Perhitungan Pendapatan Nasional (Pert 3)
Perhitungan Pendapatan Nasional (Pert 3)
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
nasional yaitu:
a. Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah atau value added approach.
b. Pendekatan pendapatan atau income approach atau earning approach.
c. Pendekatan pengeluaran atau expenditure approach.
2. Pendekatan Produksi atau Nilai Tambah
seorang petani menghasilkan 100 kg (1 kuintal) padi (gabah) dan dijual dengan harga
Rp 5.000 per kuintal, kemudian padi atau gabah tersebut diproses/diolah menjadi
beras sebanyak 62 kg beras; dan beras tersebut laku dijual dengan nilai Rp
10.000/kg. Kemudian beras itu dibeli oleh pengusaha warung makan (Warteg) dan
diolah menjadi nasi putih sebanyak 5 piring nasi per kg beras yang dapat dijual
dengan harga Rp 4.000 per piring. Hitunglah berapa seluruh nilai tambah yang
diciptakan oleh kegiatan pertanian padi sampai dengan warung nasi!
Sebagai catatan, nilai tambah bukanlah nilai produksi dikurangi dengan nilai
“ “
seluruh biaya termasuk upah tenaga kerja. Jika ini yang kita lakukan maka jumlah
“
tersebut bukan merupakan nilai tambah melainkan hanya merupakan laba saja. kita
“ “
harus ingat bahwa pendapatan itu adalah penjulahan dari upah, gaji, dewa, bunga,
“
dan laba.
Dengan asumsi tidak ada biaya produksi, kecuali bahan mentah/dasar, maka
perhitungan nilai tambah adalah sebagai berikut. Perhatikan tabel 5
Nilai tambah petani padi merupakan kontribusi pada nilai tambah sektor
pertanian (Rp 400.000); nilai tambah penggilingan padi (Rp 220.000) menghasilkan
nilai tambah dari sektor industri pengolahan, dan nilai tambah warung nasi (Rp
“ “
Berikut adalah perhitungan nilai tambah produksi berbasis padi dapat dilihat“
Namun data di atas belum memasukkan nilai penyusutan alat produksi dan
barang mentah lainnya dan pajak tidak langsung. Oleh karena itu jumlah nilai
“
tambah sesungguhnya sama dengan nilai produk domestik bruto (PDB) atas
“ “
dasar harga pasar. Pajak tidak langsung sifatnya menaikkan harga barang karena
“
produk neto (PDN) atas dasar harga pasar; dan bila ini dikurangi lagi dengan
“ “
pajak tidak langsung sama dengan produk domestik neto (PDN) atas dasar harga
“ “
Berikut ini adalah contoh penghitungan kontribusi dari setiap mangkok bakso
mie pada PDB dengan data hipotesis.
a. Laba usaha mie bakso per mangkok adalah harga mie bakso dikurangi dengan
seluruh biaya produksi mie bakso, yaitu:
Rp 15.000-Rp 6.325 = Rp 8.675 per mangkok. Jika pada tahun 2015 dihasilkan
10.000.000 mangkok mie bakso, maka total laba usaha mie bakso pada tahun
2015 sebesar 10.000.000 x Rp 8.675 = Rp 86.750.000.000 atau Rp 86,75 milyar.
b. Kontribusi pada PDB per mangkok mie bakso adalah harga mie bakso per
mangkok dikurangi semua nilai bahan yang digunakan saja tidak termasuk upah
tenaga kerja, sewa alat, bunga bank, dan laba karena keempat hal yang terakhir
ini adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang merupakan pendapatan atau
penghasilan para pemiliknya.
Jadi kontribusi terhadap PDB dari suatu mangkok mie bakso adalah:
Rp 15.000 – (Rp 2.000 + Rp 3.000 + Rp 500 + Rp 100) =
Rp 15.000 – Rp 5.600 = Rp 9.400;.
Jika di seluruh Indonesia pada tahun 2015 dihasilkan 10.000.000 mangkok mie
bakso, maka kontribusi mie bakso pada PDB Indonesia tahun 2015 sebesar
10.000.000 x Rp 9.400 = Rp 94.000.000.000 atau sebesar Rp 94 milyar.
c. Kontribusi pada pendapatan nasional dari satu mangkok mie bakso adalah:
Nilai PDB total – pajak tidak langsung (PPN) – penyusutan alat =
Rp 9.400 – (Rp 100 – Rp 50) =
Rp 9.400 – Rp 150 = Rp 9.250
Dengan jumlah produksi 10.000.000 mangkok mie bakso pada tahun 2015,
didapatkan nilai pendapatan nasional:
Nilai pendapatan nasional ini dapat dicocokkan dengan hasil penghitungan melalui
pendekatan pendapatan yaitu: upah/gaji + sewa + bunga + laba = Rp 250 + Rp 250
+ Rp 75 + Rp 8.675 = Rp 9.250 per mangkok.
Dengan jumlah produksi mie bakso tahun 2015 sebanyak 10.000.000 mangkok,
maka total pendapatan nasional dari usaha produksi mie bakso sebesar Rp
10.000.000 x Rp 9.250 = Rp 92.500.000.000; atau Rp 92,5 miliar per tahun.
Sukirno (2017: 42) memberikan contoh ilustrasi penghitungan nilai tambah. Dalam
contoh ini terdapat kegiatan memproduksi dalam mewujudkan perabot rumah
“
tangga. Seperti kursi, lemari atau tempat tidur. Kegiatan yang perlu dilakukan untuk
“ “
membuat perabot adalah: menebang kayu hutan, menggergaji kayu hutan, membuat
perabot di pabrik perabot dan mejual kayu tersebut ke toko perabot.
“
Dimisalkan pengambilan kayu hutan tidak membayar sesuatu pun untuk menebang
“
kayu di hutan. Maka nilai tambah yang diciptakan penebang kayu hutan adalah Rp.
“ “ “
60 ribu. Secara keseluruhan nilai tambah yang diciptakan oleh keempat kegiatan
“
ekonomi adalah:
“
Tabel 6 . “Contoh Menghitung Nilai Tambah
1. Mengambil Kayu 60 60
hutan
1. Menggergaji papan 240 180
lapangan usaha.
pertanian adalah RP. 300 Triliun dan sektor tersebut membeli bahan mentah dari
“
sektor lain dengan nilai RP. 100 Triliun. Berdasarkan contoh tersebut dapat “
Trilliun.
a. Industri pengolahan
b. Listrik, gas, air
c. Bangunan digolongkan sektor sekunder
Dan sektor 6-ke-9 di golongkan sebagai sektor jasa atau sektor tertier. Berikut
adalah PDB menurut lapangan usaha dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini:
“ “
Tabel 7. PDB “Menurut Lapangan Usaha (2002)
Berdasarkan hal tersebut maka data PDB menurut harga yang berlaku untuk
“
a. Pendekatan Pendapatan
produksi alat kapital dan tanah, faktor modal finansial, dan faktor produksi
“
Kemudian, nilai ini ditambah dengan nilai pajak tidak langsung dan nilai
penyusutan akan diperoleh nilai PDB; yaitu:
faktor-faktor produksi dalam satu tahun tertentu”. Sebabnya adalah karena dalam
“
gaji, upah, bunga, sewa, dan keuntungan sebenarnya dari usaha yang dilakukan
oleh keluarga tersebut. Oleh karena itu, penghitungan pendapatan nasional
“
5) Keuntungan perusahaan.
Nilai
Jenis Kegiatan Persentasi
(Milyar)
Y=W+i+r+𝝅
Keterangan:
Y: Pendapatan Nasional
i : Bunga (Interest)
r : Sewa ( Rent)
dalam perekonomian. Ada 4 macam satuan ekonomi yang kita ketahui yaitu:
“ “
(C), pengeluaran investasi oleh perusahaan (I), pengeluaran pemerintah (G), dan
“ “
pengeluaran oleh sektor luar negeri. Sehingga untuk mendapatkan nilai PDB, data
yang dikumpulkan juga total pengeluaran konsumsi rumah tangga, total
“ “
Menurut Sukirno (2017: 37) “Data pendapatan nasional yang dihitung dengan
cara pengeluaran akan dapat memberi gambaran tentang :
a. Sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau sampai dimana
baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingakt kemakmuran yang sedang
dinikmati.
b. Memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis makroekonomi”.
1
Produk Domestik Bruto perlu dibedakan dengan Produk Nasional Bruto, karena dalam Produk
“
Nasional Bruto sudah dimasukkan pendapatan neto dari hasil usaha di luar dari hasil usaha di luar
negeri. Sedangkan Produk Domestik Bruto merupakan hasil semua kegiatan yang dikerjakan di
dalam negeri termasuk kegiatan orang asing yang ada di negeri kita. Dalam Produk Nasional Bruto,
hasil investasi atau kegiatan orang assing di negara kita, dikeluarkan dan hasil kegiatan bangsa
Indonesia di luar negeri dimasukkan dalam perhitungan.
“
5. KOMPONEN “PENGELUARAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN
“Produk neto (net output) berarti nilai tambah dalam suatu proses produksi.
Dengan demikian cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah
cara menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh
perusahaan di berbagai lapangan usaha perekonomian. Penggunaan cara ini
dalam menghitung pendapatan nasional menpunyai tujuan penting, yaitu ;
8. Pendapatan Nasional
Dikurangi :
Ditambah :
a. Pembayaran pindahan.
b. Bunga pinjaman konsumen.
c. Bunga pinjaman pemerintah +
= PENDAPATAN PRIBADI
9. Pendapatan Disposebel
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para
penerima pendapatan, nilai yang tersisa dinamakan pendapatan disposebel. Dengan
demikian pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh
para penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk
membeli barang dan jasa yang mereka ingini. Tetap biasanya tidak semua
pendapatan disposebel digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung
dan sebagian lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman yang
digunakan untuk membeli barang-barang secara mencicil.
a. Yd = Yp – T
b. Yd = C + S
10. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
𝑷𝑵 𝒓𝒊𝒊𝒍𝟏 − 𝑷𝑵 𝒓𝒊𝒊𝒍𝟎
𝒈= 𝒙𝟏𝟎𝟎
𝑷𝑵 𝒓𝒊𝒊𝒍𝟎
a. Masalah-Masalah Penghitungan
Tidak semua kegitan ekonomi dalam suatu negara dicatat dengan baik.
“ “
taksiran yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik dan bukan yang diberikan oleh
setiap perusahaan dalam negara.
gaji ada juga yang memberikan fasilitas lain seperti perumahan, dan
kendaraan.
3) Masalah penghitungan dua kali.
Sulit menghitung barang antara barang jadi dengan barang setengah jadi.
Sering terjadi penghitungan dua kali untuk beberapa barang.
tahun ke tahun. Maka menentukan bobot dll menyebabkan indeks harga tidak
dihitung cepat.
1) Tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai dan nilai output yang
diproduksikan.
2) Komposisi dari perbelanjaan agregat.
3) Sumbangan berbagai sekto dalam mewujudkan pendapatan nasional.
4) Taraf kemakmuran yang dicapai.
Selain itu data pendapatan nasional berguna sebagai dasar dalam membuat
ramalan dan perencanaan ekonomi di masa depan. Dibawah ini kegunaan-
kegunaan yang menerangkan lebih dalam menurut Sukirno (2017) :
1) Menilai prestasi kegiatan ekonomi.
Jika data dibandingkan untuk tahun yang berbeda, mereka juga dapat
dibandingkan dan gambaran umum dari perubahan pola kegiatan ekonomi di
negara tersebut dapat diperoleh. Dalam ekonomi yang sedang berkembang,
peran sektor industri meningkat ketika peran sektor pertanian menurun. Data
Pendapatan Nasional dihitung dengan metode dimana produk bersih dapat
memberikan informasi numerik (kuantitatif) tentang perubahan aktual yang
berlaku.