Oleh :
Tri Setyawati ( 1810104032 )
Fauziah Ayu Setyaning Tyas ( 1810104077 )
Produk Bersama dan Produk Sampingan
Produk bersama(joint products) adalah beberapa jenis produk dengan nilai jual relative tinggi
yang dihasilkan melalui proses bersama dan menggunakan satu jenis bahan baku.
Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dari proses bersama dan memiliki nilai jual
yang rendah contohnya,tanduk sapi merupakan produk sampingan karena tujuan perusahaan
menyembelih sapi adalah untuk mendapatkan dagingnya bukan tanduknya.
Biaya Produksi Bersama dan Separable Production Cost
Biaya produksi bersama ( joint production cost) adalah biaya untuk menghasilkan produk
bersama dan produk sampingan.
Separable cost adalah biaya yang terjadi setelah titik pisah atau setelah produk dapat
diidentifikasi ke masing-masing unitnya yang terdiri atas biaya produksi untuk memproses
produk tertentu lebih lanjut ( separable production cost) serta beban pemasaran dan beban
administrasi produk tersebut.
Berikut contoh perhitungan harga pokok produk
1. Untuk menentukan nilai persediaan dan menghitung harga pokok penjualan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan eksternal.
2. Untuk menentukan nilai persediaaan yang terkait dengan tujuan asuransi.
3. Untuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan terkait pelaporan keuangan
internal, seperti laporan profitabilitas produk.
4. Untuk menentukan penggantian biaya kontrak jika perusahaan hanya menjual bagian
tertentu dari produk bersama.
5. Untuk menentukan harga jual masing-masing produk yang dihasilkan.
Akuntansi Produk Sampingan
Nilai pasar bersih ( net market value ) atau nilai realisasi bersih ( net realizable value )
diperlakukan sebagai persediaan produk sampingan.
Berdasarkan metode ini, harga pokok produk sampingan dihitung dengan menggunakan taksiran nilai pasar
bersih ( NPB ) atau nilai realisasi bersih. Besarnya biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama
atau produk utama diperoleh dari total biaya roduksi bersama dikurangi nilai pasar bersih produk sampingan.
Contohnya, anggap biaya produksi bersama sebesar Rp.10.000.000 dan nilai pasar bersih produk sampingnya
adalah Rp. 1.000.00. besarnya biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama atau produk
utamanya menjadi Rp. 9.000.000 ( Rp. 10.000.000 – Rp.1.000.000 ). Berikut ini ayat jurnal untuk mencatat
pembebanan biaya produksi bersama
Persediaan barang dalam proses Rp. 10.000.000
Berbagai akun dikredit
(persediaan bahan baku langsung,biaya gaji Rp. 10.000.000
dan upah dan biaya overhead pabrik )
berikut ini ayat jurnal untuk mencatat nilai pasar bersih produk sampingan.
Taksiran nilai pasar setelah produk diproses lebih lanjut adalah Rp1000.000. Biaya produksi untuk memproses
lebih lanjut sebesar Rp300.000. Kemudian, taksiran beban pemasarannya Rp60.000 dan beban administrasinya
sebesar Rp40.000. nilai pasar bersih produk sampingannya dihitung sebagai berikut.
Taksiran nilai pasar produk sampingan Rp 1.000.000
Separable cost:
Taksiran biaya produksi untuk proses lebih lanjut -Rp 300.000
Taksiran beban pemasaran -Rp 60.000
Taksiran beban pemasaran dan administrasi -Rp 40.000
Total separable cost -Rp 400.000
Taksiran nilai pasar bersih produk sampingan Rp 600.000
Berikut ini ayat jurnal untuk mencatat taksiran nilai pasar bersih produk sampingannya.
Berikut ini ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya untuk proses lebih lanjut ke produk sampingan.
Berikut ayat jurnal untuk mencatat beban pemasaran dan administrasi dengan asumsi biaya sesunnguhnya sama dengan biaya
taksiran.
Jika produk sampingan dijual dengan harga Rp1.000.000 sesuai dengan taksiran nilai pasarnya, ayat jurnalnya sebagai berikut.
Kas Rp1.000.000
Jika harga jual sesungguhnya dari produk sampingan sebesar Rp1.200.000, ayat jurnalnya sebagai berikut.
Kas Rp1.200.000
Ketika produk sampingan dijual semua nilai pasar bersih produk sampingan
dicatat sebagai pendapatan lain-lain dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Kas/Piutang Dagang Rp. xxx
Pendapatan Lain-Lain (Penjualan Produk Sampingan) Rp. xxx
Pembebanan Biaya Produksi Bersama ke Produk Bersama
Berikut ini ukuran fisik yang dapat digunakan sebagai dasar alokasi.
Berikut ini nilai jual yang dapat digunakan sebagai dasar alokasi.
2. Nilai pasar bersih. Nilai pasar bersih digunakan sebagai dasar alokasi
biaya produksi bersama jika produksi bersama diproses lebih lanjut.
Alokasi Biaya Produksi Bersama
1. Berat Produk
Contoh : Pada tahun 2016, PT.Padang Agrofood menghasilkan 4 jenis produk dari pemotongan ayam, yaitu dada,paha,sayap, dan ceker.
Ceker merupakan produk sampingan, sedangkan produk lainnya merupakan produk bersama. Berikut ini informasi mengenai keempat
produk tersebut.
Biaya produksi bersama untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp. 11.000.000 . biaya produksi untuk memproses lebih
lanjut ( separable cost ) ceker presto ( drumsticks presto ) adalah Rp. 100.000 .
Pertanyaan :
•Berapa biaya produksi bersama yang harus dialokasikan ke produk besama jika nilai pasar bersih produk sampingan diperlakukan
sebagai persediaan produk sampingan ( metode 1 ) ?
•Hitunglah harga pokok per unit untuk setiap jenis produk bersama.
Jawab :
Jawab :
Total
Rp. 10.000.000
c. Ayat jurnal untuk mencatat biaya produksi bersama ke produk bersama dan produk sampingan.
Jika biaya produksi bersama dialokasikan ke produk bersama berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan, harga
pokok produk per unitnya dihitung sbagai berikut.
Produk Produksi Alokasi biaya produksi Jumlah
bersama
Dada 3.000 unit Rp. 3.000.000
Paha 5.000 unit Rp. 5.000.000
Paha 5.000 unit Rp. 5.000.000
Sayap 2.000 unit Rp. 2.000.000
Sayap 2.000 unit Rp. 2.000.000
Total 10.000 unit Rp. 10.000.000
Total 10.000 unit Rp. 10.000.000
a. Nilai Pasar Bruto (Gross Market Value) Nilai pasar bruto diterapkan untuk perusahaan yang dapat menjual
produknya pada saat titik pisah tanpa perlu memproses lebih lanjut.
Berikut adalah alokasi biaya bersama berdasarkan nilai pasar bruto. Harga pokok per unit dihitung
Nilai Pasar Alokasi biaya jumlah Alokasi Biaya Produksi HP/Unit
Produk sebagai berikut.Bersama
Produk
Bruto produksi bersama Bersama
Bersama
Rp. 3.750.000 3.000 unit Rp1.250
Rp15.000.000 𝑅𝑝15.000.000 Dada
Dada 𝑅𝑝40.000.000 Rp. 3.750.000
Rp. 5.000.000 5.000 unit Rp1.000
× 𝑅𝑝. 10.000.000 Paha
Rp20.000.000 𝑅𝑝20.000.000 Rp. 1.250.000 2.000 unit Rp 625
Paha 𝑅𝑝40.000.000 Rp. 5.000.000 Sayap
× 𝑅𝑝. 10.000.000 Rp. 10.000.000
Rp. 5.000.000 𝑅𝑝5.000.000 Total
Sayap 𝑅𝑝40.000.000 Rp. 1.250.000
× 𝑅𝑝. 10.000.000
Rp. 40.000.000 Rp. 10.000.000
Total
PT. X
Laporan Laba Rugi
Tahun 20xx
Rpxxx
Penjualan
(Rpxxx)
Harga pokok penjualan
Rpxxx
Laba kotor
Beban operasional
(Rpxxx)
Beban pemasaran serta administrasi dan umum
Rpxxx
Laba operasional
Pendapatan lain-lain
Keuntungan penjualan produk sampingan
Rpxxx
Laba bersih sebelum pajak
Rpxxx
Produk Bersama Diolah Melalui Beberapa Titik Pisah( Multiple Split-Off Points)
Contoh pengolahan produk melalui beberapa titik pisah adalah pengolahan buah kelapa sawit.
Contoh
PT Lampung Nyiur Malambai menghasilkan tiga produk dari proses bersama vang menggunakan bahan baku kelapa, yaitu
santan kotak, Virgin Coconut Oil (VCO), dan cocodrink. Produk cocodrink dihasilkan di Departemen III, produk santan kotak
di Departemen IV, dan produk VCO di Departemen V. Harga jual per kotak untuk produk santan kotak adalah Rp50.000,
produk VCO Rp150.000, dan produk cocodrink Rp100.000. Departemen I memproses 1.000 kotak produk dengan total biaya
Rp5.950.000. Sebanyak 60 persen barang jadi di Departemen I ditransfer ke Departemen II, dan sisanya ditransfer ke
Departemen III. Tambahan biaya di Departemen II sebesar Rp1.000.000, sedangkan Departemen III sebesar Rp1.500.000.
Karena adanya penguapan, produk vang dihasilkan di Departemen III hanya 250 kotak. Sebanyak 80 persen barang jadi di
Departemen II ditransfer ke Departemen IV dan sisanya ke Departemen V. Tambahan biaya di Departemen IV sebesar
Rp2.000.000, sedangkan Departemen V sebesar Rp3.000.000.
Pertanyaan :
Produk cocodrink:
Nilal pasar-cocodrink (250 kg x Rp100.000) Rp25.000.000
Dikurangi: Pemrosesan di Departemen III -Rp 1.500.000 Rp 23.500.000
Total nilai pasar pada titik pisah Rp 59.500.000
Berikut penghitungan alokasi biaya produksi bersama di Departemen I.
Alokasi Biaya Produksi Bersama
Produk santan kotak dan VCO (ke Departemen II)
Rp36.000.000/Rp59500.000 x Rp5.950.000 Rp3.600.000
Produk cocodrink (ke Departemen III)
Rp23.500.000/Rp59500.000 x Rp5.950.000 Rp2.350.000
Total Rp5.950.000
Biaya Departemen II Rp1.000.000
Alokasi biaya dari Departemen I Rp3.600.000
Total biaya Departemen II Rp4.600.000
Berikut penghitungan alokasi biaya bersama dari Departemen II sebesar
Rp4.600.000 ke Departemen IV (produk santan kotak) dan V (produk VCO).
Alokasi Biaya Bersama
Produk santan kotak (Departemen IV)
Rp22.000.000/Rp37.000.000 x Rp4,600.000 Rp2.735.135
Produk VCO (Departemen V)
Rp15.000.000/Rp37.000.000 x Rp4.600.000 Rp1.864.865
Total Rp4.600.000
Berikut data nilai persediaan produk bersama
Alokasi Biaya Separable
Produksi Total Produksi HP per unit
Produksi Production Cost
Santan Kotak Rp 2.735.135 Rp 2.000.000 (D. IV) Rp 4.735.135 480 Rp 9.865
VCO Rp 1.864.865 Rp 3.000.000 (D. V) Rp 4.864.865 120 Rp 40.541
Cocodrink Rp 2.350.000 Rp 1.500.000 (D. III) Rp 3.850.000 250 Rp 15.400
Total Rp 6.950.000 Rp 6.500.000 Rp 13.450.000
c.
a. Ayat Jurnal
Persediaan BDP Departernen II Rp4.600.000 9) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan blaya produksi di
5) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi di Departemen III.
Departemen IV.
Persediaan BDP Departemen III Rp 1.500.000
Persediaan BDP Departemen IV Rp2.000.000
Berbagai akun dikredit Rp1.500.000
Berbagai akun dikredit Rp2.000.000
10)Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen III (Produk
6) Ayat jurnal untuk mencatar barang jadi di Departemen IV (Produk
C).
A)
Contoh
PT Sosis Aceh memiliki tiga macam produk, yaitu sosis sapi, ayam, dan ikan tuna. Sosis sapi diproduksi dari
tanggal 1-10 Agustus, sosis ayam 11-20 Agustus, dan sosis ikan tuna diproduksi pada tanggal 21-31 Agustus. Lama
proses produksi sosis sapi 0,15 jam mesin per bungkus, sosis ayam 0,4 jam mesin per bungkus, dan sosis ikan tuna
0,2 jam mesin per bungkus. Berikut data perusahaan yang diperoleh dari perusahaan selama bulan agustus 2016.
b. Buat ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya ke produk dan mencatat barang jadi.
Jawab :
1) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku 3) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik ke
langsung ke produk. produk
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Sapi Rp10.000.000 Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Sapi Rp7.500.000
Biaya konversi ( biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ) untuk menghasilkan ketiga produk tersebut
adalah Rp. 7.250.000.Biaya Konversi dialokasika ke masing-masing produk berdasarkan nilai jual produk.
Pertanyaan:
a. Hitunglah harga pokok produk per lembar untuk masing-masing jenis produk
b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi dan mencatat barang jadi
Jawab :
a.perhitungan harga pokok produk per unitnya sebagai berikut
Untuk menghasilkan produk tersebut telah dikeluarkan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dengan rincian
berikut
Produk BBB Langsung BTK Langsung
Manisan Rambutan Rp. 12.000.000 Rp. 5.500.000
Manisan Nanas Rp. 9.600.000 Rp. 4.600.000
Manisan Kedondong Rp. 6.600.000 Rp. 4.200.000
Perusahaan berencana berencana untuk menerapkan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas. Berikut ini data biaya aktivitas overhead pabriknya
Set-up mesin Rp. 1.000.000
Pengecekan kualitas bahan baku Rp. 2.000.000
Pengupasan dan pengirisan bahan Rp. 4.000.000
Pengecekan kualitas produk Rp. 1.250.000
Pemindahan produk ke gudang Rp. 1.750.000
Total BOP Rp.10.000.000
Berikut ini data aktivitas overhead-nya
Keterangan Manisan Rambutan Manisan Manisan Kedondong
Nanas
Lama set-up mesin 2 jam 5 jam 3 jam
Lama pengecekan bahan 8 jam 7 jam 10 jam
Jumlah jam mesin 100 jam 250 jam 150 jam
Jumlah pengecekan produk 10 kali 8 kali 7 kali
Jumlah Perpindahan 20 kali 12 kali 8 kali
Pertanyaan :
a. Menurut anda,apakah perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok proses atau perhitungan harga pokok pesanan sebagai metode pengumpulan biaya
produksi?mengapa?
b. Gambarkan diagram pembebanan biaya produksi ke produk,baik menggunakan perhitungan harga pokok produk berbasis volume maupun dengan perhitungan
harga pokok poduk berbasis aktivitas.
c. Hitunglah harga pokok produk dengan pendekata perhitungan harga pokok produk berbasis volume dengan menggunakan metode harga pokok rata-rata
(average cost method )
d. Hitunglah Harga pokok produk dengan pendekatan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dengan menggunakan metode harga pokook rata-rata.
Jawab :
a. Metode pengumpulan biaya yang digunakan oleh perusahaan adalah metode perhitungan harga pokok proses (process
costing) karena produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan bersifat standar/homogen.
b. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume
Tarif BOP = Rp.10.000.000/500 JM = Rp. 20.000 per JM
Biaya diperhitungkan:
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Rambutan: 10.000xRp.1.681,82 Rp.16.818.200
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Nanas: 4.000xRp. 4.086,96 Rp.16.347.840
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Kedondong: 2.000xRp.6.428,57 Rp. 12.857.107
Total HP Barang Jadi Rp. 46.023.147
a. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas
Tarif biaya overhead pabrik (BOP) dihitung sebagai berikut
Biaya Diperhitungkan:
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Rambutan: 10.000 x Rp.1.774,09 Rp.17.740.900
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Nanas : 4.000 x Rp.3.866,30 Rp. 15.465.200
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Kedondong: 2.000 x Rp. 6.428,57 Rp. 12.857.170
Total Harga Pokok Barang Jadi Rp. 46.063.270
PT.PEKAN BARU SWEETY
Laporan Harga Pokok Produksi
(Pendekatan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas )
Bulan Agustus 2016
DATA PRODUKSI
Manisan Rambutan Masuk Proses ( 10.000 + 2.000 ) 12.000 kaleng
Manisan Rambutan Selai 10.000 kaleng
Manisan Rambutan dalam proses Akhir (BBB 100%,BK 50%) 2.000 kaleng
Total Manisan Rambutan yang diproses 12.000 kaleng
Manisan Nanas Masuk Ptoses (4.000 + 1.000 ) 5.000 kaleng
Manisan Nanas selai 4.000 kaleng
Manisan Nanas dalam proses Akhir (BBB80%,BK60%) 1.000 kaleng
Total Manisan Nanas yang diproses 5.000 kaleng
Manisan Kedondong selai 2.000 kaleng
Manisan Kedondong dalam Proses Akhir (BBB 40%,BK20%) 500 kaleng
Total Manisan Kedondong yang diproses 2.500 kaleng
BIAYA DIBEBANKAN
Unsur Biaya Total Unit setara HP per unit
Manisan Rambutan
BBB Rp. 12.000.000 10.000+2.000(100%)= 12.000 kaleng Rp. 1.000
BTK Rp. 5.500.000 10.000+2.000(100%)= 12.000 kaleng Rp. 500
BOP Rp. 3.015.000 10.000+2.000(50%) = 11.000 kaleng Rp. 274,09
Subtotal Rp. 20.515.000 Rp. 1.774,09
Manisan Nanas
BBB RP. 9.600.000 4.000+1.000(80%) = 4.800 kaleng Rp. 2.000
BTK Rp. 4.600.000 4.000+1.000(60%) = 4.600 kaleng Rp. 1.000
BOP Rp .3.985.000 4.000+1.000(60%) = 4.600 kaleng Rp. 866,30
Subtotal Rp.18.185.000 Rp. 3.866,30
Manisan Kedondong
BBB Rp. 6.600.000 2.000+500 (40%) = 2.200 kaleng Rp. 3.000
BTK Rp. 4.200.000 2.000+500 (20%) = 2.100 kaleng Rp. 2.000
BOP Rp. 3.000.000 2.000+500 (20%) = 2.100 kaleng Rp. 1.428,57
Subtotal Rp.13.800.000 Rp. 6.428,57
Total Rp.52.500.000
Harga Pokok Barang dalam Proses Akhir
Manisan Rambutan
BBB: 2.000 kaleng (100%) x Rp. 1.000 Rp. 2.000.000
BTK: 2.000 kaleng(50%) x Rp. 500 Rp. 500.000
BOP: 2000 kaleng (50%) x Rp. 274,09 Rp. 274.090
Subtotal Rp. 2.774.090
Manisan Nanas
BBB: 1000 kaleng (80%) x Rp. 2.000 Rp. 1.600.000
BTK: 1.000 kaleng (60%) x Rp. 1.000 Rp. 600.000
BOP: 1.000 kaleng (60%) x Rp. 866,30 Rp. 519.000
Subtotal Rp. 2.719.783
Manisan Kedondong
BBB: 500 kaleng ( 40%) x Rp. 3.000 Rp. 600.000
BTK: 500 kaleng (20%) x Rp. 2.000 Rp. 200.000
BOP: 500 kaleng (20%) x Rp. 1.428,57 Rp. 142.857
Subtotal Rp. 942.857
Total Harga Pokok BDP Akhir Rp. 6,436.730
Total Biaya Diperhitungkan Rp.52.500.000
LATIHAN-1 HAL 403
1. PT Medan Palm Oil merupakan perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit yang dimiliki oleh
Novita Sari Putri. Perusahaan tersebut menghasilkan tiga jenis produk, yaitu minyak kelapa sawit
(crude palm oil--CPO), daging kelapa sawit, dan sabut (fiber). Minyak kelapa sawit dan dagirg
kelapa sawit merupakan produk bersama, sedangkan fiber merupakan produk sampingan, Biaya
untuk menghasilkan produk tersebut terdiri atas blaya bahan baku sebesar Rp50.000.000 dan biaya
konversi sebesar Rp100.000.000. Pabrik menghasilkan 20.000 liter CPO, 2.000 kg daging kelapa sawit,
dan 500 kg fiber. Harga jual CPO sebesar Rp15.000 per liter, daging kelapa sawit sebesar Rp10.000
per kg, dan fiber sebesar Rp5.000 per kg. Untuk menjual fiber diperlukan beban pemasaran dan
administrasi sebesar Rp100 per kg.
Pertanyaan:
a. Hitunglah harga pokok produk bersama dan sampingan menggunakan nilai pasar bersih.
b. Bualah ayat jurnal yang diperlukan dengan asumsi Metode I (nilai pasar bersih produk sampingan
diperlakukan sebagai persediaan produk sampingan) digunakan untuk akuntansi produk
sampingan.
JAWAB
AN
a. Data Produksi
Produksi Harga Jual
CPO 20.000 L Rp15.000 per liter
Daging kelapa sawit 2.000 kg Rp10.000 per kg
Fiber 500 kg Rp5000 per kg
Nilai pasar bruto produk sampingan Rp 2.500.000
Separable Cost
Beban pemasaran dan administrasi
Rp100 ×500 -Rp 50.000
Nilai pasar bersih produk sampingan Rp 2.450.000
Biaya produksi bersama
Rp50.000.000 + Rp100.000.000 Rp 150.000.000
Nilai pasar bersih produk sampingan -Rp 2.450.000
Biaya produksi bersama untuk produk bersama Rp 147.550.000
Produk Bersama Nilai Pasar Bruto Alokasi Biaya Produksi Bersama Jumlah
CPO Rp 300.000.000 Rp300.000.000/Rp.320.000.000 × Rp147.550.000 Rp 138.328.125
Daging kelapa sawit Rp 20.000.000 Rp20.000.000/Rp.320.000.000 × Rp147.550.000 Rp 9.221.875
Total Rp 320.000.000 Rp 147.550.000
b. Ayat jurnal