Portfolio Kegiatan Prosympac Agro Lestari sebagai Pengelola Area (3 tahun akhir)
2014 2015-2017 2018
No Aktivitas/Bulan
8 12 7 8 10 11 12 1 2 3 4 5 7 8 9
1 SHARP Proforest
2 MCAI Kehijau Berbak
3 L’oreal
PROJECT
SUMMARY KEUANGAN
Pola kerjasama adalah melalui Partnership Grant, dimana benefit atau return on investment
yang dapat di miliki oleh Investor dapat berupa pilihan-pilihan sebagai berikut:
1. Hak Call option atas karbon yang dihasilkan
2. Hak atas tonase karbon yang dihasilkan
3. Return dalam bentuk financial setelah project penjualan karbon berjalan
4. Hak untuk menjadikan konsesi sebagai media campaign kegiatan Yayasan Belantara &
Affiliasinya
1
Bagian A: Rasional dan Pendekatan Kegiatan
1.1. Project Summary
PT Prosympac Agro Lestari (PT PAL) dengan kemitraan bersama Yayasan Pohon Air Indonesia
sebagai pelaksana penjagaan hutan, merepresentasikan PT Bhatara Alam Lestari (PT BAL) dan
PT Equator Wana Lestari (PT EWL) yang terletak pada kabupaten Mempawah, 70km dari Kubu
Raya dengan total luasan sebesar 38.000 ha yang terdiri dari 31.000 ha lahan gambut dengan
kedalaman ±4M. Konsesi ini bukan hanya kaya akan deposit karbon namun juga merupakan
daerah yang kaya akan keanekaragaman hayati terutama species critically indangered Pongo
Pygmaeus SSP Pygmaeus. Area ini dikelilingi dengan 6 desa dengan masyarakat dengan
pendapatan rata-rata 1-2jt rupiah per bulan, dengan berjalannya project ini diharapkan agar
dapat meningkatkan pengetahuan dan skill masyarakat setempat guna meningkatkan
kesejahteraan mereka. Secara keseluruhan, proyek ini mempunyai 3 output berbeda yang
saling berkait satu sama lain untuk tercapainya satu outcome lebih luas yaitu kawasan
ekonomi hijau di area Kabupaten Mempawah dengan mempertimbangkan 3 sisi
keberlanjutan yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Therory of changes dari projek ini dapat
di lihat pada Annex A.
2
yang dilakukan di konsesi ini dengan dukungan dana Yayasan Belantara serta bekerjasama
dengan pihak pihak terkait serta Lembaga pemerintah seperti Badan Restorasi Gambut (BRG)
sehingga dapat memitigasi risiko dari praktik penggunaan lahan yang tidak sustainable
(berkelanjutan) yang berlangsung selama ini.
Inilah pentingnya dilakukan suatu usaha untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
lahan yang telah dipergunakan dan membuat baseline serta zonasi kawasan bersama
pemerintah sehingga dapat memastikan tidak terjadinya silent encrouchment dengan
menetapkan area area yang bisa mensupply ke industri yang dibentuk. Assessment feasibility
study secara menyeluruh agar semua rencana ini bisa berjalan dengan lancar pun perlu
dilakukan sehingga semua rencana kedepan dari project ini bisa dilakukan dan
menguntungkan bagi semua pihak. Aktivitas untuk output ini mencakup :
3
1. Mencari baseline untuk emisi dan potensi karbon serta persiapan PDD
2. Pelatihan ketrampilan dan BMP
3. Studi hidrologi lahan gambut
4. Feasibility study untuk supply dan demand strategy
Dengan adanya keterkaitan dari keseluruhan proyek, akan meningkatkan kesejahteraan
komunitas dan terciptanya akses pasar pada area tersebut. Ini akan menciptakan atau
mencapai output proyek yaitu sustainable financing bukan hanya untuk dana conservation
namun juga livelihood komunitas sekitar.
Dari terbentuknya kemitraan ini, bertujuan untuk dapat terus melanjutkan keberlanjutan
proyek ini menuju outcome akhir yaitu daerah ekonomi hijau tanpa bergantung dengan pihak
eksternal.
4
Address and contact details Address : Kampung School Comppund
Jalan Raya Bogor-Sukabumi KM 15,
Kampung Nangoh Babakan
Bogor-Jawa Barat
Website : planb.co.id
General contact person Fakhrizal Nashr
Email : Fakhrizal.nashr@gmail.com
Phone : +62 8125408141
5
PT PLAN B
PT Plan B merupakan perusahaan konsultan dibidang spatial planning, HCV-Sosio Assessment,
dan tim persiapan menuju skema Voluntary Carbon Scheme (VCS) sebagai stream revenue
utama. Peran PT Plan B adalah untuk mendampingi yayasan Pohon Air didalam melaksanakan
program program dan sosialisasi yang berkaitan dengan informasi teknis dan sosial. PT Plan
B berpengalaman dalam project Penelitian Sawit Mandiri di Kabupaten Berau, Kaltim pada
tahun 2017-2018 yang bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Kaltim. Dan saat ini sedang
mengajukan project assessment Taman Nasional Bukit 30 Jambi dan Taman Nasional Gunung
Pangrango Bogor. Tim yang akan bekerjasama merupakan tim yang berpengalaman dalam
bidang konservasi dan juga merupakan alumni The Nature Conservancy (TNC), USA yang
terlibat dalam pendampingan HPH untuk Sertifikasi FSC terkait Aspek Prosuksi RIL dan RIL-C,
Aspek Ekologi HCVF, dan Aspek Sosial Pemetaan Partisipatif.
Assisten Project
Leader (PT PAL)
Hari Yuwono
Financial
Conservation Administration (PT Operation Coordinator
Management (PLAN B) BAL & PT EWL) (PT BAL & PT EWL)
Fakhrizal Nashir
Novi Ratnasari Bushh Pangestu
Community
Spatial Planning (PLAN Peat Specialist (PT Socio Assessment Jagawana (PT BAL & Komunitas Sadar Api
Development
B) EWL & PT BAL) (PLAN B) EWL) (PT BAL & EWL)
(PT BAL & EWL)
Umbar Sujoko Burhanuddin Gilang Ramadhan Rizal Bustami Suyanto Najamuddin
6
• Kondisi sosial (desa) : menurut data pada tahun 2010, penduduk setempat pada 6
desa terdekat yaitu desa Sekabuk, Bukit Batu, Bumbun, Pasir, Parit Raden, dan
Anjungan Dalam memiliki mayoritas pendapatan 1-2 jt rupiah per bulan per KK
dengan mata pencaharian utama adalah sebagai petanidengan pendidikan rata-
rata SD. Untuk data sosial yang lebih lengkap dapat ditemukan secarta lengkap
pada dokumen AMDAL PT BAL dan dokumen assessment lingkungan dan sosial PT
EWL.
• Parapihak dan forum kerjasama : hasil analisis stakeholder dapat dilihat dalam
tabel dan matrix dibawah.
Pengaruh Kepentingan
Nama Para Pihak
No. (Organisasi/Kelompok) Keterangan Nilai Keterangan Nilai
Pemerintah Pusat
1 (KLHK) Pembentukan baseline lokasi 3 Perijinan 4
2 Pemerintah Kabupaten Pengawasan 4 Perijinan 4
Pemerintah Desa & Sebatas memberikan himbauan dan
3 Kecamatan informasi 1 Perijinan 3
4 Dinas Kehutanan Pengawasan 4 Pemetaan & Perijinan 4
Mendorong terbentuknya institusi
5 Dinas Koperasi keuangan yg kredible di desa 3 Pembentukan koperasi masyarakat 3
Dinas Lingkungan
6 Hidup Pengawasan 3 Perijinan 2
Dinas Pendapatan Perpajakan dan data pendapatan
7 Daerah Pembayaran pajak 1 masyarakat 2
8 BPN Pembentukan baseline lokasi 4 Pemetaan dan perijinan lahan 4
Dukungan dan kerjasama positif demi
9 LSM Advokasi dan pemberi informasi 4 terjaganya konsesi dari perusakan 4
Perlu peran aktif BRG agar memberikan
10 BRG Dukungan dari pemerintah 2 kepastian bagi investor, bank, dan donor 4
11 Media Campaign dan penyebaran informasi 4 Penyebaran informasi kegiatan 2
12 Tokoh Masyarakat Mendorong partisipasi masyarakat 4 Kondusifitas project di masyarakat 2
13 Yayasan Pohon Air Mendorong partisipasi masyarakat 2 Pendanaan untuk pengelolaan kawasan 4
14 PT BAL & PT EWL Mendorong partisipasi masyarakat 2 Pendanaan untuk aktifitas karyawan 4
berjalannya rencana bisnis, Return of
Investment, dan pengembangan kawasan
15 PT PAL Membawa bank dan impact investor 4 industri 2
Memberikan saran dan sebagai tim teknikal
16 PT Plan B Menentukan arah berjalannya project 4 utama dalam setiap subprogram konservasi 2
2
10 13 1 4 8
4
TINGGI 14
9
5
3
3
qSEDANG
KEPENTINGAN
KUADRAN 1 KUADRAN 3
KUADRAN 2 KUADRAN 4 11
7 6 12
2
RENDAH 15
16
1
TIDAK
BERKEPENTINGAN
1 2 3 4
PENGARUH
TIDAK RENDAH SEDANG TINGGI
BERPENGARUH
7
• Regulasi dan Konsesus : sekitar 70% dari area ini termasuk dalam area BRG
• Permasalahan lingkungan dam sosial : kebakaran hutan pada tahun 2015, 2017
dan 2018 (200m dari area konsesi). Illegal logging, konversi hutan, dan land
clearing disepanjang area perambahan (terlampir di peta kerja). Satwa dilindungi
dianggap berbahaya sehingga ditembak oleh warga.
• Program konservasi yang pernah/sedang berjalan : Pemetaan lahan gambut dari
BRG, kampanye penyelamatan orang utan
8
Softshell Turtle, Beruang Madu dan sebagainya. Proyek yang diusulkan di Kalimantan Barat
bertujuan melindungi flora dan fauna yang terancam punah (critically endangered) karena
penebangan liar dan pembersihan lahan dengan pembakaran lahan untuk penanaman kelapa
sawit masyarakat. Pembersihan lahan dengan pembakaran bisa memicu kebakaran lahan
gambut bukan hanya di area konsesi namun juga pada area yang mempunyai hidrologi
gambut yang bersatu dengan area Mempawah seperti area Kubu Raya dan sekitarnya. Selain
itu, juga akan menambah emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. Pengelolaan hutan
berkelanjutan dan kerjasama para pihak yang lebih luas diperlukan untuk proses konservasi
hutan yang bernilai ekonomi dan berkelanjutan. Dimana analisa masalah digambarkan pada
bagan analisa pohon masalah dibawah.
9
1.8. Rencana untuk menjamin partisipasi masyarakat (safeguards & benefit sharing)
Di dalam membangun hubungan dengan masyarakat, PT PAL dengan Yayasan Pohon Air
Indonesia mengedepankan konsep FPIC (Free Prior and Informed Consent) dengan
membangun sebuah sistem agar masyarakat dapat menyampaikan pendapat atau keluhan
atas bagaimana proyek ini dijalankan. Keluhan dan pendapat ini akan dibahas setiap triwulan
sehingga proyek yang akan diberikan dapat lebih sesuai dengan kebutuhan stakeholder agar
manfaat yang diterima lebih optimal. Selain itu, masyarakat dan yayasan akan membuat
kontrak bersama untuk memastikan bahwa komunitas lokal mendapatkan benefit dari proyek
yang dimana mereka mempunyai kewajiban untuk menjaga konservasi ini berjalan sampai
lebih dari 25 tahun.
10
Pemilik lahan Koordinasi dilakukan untuk meningkatkan manajemen pengelolaan konsesi 1 bulan sekali koordinasi, 6
sekitar dengan tujuan mengidentifikasi dan memitigasi resiko dari kegiatan ilegal bulan sekali pertemuan
yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggungjawab. stakeholder
Kepala Desa, Undangan untuk berpartisipasi dalam pembuatan rencana proyek konservasi 1 bulan sekali selama proyek
Dusun, dan Tokoh dan pelatihan. berjalan, 6 bulan sekali
Masyarakat pertemuan stakeholder
Media Undangan diberikan kepada wartawan untuk mengikuti acara pembukaan Per kegiatan
yang melibatkan pemerintah daerah.
Lembaga Swadaya Melakukan komunikasi secara rutin dengan mengedepankan konsep FPIC 2 bulan sekali, 6 bulan sekali
Masyarakat (LSM) untuk mendapatkan feedback atas proyek yang dilakukan dari sisi lingkungan pertemuan stakeholder
dan sosial.
Lingkungan
1 Resiko Kebakaran yang terjadi sebelum Dana untuk kanalisasi harus didahulukan karena dengan segera terbentuknya
project kanalisasi berjalan canal akan menurunkan risiko terjadinya kebakaran di lahan gambut. Dan
(Internal/Resiko Tinggi) sebelum proyek ini berjalan, yang dapat dilakukan adalah peningkatan jaga
wana, penggunaan early warning system melalui satelit hotspot dan drone,
serta pembuatan komunitas sadar api.
2 Terjadinya peningkatan ekonomi yang Mengajukan kepada pihak pemerintah untuk membuat zonasi rumah tinggal
menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan dan usaha diluar area konsesi. Serta dilakukan training dan sosialisasi akan
tempat tinggal atau area usaha sehingga pentingnya menjaga area konservasi. Perlu dilakukan scale up dari proyek yang
terjadi perambahan hutan di lokasi sekitar sudah ada untuk meningkatkan hubungan dengan pemerintah lokal. Ketika
konsesi proyek sudah memberilkan kontribusi positif, mereka dapat didorong untuk
(Eksternal/Resiko Sedang) melakukan usaha perlindungan hutan termasuk aktif di dalam pemetaan dan
monitoring yang akan di implementasikan oleh staf proyek.
3 Terjadi perubahan iklim yang drastis pada Masyarakat lokal bersama dengan staf proyek akan melakukan training
musim hujan dan kemarau yang mengarah adaptasi terhadap perubahan iklim, membantu meningkatkan pengetahuan
terjadinya bencana alam di area konsesi ini dan pemahaman mereka di dalam melakukan langkah-langkah alternatif untuk
selama 25 tahun kedepan mengatasi perubahan iklim yang drastis bahkan dapat menggunakan situasi
(Eksternal/Resiko Rendah) perubahan iklim untuk mendapatkan keuntungan.
Regulasi dan Pemerintah
4 Perubahan kebijakan dan perijinan Ketika awal dimulai proyek ini sudah dilakukan koordinasi dan sosialisasi
pemerintah pusat dan daerah yang membuat kepada pemerintah lokal dan departemen kehutanan RI.
kebijakan yang sulit untuk di implementasi di Dimana ijin untuk pemeliharaan konsesi hutan dan penjualan karbon sudah di
lapangan dan menahan beberapa rencana dapat.
kerja terutama yang terkait dengan kegiatan
peningkatan pendapatan masyarakat.
(Eksternal/Resiko Rendah)
Sosial
5 Adanya permintaan bantuan atau CSR dari Memberikan sosialisasi kepada masyarakat bahwa proyek yang akan dilakukan
perangkat desa dan tokoh masyarakat dalam sudah merupakan kegiatan CSR yang nantinya bertujuan untuk meningkatkan
bentuk bantuan finansial kesejahteraan komunitas sekitar.
(Eksternal/Resiko Tinggi)
6 Terjadinya kerusuhan dan penolakan dari Memberikan pelatihan-pelatihan keterampilan sebagai bekal mereka untuk
para pembalak liar terhadap rencana kerja mendapatkan pekerjaan lain yang sejalan dengan program konservasi.
yang dibentuk oleh yayasan
(Eksternal/Resiko Sedang)
Ekonomi/ Financial
7 Rencana pembangunan kebun dan pabrik Melakukan analisa studi kelayakan pembangunan pabrik lebih awal seperti
mundur dari schedule di 2019 analisa sumber bahan baku tanpa harus membuka lahan baru di area
(Internal/Resiko Rendah) konservasi dsb.
11
8 Proses persiapan PDD dan Carbon audit Merekrut tenaga ahli yang berpengalaman dalam pengajuan PDD dan audit
terjadi kemunduran dari jadwal karbon untuk mengurangi risiko kegagalan
(Internal/Resiko Sedang)
Assessment luasan Memonitor apakah hasil studi Selesai assessment di end 2019,
tanah gambut yang hidrologi menunjukkan peningkatan action plan dijalankan di 2020
dikonservasi pada tingkat air dan tingkat kelembab
an gambut
Minimasi kebakaran hutan hingga
Memonitor apakah ada terjadinya 10% luasan di end 2019 dan di 2020
kebakaran atau illegal logging dari 0% kejadian kebakaran
hasil laporan patroli tim jaga
Assessment lokasi Canal blocking sdh
Memonitor apakah canal blocked selesai dilakukan di 2019
yang dipasang merubah hidrologi Membuat Canal blocking 80% dari
lahan gambut sekitarnya total rencana hingga 2020
Persentasi Monitor hasil dari satelit hot spot Minimasi kebakaran hutan hingga
pengurangan 10% luasan di end 2019 dan di 2020
kebakaran Melakukan survey pengecekan 0% kejadian kebakaran
analisis tanah menggunakan drone
2 Orangutan Pongo Identifikasi dan Mendata sebaran populasi, sumber Assesmen telah dilakukan dan
Pygmaeus SSP pendataan populasi makanan, dan melakukan langkah dilaporkan di 2020.
Pygmaeus serta lokasi sudah langkah konservasi yang diperlukan
Conservation dilakukan hingga
2020
3 Sustainable Financing Timbulnya 3 Perkebunan berkelanjutan di lokasi di 3 kegiatan sampai 2020
for Conservation and kegiatan ekonomi luar area konservasi sesuai tata ruang
Livelihood baru dan Potensi (APL & HPK) FS Selesai di 2020
pendapatan dari Terbentuknya koperasi, ecowisata,
karbon di 2021 dan Feasibility Study industri
pengolahan perkebunan
PDD selesai di 2020
Terbentuknya PDD di 2020
12
Data diambil dari: materi pelatihan, data
absensi, dokumentasi pelatihan, dan
sertifikasi
1.3 Pembentukan Jumlah masyarakat Laporan kegiatan sosialisasi, data 80% masyarakat disekitar area
masyarakat peduli api yang berpartisipasi absensi, dokumentasi, materi konservasi mengikuti training
13
negative effect dari investasi dan
antisipasi serta solusi.
Return of Investment dan Investment
Analysis
Indikasi rekening yang akan digunakan adalah rekening PT PAL. Anggaran kegiatan selama 2
tahun terlampir pada Annex F.
14