8
NAMA : HADISTI KHOERUNNISA
NIM : 042569652
Daerah Sunda, satu makanan ciri khas yang dijagokan datang dari Kota garut Jawa Barat
telah populer di beberapa pojok mancanegara. Type dodol garut berbagai macam, tetapi yang
begitu populer yaitu dodol picnik serta chocodot. Tidak kalah dengan jenang yang berada di
Kudus, dodol juga panganan manis yang kaya cita rasa. Tetapi, tehnik pembungkusan dodol
Garut termasuk unik, yaitu memakai daun jagung yang telah kering. Beberapa orang banyak
yang suka pada dodol garut karna rasa-rasanya yang ciri khas serta beda daripada dodol-dodol
yang lain. Kelenturan dan rasa yang demikian varian buat dodol garut ini jadi maskot makanan
kota yang bertetangga dengan Kota Tasik.
Dodol dapat digolongkan sebagai makanan ringan yang dibuat dari campuran tepung beras
ketan putih, gula merah, dan santan kelapa, dididihkan hingga mengental, berminyak dan tidak
lengket, dan apabila dingin pasta akan menjadi padat, kenyal, dan dapat diiris. Dodol merupakan
sejenis makanan yang terbuat dari tepung beras ketan, santan kelapa, dan gula dengan atau tanpa
penambahan bahan lainnya yang diizinkan
Dodol Garut sudah lama dan sering menjadi buah tangan, yang sering dibawa para
wisatawan yang berkunjung ke daerah Garut. Penganan ini pun bahkan sudah berhasil
menempatkan Garut sebagai daerah penghasil dodol yang berkualitas tinggi. Saking
terkenalnya, dodol ini bisa ditemukan di sebagian besar daerah di Indonesia.
Karakteristik mutu dodol seperti tekstur dan umur simpan sangat ditentukan oleh komponen
penyusunnya yaitu pati. Interaksi antara tepung beras ketan, gula, dan santan kelapa selama
proses pengolahan pada suhu tinggi menghasilkan dodol dengan karakterisitik organoleptik yang
khas yaitu warna coklat, rasa manis, dan tekstur yang lengket.
Karakteristik fungsional yang diinginkan dari dodol yang berhubungan dengan sifat
struktural produk pangan olahan. Saya melihat bahwa daya tarik dan kepuasan konsumen
terhadap produk dodol sangat tergantung pada tekstur seperti lengket yang dihasilkan dan cita
rasa yang enak. Disamping tekstur seperti lengket, konsumen juga memengharapkan tekstur
kenyal.. Beberapa jenis dodol memiliki tekstur yang berbeda.
TUGAS 2 PERENCANAAN PEMASARAN
8
NAMA : HADISTI KHOERUNNISA
NIM : 042569652
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan
menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya akan
menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang
dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan
untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu konsep
produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan diakhiri dengan
pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Salah satu cara produk dibeli oleh konsumen kelas menengah ke atas yaitu :
Yang pertama komunikasi yang langsung berhubungan dengan konsumen. Cara yang
paling efektif menurut saya adalah marketing event, karena salah satu ciri kaum menengah
adalah gemar berkomunikasi dan berkumpul dalam sebuah komunitas. Pemasar atau pemilik
merek dapat menggarap pasar komunitas, karena bagi kelas menengah, kepercayaan terhadap
peers-nya bisa jadi sangat menentukan. Masyarakat kelas menengah cepat mengevaluasi
pemasaran yang bersifat personal, karena mereka memiliki akses informasi yang relatif bagus.
Jadi, pendekatan melalui per group, komunitas, dan event ini yang harus diperhatikan.
Saya memperhatikan selama ini beberapa pemilik merek selalu mengandalkan
salesmanship yang relatif memaksa, kurang persuasif. Kasus itu sering terjadi di industri
perbankan, mereka sering mengabaikan etika dalam melakukan pemasaran. Dalam memasarkan
produk bagi kelas menengah, pemilik merek tidak bisa memaksa, tetapi mereka harus
memberikan informasi yang memudahkan konsumen untuk mengambil keputusan. Kemudian
pemilik merek harus tetap memperhatikan reward kepada konsumen, karena terkadang
konsumen kelas menengah mengharapkan reward berupa barang atau dalam bentuk lain. Para
pemilik merek bisa mengikat konsumen kelas menengahnya dengan CRM (Customer
Relationship Management) yang lebih intens. Melalui CRM, konsumen bisa merasa
diperlakukan spesial oleh para pemilik merek. Jika konsumen merasa lebih dihargai, maka
konsumen akan merasa lebih dekat secara emosional dengan suatu merek.
Sumber :
file:///Users/hadistikhoerunnisa/Downloads/388-1067-1-PB.pdf
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html
https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/dodol-garut
http://rajapresentasi.com/2013/03/pengembangan-produk-baru-dalam-bisnis-makanan-dan-
minuman/
https://swa.co.id/swa/trends/management/inilah-jurus-menggarap-kelas-menengah