Anda di halaman 1dari 3

Tugas I Fisika Pencitraan Medis

Achmad Faturrahman Jundi (2106662134)

Kuis 01

1. Jelaskan kenapa berkas sinar X dalam radiologi diagnostik terdiri dari foton dengan
rentang energi dan bukan berkas monoenergi. Selanjutnya kenapa setiap tabung sinar X
diagnostik memerlukan filter?
2. Apa gunanya laser dalam sistem CR? Bagaimana caranya menyiapkan PSP (photo
stimulable phosphor) sebelum digunakan? Kenapa persiapan yang demikian diperlukan?
Apabila persiapan tidak dilakukan, kira-kira apa yang akan terjadi pada citra?

Jawaban

1. Pembentukan sinar X terbagi menjadi dua cara, yaitu Bremsstrahlung dan sinar X
karakteristik. Pada Bremmstrahlung, sinar X terbentuk dari konversi energi kinetik
elektron menjadi radiasi elektromagnetik ketika elektron mengalami perlambatan akibat
interaksi dengan material target. Ketika elektron mengenai target, energi kinetik elektron
akan terkonversi menjadi bentuk energi lain. Mayoritas interaksi elektron dengan target
adalah collisional, di mana pertukaran energi pada elektron dengan target akan
menghasilkan kalor. Sebagian kecil dari elektron yang dipercepat datang mendekati inti
atom dan terpengaruh oleh medan listrik positif dari inti. Gaya Coulomb dari inti akan
menarik dan memperlambat elektron yang datang dan mengubah arah geraknya,
menyebabkan berkurangnya energi kinetik. Selisih energi akibat pengaruh Gaya Coulomb
tersebut akan diemisikan menjadi sinar X.

Jumlah energi yang hilang pada elektron yang kemudian menjadi energi sinar X
ditentukan berdasarkan jarak antara elektron datang dengan inti. Pada jarak yang relatif
jauh dari inti, gaya tarik Coulomb akan lemah, sehingga memproduksi sinar X dengan
energi rendah. Sebaliknya pada jarak yang dekat dengan inti, gaya tarik Coulomb akan
meningkat, menyebabkan perlambatan yang lebih signifikan, sehingga memproduksi
sinar X dengan energi yang lebih tinggi. Dari fenomena ini sudah dapat dilihat bahwa sinar
X yang akan dihasilkan akan membentuk spektrum dengan rentang energi akibat adanya
probabilitas interaksi elektron dengan inti. Begitu pula dengan sinar X karakteristik.
Elektron datang yang akan berinteraksi dengan elektron orbital pada atom target bersifat
probabilistik, sehingga menghasilkan karakteristik berkas sinar X dengan energi yang
berbeda-beda pula.
Kemudian terkait penggunaan filter, filter digunakan untuk menyerap foton rendah. Pada
dasarnya, foton energi rendah tidak berkontribusi terhadap pembentukan citra, namun
berkontribusi terhadap dosis yang diterima pasien. Minimum total filtrasi sebesar 2.5
mmAl dibutuhkan untuk mengurangi dosis akibat foton energi rendah.

2. Detektor pada sistem CR disebut dengan PSP (photo stimulable phosphor). PSP diletakkan
dalam kaset holder, yang mana sistem komputerisasi PSP membuat PSP dapat digunakan
secara berulang (reusable). Pembacaan citra dilakukan melalui sistem CR Reader, yang
termasuk ke dalam kategori sistem processing. Sistem processing meliputi:
a. Sistem kolektor.
b. Sistem interface.
c. Sistem eraser.
d. Sistem elektronik.

Pada CR Reader dilengkapi dengan laser infra merah dengan berkas sempit. Ketika PSP di
dalam kaset sudah dipapar dengan sinar X setelah pemeriksaan radiografi dan
dimasukkan ke dalam Reader, PSP akan dibuka dari kaset secara mekanik melalui sistem
elektronik. PSP kemudian ditranslasikan secara vertikal menggunakan roller, dan dipindai
secara horizontal menggunakan berkas laser infra merah dengan panjang gelombang
sekitar 700 nm. Adapun fungsi dari laser infra merah tersebut yaitu menstimulasi energi
yang terperangkap di PSP dengan cara memberikan energinya sedemikian hingga energi
tersebut keluar dari perangkap di PSP. Seiring dengan keluarnya energi sinar X dari
perangkap, cahaya tampak biru-hijau akan terpancar dari perangkap fosfor dan elektron
energetik akan kembali ke ground state. Cahaya tampak tersebut kemudian akan
dikumpulkan melalui PMT yang termasuk ke dalam sistem kolektor, dan kemudian akan
memproduksi sinyal listrik dan terbaca menjadi citra.
Salah satu cara mempersiapkan PSP sebelum digunakan yang paling esensial yaitu
memastikan bahwa PSP sudah melewati mode penghapusan (eraser), serta berada di
dalam kaset holder dan tertutup dengan rapat. Setelah proses pembacaan melalui laser,
sistem di CR Reader biasanya sudah otomatis melakukan penghapusan dengan
menggunakan cahaya putih. Meski demikian, fisikawan medis di radiodiagnostik wajib
untuk memastikan bahwa PSP sudah bersih dari energi residual yang terperangkap dan
sudah kembali ke kaset holder-nya. Jika persiapan tidak dilakukan, maka pada citra yang
akan dihasilkan di pemeriksaan berikutnya akan terlihat artefak-artefak akibat energi
residual dari pemeriksaan sebelumnya yang tertinggal, yang mana akan menurunkan
kualitas citra dan bahkan dapat mengganggu diagnosis dokter terhadap citra tersebut.

Bibliografi

Bushberg, J. T. (2012). The Essential Physics of Medical Imaging. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai