mengedepankan konsep FPIC (Free Prior and Informed Consent) dengan
membangun sebuah sistem agar masyarakat dapat menyampaikan pendapat atau keluhan
atas bagaimana proyek ini dijalankan. Keluhan dan pendapat ini akan dibahas setiap triwulan
sehingga proyek yang akan diberikan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan stakeholder agar
manfaat yang diterima lebih optimal. Selain itu, masyarakat dan yayasan akan membuat
kontrak bersama untuk memastikan bahwa komunitas lokal mendapatkan benefit dari proyek
yang dimana mereka mempunyai kewajiban untuk menjaga konservasi ini berjalan sampai
lebih dari 25 tahun.

1.9. Knowledge Management


Kemitraan PT PAL dan Yayasan Pohon Air Indonesia telah bekerjasama dengan universitas
lokal yaitu Universitas Tanjung Pura untuk melakukan penelitian terhadap keanekaragaman
hayati dan telah menghasilkan lebih dari 6 riset skripsi mahasiswa hingga tahun 2017. Selain
itu, kami juga telah menerima kerjasama riset mengenai restorasi rawa gambut dari
Theoretical Ecology and Modeling Lab, National University of Singapore yang direncanakan
akan dilakukan pada tahun 2019 mendatang. Harapannya, dengan berjalannya kerjasama
dengan Yayasan Belantara, akan membuka lebih banyak kesempatan bagi para peneliti
nasional maupun internasional untuk menghasilkan hasil riset yang berguna. Seluruh data
pengetahuan, lessons learnt, good practices, dan hasil kerja yang dicapai terkait projek
konservasi yang dilakukan pada konsesi PT BAL dan PT EWL akan didokumentasikan dalam
bentuk laporan akhir dan lembaran success story serta akan dilaporkan pada website Yayasan
sehingga dapat diakses oleh publik. Tidak hanya dalam bentuk tertulis, kami juga akan
melakukan training dan seminar guna membagikan pengalaman yang kami dapat kepada
pihak-pihak lainnya.

1.10. Gender Mainstreaming


Kemitraan PT PAL dan Yayasan Pohon Air Indonesia bersama Yayasan Belantara mengakui
persamaan hak antara pria dan wanita, baik yang berperan sebagai karyawan maupun
sebagai penerima manfaat serta menerapkan konsep FPIC. Terdapat kotak saran dan kontak
telepon sebagai mekanisme untuk kelompok perempuan menyampaikan keluhan. Dalam
setiap aktifitas yang dilakukan nanti, yayasan akan memastikan bahwa akan ada keterlibatan
kelompok perempuan dan dicatat dalam laporan aktifitas.

1.11. Komunikasi dan replikasi hasil


Proyek ini akan mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dan membentuk komunikasi yang
rutin dengan mengedepankan konsep FPIC. Memetakan dan menganalisis para pihak
(stakeholder) seperti tabel di bawah ini:

Stakeholder Strategi Komunikasi Frekuensi


Pemerintah Melakukan komunikasi secara rutin setiap bulan untuk memastikan Secara teratur setiap bulan
Daerah, Dinas manajemen lahan gambut dan hutan mengikuti rencana kerja KPH.
Kehutanan dan Memberikan undangan untuk memilih perangkat pemerintah yang akan
KPH berpartisipasi pada sesi training mengenai manajemen restorasi lahan
gambut, menanganan kebakaran, konservasi species langka, peningkatan
pendapatan masyarakat, dsb.
Badan Restorasi Menginformasikan rencana kerja pengelolaan gambut dan manajemen 3 kali setahun
Gambut (BRG) hidrologi gambut.

10
Pemilik lahan Koordinasi dilakukan untuk meningkatkan manajemen pengelolaan konsesi 1 bulan sekali koordinasi, 6
sekitar dengan tujuan mengidentifikasi dan memitigasi resiko dari kegiatan ilegal bulan sekali pertemuan
yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggungjawab. stakeholder
Kepala Desa, Undangan untuk berpartisipasi dalam pembuatan rencana proyek konservasi 1 bulan sekali selama proyek
Dusun, dan Tokoh dan pelatihan. berjalan, 6 bulan sekali
Masyarakat pertemuan stakeholder
Media Undangan diberikan kepada wartawan untuk mengikuti acara pembukaan Per kegiatan
yang melibatkan pemerintah daerah.
Lembaga Swadaya Melakukan komunikasi secara rutin dengan mengedepankan konsep FPIC 2 bulan sekali, 6 bulan sekali
Masyarakat (LSM) untuk mendapatkan feedback atas proyek yang dilakukan dari sisi lingkungan pertemuan stakeholder
dan sosial.

1.12. Peta Kegiatan


Ditampilkan pada Annex D

1.13. Struktur Organisasi dan SDM Pengelola Program


Ditampilkan di poin 1.2

Bagian B: Resiko Kegiatan dan Rencana Monitoring & Evaluation

1.1. Resiko terhadap keberhasilan implementasi


No Deskripsi Resiko Mitigasi Resiko

Lingkungan
1 Resiko Kebakaran yang terjadi sebelum Dana untuk kanalisasi harus didahulukan karena dengan segera terbentuknya
project kanalisasi berjalan canal akan menurunkan risiko terjadinya kebakaran di lahan gambut. Dan
(Internal/Resiko Tinggi) sebelum proyek ini berjalan, yang dapat dilakukan adalah peningkatan jaga
wana, penggunaan early warning system melalui satelit hotspot dan drone,
serta pembuatan komunitas sadar api.
2 Terjadinya peningkatan ekonomi yang Mengajukan kepada pihak pemerintah untuk membuat zonasi rumah tinggal
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan dan usaha diluar area konsesi. Serta dilakukan training dan sosialisasi akan
tempat tinggal atau area usaha sehingga pentingnya menjaga area konservasi. Perlu dilakukan scale up dari proyek yang
terjadi perambahan hutan di lokasi sekitar sudah ada untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah lokal. Ketika
konsesi proyek sudah memberilkan kontribusi positif, mereka dapat didorong untuk
(Eksternal/Resiko Sedang) melakukan usaha perlindungan hutan termasuk aktif di dalam pemetaan dan
monitoring yang akan di implementasikan oleh staf proyek.
3 Terjadi perubahan iklim yang drastis pada Masyarakat lokal bersama dengan staf proyek akan melakukan training
musim hujan dan kemarau yang mengarah adaptasi terhadap perubahan iklim, membantu meningkatkan pengetahuan
terjadinya bencana alam di area konsesi ini dan pemahaman mereka di dalam melakukan langkah-langkah alternatif untuk
selama 25 tahun kedepan mengatasi perubahan iklim yang drastis bahkan dapat menggunakan situasi
(Eksternal/Resiko Rendah) perubahan iklim untuk mendapatkan keuntungan.
Regulasi dan Pemerintah
4 Perubahan kebijakan dan perijinan Ketika awal dimulai proyek ini sudah dilakukan koordinasi dan sosialisasi
pemerintah pusat dan daerah yang membuat kepada pemerintah lokal dan departemen kehutanan RI.
kebijakan yang sulit untuk di implementasi di Dimana ijin untuk pemeliharaan konsesi hutan dan penjualan karbon sudah di
lapangan dan menahan beberapa rencana dapat.
kerja terutama yang terkait dengan kegiatan
peningkatan pendapatan masyarakat.
(Eksternal/Resiko Rendah)
Sosial
5 Adanya permintaan bantuan atau CSR dari Memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa proyek yang akan dilakukan
perangkat desa dan tokoh masyarakat dalam sudah merupakan kegiatan CSR yang nantinya bertujuan untuk meningkatkan
bentuk bantuan finansial kesejahteraan komunitas sekitar.
(Eksternal/Resiko Tinggi)
6 Terjadinya kerusuhan dan penolakan dari Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan sebagai bekal mereka untuk
para pembalak liar terhadap rencana kerja mendapatkan pekerjaan lain yang sejalan dengan program konservasi.
yang dibentuk oleh yayasan
(Eksternal/Resiko Sedang)
Ekonomi/ Financial
7 Rencana pembangunan kebun dan pabrik Melakukan analisa studi kelayakan pembangunan pabrik lebih awal seperti
mundur dari schedule di 2019 analisa sumber bahan baku tanpa harus membuka lahan baru di area
(Internal/Resiko Rendah) konservasi dsb.

11
8 Proses persiapan PDD dan Carbon audit Merekrut tenaga ahli yang berpengalaman dalam pengajuan PDD dan audit
terjadi kemunduran dari jadwal karbon untuk mengurangi risiko kegagalan
(Internal/Resiko Sedang)

1.2. Rencana dan indikator monitoring & evaluation


Rencana M&E untuk Key Performance
No Output Indikator Performa Rencana Monitoring Target
Belum dilakukan = 0
In Progres = 1
Sudah ada laporan = 2
1 Sustainability Forestry Assement Potensi Monitor laporan baseline emisi Selesai di 2020
Management Carbon CO2eq oleh karbon
expert.

Assessment luasan Memonitor apakah hasil studi Selesai assessment di end 2019,
tanah gambut yang hidrologi menunjukkan peningkatan action plan dijalankan di 2020
dikonservasi pada tingkat air dan tingkat kelembab
an gambut
Minimasi kebakaran hutan hingga
Memonitor apakah ada terjadinya 10% luasan di end 2019 dan di 2020
kebakaran atau illegal logging dari 0% kejadian kebakaran
hasil laporan patroli tim jaga
Assessment lokasi Canal blocking sdh
Memonitor apakah canal blocked selesai dilakukan di 2019
yang dipasang merubah hidrologi Membuat Canal blocking 80% dari
lahan gambut sekitarnya total rencana hingga 2020
Persentasi Monitor hasil dari satelit hot spot Minimasi kebakaran hutan hingga
pengurangan 10% luasan di end 2019 dan di 2020
kebakaran Melakukan survey pengecekan 0% kejadian kebakaran
analisis tanah menggunakan drone
2 Orangutan Pongo Identifikasi dan Mendata sebaran populasi, sumber Assesmen telah dilakukan dan
Pygmaeus SSP pendataan populasi makanan, dan melakukan langkah dilaporkan di 2020.
Pygmaeus serta lokasi sudah langkah konservasi yang diperlukan
Conservation dilakukan hingga
2020
3 Sustainable Financing Timbulnya 3 Perkebunan berkelanjutan di lokasi di 3 kegiatan sampai 2020
for Conservation and kegiatan ekonomi luar area konservasi sesuai tata ruang
Livelihood baru dan Potensi (APL & HPK) FS Selesai di 2020
pendapatan dari Terbentuknya koperasi, ecowisata,
karbon di 2021 dan Feasibility Study industri
pengolahan perkebunan
PDD selesai di 2020
Terbentuknya PDD di 2020

Rencana M&E untuk semua aktivitas


No Aktivitas Indikator Rencana Monitoring Target
Belum dilakukan = 0
In Progres = 1
Sudah ada laporan = 2
1.1 Feasibility study untuk Tersedia informasi Melakukan assessment mengenai Indikator informasi dan action
penentuan baseline, terkait hidrologi dan kegiatan FS dan memastikan rencana plan tersedia
studi hidroligi dan lokasi canal blocking action plan disebutkan di dalam FS dan
aktivitas Canal di dalam FS dapat dicapai pada akhir tahun 2020
Blocking
Jumlah canal dan Konstruksi pembangunan canal 80% canal blocking telah siap
tipe canal yang mengikuti rekomendasi dari profil
dipakai hidrologi dan laporan pencegahan
kebakaran

Perencanaan pekerjaan canal blocking


dibagikan kepada stakeholder yang
berkepentingan, termasuk pemerintahan
lokak dan CWG
1.2 Pelatihan dan Jumlah training yang Pelatihan mencakupi mengelolaan atas 80% masyarakat disekitar area
sosialisasi jaga wana dilakukan dan kebakaran hutan dan gambut pada konservasi mengikuti training
jumlah pastisipan komunitas sekitar serta pada seluruh staf
training karyawan

12
Data diambil dari: materi pelatihan, data
absensi, dokumentasi pelatihan, dan
sertifikasi

1.3 Pembentukan Jumlah masyarakat Laporan kegiatan sosialisasi, data 80% masyarakat disekitar area
masyarakat peduli api yang berpartisipasi absensi, dokumentasi, materi konservasi mengikuti training

Peningkatan partisipasi masyarakat


dibandingkan baseline
1.4 Pengadaan alat Jumlah alat Laporan pasca pembangunan 100% Tercapai hingga 2020
pemadam kebakaran, pemadam
pos-pos jaga dan kebakaran, pos-pos
menara api jaga dan menara api
1.5 Pembentukan tim Jumlah tim yang Overview dari karyawan HRD yang 97% Berpartisipasi
patroli hutan dan tim berpartisipasi dibandingkan dengan data baseline
penjaga pos jaga dan Membandingkan jumlah tim yang aktif
menara api untuk bergabung sebelum projek dimulai dan
melaporkan kegiatan pada saat evaluasi
ilegal pada hutan
Memonitor peningkatan luas daerah 100% Tercapai hingga 2020
hutan yang dipatrol melalui laporan
patrol
1.6 High resolution satelit Satelit monitoring Melakukan identifikasi deforestasi dan Laporan bulanan satelit GRAS
data dan GRAS dilakukan di musim tiitik api serta action plannya jika tentang indikasi titik api dan
analysis panas per bulan terdeteksi melalui peta GRAS deforestasi
2.1 Survey populasi Laporan aktivitas Monitoring laporan harian jaga wana 100% aktivitas termonitor dan
Orangutan dari jaga wana populasi orangutan terdeteksi di
tahun 2020
2.2 Studi sebaran pohon Laporan aktifitas Memastikan tanaman yang menjadi 80% sumber pakan masih dalam
pakan Orangutan penanaman sumber makanan tersedia serta kondisi baik dan mencukupi, jika
tanaman pendukung memonitor kondisi tanaman kurang akan dilakukan
habitat dan penanaman
dimonitor
2.3 Pembuatan peta Laporan peta zona Menanam GPS locator pada satwa agar Memasang GPS locator pada
drone zona inti habitat orangutan mengetahui keberadaan lokasi kelompok minimal 5 satwa alfa
habitat orangutan dan melalui drone dan satwa tersebut
zona penyangga memasang GPS
locator
2.4 Studi konflik Laporan assessment Indikator yang diperlukan untuk Laporan assessment sudah
orangutan dan konflik orangutan menganalisa studi konflik tersedia disampaikan
konservasi exsitu dan konservasi
eksitu
2.5 Studi lanskap dan Laporan social Assesment menyeluruh mengenai Laporan assessment sudah
etnografi desa impact assessment informasi sosial desa tersedia detil disampaikan
sehingga bisa langkah pendekatan yang
tepat didalam meminimasi konflik satwa
dan manusia
3.1 Mencari baseline Laporan akhir Sudah lengkap Ya/Tidak? Laporan akhir baseline emisi
untuk emisi dan baseline emisi Apakah selesai sesuai jadwal log frame? telah disampaikan
potensi karbon serta Mengikuti standar REDD+?
persiapan PDD Laporan PDD Pada laporan akhir disertakan dokumen
projeksi pendapatan, biaya, dan strategi
investasi
3.2 Pelatihan ketrampilan Modul tersedia Membuat modul modul untuk Modul tersedia
dan BMP ToT training intensifikasi hasil kebun masyarakat 1 Master Trainer dan 20 trainer
dibentuk Jadwal tersedia
Master trainer dan Membentuk jadwal training
trainer dibentuk
3.3 Studi hidrologi lahan Laporan hidrologi Sudah lengkap Ya/Tidak? Studi hidrolgy tersedia di 2019
gambut gambut Apakah selesai sesuai jadwal log frame? dan action plan dijalankan di
Dokumen canal blocking menjabarkan 2020 dengan target 80% selesai
detail strategi canal blocking, mengikuti hingga 2020
best practices dan meliputi lokasi,
ukuran, tipe dan kedalamannya
3.4 Feasibility study untuk Feasibility Bisnis Menentukan sumber bahan baku, lokasi, Laporan FS telah dilaporkan dan
supply and demand tersedia tonase, demand pasar, logistik trucking- menyampaikan schedule
stratery tongkang-shipment, kompetitor, investasi dan target penyelesaian
peningkatan hasil melalui intensifikasi, pembangunan infrastruktur.

13
negative effect dari investasi dan
antisipasi serta solusi.
Return of Investment dan Investment
Analysis

1.3. Keberlanjutan hasil yang tercapai


Melalui kerjasama yang dibangun dengan PT PAL dan PT Plan B, Yayasan Pohon Air Indonesia
akan mengembangkan beberapa stream revenue yang kedepan dapat memberikan
pendanaan bagi kelangsungan konservasi hutan di dua konsesi ini melalui VCS validasi dan
verifikasi serta pembangunan usaha penanaman sawit dan pengolahannya yg berkelanjutan
dengan bermitra dengan kelompok tani yang sudah ada disana. Selain mengembangkan
sawit, Yayasan juga mendorong budidaya pisang dan tanaman komoditas lain dengan
mengedepankan kaidah-kaidah keberlanjutan dan konservasi sehingga kedepan bisnis model
yang berjalan di dua konsesi ini bisa menjadi contoh untuk project project yang sama kedepan
dan menjadi pusat pembelajaran dan ecotourisme yang mendukung pendapatan daerah
terutama di Mempawah dan Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Bagian C: Anggaran Kegiatan

Indikasi rekening yang akan digunakan adalah rekening PT PAL. Anggaran kegiatan selama 2
tahun terlampir pada Annex F.

14

Anda mungkin juga menyukai