Anda di halaman 1dari 71

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/325896353

TINJAUAN SISTEM PENJUALAN KREDIT K0PERASI KARYAWAN Studi kasus pada


"Koperasi Mitra Industri BBIA"

Thesis · October 2014


DOI: 10.13140/RG.2.2.35099.36641

CITATIONS READS
0 2,322

2 authors, including:

Nusa Muktiadji
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
57 PUBLICATIONS   187 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Finance Research View project

All content following this page was uploaded by Nusa Muktiadji on 21 June 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TINJAUAN SISTEM PENJUALAN KREDIT

K0PERASI KARYAWAN

Studi kasus pada “Koperasi Mitra Industri BBIA”

TUGAS AKHIR

Oleh:

Prametia Perdani

NPM: 011011075

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESATUAN

BOGOR

2014
TINJAUAN SISTEM PENJUALAN KREDIT

KOPERASI KARYAWAN

Studi kasus Pada “Koperasi Mintra Industri BBIA”

TUGAS AKHIR

Telah diujikan dan disetujui pada sidang ahli madya

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan pada,

Hari : Jum’at

Tanggal : 29 Agustus 2014

Mengetahui,

Ketua STIE Kesatuan Ketua Jurusan keuangan &


perbankan

Nusa Muktiadji,Ir.,MM. Ratih Puspitasari,SE.,MBA.

iii
TINJAUAN SISTEM PENJUALAN KREDIT

KOPERASI KARYAWAN

Studi kasus Pada “Koperasi Mintra Industri BBIA”

TUGAS AKHIR

Telah disetujui oleh pembimbing

Nusa Muktiadji,Ir.,MM.

Telah diujikan pada sidang Ahli Madya dan

dinyatakan LULUS Pada tanggal

seperti tertera di bawah ini

Bogor, 29 Agustus 2014

Penguji I Penguji II

H. Moch. Ariffin, Drs.,MM. Yoyon Supriadi, SE.,MM.

iv
ABSTRAK

PRAMETIA PERDANI. NRP: 011011075.Sistem Penjualan Kredit Koperasi


Karyawan.Studi kasus pada“Koperasi Mintra Industri BBIA” Dibawah bimbingan
NUSA MUKTIADJI,Ir.,MM.

Praktek Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan di koperasi karyawan BBIA.


Penjualan kredit adalah penjualan barang dagang secara tidak tunai yang
dicatat sebagai debit pada perkiraan piutang dagang dan kredit pada penjualan.
Penjualan kredit merupakan salah satu strategi yang digunakan oleh perusahaan
dalam meningkatkan penjualan dalam perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi-fungsi,


untuk mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan, untuk mengetahui
prosedur-prosedur penjualan kredit dan untuk mengetahui unsur pada
pengendalian internal dalam sistem penjualan pada koperasi karyawan BBIA.
Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah prosedur-prosedur
sistem penjualan kredit sudah berjalan dengan baik sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit pada koperasi


karyawan BBIA adalah fungsi penjualan, fungsi penagihan, fungsi manager,
fungsi kasir, fungsi bendahara, dan fungsi akuntansi. Dokumen yang digunakan
dalam penjualan adalah formulir permohonan kredit, buku KSPA Anggota,
kwitansi-kwitansi, buku jurnal, buku kap bendahara, faktur penjualan.

Prosedur yang digunakan dalam penjualan kredit adalah prosedur


penjualan, prosedur penagihan, prosedur pencatatan penerimaan kas masuk
dan prosedur pencatatan akuntansi. Unsur pengendalian internal dalam sistem
penjualan kredit meliputi fungsi penjualan yang terpisah dari fungsi kasir, fungsi
penagihan terpisah dari fungsi pemotongan gaji dan fungsi akuntansi terpisah
dari fungsi kasir.

Keywords: Sistem penjualan kredit, prosedur penjualan kredit

v
KATAPENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini dengan judul “Sistem penjualan Kredit Koperasi
Karyawan BBIA”, yang mana merupakan salah satu guna untuk memenuhi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Ahli Madya (A.md) pada program keahlian
manajemen keuangan dan perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Bogor.

Berhasilnya penyusunan Tugas Akhir ini, berkat adanya bimbingan,


berbagi saran, dorongan, maupun do’a yang penulis peroleh dari berbagai
pihak. Maka dengan segenap hati, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak dan mamah tersayang, atas segala do’anya yang mengiringi


setiap langkah ku serta atas pengorbanan dan kasih sayangnya.

2. Adik-adik ku yang selalu memberikan semangat dan do’a untuk


keberhasilan ku.

3. Bapak Nusa Muktiadji,Ir.,MM. Selaku dosen pembimbing yang


memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Tugas Akhir.

4. Ibu Ratih Puspitasari,SE.,MBA. Ketua Program Studi Menajemen


Keuangan dan Perbankan.

5. Bapak Nusa Muktiadji,Ir.,MM. Selaku Ketua STIE Kesatuan.

6. Bapak Irwan Selaku Ketua Koperasi Mitra Industri BBIA yang selalu
memberikan pengetahuan yang lebih terhadap penulis.serta seluruh
karyawan di Koperasi Mitra Industri BBIA.

7.Teman-teman Mk B yang telah memberiakn bantuan selama ini kepada


penulis.

vi
8. Seluruh dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu-ilmu yang
bermanfaat.dan seluruh staff STIE Kesatuan selalu memberikan
semangat.

9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan do’anya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini


masih jauh dari sempurna, baik dalam penyusunan tata bahasa , kelengkapan
data maupun dalam penyajiannya. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan,
wawasan dan pengalaman yang penulis miliki oleh karena itu penulis mohon
maaf atas segala kekurangannya dan untuk meyempurnakan penulisan Tugas
Akhir ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar
penulis dapat lebih memperhatikan lagi dalam penyusunan lainnya sehingga
dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu manajemen.

Sebagai kata penutup, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua


pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis berharap
semoga dengan adanya karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak yang membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri.

Bogor, 20 Juni 2014

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................................................i

HALAMAN SAMPUL TUGAS AKHIR................................................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................................................iii

HALAMAN PERSYARATAN LULUS................................................................................................iv

ABSTRAK...........................................................................................................................................v

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................vi

DAFTAR ISI......................................................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................xi

DAFTAR LAMPURAN......................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pengambilan Judul......................................................1


1.2 Identifikasi Masalah..............................................................................2
1.3 Maksud dan tujuan Pembahasan ........................................................2
1.4 Waktu dan Tempat Kerja praktek.........................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Prosedur............................................................................4

2.2 Pengertian Sistem ..............................................................................7

2.3 Pengertian Koperasi...........................................................................11

2.4 pengertian piutang dagang ................................................................12

2.4.1 Macam-macam piutang.......................................................13

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi piutang..........................13

2.5 Pengertian penjualan.........................................................................14

2.6 Pengertian Kredit................................................................................15


2.6.1 Tujuan penjualan kredit.......................................................17

2.6.2 Unsur-unsur Kredit...............................................................17

2.6.3 Prinsip-Prinsip Kredit...........................................................18


2.7 Pengertian sistem penjualan kredit...................................................20

2.7.1 Fungsi yang Terkait dalam penjualan kredit.......................21

2.7.2 Informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen .............21

2.7.3Dokumen yang digunakan dari penjualan kredit beberapa


dokumenYang digunakan dalam sistem penjualan kredit .......................22

2.7.4 Jaringan prosedur yang membentuk sistem.......................24

2.7.5 Unsur pengendalian internasional.......................................25

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perusahaan ..........................................................................28

3.1.1 Sejarah Koperasi................................................................ 30

3.1.2 Visi dan Misi........................................................................30

3.1.3 Kegiatan Usaha...................................................................31

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...............................................34

3.3 Sumber Daya Manusia.......................................................................43

3.4 Sarana dan Prasarana.......................................................................44

3.5 Uraian singkat kegiatan Magang........................................................45

3.6 Perbandingan Antara Teori dan Praktek............................................47

3.6.1 Fungsi yang Terkait Dalam Sistem Penjualan.....................48

3.6.2 Dokumen yang digunakan Dalam Sistem Penjualan ..........48

3.6.3 Prosedur Penjualan Kredit...................................................49

3.6.4 Pengendalian Internal .........................................................55


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan............................................................................................57

4.2 Saran.................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

3.1 Struktur Organisasi Perusahaan......................................................35

3.2 Bagan prosedur peminjaman uang atau kredit uang.......................52

3.3 Bagan Prosedur Pemotongan Piutang uang....................................53

3.4 Bagan penerimaan Piutang Uang.....................................................54


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Laporan Bimbingan Tugas Akhir

Lampiran 2 :Surat keterangan Magang

Lampiran 3: Laporan absensi Kegiatan Praktek Kerja Lapang

Lampiran 4 : Laporan Aktivitas Kegiatan Praktek Kerja Magang

Lampiran 5: Kwitansi pengeluaran USP

Lampran 6 : Kwitansi Penerimaan SWK


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai suatu bangsa yang berabad-abad berjuang menentang


imperialisme dan kolonialisme, bangsa Indonesia mempunyai cita-cita tinggi
tentang dasar hidupnya. Bangsa Indonesia ingin melihat rakyatnya hidup dan
sejahtera, terbebas dari kesengsaraan hidup. Cita-cita tersebut terpancang
dalam landasan konstitusional, Undang-undang Dasar 1945. Khususnya pasal
33 ayat1 yang menyatakan bahwa perekonomian Indonesia disusun sebagai
usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan, selanjutnya penjelasan pasal
33 ayat 1 yang menyatakan antara lain bahwa kemakmuran masyarakat yang
diutamakan bukan kemakmuran orang atau perusahaan yang paling sesuai
dengan itu adalah koperasi.

Berdasarkan penjelasan pasal 33 ayat 1 tersebut, koperasi ditempatkan


kedudukannya sebagai soko guru dan sebagai kekuatan perekonomian nasional.
Dengan kedudukan tersebut, koperasi sangat berperan dalam menumbuhkan
dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta mewujudkan demokrasi
ekonomi. Pada kehidupan ekonomi demikian, koperasi akan mempunyai ruang
gerak dan kesempatan yang luas untuk kepentingan rakyat. Mengingat peran
strategis tersebut sudah selayaknya koperasi mendapatkan perhatian dari semua
pihak.pengembangan koperasi diarahkan agar koperasi benar-benar
menerapkan prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha, sehingga koperasi akan
merupakan organisasi ekonomi yang mantap, demokratis, otonom, partisipatif,
dan berwatak sosial.

Sebagai salah satu usaha koperasi adalah pengembangan dari sistem


laporan keuangan yang dipakai melalui manajemen keuangan perkoperasian.

Laporan keuangan merupakan salah satu penyaji informasi yang berguna bagi
berbagai pihak yang menggunakannya.

1
2

Dengan ini, koperasi salah satu lembaga yang bergerak di bidang


penjualan barang dan jasa.dan dengan adanya koperasi, dapat mensejahterakan
perekonomian karyawan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui sistem


penjualan kredit yang dijalankan koperasi yang dituangkan dalam bentuk
penyusunan Tugas akhir dengan judul “Tinjauan sistem penjualan kredit koperasi
karyawan”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut Identifikasi masalah yang


dikemukakan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan kredit koperasi


karyawan?
2. Bagaimana dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit koperasi
karyawan?
3. Bagaimana prosedur yang digunakan dalam penjualan kredit koperasi
karyawan?

1.3 Maksud dan tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan Laporan Praktek


Kerja Lapangan ini adalah :

1. mengetahui fungsi-fungsi yang terkait dalam penjualan kredit koperasi


karyawan.
2. Mengetahui dokumen-dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit
koperasi karyawan.
3. Mengetahui prosedur-prosedur yang digunakan dalam penjualan kredit
koperasi karyawan.
3

1.4 Kegunaan pembahasan

1. Untuk menambah wawasan mengenai koperasi, prosedur, sistem, dan kredit.

2. Untuk mempermudah pembaca yang ingin mempelajari tentang sistem


penjualan kredit.

1.5 Waktu dan tempat kerja praktek

1. Magang 2 ( dua ) bulan tanggal 10 Februari 204 sampai 10 April 2014.

2. Koperasi Mitra Industri BBIA.


BAB II

TINJAUN PUSTAKA

2.1 Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut Mulyadi (2008, 5), adalah sebagai berikut :

prosedur adalah urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang


dalam satu departement atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Menurut Chairul Marom (20010,1) pengertian prosedur adalah sebagai


berikut :

Prosedur merupakan urutan-urutan pekerjaan yang biasanya melibatkan


beberapa orang dalam satu bagian atau lebih, untuk menjamin adanya perlakuan
seragam terhadap peristiwa atau kejadian yang berlangsung berulang-ulang.

Menurut Kamaruddin (2009, 8) Pengertian Prosedur adalah :

Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan
yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan
melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.

Menurut Muhammad Ali (2012, 32) Pengertian Prosedur adalah :

Prosedur adalah tata cara kerja atau cara menjalankan suatu pekerjaan.

4
5

Menurut Mulyadi dalam buku sistem akuntansi (2009,5), Prosedur


adalalah:

Suatu uraian kegiatan, yang biasanya melibatkan beberapa orang dalam


suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara
dengan transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Menurut Kamaruddin (2009, 8) Prosedur adalah :

Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan
yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan
melaksanakan dan memudahkan kegiatan dari suatu organisasi.

Menurut Ismail Masya (2011,10) Prosedur adalah :

Prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan


yang merupakan urutn-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk
melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang.

Berdasarkan pernyataan mulyadi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa


prosedur merupakan urutan kegiatan yang terdiri dari kegiatan-kegiatan yang
dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir buku besar dan buku jurnal
sebagai berikut:

1. Menulis
Yaitu kegiatan menulis transaksi, jumlah barang, harga barang, kode
barang dan jumlah uang yang telah diterima dari konsumen. Serta
nama petugas yang melayani.

2. Mengadakan
Yaitu kegiatan mengadakan faktur penjualan dengan cara menulis
formulir tersebut lebih dari satu lembar.

3. Menghitung
Yaitu menghitung jumlah uang yang diterima dari konsumen.
6

4. Memberi kode
Yaitu kegiatan memberikan kode dengan mencantumkan kode buku
pada faktur penjualan.

5. Mendaftar
Yaitu mendaftarkan transaksi penjualan pada buku besar.

6. Memilih
Yaitu memilih transaksi untuk dimasukan kedalam jurnal.

7. Memindahkan
Yaitu memindahkan transaksi penjualan dari jurnal kedalam buku
besar.

8. Membandingkan
Yaitu membandingkan jumlah harga yang harus dibayar pembeli yang
tercantum dalam faktur penjualan dengan jumlah uang yang telah
diterima.

Adapun pengertian lain prosedur, menurut kamus lengkap bahasa


Indonesia (2004,547) Prosedur adalah “cara kerja,cara menjalankan”.

Prosedur adalah serangkaian aksi yang spesifik, tindakan atau


operasi yang harus dijalankan atau dieksekusi dengan cara yang
sama agar selalu memperoleh hasil yang sama dan keadaan yang
sama. Lebih tepatnya, kata ini bisa mengindikasikan rangkaian
aktifitas, tugas-tugas, langkah-langkah, keputusan-keputusan,
perhitungan-perhitungan, dan proses-proses yang dijlankan melalui
serangkaian pekerjaan yang menghasilkan suatu tujuan yang
diinginkan, suatu produk atau sebuah akibat. Sebuah prosedur
biasanya mengakibatkan sebuah perubahan. (www.Wikipedia.Com).
7

Menurut Marshall B. Rommey dan Paul john Sbeint dalam bukunya


yang berjudul informasi akuntansi (2005,193), “prosedur adalah
langkah-langkah dalam memproses pengkajian”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur


adalah serangkain langkah-langkah yang harus dijalankan secara
berurutan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan yang telah
ditentukan.

Prosedur yang telah ditetapkan harus sesuai dengan Standar


Operasional Prosedur (SOP). Standar Operasional Prosedur adalah
pedoman untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi
dan alat penilain kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator
teknis, administratif, dan prosedur sesuai dengan tata kerja, prosedur
kerja dan kerja pada unit kerja yang bersangkutan.

2.2 Pengertian Sistem

Sistem berasal dari bahasa Latin (Systema) dan bahasa Yunani


(Sustema) yang artinya suatu kesatuan yang terdiri dari atas komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi,
atau energi. Suatu sistem merupakan suatu cara tertentu untuk melaksanakan
suatu sistem kelompok kegiatan aktivitas, sistem memiliki karakteristik berupa
rangkaian langkah-langkah yang berirama, terkoordinasi yang dimasuksudkan
untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengertian sistem menurut Mulyadi dalam buku sistem akuntansi


(2009,199), adalah:

Suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang


disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan.

Pengertian sistem menurut Narko dalam buku sistem kuntansi (2007,5),


adalah:
8

Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari interaksi elemen-elemen


(subsystem) yang berusaha mencapai tujuan tertentu.

Pengertian sistem menurut L.ackof, adalah:

Setiap perusahaan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-
bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.

Pengertain Sistem menurut Murdick, R. G (2008,27) adalah :

Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk perkumpulan atau


prosedur-prosedur atau bagan-bagan pengolahan yang mencari suatu tujuan
bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan data atau barang barang
pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi atau energi.

Pengertian Sistem Menurut Jerry FutzGerald, (2010,5) adalah :

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling


berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau
untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.

Pengertian Sistem Menurut L. James Havery, (2012,11) adalah :

Sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu


rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan
maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mecapai suatu
tujuan yang telah ditentukan.

Pengertian Sistem Menurut Dr. Ir. Harijono Djojodihardjo (2008,78)


adalah :

sistem adalah sekumpulan objek yang mencakup hubungan fungsional


antara tiap-tiap objek dan hubungan antara ciri tiap objek, dan yang secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan secara fungsional.

Pengertian Sistem Menurut Jogianto (2007,2) adalah :

mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen


yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. sistem ini
9

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu


objek nyata, seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan
terjadi.

Dengan demikian sistem merupakan kumpulan dari beberapa bagaian


yang memiliki keterkaitan dan saling bekerja sama serta membentuk suatu
kesatuan untuk mencapai suatu tujuan dari sistem tersebut. maksud dari suatu
sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan dan sasaran dalam ruang lingkup
yang sempit.

Sejarah Singkat Koperasi Di Indonesia

Sejarah koperasi di Indonesia bermula ketika pada tahun 1986 di


purwoketo Jawa Tengah, R. Aria Wiriat-nadja atau Tirto Adisuryo mendirikan
koperasi kredit dengan tujuan membantu rakyatnya yang terjerat hutang dengan
renternier, yang dijadikan model adalah koperasi kredit yang ada di jerman,
koperasi itu bantu pengembangannya oleh pejabat belanda dan akhirnya resmi
menjadi program resmi pemerintah Belanda, seorang pejabat pemerintah
Belanda, yang kemudian menjadi sarjana ekonomi, Books, menaruh perhatian
terhadap koperasi, atas dasar tesisnya, tentang dualisme budaya masyarakat
Indonesia antara sektor modern dan sektor tradisional, ia berkesimpulan bahwa
sistem kredit koperasi lebih cocok bagi kaum pribumi daripada badan-badan
usaha kapitalis. Pandangan ini sesungguhnya telah disetujui oleh pemerintah
Hindia Belanda sehingga pemerintah kolonial itu mengadopsi kebijakan
pembinaan koperasi. Meski koperasi tersebut berkembang pesat hingga tahun
1933-an, pemerintah kolonial Belanda dan watir koperasi akan dijadikan tempat
pusat perlawanan. Akhirnya koperasi dibatasi, pada tanggal 12 juli 1947
pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi yang pertama
di Tasikmalaya. Hari itu (12 juli1947) kemudian ditetapkan sebagai hari Koperasi
Indonesia.

Untuk mengatur tentang perkoperasian dibentuk Undang-undang dan


berbagai peraturan lainnya, pada tahun 1967 dibuat Undang-undang Nomor 12
Tahun 1967 tentang pokok-pokok Perkoperasian.selanjutnya UU ini diperbarui
dan diganti dengan UU Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU inilah
10

yang mengatur tentang koperasi hingga sekarang. Dan saat ini tengah digodok
rancangan perubahan UU Nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian itu

karena terdapat banyak perkembangan setelah UU itu diundangkan, terutama


perkembangan koperasi.

Koperasi mulai diperbincangkan banyak orang ketika menyikapi


semaraknya pertumbuhan Baitul Maal Wattamwill (BMT) di Indonesia, Baitul
Maal Wattamwill yang dikenal dengan sebutan BMT yang dimotori pertama
kalinya oleh BMT Bina Insan Kamil tahun 1992 di Jakarta, ternyata mampu
memberikan warna bagi perekonomian kalangan akar rumput yakni para
pengusaha gurem.

Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan menyebutkan


bahwa segala kegiatan dalam bentuk penghimpunan dana masyarakat dalam
bentuk tabungan dan menyalurkan dana masyarakat dalam bentuk tabungan dan
menyalurkan dalam bentuk kredit harus berbentuk bank (pasal 26). Maka
muncullah beberapa LPSM ( Lembaga pengembangan Swadaya Masyarakat)
yang memayungi KSM BMT, LPSm tersebut antara lain: P3UK sebagai
pengagas awal, PINBUK dan FESDompet Dhuafa Republika.

BMT yang memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan falsafah yang
sama yaitu dari anggota oleh anggota untuk anggota maka berdasarkan Undang-
undang RI Nomor 25 tahun 1992 tersebut berhak menggunakan bahan hukum
koperasi.

Saat ini di seluruh Indonesia terdapat sekitar 12.000 koperasi yang


bergerak dibidang jasa keuangan. Dalam catatan sementara Neddy Rafinaldy
Deputi Bidang pengembangan SDM Kementerian Negara koperasi dan UKM,
jumlah koperasi simpan pinjam lebih dari 6.000 unit.
11

2.3 Pengertian Koperasi

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi


ekonomi yang berusaha menggerakan potensi sumber daya ekonomi dan
memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi tersebut
terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan
kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefesien mungkin
dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

Pengertian koperasi menurut Prof. Dr. Jochen Ropke yang diterjemahkan


oleh Hj. Sri Djantika S, Ariffin,SE.,M.Si, dalam buku ekonomi koperasi (2009,12)
adalah sebagai berikut:

Koperasi adalah suatu bentuk asosiasi usaha atau organisasi usaha


dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi khusus bagi para anggotanya dalam
ekonomi pertukaran (exchange economy), yang berdasarkan fakta yang ada,
fungsi-fungsi tersebut tidak dilakukan oleh lembaga ekonomi lain di wilayahnya.

Pengertian koperasi menurut Pandji Anoraya.Se,MM dan Dra. Nok


Widiyanti dalam buku Dinamika koperasi koperasi (2007,1):

Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian.


Kerja sama ini diadakan orang karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup
mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari
yang berkaitan dengan perusahaan ataupun rumah tangga mereka.

Untuk mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung
terus, oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerja sama
itu.

Pengertian koperasi menurut R.T Sutantya Rahardja Hardikusuma,


SH.Mh dalam buku hukum koperasi Indonesia (2004,1):

Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organissi ekonomi yang


beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan
masuk dan keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada, dengan bekerja
12

sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan


mempertinggi kesejahteraan jasmani para anggotanya.

Berdasarkan pendapat-pendapat dari beberapa ahli yang tertulis diatas,


penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian koperasi adalah suatu bentuk
asosiasi usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan secara
kekeluargaan dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmani para
anggotanya.

Koperasi adalah badan hukum yang berdasarkan atas asas kekeluargaan yang
anggotanya terdiri dari orang perorangan atau badan hukum dengan tujuan
untuk mensejahterakan anggotanya. Umumnya koperasi dikendalikan secara
bersama oleh seluruh anggotanya, dimana setiap anggota memiliki hak suara
yang sama dalam setiap keputusan yang diambil koperasi. Pembagian
keuntungan koperasi biasa disebut sisa hasil usaha atau SHU biasanya dihitung
berdasarkan andil.

2.4 Pengertian Piutang Dagang

Berikut ini beberapa pengertian piutang dagang menurut para ahli:

Pengertian piutang dagang menurut Soemansa S.R dalam buku


akuntansi (2009,338) adalah:

Kebiasan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran kepada para


pelanggan pada waktu melakukan penjualan.

Menurut prof. Dr. Mardiasmo, M.B.Z.Akt dalam buku akuntansi keuangan


dasar (2007,51), piutang dagang adalah

Piutang atau tagihan yang timbul dari penjual barang dagangan dan jasa
secara kredit.

Berdasarkan pendapat-pendapat dari beberapa ahli yang telah tertulis


diatas, penulis dapat meyimpulkan bahwa piutang dagang adalah kebiasaan bagi
perusahaan untuk memberikan piutang atau tagihan yang timbul dari penjualan
barang dagngan dan secara kredit kepada para pelanggan pada waktu
melakukan penjualan.
13

2.4.1 Macam-macam Piutang

Henry Simamora (2008,228) dalam bukunya yang berjudul Akuntansi


basis pengambilan keputusan bisnis, membagi piutangnya menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Piutang Dagang
Yaitu merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan
atau jasa yang tidak didukung oleh surat tertulis.

2. Piutang wesel
Yaitu lebih formal dan piutang dagang dalam perjanjian piutang wesel,
debitur berjanji secara tertulis untuk membayar kepada kredit dana
dengan jumlah tertentu dimasa yang akan datang.

3. Piutang lain-lain
Yaitu meliputi piutang-piutang seperti piutang bunga dan pinjaman
yang diberikan kepada para karyawan dan anak perusahaan.

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi piutang

Besarnya kecilnya piutang suatu Bank tergantung pada 2 (dua) variabel,


yaitu:

1. Tingkat penjualan kredit


Tingkat penjualan kredit yang dilakukan oleh Bank sangat
berpengaruh terhadap piutang dimana volume penjualan kredit yang
sangat besar akan membuat jumlah piutang semakin banyak.

2. Syarat pembayaran kredit


Syarat pembayaran kredit ini, meliputi:
a. Lama waktu pemberian kredit
Misalnya waktu pembayaran kredit yang telah ditetapkan oleh
perusahaan ialah net 30, ini berarti bahwa pelanggan dapat
membayar hutangnya dalam waktu 30 hari.
14
b. Potongan Tunai
Potongan tunai yang diberikan oleh Bank akan membuat jumlah
piutang semakin cepat terkumpul. Misalnya perusahaan
memberikan potongan tunai 2/10 net 30 berarti pelanggan akan
mendapat potongan tunai sebesar 2% bila membayar dalam
jangka waktu 10 hari dan sejak terjadinya transaksi penjualan
tersebut.

2.5 Pengertian Penjualan

Setiap perusahaan dalam menjalankan usaha dibidang apapun


menginginkan produknya dapat diterima pasar dan menghasilkan keuntungan
yang optimal. Penjualan produk yang menguntungkan merupakan sumber
kehidupan jangka menengah dan panjang bagi suatu perusahaan.

Perusahaan yang tidak mampu menjual produknya secara


menguntungkan, makan cepat atau lambat akan terpaksa menghentikan
kegiatannya atau meleburkan diri dengan perusahaan lainnya yang lebih lihat
dari penjualan merupakan salah satu sumber pendapat yang sangat penting bagi
perusahaan.

Pengertian penjualan menurut prof. Winardi.SE. yang diterjemahkan oleh


Rizki Hendriko dalam buku meningkatkan kinerja perusahaan (2008,62), adalah:

Penjualan merupakan seni dan ilmu yang mempengaruhi orang-orang


untuk melakukan hal-hal yang diinginkan oleh para penjual atas proses dimana
sang penjual memastikan kebutuhan atau keinginan sang pembeli agar
tercapainya manfaat baik yang berkelanjutan dan menguntungkan kedua belah
pihak pembeli barang dan jasa yang ditawarakan.

Menurut Basu Swasta dalam buku manajemen penjualan (2008,8),


adalah:

Ilmu dan seni mempengaruhi Pribadi yang dilaksanakan oleh para penjual
untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan.
15

Berdasarkan pendapat-pendapat dari beberapa ahli yang telah tertulis di


atas, penulis dapat meyimpulkan bahwa pengertian penjualan adalah seni dan
ilmu yang mempengaruhi orang-orang yang dilaksanakan oleh para penjualan
untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang
ditawarkan.

2.6 Pengertian Kredit

kata kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu “Creditere” yang berarti
kepercayaan atau dalam bahasa Latin “Crediturn” berarti kepercayaan akan
kebenaraan. Pengertian kredit menurut UU No. 7 Tahun 1993 pasal 1 ayat 12
adalah:

kredit adalah penyedian uang atau tagihan yang dapat dipertanggung


jawabkan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan perjanjian
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam
untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Pengertian kredit menurut Teguh Pudjo Muljono dalam buku manajemen


perkreditan (2007,10), adalah:

Kemampuan untuk melaksanakan suatu kegiatan pembelian atau


mengadakan suatu pinjaman dengan suatu perjanjian pembayarannya akan
dilakukan penangguhan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Adapun pengertian lain kredit, menurut Teguh Pudji Muljono (2005,9)


dalam bukunya yang berjudul “manajemen perkreditan bagi Bank
komersil”adalah sebagai berikut:

“ kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan


suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati”.

Menurut Eric.L Kohler dalam buku “ pengantar manajemen perkreditan”


yang ditulis oleh Drs. Asiko.MM dan Drs. Sunardi.,MBA menyebutkan bahwa
pengertian kredit adalah
16

“kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan


suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang telah disepakati”.

Pengertian Kredit menurut Andi offset (2007,5) dalam bukunya Astiko,


Manajemen Perkreditan adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu
pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji, pembayaran
akan dilaksanakan pada jangka waktu yang telah disepakati .

Menurut Undang-undang RI No. 10 tahun 2005, kredit adalah”penyediaan


uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjaman meminjam antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka
waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Menurut Kasmir (2008) dalam bukunya Dasar-dasar perbankan , kredit


berasal dari bahasa latin “credo” yang memiliki arti/belive/trust, saya percaya
atau saya menaruh percaya. Perkataan credo berasal dari kombinasi kata
sanskerta cred yang berarti kepercayaan (Trust) dan kata lain do, yang berarti
saya menaruh. Setelah kedua kata tersebut dikombinasi menjadi bahasa latin,
kata kerja dan kata bendanya masing-masing menjadi credere dan credetium.

Maksud dari kata percaya tersebut yaitu dimana pihak pemberi kredit
percaya terhadap pihak penerima kredit, bahwa kredit yang disalurnya akan
dikembalikan sesuai dengan perjanjian. Sedangkan bagi penerima kredit berarti
menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar
kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.

Berdasarkan pendapat-pendapat dari beberapa para ahli yang telah


tertulis di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian kredit adalah

kemampuan untuk melaksanakan suatu pinjaman berdasarkan persetujuan atau


kesepakatan perjanjian pinjaman dengan suatu janji pembayarannya pada
jangka waktu yang telah dipakati bersama.
17

2.6.1 Tujuan Penjualan Kredit

Tujuan utama dari penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan


adalah:

1. Mencari keuntungan
Yaitu untuk memperoleh hasil dari pembelian kredit yang diberikan,
hasil yang dimaksud terutama dalam bentuk bunga pinjaman yang
harus dibayar oleh debitur usaha.

2. Membantu Usaha Debitur


Dengan memberikan kredit tersebut maka bagi pihak peminjam akan
dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

3. Membantu pemerintah
Membantu dalam hal ini peningkatan pertumbuhan perekonomian
serta pembangunan. Seperti penerimaan pajak, membuka
kesempatan kerja, meningkatkan jumlah barang dan jasa, dan
sebagainya.

2.6.2 Unsur-unsur Kredit

1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan yang
berupa uang, barang, jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa
yang akan datang.

2. Kesepakatan

Yaitu kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit


dimana kedua belah pihak telah sama-sama memenuhi syarat dan
perjanjian yang dibuat disepakati bersama.
18

3. Jangka Waktu

Yaitu setiap kredit memiliki jangka waktu dari pengembalian kredit


yang diberikan dan telah disepakati sebelumnya. Jangka waktu
tersebut bisa terbentuk jangka pendek, menengah dan panjang.

4. Resiko
Resiko yang timbul yaitu dari adanya jeda waktu dalam pengambilan
kredit, hal ini bisa memungkinkan terjadinya hambatan-hambatan
seperti kredit yang macet atau kredit yang tak tertagih.
5. Balas Jasa
Balas jasa dari pembelian kredit yaitu berupa bunga pembayaran
yang harus dibayar oleh pelanggan yang menerima kredit tersebut.

2.6.3 Prinsip-prinsip Kredit

Dalam proses kredit dikenal dengan adanya sebutan 5C yaitu:

1. Character
Dalam pemberian kredit yaitu menjadi hal penting dimana pemberi
kredit harus mengetahui tentang watak perilaku/moral, kepribadian,
kejujuran, tanggung jawab dan kesungguhan segala kewajibannya.
Hal ini dinilai penting karena kalau calon debitur itu tidak baik maka
merugikan perusahaan di kemudiaan hari.

2. Capacity
Yaitu penilaian kepada calon debitur dalam hal pemenuhan
kewajibannya.
3. Capital
Yaitu jumlah dana/modal yang dimiliki oleh calon debitur.

4. Collateral
Yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur kepada
kreditur sebagai jaminan atas kredit yang diterima.
19
5. Codition Of Economic
Yaitu situasi dan kondisi politik, soial, ekonomi, dan budaya di suatu
negara yang bisa mempengaruhi proses kredit.

Menurut Kasmir dalam buku Bank dan lembaga keuangan lainnya (2006,106)
penilaian kredit dapat juga dilakukan dengan metode analisis 7P:

1. Personality
Yaitu menilai calon debitur dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sekarang (sehari-harinya) ataupun masa lalunya.

2. Party (Golongan)
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi berdasarkan
modal, loyalitas, serta karakternya.

3. Purpose
Yaitu untuk mengetahui tujuan calon debitur dalam mengambil kredit.

4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha yang dijalankan oleh calon debitur yang
akan datang. Apakah alasan berprospek bagus atau tidak.

5. Payment
Yaitu merupakan ukuran bagaiman cara calon debitur memberikan
kredit yang diberikan berasal dari sumber dana kredit, yang
digunakan untuk membuktikan kredit tersebut.

6. Personality
Yaitu untuk mengetahui bagaimana kemampuan calon debitur dalam
usahanya mencari tahu dan usaha yang dijalankannya di ukur dari
periode apakah akan tetap sama, ada peningkatan atau penurunan.
20
7. Protection
Yaitu bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapat
perlindungan.

2.7 Pengertian Sistem penjualan Kredit

Sistem penjualan kredit menurut Mulyadi (2004,209), yaitu:

Penjualan kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara


mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli untuk
jangka waktu tertentu dan perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli
tersebut.

2.7.1 Fungsi yang terkait dalam penjualan kredit

Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi


(2005,211), adalah:

1. Fungsi penjualan, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat


order dari pembeli, mengedit order, dari pelanggan untuk
menambahkan informasi yang belum ada pada surat order tersebut
(seperti sertifikasi barang dan rute pengiriman), meminta otoritas
kredit, menentukan tanggal pengiriman dari gudang nama barang
yang akan dikirim, dan mengisi surat order pengiriman. Fungsi ini juga
bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui
tidak tersedianya persediaan untuk memenuhi order dari pelanggan.

2. Fungsi kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk memberi status


untuk membeli surat kredit pelanggan dan memberikan otoritas
pembelian kredit kepada pelanggan.

3. Fungsi gudang, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan


barang dan menyimpan barang yang di pesan oleh pelanggan, serta
menyerahkan barang ke fungsi pengirim.
21
4. Fungsi pengiriman, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan
barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi
penjualan.

5. Fungsi oenagihan, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan


mengirimkan faktur penualan kepada pelanggan, serta menyediakan
copy faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan oleh
fungsi akuntansi.

6. Fungsi akuntansi, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat


piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat serta
mengirimkan pernyataan piutang kepada debitur, serta membuat
laporan penjualan.

2.7.2 Informasi yang diperlukan oleh pihak manajemen

Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari kegiatan penjualan kredit


menurut Mulyadi (2004,13), adalah:

1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok


produk selama jangka waktu tertentu.

2. Jumlah piutang kepada setiap debitur dari transaksi penjualan kredit.

3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu.

4. Nama dan alamat pembeli.

5. Kuantitas produk yang dijual.

6. Nama Warganegara yang melakukan penjualan.

7. Otoritas pejabat yang berwenang.


22

2.7.3 Dokumen yang digunakan dari penjualan kredit beberapa dokumen


yang digunakan dalam sistem penjualan kredit menurut mulyadi
(2005,214),adalah:

1. Surat order pengiriman dan tembusannya surat order pengiriman

merupakan dokumen pokok untuk memproses penjualan kredit kepada


pelanggan.

Beberapa tembusan surat order pengiriman terdiri dari:

a. Surat order pengiriman dan dokumen ini merupakan lembar pertama


surat order pengiriman yang memberikan otorisasi kepada fungsi
pengiriman untuk mengirimkan jenis barang dengan jumlah dan
spesifikasi seperti yang tertera diatas dokumen tersebut.

b. Tembusan kredit (credit copy) dokumen ini digunakan untuk


memperoleh status kredit pelanggan dan untuk mendapatkan
otorisasi penjualan kredit dari fungsi kredit.

c. Surat pengakuan (acknowlegment copy) dokumen ini dikirimkan oleh


fungsi penjualan kepada pelanggan untuk memberitahu bahwa
ordernya telah dikirim dan dalam proses pengiriman.

d. Tembusan Gudang (wate house copy) merupakan tembusan surat


order pengiriman barang dan jumlah seperti yang tercantum

e. didalamnya, agar barang tersebut berada di fungsi pengiriman, dan


untuk mencatat barang yang dijual dalam faktur gudang.

f. Arsip pengendalian (sates order follow-up copy) merupakan tembusan


surat order pengiriman yang diarsipkan oleh fungsi penjualan menurut
tanggal pengiriman yang dijanjikan.
23
g. Arsip indeks Silang (cross index file copy) merupakan tembusan surat
order pengiriman yang di arsipkan secara alfabet menurut naman
pelanggan untuk memudahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
pelanggan mengenai status pesanannya.

2.Faktur penjualan dan tembusan

Faktur penjualan merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar


untuk mencatat timbulnya piutang. Berbagai tembusan surat order
pengiriman terdiri dari:

a. Faktur penjualan (costumer;s copy) dokumen ini merupakan lembar


pertama yang dikirim oleh fungsi penagihan kepada pelanggan, jumlah
lembar faktor penjualan yang dikirim kepada pelanggan adalah
tergantung dari permintaan pelanggan.

b. Tembusan piutang (account receivable copy) dokumen ini


merupakan tembusan faktur penjualan yang dikirimkan oleh fungsi
penagihan ke fungsi akuntansi sebagai dasar untuk mencatat piutang
dalam kartu piutang.

c. Tembusan jurnal penjualan (sates journal copy) dokumen ini


merupakan tembusan yang dikirimkan oleh fungsi penagihan ke fungsi
akuntansi sebagai dasar mencatat transaksi penjualan dalam jurnal
penjualan.

d. Tembusan analisis ( anlysis copy) dokumen ini merupakan


tembusan yang dikirim oleh fungsi penagihan kefungsi akutansi sebagai
dana untuk menghitung harga pokok penjulan yang dicatat dalam kartu
persediaan, untuk analisis penjualan dan untuk perhitungan komisi
wiraniaga (sates person).

e. Tembusan wiraniaga (sates person copy) dokumen ini dikirimkan


oleh fungsi penagih kepada wiraniaga untuk memberitahubahwa order
dari yang lewat ditangannya telah dipenuhi sehingga memungkinkannya
menghitung komisi penjual yang menjadi haknya.
24

3. Data yang dicantumkan dalam rekapitulasi harga pokok penjualan


berasal dari kartu persediaan. Secara periodik harga pokok produk
yang dijual selama jangka waktu tertentu dihitung dalam rekapitulasi
harga pkok penjualan dan kemudian dibuatkan dokumen sumber
berupa bukti memorial untuk mencatat harga pokok produk yang dijual
dalam periode tertentu.

4. Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar


pencatatan ke dalam jurnal umum. Dalam sistem penjualan kredit,
bukan merupakan dokumen sumber untuk mencatat harga pokok yang
dijual dalam periode akuntansi tertentu.

2.7.4 Jaringan prosedur yang membentuk sistem

Jaringan prosedur yangmembentuk sistem penjualan kredit menurut


Mulyadi (2004,219)adalah:

1. Prosedur order penjualan. Dalam proses ini, fungsi penjualan order


dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari
pembeli. Fungsi penjualan kemudian membuat surat order pengiriman
dan mengirimkannya kepada berbagai fungsi tersebut memberikan
kontribusi dan melayani order dari pembelian.

2. Prosedur penjualan kredit. Dalam prosedur ini, fungsi penjualan


meminta persetujuan penjualan kredit untuk pembeli tertentu dari fungsi
kredit.

3. Prosedur penagihan. Dalam prosedur ini, fungsi penagihan mebuat


faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli. Dalam metode
tertentu faktur penjualan dibuat oleh fungsi penjualan sebagai tembusan
pada waktu bagian ini membuat surat order pengiriman.

4. Prosedur pencatatan piutang. Dalam prosedur ini, fungsi akuntasi


mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam

metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut


abjad yang berfungsi sebagai catatan piutang.
25

5. Prosedur distribusi penjualan. Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi


mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh
manajemen.

6. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan. Dalam prosedur ini,


fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga produk total harga
pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

2.7.5 Unsur Pengendalian Internal

Unsur-unsur pengendalian internal yang diterapkan dalam sistem


penjualan kredit adalah organisasi, sistem otoritasi dan prosedur pencatatan, dari
praktik yang sehat. Berikut ini adalah unsur-unsur pengendalian internal menurut
Mulyadi (2005,220):

1. Organisasi:
Organisasi yang terkait pada sistem penjualan kredit dan unsur pokok
pengendalian intern sebagai berikut:
a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit.
b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan fungsi
kredit.
c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas.
d. Transaksi harus dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi

2. Sistem otoritasi dan prosedur pencatatan


Sistem transaski keuangan terjadi melalui sistem otoritasi tertentu,
dan tidak ada satu pun transaksi yang terjadi tidak diotorisasi yang
berwenang pada dokumen sumber atau dokumen pendukung. Setiap
transaksi yang terjadi dicatat dalam catatan akuntansi melalui
prosedur pencatatan tersebut.

Dengan demikian setiap transaksi terjadi dengan otorisasi dari yang berwenang
dan dicatat melalui prosedur pencatatan tertentu, maka kekayaan perusahaan
akan terjamin keamananya dan data akuntansi yang dicatat terjamin ketelitian
dan keandalannya. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan sebagai berikut :
26
a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan
dengan menggunakan formulir order pengirim.

b. Penjualan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit dengan


membubuhkan tanda tangan pada credit copy (merupakan
tembusan surat order pengiriman).

c. Pengiriman barang kepada pelanggan diotorisasi oleh fungsi


pengiriman dengan cara menandatangani dan membutuhkan cap
“sudah dikirim” pada copy surat order pengiriman.

d. Penetapan harga jual, syarat pengakuan barang dan potongan


penjualan berada ditangan direktur pemasaran dengan penerbitan
surat keputusan mengenai hal tersebut. Harga jual yang berlaku,
syarat penjualan, syarat pengangkutan barang dan potongan
penjualan harus ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
(misalnya direktur pemasaran).

Dengan demikian pengisian informasi kedalam surat order


pengiriman dan faktur penjualan harus didasarkan pada informasi
harga jual, syarat penjualan dan potongan penjualan yang
ditetapkan oleh Direktur pemasaran.

e. Terjadi piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan dengan


membubuhkan tanda tangan pada faktur penjualan. Dengan
dibubuhkan tanda tangan otorisasi oleh fungsi penagihan pada
faktur penjualan berarti bahwa:

1. Fungsi penagihan telah memeriksa kelengkapan bukti


pendukung (copy surat order) pengiriman yang ditandatangani
oleh perusahaan angkutan umum.
27
2. Fungsi penagihan telah mencantumkan harga suatu barang
yang dijual berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam
surat keputusan direktur pemasaran.
3. Fungsi penagihan telah mendasarkan pencantuman infomasi
kuantitas barang yang tercantum dalam copy surat pengiriman
barang dan surat muat.

f. Pencatatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber


yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
g. Pencatatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang
berwenang

3.Praktik yang sehat

Praktik yang sehat yang berkaitan dengan sistem penjualan kredit sebagai
berikut:

a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak.

b. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account


receivable stetment). Kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian
catatan piutang yang diselengarakan oleh fungsi tersebut.

c. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening


kontrol piutang dalam buku besar. Rekonsiliasi merupakan cara
pencocokan dua data yang diatur dalam pencatatan piutang.
BAB III

HASIL PEMBAHASAN

3.1 Sejarah Perusahaan

Balai Besar Industri Agro berdiri pada tahun 1890 dengan nama
Agricultuur Chemisch Laboratorium dalam lingkungan Departemen Van
Landbuow, Nijeverheid en Handel dengan tugas antara lain:

a. Melayani para ahli dan sarjana pertanian dan meneliti tanaman tropis terutama
yang ada dikebun raya serta arti ekonomi dari tanaman-tanaman tersebut.

b. Memeriksa/ menguji barang-barang dan bahan untuk intansi pemerintah


terutama dalam bidang pertanian, perdagangan dan sebagainya.

Tugas pengujian berkembang dengan pesat dengan mengikuti kemajuan


bidang pertanian dan perdagangan terutama dengan barang-barang ekspor
sertaperdagangan dalam negeri sebagai hasil pembinaan daerah bagian
Niverheid dalam Departemen Van Lanbouw, Nijverheid Handel. Maka dalam
tahun 1909 nama laboraturium diganti menjadi Berau voor Landbouw en Handal-
analyse berdasarkan keputusan Gubernur Jendral Ned. Indie tanggal 29 januari
1909 dan tercatat dalam Javasche Couran Sebagai Besluit va Directuur voor
Landbouw No. 3952 Tanggal 27 Mei 1909.

Tugas pengujian makin berkembang di samping tugas-tugas rutin


penelitian, dan dengan perbaikan serta penambahan fasilitas, tempat dan
peralatan menjadikan Laboraturium ini paling terkemuka di Indonesia pada waktu
itu. Dengan makin meningkatkan peranan Laboraturium ini dalam menguji
barang-barang ekspor, impor dan perdagangan dalam negeri, serta dalam
penelitian-penelitian agrokimia yang merintis pertumbuhan agro industri dalam
negeri maka terjadi penggantian nama Laboraturium, yaitu dalam tahun 1911
menjadi Handels Laboraturium dan tahun 1918 menjadi Analytisch Laboratorium.

28
29

Dalam tahun 1934 Laboraturium kimiaTumbuh-tumbuhan( phytochemisch


Laboratorium) dalam lingkungan Kebun raya dan balai penelitian yang tergabung
dalam Balai Besar penyelidikan Pertanian (Algemeen Proefstation voor de
Landbouw) melebur diri kedalam Anaytisch Laboratorium, dan gabungan
menanamkan diri sebagai Laboratorium voor Scheikundig Ondrzoek terdiri dari
Laboratoriumlaboratorium sebagai berikut:

a. Laboratorium Analitika.
b. Laboratorium Kimia Tumbuhan-tumbuhan.
c. Laboratorium Kimia Pertanian.
d. Laboratorium Harsa.
e. Laboratorium Minyal Atsiri.

Di jaman pendudukan jepang (1942-1945), Balai Penyelidikan Kimia di


beri naman Gunsaikanbu kagaku kenkyusyu dengan tugas terutama
melakukan “applied research”. Tugas ini menjadi ciri Balai seterusnya.

Pada jaman Revolusi fisik, balai dimasukan dalam Kementrian


kemakmuran Republik Indonesia dan ikut hijrah ke Klaten, Solo dan
Yogyakarta, pada waktu kantor di Bogor dikuasai Belanda. Pada tahun1950,
pemerintah R.I kembali ke Jakarta dan Balai Penyelidikan Kimia kembali
melakukan tugasnya seperti biasa. Lanjutnya hijrah ke Klaten telah
melahirkan “Balai Penyelidikan Kimia Surabaya”(Sekarang Balai Riset dan
Standarisasi/BARISTAN SURABAYA)dalam tahun 1951.

Tahun 1951 Balai Penyelidikan Kimia dimasukan ke dalam Departement


Perdagangan dan Perindustrian yang kemudian berubah menjadi Kementrian
Perekonomian. Tahun 1957 balai dimasukan ke dalam Kementrian
Perindustrian dan tahun 1959 di dalam Departemen Perindustrian Rakyat.

Tahun 1980 Balai penyelidikan Kimia/Balai Penelitian Kimia berubah


Menjadi “Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian”
dan berada dibawah Departemen Perindustrian.
30

Tahun 2002 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil


pertanian berubah menjadi “Balai Besar Industri Agro”(BBIA) sampai saat
ini dan berada dalam lingkungan Departemen Perindustrian.

3.1.1Sejarah Koperasi

Berdiri tahun 1968 dengan naman: KOPERASI BALAI PENELITIAN


KIMIA (BPK).

Badan Hukum/ akte pendirian : Anggaran dasar Koperasi BPKyang di


tanda tangani oleh :

- Drs. J.M Pasaribu,

- Adi Sumarna, B.Sc

- Djuwarni Ali, B.Sc (Alm)

Berdasarkan Surat keterangan dari Kepolosian No. Pol


B/40/X/1981/Sekta 8213, Tgl 21 oktober 1981, Anggaran Dasar Koperasi
BPK Telah dilaporkan hilang dengan pelapor Oyok Sukardi, Bc.Ek a/n.
Perwakilan Koperasi BPK/BBIHP.

3.1.2 Visi dan Misi

Visi dan misi merupakan pedoman untuk menentukan arah, tujuan dan
sasaran pengembangan bisnis dan kompetensi di masa mendatang. Sebagai
perusahaan yang professional, Balai Besar Industri Agro harus mempunyai visi
dan misi yang jelas.

Visi BBIA adalah menjadi institusi profesional,semakin mandiri dan


terkemuka dalam memberikan jasa pelayanan teknis bagi industri agro serta
menjadi institusi yang unggul di bidang komponen aktif bahan alami komoditas
agro pada tahun 2014.
31

3.1.3 Kegiatan Usaha

Kopkar BBIA merupakan koperasi yang beranggotakan para karyawan


tetap dan Kontrak BBIA, sehingga kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan
usaha untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya sesuai dengan misinya
untuk menciptakan suasana usaha yang kondusif agar dapat berkembang
dengan pesat sehingga dapat menciptakan tujuan yaitu meningkatkan
kesejahteraan anggota dan produktifitas kerja karyawan BBIA. Selain itu juga
untuk meningkatkan pertumbuhan dan berorientasi profit yang
berkesinambungan melalui kerja sama seluruh anggota kopkar BBIA dan mitra
industri strategis, agar menjadi koperasi karyawan terkemuka di kota Bogor
sehingga dapat meningkatkan nilai-nilai sosial bagi seluruh anggota dan
memberikan kemasalahatan bagi karyawan BBIA serta masyarat luas yang
dalam pelaksanaannya mengutamakan mobilisasi pendanaan bagi segala
keperluan anggota.

Demi mencapai misi tersebut kopkar BBIA melaksanakan berbagi


kegiatan bisnis/usaha sebagai berikut:

a. Unit Simpan Pinjam


Kegiatan simpan pinjam merupakan kegiatan utama koperasi ini
dilakukan dengan bekerja sama dengan beberapa pihak.
Untuk memotong langsung gaji karyawan yang melakukan penyimpanan
atau pembayaran pinjaman ke kopkar BBIA. Kegiatan simpanan pada
kopkar BBIA antara lain adalah simpanan pokok, simpanan wajib,
simpanan sukarela, simpanan wajib khusus, simpanan mana suka.
Sedangkan kegiatan pinjaman antara lain pinjaman dana khusus yakni
pinjaman anggota yang digunakan sebagai modal atau untuk membeli
keperluan anggota , pinjaman dana konsumsi merupakan pinjaman ke
toko kopkar dalam bentuk barang, pinjaman dan dana darurat adalah
pinjaman untuk anggota yang terkena musibah.
32
b. Unit Toko
Kegiatan toko merupakan kegiatan penyediaan barang kebutuhan sehari-
hari anggota, diantaranya adalah sembako,obat-obatan,air mineral,alat-
alat rumah tangga, dan lain-lain. Sistem penjualanya dilaksanakan
dengan dua cara yaitu penjualan tunai dan kredit. Khususnya untuk
penjualan kredit hanya diperbolehkan bagi anggota kopkar BBIA dengan
sudah tercantum namanya sebagai anggota kopkar BBIA. Setiap anggota
hanya diberikan plafond maksimal Rp.1.500.000 per bulan dengan jangka
waktu sepuluh bulan dimana pembayarannya adalah dengan memotong
gaji karyawan melalui kopkar BBIA. Jika pembeliannya melebihi plafound,
anggota harus membayar secara tunai atas kelebihannya pembeliannya.

c. Penjualan Khusus untuk Karyawan


Koperasi melaksanakan penjualan hanya dikhususkan bagi karyawan
BBIA dengan potongan khusus dan dikenail pajak pembelian. Pembelian
ini dimaksdukan untuk digunakan secara pribadi, baik untuk keperluan
karyawan,karyawan yang telah pensiun, anak istri yang ditanggung,
maupun teman dekat yang pembeliannya berdasarkan atas nama
karyawan yang masih aktif bekerja sebagai karyawan perusahaan yang
mengajukan pembelian dan tidak diperkenankan untuk diperjual belikan
ke pihak lain. Yang dijual oleh kokpar BBIA adalah Sembako, alat-alat
rumah tangga, air mineral,obat-obatan, dan lain-lain.

Penjualan secara kredit ini sangat menguntungkan bagi anggota atau


karyawan BBIA karena mereka mendapatkan fasilitas. Berikut adalah
ketentuan pembelian pada kopkar BBIA:
1. Fasilitas ini hanya dapat dipergunakan oleh karyawan BBIA dengan
harga khusus yang disubsidi oleh perusahaan sebagai bagian dan
benefit untuk karyawan.

2. Setiap karyawan BBIA mendapatkan jatah 1 bulan setiap tahunnya.


33
3. Untuk mendapatkan fasilitas ini, karyawan harus mengisi formulir
aplikasi yang disediakan di Kopkar BBIA mengisi formulir pengajuan
menjadi anggota koperasi Mitra Industri BBIA.

4. Atas pembelian secara kredit oleh anggota koperasi karyawan


BBIAmaka koperasi karyawan BBIAmemiliki piutang kepada anggota.
Pelunasan piutang dilakukan dengan laporan dari BBIAatas
pemotongan gaji selama 10 (sepuluh) bulan berturut-turut terhitung,
sejak barang diambil dari koperasi karyawan BBIA.

5. Barang yang telah dipesan tidak dapat dikembalikan. Dengan


demikian bila mana terjadi kesalahan, jatah karyawan yang
bersangkutan akan berkurang.

d. Sewa Mobil (Rent Car)


Koperasi menyediakan jasa sewa mobil bagi para anggota atau karyawan
BBIA sistem sewa dilakukan dengan dua ketentuan, untuk sewa yang
masih dalam jam kerja biaya sopir ditanggung dari koperasi sedangkan
untuk sewa di luar jam kerja lebih murah bila dibandingkan masih dalam
jam kerja.

e. Pengadaan barang ke Kopkar BBIA


Koperasi melakukan pengadaan barang atas barang kebutuhan seperti
air mineral, kopi, teh,tissue, dan lain-lain. Pengiriman dilakukan atas
dasar permintaan dari anggota koperasi Mitra Industri BBIA.

f. Kerjasama usaha dengan BNI dan Asuransi


Kerjasama usaha koperasi dengan lembaga keuangan dilakukan atas
dasar semakin meningkatnya volume permintaan fasilitas pelayanan
jasa/kreditmelalui kopkar BBIA. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan
anggota, maka koperasi mengusahakan untuk simpan pinjam dan lain-
lain. Berikut kerja sama yang dilakukan kokpar BBIA dengan lembaga
BNI dan Asuransi:
34
1. Kerja sama jaminan asuransi kebakaran dan Asuransi kematian.
2. Kerja sama pembiayaan pinjaman dengan Bank BNI Bogor.
3. Kerja sama Kredit kepemilikan Rumah (KPR) bagi anggota dengan
Bank Negara Indonesia (BNI) Bogor.
4. Kerja sama dalam hal kredit kepemilikan Motor dengan Bank BNI.
5. Kerja sama pembiayaan pinjaman dengan Bank BNI.

g. Kerja sama dengan Anggota dan Pensuinan BBIA

Para anggota atau pensiunan yang mempunyai usaha diluar pekerjaanya


sebagai karyawan BBIA dapat bekerja sama dengan kopkar Mitra Industri
BBIAuntuk penyediaan barang atau pemberian jasa kepada anggota
kopkar Mitra Industri BBIA.

3.2 Struktur Organisasi dan uraian Tugas

Koperasi seperti halnya perusahaan pada umumnya juga memiliki


organisasi yang merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan koperasi.
Sebagaimana ditetapkan pada Bab VI Undang-Undang No. 25 tahun 1992,
organisasi koperasi terdiri atas Rapat Anggota, Pengawan dan Pengurus. Rapat
Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam lembaga koperasi, dimana
setiap anggota memiliki hak sama dalam menentukan perkembangan koperasi
sedangkan pengurus merupakan anggota koperasi yang memperoleh
kepercayaan dari rapat anggota untuk memimpin organisasi dan usaha koperasi
untuk suatu peride tertentu dalam pelaksanaan kegiataanya. Pengurus dapat
mengangkat pengelola (karyawan) untuk membantu melaksanakan kegiatan
usaha koperasi yang sebelumnya pengelola harusmenandatangani kontrak kerja
dengan pengurus. Pengawas adalah bagian dari organisasi koperasi yang
melakukan fungsi pengawasan terhadap jalannya kegiatan koperasi.

Struktur organisasi kopkar Mitra Industri BBIA terdiri atas Rapat Anggota,
Pengawas, Badan Penasehat, Pengurus serta karyawan. Berikut adalah team
manajemen kopkar Mitra Industri BBIA untuk periode 2013 sampai dengan 2014.
35
RAPAT ANGGOTA TAHUNAN

(RAT)

PENGAWAS
BADAN PENASEHAT
Ketua : Dade Sunendi
1. Ir.Djumarman
Anggota : 1. Vivi Ana
2. Ir. Yang Yang Setiawan, Msc
2. Endih

PENGURUS

Ketua : Irwan Sutiarna,SE

Sekretaris : Ade

Bendahara : Rina

MANAGER

Irwan Sutiarna,SE

ADMINISTRASI PEMBUKUAN KASIR PEMBELIAN PENJUALAN SERVICE

Esa S.I.W Esa S.I.W Nurfadilla Nurfadilla Nurfadilla Adi

Gambar 3.1Struktur Organisasi Koparasi Karyawan Mitra Industri BBIA Tahun


2013-2014
36

Adapun uraian aspek organisasi dan manajemen Koperasi Karyawan


Mitra Indusri BBIA pada tahun 2013-2014 adalah sebagai berikut:

1. Badan Penasehat

a. Ir.Djumarman

b. Ir. Yang Yang Setiawan, Msc

2. Pengawas

a. Ketua : Dade Sunendi

b. Anggota : 1. Vivi Ana

2. Endih

3. Pengurus

a. Ketua : Irwan Sutiarna,SE

b. Sekretaris : Ade

c. Bendahara : Rina

4. Karyawan

a. Manajer : Irwan Sutiarna,SE

b. Administrasi : Esa S.I.W

c. Pembukuan : Esa S.I.W

d. Kasir : Nurfadilla

e. Pembelian : Nurfadilla

f. Penjualan : Nurfadilla

g. Service : Adi
37

Dibawah ini diuraikan tugas dan kewajiban Koperasi Karyawan BBIA:

1. Manager
a. Mengelola perusahaan/koperasi dengan fungsi manajemen
dengan kegiatan yang saling terkait dengan yang lain, yaitu
melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
koordinasi dan pengendalian.

b. Mengadakan evaluasi kerja dengan mengadakan rapat setiap


bulan bersama karyawan dan melaporkan kepada pengurus.

c. Memimpin dan mengokordinasi semua kegiatan usaha koperasi.

d. Berusaha mengembangkan usaha koperasi dan berusaha


meningkatkan omzet penjualan dan profitabilitas koperasi.

e. Menyusun rencana usaha dan anggaran dari masing-masing


bagian, dalam rangka menyusun rencana kerja dan mengajukan
rencana kerja tersebut kepada pengurus.

f. Bekerja sama dengan pengurus, membahas dan menyiapkan


rencana kerja dan anggaran untuk diajukan pada rapat anggota
tahunan.

g. Memberikan pengarahan dan mengawasi pelaksaan rencana


kerja yang telah ditetapkan.

h. Menjajaki kemungkinan perluasan usaha baru dan membuat


rencana usaha trersebut untuk diajukan kepada pengurus.
38
i. Bekerja sama dengan pengurus menandatangani surat surat kerja
sama dengan pihak lain.

j. Bertanggung jawab kepada pengurus atas semua kegiatan dan


setiap usaha bagian yang ada.

k. Mengesahkan pengeluaran kas sampai batas wewenang yang


diberikan oleh pengurus.

l. Mengambil langkah pengamanan uang dan barang koperasi.

m. Setiap saat melakukan inspeksi secara langsung kinerja bagian


kasir, pembukuan, pembelian, dan penjualan.

n. Memeriksa secara rutin bersama dengan bagian pembelian


mengenai kuantitas dan kualitas barang untuk dibandingkan
dengan catatanya.

o. Penelitian dan pengembangan.

p. Melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan


karyawan.

q. Mengatur dan melaksanakan kesejahteraan karyawan.

r. Bertanggung jawab terhadap pengurusan kopkar.


39

2. Bagian administrasi atau pelayanan Anggota

a. Melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan surat


menyurat.

b. Mengagendakan surat masuk.

c. Memberikan nomor surat keluar.

d. Mengirimkan/melaksanakn pengiriman surat keluar.

e. Menyimpan surat masuk maupun surat keluar.

f. Mengumpulkan data untuk menyusun rencana kebutuhan


pinjaman.

g. Melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan pinjaman


dan pemberian pinjaman.

h. Membantu manajer dalam segala kegiatan yang berhubungan


dengan pemakain jasa yang bersangkutan.

i. Melaksanakan administrasi yang berhubungan dengan pemakaian


jasa yang bersangkutan.

j. Bertanggung jawab kepada manajer atas pelaksanaan tugasnya.

k. Melaksanak tugas sesuia dengan job description yang telah


ditentukan.
40

3. Pembukuan
a. Mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kas.

b. Meneliti kelengkapan dan kebenaran bukti-bukti pembukuan.

c. Melaksanakan pembukuan sesuai dengan sistem yang telah


ditetapkan berdasarkan bukti yang sah.

d. Menyimpan/memelihara semua bukti pembukuan sesuai dengan


peraturan yang berlaku.

e. yang berupa neraca dan perhitungan Rugi/Laba beserta lampiran


dan penjelasannya.

f. Bertanggung jawab kepada manajer dan bendahara atas


pelaksanaan tugasnya.

g. Melaksanakan tugas sesuai dengan job description yang sudah


ditentukannya.

4. Kasir
a. Mengatur dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kas.

b. Menyiapkan bukti-bukti yang berhubungan dengan penerimaan


dan pengeluaran uang.
c. Menerima, menyipan uang dan melaksanakan administrasi kas.

d. Melaksanakan pembayaran atas persetujuan manager/bendahara.


41
e. Bertanggung jawab kepada manager atas pelaksaan tugasnya.

f. Koordinasi dengan bagian pembukuan.

g. Melaksanakan tugas sesuai dengan job description yang telah


ditentukan.

5. Bagian Pembelian, Persediaan dan penjualan

a. Melaksanakan tugas yang berhungan dengan urusan rumah tangga


koperasi.

b. Mengatur/menyediakan keperluan administrasi pembelian barang


dan penjualan.

c. Menyediakan/merawat semua incentaris koperasi.

d. Mengatur/menyediakan semua keperluan sehari-hari, membantu


dan melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
pembelian barang.

e. Membantuan bagian penjualan dan manager dalam menyusun


rencana pembelian barang.

f. Melaksanakan pembelian barang.

g. Melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan


penyimpanan barang.

h. Melaksanakan tugas sesuai dengan job description yang telah


ditetapkan.

6.Bagian penjualan

a. Mengatur dan melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan


dengan penjualan.

b. Mengatur dan meyusun barang yang akan dijual.


42
c. Melaksanakan Pelayanan penjualan barang keanggota dan
pesanan.

d. Melaksanakan Administrasi penjualan barang.


e. Melaksanakan inventory toko.

f. Melaksanakan promosi.

g. Melaksanakan tugas sesuai dengan job description yang telah


ditetapkan.

7. Pramuniaga Toko
a. Menjaga kebersihan lingkungan usaha kopkar Mitra Industri BBIA.

b. Membantu pelayanan penjualan barang dagangan.

c. Mengawasi secara ketattransaksi penjualan barang dagang dan


penjualan.

d. Membantu pelayanan penjualan dan barang persediaan.

e. Merawat barang-barang inventaris kopkar.

f. Pelayanan umum.

g. Melaksanakan tugas sesuai dengan job description yang telah


ditetapkan.
43

3.3 Sumber Daya Manusia

Di koperasi karyawan Mitra Industri BBIA untuk karyawan koperasi itu


sendiri, ada 3 (tiga) pegawai. Untuk bagian tertinggi adalah manager berikut
nama dan tingkat pendidikan terakhir para pegawai koperasi karyawan mitra
industri BBIA:

a. Manager : Irwan Sutiarna,SE


Pendidikan Terakhir : ( S1 Pertanian Bogor)
Masa Kerja : 29/09/1981

b. Administrasi : Esa S.I.W


Pendidikan Terakhir : ( SMK 3 Depok)
Masa Kerja : 11/03/2006

c. Pembukuan : Esa S.I.W


Pendidikan Terakhir : ( SMK 3 Depok)
Masa Kerja : 11/03/2006

d. Kasir : Nurfadilla
Pendidikan Terakhir : ( SMK Taruna Andiga)
Masa Kerja : 22/04/2010

e. Pembelian/Penjualan : Nurfadilla
Pendidikan Terakhir : ( SMK Taruna Andiga)
Masa Kerja : 22/04/2010

Di koperasi Karyawan Mitra Industri BBIAini tidak terlalu banyak


memiliki karyawan hanya 3 (tiga) orang karyawan, karena ruang
lingkup koperasi yang tidak terlalu besar hanya memiliki 3 (tiga) orang
karyawan tetapi Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIA termasuk
koperasi yang sehat dan memiliki beberapa prestasi.
44
3.4 Sarana dan Prasarana

Koperasi karyawan Mitra Industri BBIA berlokasi di Jl. Ir. H.


Juanda No. 11, Bogor 16122. Koperasi ini masih dalam wilayah BBIA,
berdiri Tanggal 21 Oktober 1986, memiliki luas bangunan230 meter
persegi. Dalam menunjang efektifitas serta efesiensi kinerja perusahaan,
maka diperlukan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung

kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan penjualan kredit, karena apabila


tidak sesuai dengan kebutuhan akan menghambat pekerjaan. Berikut
sarana dan prasaran Koperasi Karywan Mitra Industri BBIA :

Sarana yang ada dalam gedung koperasi terdiri dari :

1. Ruangan Customer Service atau Administrasi.

2. Ruangan Accounting.

3. Ruangan Kasir.

4. Ruangan Manager.

5. Ruangan Rapat.

6. Ruangan Serbaguna.

7. Toko Koperasi Karyawan.

Sarana yang ada di gedung Koperasi karyawan Mitra Industri


BBIA tersebut di dukung oleh prasaran yang memadai disetiap ruangan :

a. Komputer
Komputer digunakan dalam membuat data-data produk,
menginput data , produk, menyimpan file-file data produk, dan
file lainnya yang penting .
b. Telepon
Telepon berfungsi sebagai alat komunikasi yang
menghubungkan antara pihak koperasi karyawan Mita Industri
BBIA.
45
c. Mesin Foto Copy
Berfungsi dalam hal memperbanyak data serta file-file yang
berguna bagi koperasi.

d. Ruang Tempat Penerimaan Produk


Ruangan sebagai tempat penyimpan produk-produk yang
dijual di Koperasi Karywan Mitra Industri BBIA.

e. Alat-alat Tulis
Alat-alat tulis ini berfungsi untuk menunjang proses
pembukuan dan juga alat untuk mendatangani struktur
pembelanjaan anggota koperasi sebagai bukti mereka telah
mengambil barang di koperasi tyersebut.

3.5 Uraian Singkat Tentang Magang

Kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam rangka melaksanakan kerja


praktek ( magang) di Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIA Indonesia dimulai
pada tanggal 10 Febuari 2014 sampai 10 April 2014, dari pukul 08.00
WIBsampai pukul 16.00 WIB, Setiap hari senin sampai Jum’at (lima hari dalam
satu minggu).

Selama Kerja praktek, penulis ditempatkan di bagian Accounting dan


Toko Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIAyang berada di bawah pengawasan
bapak Irwan Sutiarna selaku pengurus koperasi Karyawan Mitra Industri
BBIAbagian penjualan. Dalam kegiatan kerja praktek ini, penulis melakukan
tugas-tugas antara lain :

1. Menginput data transaksi kredit dan tunai di unit Koperasi Karyawan


Mitra Industri BBIAuntuk penjualan barang-barang kebutuhan
anggotanya seperti ( beras, minyak goreng, indomie, dll), pakaian,
alat-alat rumah tangga.

2. Menginput data produk baru ke sistem komputer agar dapat terbaca


oleh barcode secanare untuk mempermudah dan mempercepat saat
46

melakukan transaksi penjualandengan anggota Koperasi Karyawan


Mitra Industri BBIA.

3. Membantu menyusun produk yang ada di Koperasi Karyawan Mitra


Industri BBIA sesuai dengan tempatnya yang telah disediakan.

4. Membuat dokumen-dokumen dan mengecek kelengkapan dokumen


yang dibutuhkan dalam kegiatan penjualan secara kredit. Doukumen
ini dapat dilihat pada halaman lampiran. Dalam proses kerja praktek
di bagian penjualan Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIA penulis
melakukan kegiatakegiatan sebagai berikut:

a. Merekap Penjualan
Dokumen ini digunakan oleh pihak Kopkar Mitra Industri BBIA
untuk melihat barang-barang apa saja yang sudah terjual di
Kopkar Mitra Industri BBIA.

b. Mendata Piutang Kredit Barang


Dokumen ini digunakan oleh pihak Kopkar Mitra Industri BBIA
untuk mencatat anggota koperasi yang membeli barang secara
kredit di Kopkar Mitra Industri BBIA.

c. Foto Copy
Memfoto copy data serta file produk yang ditugaskan kepada
penulis untuk dilampirkan pada pembeli serta disampaikan
sebagai dokumen.

d. Memeriksa data-data produk dengan melakukan cross chek


antara data produk dalam faktur dengan data produk secara fisik.
Contoh faktur dapat dilihat padalampiran.
47

3.6 Perbandingan Antara Teori dan Praktek

Secara teori penjualan kredit yang dilakukan oleh perusahaan dengan


pembayaran yang akan diterimanya secara tertunda atau berharap dengan
jangka waktu dan batas waktu yang telah ditentukan dan disepakati oleh pihak

perusahaan sebagai pihak pemberi kredit dengan karyawan sebagai pihak


penerimaan kredit.

Menjual barang-barang kebutuhan anggotanya seperti ( beras, minyak


goreng, telur, indomie, dll), pakaian, tupperware, alat-alat rumah tangga, dan
lain-lain. Sistem penjualan yang ditawarkan oleh Koperasi Karyawan Mitra
Industri BBIA adalah penjualan tunai dan kredit.

Dalam penyusunan Tugas akhir ini, penulis hanya membahas judul


tentang Tinjuan Sistem Penjualan Kredit Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIA.
Penjualan kredit di koperasi ini memiliki jangka waktu 3 tahun untuk
pembayarannya. Setiap anggota koperasi memiliki jatah 1 ( satu) bulan setiap
tahunnya.

Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIA ini memberikan jatah sebesar Rp.
400 ribu setiap bulannya kepada para anggota koperasi untuk dapat mengambil
kebutuhan sehari-hari yang di koperasi ( seperti sembako, alat-alat rumah
tangga,pakaian, dll). Karena sudah terdaftar sebagai anggota koperasi yang
masing-masing sudah memliki kartu USP ( Unit Simpan Pinjam),
pembayarannyadilakukan tiap bulan dengan cara pemotongan gaji.
48

3.6.1 Fungsi yang Terkait dalam Sistem Penjualan Kredit

Berikut ini adalah fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit pada
Koperasi Karyawan Mitra Industri BBIA:

1. Fungsi Penjualan, fungsi ini bertanggung jawab menerima pesanan dari


pembeli mengajukan PO (Purchase Order ) kepada Kopkar Mitra Industri BBIA,
membuat faktur penjualan dan membuat kwitansi pembayaran.

2.Fungsi Penagihan, fungsi ini diotorisasioleh manager. Manager bertanggung


jawab untuk merekap data seluruh hutanganggota koperasi atau karyawan BBIA
yang melakukan pembelian secara kredit.

3.Fungsi Akuntansi, fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan akuntansi


dalam setiap transaksi penjualan yang dilakukan di Koperasi Karyawan Mitra
Industri BBIA baik tunai maupun kredit.

3.6.2 Dokumen yang digunakan dalam Sistem Penjualan Kredit

Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit pada Koperasi


Karyawan Mitra Industri BBIA adalah:

1. Formulir Pemesanan Pembelian, dokumen ini merupakan formulir yang berisi


data-data pembeli yang memesan. Di dalam formulir ini berisi nama karyawan/
anggota koperasi yang membeli barang di kopkar Mitra Industri BBIA, dokumen
ini dapat dilihat pada lampiran 1.

2.Formulir permohonan kredit, dokumen ini merupakan sebagai tanda bukti


penjualan dan bukti telah dilakukan transaksi penjualan baik secara kredit
maupun secara tunai. Dokumen ini dapat dilihat pada lampiran 2.
49

3. Kwitansi, dokumen ini digunakan sebagai bukti, bahwa pembelian telah


membayar secara tunai dalam jumlah tertentu. Dokumen ini dapat dilihat pada
lampiran 3.

3.6.3. Prosedur Penjualan Kredit di Koperasi Karyawan Mitra Industri

Prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada koperasi


karyawan Mitra Industri BBIA:

a. Prosedur Penjualan
1. Proses pengisian formulir penjualan
Proses ini berupa pengisian formulir permohonan yang dilakukan oleh
pembeli ( anggota koperasi) formulir ini berisi tentang identitas
pembeli, jenis barang yang dibeli dan pembayaran yang akan
dilakukan oleh pembeli secara kredit atau tunai.

2. Proses Pengecekan data pembeli


Proses ini berupa pengecekan kelengkapan data anggota yang
membeli. Kegiatan ini berupa pengecekan nama anggota, nomor
karyawan, cara pembayaran, jenis barang yang akan dibeli, jumlah
barang yangakan dibeli.

3. Proses pembuatan faktur jual


Faktur penjualan dibuat setelah barang tiba di koperasi, kemudian
pembeli datang untuk mengambil barang dan faktur penjualan barang
ditandatangani oleh pembeli dan petugas penjualan dan selanjutnya
diserahkan kepada pembeli ebagai tanda terima. Faktur penjualan
terdiri dari 2 lembar, satu untuk pembeli dan satu untuk arsip
koperasi. Faktur penjualan terdiri dari dua jenis yaitu faktur penjualan
tunai dan faktur penjualan kredit, faktur penjualan kredit digunakan
sebagai tanda bukti untuk penjualan kredit, sedangkan faktur
penjualan tunai digunakan sebagai bukti tanda penjualan tunai dan
selanjutnya dilakukan pembuatan kuitansi oleh bagian penjualan
untuk pembeli sebagai bukti pembayaran tunai. Kuitansi tersebut
terdiri dari 3
50
lembar, kemudian kuitansi tersebut oleh pembeli diguanakn sebagai
bukti pembayaran ke bagian kasir untuk melakukan pembayaran
tunai.

b. Prosedur penagihan penjualan kredit


1. Pada saat tutup buku (closing) seluruh data penjualan kredit ditransfer
oleh bagian penjualan secara online ke komputer server yang
diotorisasi oleh manager, kemudian manager mentrasfer data
anggota koperasi yang membeli dengan cara kredit.

2. Karyawan yang memiliki kredit di koperasi karyawan Mitra Industri


BBIA akan secara otomatis gajinya akan dipotong sejumlah cicilan
yang harus dibayar oleh karyawan tersebut.

c. Prosedur Pencatatan Akuntansi


1. Fungsi akuntansi melakukan pembukuan sesuai dengan sistem yang
telah ditetapkan berdasarkan bukti yang sah.

2. Fungsi akuntansi akan menerima faktur penjualan dari fungsi


penjualan, dan fungsi akuntansi akan mencatat dengan jurnal.

Penjualan Kredit

Piutang XXX

Penjualan Barang XXX


51
3. Fungsi akuntansi akan memerima daftaran pemotongan gaji dari
bagian Koperasi karyawan Mitra Industri BBIA untuk pembayaran,
maka fungsi akuntansi akan mecatat dengan jurnal.
Penjualan Kredit

Penjualan Barang XXX

Piutang XXX
4. Fungsi akuntansi menyimpan data keuangan sebagai dasar
penyusunan laporan keuangan.

Prosedur peminjaman uang atau kredit uang

Kegiatan penjualan Kredit pada Koperasi Karyawan Mitra BBIA tidak


terlepas dari prosedur yang mengaturnya jalannya kegiatan penjualan kredit.
Penjelasan sistem penjualan kredit pada koperasi karyawan BBIA dapat dilihat
pada gambar 3.2 .
52

1 Bagian
Anggota
Administrasi
USP

6 7

Kasir USP 3 Manajer USP

Ketua

5 4 7 Sekretaris

Bendahara

Keterangan :
- Buku Kas
Bendahara
= Alur Administrasi Keuangan
-Kas ( Fisik)
= Alur Fisik Keuangan

Gambar 3.2

Bagan Prosedur peminjaman uang atau kredit uang


53

Bagian
Administrasi
USP

Pembuat/

2 Pemotong 4
Anggota
Daftar Gaji

(PDG)

3
Bank

Bendahara

-Buku kas Bendahara

- kas ( fisik)

Keterangan :

= AlurAdministrasi keuangan

= Alur Fisik keuangan

Gambar 3.3

Bagan Prosedur Pemotongan Piutang uang

( Melalui Pemotongan Gaji)


54

Anggota

Bagian
Administrasi
USP

Bendahara

- Buku Kas
Bendahara

- kas ( Fisik)

Keterangan :

=Alur Administrasi keuangan

= Alur Fisik keuangan

Gambar 3.4

Bagan penerimaan Piutang Uang

(Langsung Melalui Koperasi)


55

3.6.4 Pengendalian Internal

Evaluasi unsur-unsur pengendalian internal yang ditetapkan pada


penjualan kredit koperasi karyawan Mitra Industri adalah sebagai berikut :

1. Anggota atau pemohon mengisi formulir permohonan pinjaman uang ke


koperasi dengan mengisi besarnya pinjaman, keperluannya, masa angsuran,
tanggal, pengajuan dan tanda tangan pemohon lalu diserahkan ke Bagian
Administrasi USP.

2. formulir permohonan pinjaman yang sudah diisi dan ditandatangani Anggota/


pemohon diserahkan kepada penguruan (cq. Manajer USP) untuk dianalisis
layak atau tidak-nya permohonan pinjaman tersebut melalui pertimbangan
pengurus (ketua, sekretaris, manajer USP).

3. Apabila layak, formulir tersebut diserahkan kepada kasir USP dengan terlebih
dahulu diisi lembar persetujuan (diisi SWK, Daperma, Sisa Pinjaman dan jasa
serta tanda tangan persetujuan pengurus).

4. kasir USP selanjutnya mengajukan permintaan uang kepada Bendahara untuk


mengisi kas kasir.

5. Bendahara mengeluarkan uang dari kas bendahara kemudian diserahkan


kepada kasir USP ( bukti : kwitansi pengeluaran kas dan dicatat dalam buku kas
bendahara).

6. kasir USP selanjutnya mengeluarkan uang pinjaman kepada Anggota/


Pemohon sesuai besarnya pinjaman yang telah disetujui oleh pengurus setelah
dipotong SWK, Daperma, Sisa pinjaman, dan jasa (apabila masih mempunyai
sisa hutang).

Bukti Pengeluaran :

- Kwitansi Pengeluaran (ditanda tangani kasir USP dan Anggota/Pemohon)


- Kwitansi penerimaan SWK dan Daperma ditanda tangani kasir USP.
- Dicatat dalam Buku kas Kasir.
56

7. Hasil penerimaan/potongan (SWK,Daperma,Sisa piutang dan jasa) oelh kasir


USP diserahkan ke Bendahara sebagai penerima ks dan bukti kwitansi ke
Bagian Administrasi USP untuk dicatat dalam Buku Jurnal, KSPA,Laporan
Realisasi dan Buku kas Pembantu Bendahara.

8. Bagian Administrasi USP membuat daftar potongan anggota yang selanjutnya


diserahkan ke Pembuat Daftar Gaji BBIA ( PDG).

9. selanjutnya PDG menyetorkan/menyerahkan gaji berdasarkan dafyar


potongan tersebut. Bendahara koperasi sesuai dengan jumlah daftar potongan
dan diterima sebagai penerimaan oleh bendahara koperasi.

Bukti Administrasi :

- Daftar Potongan Anggota Per bulan

- Buku kas Bendahara

- Kwitansi Penerimaan

10. Anggota membayar piutangnya ke koperasi melalui Bagian Administrasi USP


Bukti administrasi :

- Daftar Potongan Anggota

- Kwitansi Penerimaan

- BukuJurnal

- Buku kas Pembantu

- Buku KSPA

11. Selanjutnya penerimaan disetorkan kepada bendahara sebagai penerimaan


piutang.
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1Simpulan

Berdasarkan uraian dari Judul Tugas Akhir yaitu Tinjaun Sitem Penjualan
Kredit Sistem Penjualan Kredit Koperasi Karyawan BBIA maka penulisdapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit cukup memadai hal ini
ditunjukan dengan adanya masing-masing tugas dan tanggungjawab masing-
masing fungsi yaitu fungsi penjualan, fungsi kasir, fungsi penagihan, fungsi
pemotongan gaji, dan fungsi akuntansi.

2. Dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan kredit telah memadai yakni
dengan adanya Faktur Jual Tunai dan Faktur Jual Kredit, dan Kwitansi.

3. Prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada Koperasi Karyawan


BBIA telah memadai hal ini ditunjukan dengan adanya prosedur yang meliputi
prosedur penjualan, prosedur, penagihan, prosedur pencatatan kas masuk dna
prosedur pencatatan akuntansi.

4. pengendalian nternal pada penjualan kredit cukup memadai haliniditunjukan


dengan adanya pemahaman fungsi dalam organisasi yang meliputi fungsi
penjualan terpisah dari fungsi kasir, fungsi kasir terpisah dari fungsi akuntansi,
fungsi penagihan terpisah dari fungsi pemotongan gaji.

4.2 Saran

Dalam proses pelaksaan penjualan kredit koperasi karyawan BBIA sudah


berjalan dengan prosedur yang sesuai, oleh karena itu agar tetap dipertahankan
untuk memperlancar penjualan kredit koperasi karyawan BBIA. Untuk
mempermudah melakukan transaksi antara pegawai koperasi dengan anggota
koperasi untuk melakukan teransaksi penjualan, koperasi karyawan BBIA harus
membuat penjualan kredit secara online sehingga mempermudah anggota untuk
melihat barang-barang apa saja yang di jualn di koperasi,dan juga nggota
koperasi dapat melihat mempunyai sisa hutang di koperasi karyawan BBIA.

57
DAFTAR PUSTAKA

Eric L. Kohler,2009. Pengantar manajemen perkreditan,Jakarta.

Garald cole.w.2007 sistem akuntansi penyusunan prosedur dari metode,


BPFE,Yogyakarta.

Henry cinamora 2011. Akuntansi basis pengambilan keputusan bisnis, salemba


empat,Jakarta.

Henry siamora,2011.akuntansi rasio pengambilan keputusan bisnis,salemba


empat, Jakarta.

Kustandi,lukman syamsudin,H.kertahadi 2008.teori akuntansi UNIBRAW, Malang

Laustahadi, wawan syamsudin,h.kertahadi.2008. teori akuntansi , UNIBRAW,


Malang

Mardiasmo, 2010 . akuntansin keuangan dasar.BPFE,yogyakarta

Mulyadi,2012.sistem akuntansi, salemba empat, jakarta.

Marshall B. Romney dan paul john stan Bart, 2007.sistem informasi


akuntasi,jakarta.

Teguh Pudjo muljono, 2008.manajemen perkreditan bagi bank komersil, Jakarta.

Yahya abdurrahman, 2011.koperasi dalam kacamata syariah, Bogor.

Supriadi, Y. and Puspitasari, R., 2012. Pengaruh Modal Kerja Terhadap


Penjualan Dan Profitabilitas Perusahaan Pada PT Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. Jurnal Ilmiah Kesatuan (JIK), 14(1).

Muktiadji, N. and Sastra, H. 2013. Analisis Modal Kerja dan Pengaruhnya


Terhadap Pertumbuhan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan. Volume 1, No 3.

Fadillah, Adil. 2014. Pengaruh Tenaga Penjualan dan Citra Perusahaan


Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan. 2(1)

Nurhayati, S. and Fadillah, A. 2013. INTERNATIONAL MARKETING


STRATEGIES IN PT EUROGATE INDONESIA. Jurnal Online Mahasiswa-
Manajemen. 1(1).
58

LAMPIRAN

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai