Anda di halaman 1dari 45

PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK

BERSAMA DAN PRODUK SAMPINGAN

Oleh :
Tri Setyawati ( 1810104032 )
Fauziah Ayu Setyaning Tyas ( 1810104077 )
Produk Bersama dan Produk Sampingan
 Produk bersama(joint products) adalah beberapa jenis produk dengan nilai jual relative tinggi
yang dihasilkan melalui proses bersama dan menggunakan satu jenis bahan baku.
 Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dari proses bersama dan memiliki nilai jual
yang rendah contohnya,tanduk sapi merupakan produk sampingan karena tujuan perusahaan
menyembelih sapi adalah untuk mendapatkan dagingnya bukan tanduknya.
Biaya Produksi Bersama dan Separable Production Cost
 Biaya produksi bersama ( joint production cost) adalah biaya untuk menghasilkan produk
bersama dan produk sampingan.
 Separable cost adalah biaya yang terjadi setelah titik pisah atau setelah produk dapat
diidentifikasi ke masing-masing unitnya yang terdiri atas biaya produksi untuk memproses
produk tertentu lebih lanjut ( separable production cost) serta beban pemasaran dan beban
administrasi produk tersebut.
 Berikut contoh perhitungan harga pokok produk

Alokasi biaya bersama Rp.xxx


Separable production cost Rp.xxx
Harga produk Rp.xxx
Perlunya Alokasi Biaya Bersama

1. Untuk menentukan nilai persediaan dan menghitung harga pokok penjualan dalam rangka
penyusunan laporan keuangan eksternal.
2. Untuk menentukan nilai persediaaan yang terkait dengan tujuan asuransi.
3. Untuk menentukan nilai persediaan dan harga pokok penjualan terkait pelaporan keuangan
internal, seperti laporan profitabilitas produk.
4. Untuk menentukan penggantian biaya kontrak jika perusahaan hanya menjual bagian
tertentu dari produk bersama.
5. Untuk menentukan harga jual masing-masing produk yang dihasilkan.
Akuntansi Produk Sampingan
 Nilai pasar bersih ( net market value ) atau nilai realisasi bersih ( net realizable value )
diperlakukan sebagai persediaan produk sampingan.
Berdasarkan metode ini, harga pokok produk sampingan dihitung dengan menggunakan taksiran nilai pasar
bersih ( NPB ) atau nilai realisasi bersih. Besarnya biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama
atau produk utama diperoleh dari total biaya roduksi bersama dikurangi nilai pasar bersih produk sampingan.
Contohnya, anggap biaya produksi bersama sebesar Rp.10.000.000 dan nilai pasar bersih produk sampingnya
adalah Rp. 1.000.00. besarnya biaya produksi bersama yang dibebankan ke produk bersama atau produk
utamanya menjadi Rp. 9.000.000 ( Rp. 10.000.000 – Rp.1.000.000 ). Berikut ini ayat jurnal untuk mencatat
pembebanan biaya produksi bersama
Persediaan barang dalam proses Rp. 10.000.000
Berbagai akun dikredit
(persediaan bahan baku langsung,biaya gaji Rp. 10.000.000
dan upah dan biaya overhead pabrik )
berikut ini ayat jurnal untuk mencatat nilai pasar bersih produk sampingan.

Persediaan produk sampingan Rp. 1.000.000

Persediaan barang dalam proses Rp. 1.000.000

Nilai pasar bersih produk sampingan diitung sebagai berikut.


Taksiran nilai pasar bruto produk sampingan Rp. xxx
Separable cost :
Taksiran biaya produksi lebih lanjut ( Rp. xxx )
Taksiran beban pemasaran ( Rp. xxx )
Taksiran beban administrasi dan umum ( Rp. xxx )
Total separable cost (Rp. xxx)
Nilai pasar bersih produk sampingan Rp. xxx
Contoh

Taksiran nilai pasar setelah produk diproses lebih lanjut adalah Rp1000.000. Biaya produksi untuk memproses
lebih lanjut sebesar Rp300.000. Kemudian, taksiran beban pemasarannya Rp60.000 dan beban administrasinya
sebesar Rp40.000. nilai pasar bersih produk sampingannya dihitung sebagai berikut.
Taksiran nilai pasar produk sampingan Rp 1.000.000
Separable cost:
Taksiran biaya produksi untuk proses lebih lanjut -Rp 300.000
Taksiran beban pemasaran -Rp 60.000
Taksiran beban pemasaran dan administrasi -Rp 40.000
Total separable cost -Rp 400.000
Taksiran nilai pasar bersih produk sampingan Rp 600.000

Berikut ini ayat jurnal untuk mencatat taksiran nilai pasar bersih produk sampingannya.

Persediaan produk sampingan Rp600.000

Persediaan barang dalam proses Rp600.000


Berikut ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi untuk proses lebih lanjut ( misalnya di Departemen II ) dengan
asumsi biaya sesungguhnya sama dengan biaya taksiran.

Persediaan barang dalam proses Dept. II Rp300.000

Berbagai akun dikredit ( Persediaan BBL, Rp300.000

Biaya gaji dan upah, dan BOP Dept. II )

Berikut ini ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya untuk proses lebih lanjut ke produk sampingan.

Persediaan produk sampingan Rp300.000

Persediaan BDP- Dept. II Rp300.000

Berikut ayat jurnal untuk mencatat beban pemasaran dan administrasi dengan asumsi biaya sesunnguhnya sama dengan biaya
taksiran.

Beban pemasaran Rp60.000

Beban Adm. dan umum Rp40.000

Berbagai akun dikredit Rp100.000


Berikut ayat jurnal untuk mencatat pembebanan beban pemasaran dan administrasi ke produk sampingan.

Persediaan produk sampingan Rp100.000

Beban pemasaran Rp60.000

Beban adm. dan umum Rp40.000

Jika produk sampingan dijual dengan harga Rp1.000.000 sesuai dengan taksiran nilai pasarnya, ayat jurnalnya sebagai berikut.

Kas Rp1.000.000

Persediaan produk sampingan Rp1.000.000

Jika harga jual sesungguhnya dari produk sampingan sebesar Rp1.200.000, ayat jurnalnya sebagai berikut.

 Kas Rp1.200.000

Persediaan produk sampingan Rp1.000.000

Keuntungan penjualan produk sampingan Rp200.000


Alokasi biaya bersama ke produk bersama atau produk utama dihitung sebagai
berikut
Biaya produksi bersama ( joint production cost ) Rp.xxx
Nilai pasar bersih produk sampingan (Rp. Xxx )
Alokasi biaya bersama ke produk bersama atau produk utama Rp.xxx
• Nilai Pasar Bersih Diperlakukan sebagai Pendapatan Lain-Lain

Ketika produk sampingan dijual semua nilai pasar bersih produk sampingan
dicatat sebagai pendapatan lain-lain dengan ayat jurnal sebagai berikut.
Kas/Piutang Dagang Rp. xxx
Pendapatan Lain-Lain (Penjualan Produk Sampingan) Rp. xxx
Pembebanan Biaya Produksi Bersama ke Produk Bersama
Berikut ini ukuran fisik yang dapat digunakan sebagai dasar alokasi.

1. Berat produk yang dihasilkan


2. Unit yang dihasilkan

Berikut ini nilai jual yang dapat digunakan sebagai dasar alokasi.

1. Nilai pasar bruto

2. Nilai pasar bersih. Nilai pasar bersih digunakan sebagai dasar alokasi
biaya produksi bersama jika produksi bersama diproses lebih lanjut.
Alokasi Biaya Produksi Bersama

1. Berat Produk

Contoh : Pada tahun 2016, PT.Padang Agrofood menghasilkan 4 jenis produk dari pemotongan ayam, yaitu dada,paha,sayap, dan ceker.
Ceker merupakan produk sampingan, sedangkan produk lainnya merupakan produk bersama. Berikut ini informasi mengenai keempat
produk tersebut.

Produk unit Harga jual per unit


Dada 3000 Rp. 5.000
Paha 5000 Rp. 4.000
Sayap 2000 Rp. 2.500
Ceker presto 1000 Rp.1.100

Biaya produksi bersama untuk menghasilkan keempat produk tersebut adalah Rp. 11.000.000 . biaya produksi untuk memproses lebih
lanjut ( separable cost ) ceker presto ( drumsticks presto ) adalah Rp. 100.000 .

Pertanyaan :
•Berapa biaya produksi bersama yang harus dialokasikan ke produk besama jika nilai pasar bersih produk sampingan diperlakukan
sebagai persediaan produk sampingan ( metode 1 ) ?
•Hitunglah harga pokok per unit untuk setiap jenis produk bersama.
Jawab :
Jawab :

a. Nilai pasar bruto produk sampingan ( ceker presto ).


1000 unit x Rp. 1.100 Rp.1.100.000
Separable cost (Rp. 100.000)
nilai pasar bersih produk sampingan Rp. 1.000.000

biaya produksi bersama Rp. 11.000.000


nilai pasar bersih produk sampingan (Rp. 1.000.000)
biaya produksi bersama untuk produk bersama Rp. 10.000.0000
b. Berikut data alokasi biaya produksi bersama ke produk bersama berdasarkan berat produk

Alokasi Biaya Produksi


Produk Berat Jumlah
Bersama
Dada 9.000 kg Rp. 3.600.000

Paha 10.000 kg Rp. 4.000.000

Sayap 6.000 kg Rp. 2.400.000

Total 25.000kg   Rp. 10.000.000

Harga pokok per unit dihitung sebagai berikut.


Alokasi Biaya
Produk Bersama Produksi HP/Unit
Bersama

Dada 3.000 unit Rp1.200


Rp. 3.600.000

Paha 5.000 unit Rp. 800


Rp. 4.000.000

Sayap 2.000 unit Rp1.200


Rp. 2.400.000

Total    
Rp. 10.000.000
c. Ayat jurnal untuk mencatat biaya produksi bersama ke produk bersama dan produk sampingan.

Persediaan Dada Rp. 3.600.000

Persediaan Paha Rp. 4.000.000

Persediaan Sayap Rp. 2.400.000

Persediaan Ceker Rp. 1.000.000

Persediaan Barang dalam Proses Rp. 11.000.000


2. Jumlah Unit yang Dihasilkan

Jika biaya produksi bersama dialokasikan ke produk bersama berdasarkan jumlah unit yang dihasilkan, harga
pokok produk per unitnya dihitung sbagai berikut.
Produk Produksi Alokasi biaya produksi Jumlah
bersama
Dada 3.000 unit Rp. 3.000.000
Paha 5.000 unit Rp. 5.000.000
Paha 5.000 unit Rp. 5.000.000
Sayap 2.000 unit Rp. 2.000.000
Sayap 2.000 unit Rp. 2.000.000
Total 10.000 unit   Rp. 10.000.000
Total 10.000 unit   Rp. 10.000.000

Harga pokok per unit dihitung sebagai berikut.


Produk Alokasi Biaya Produksi HP/Unit
Bersama Bersama
Dada Rp. 3.000.000 3.000 unit Rp1.000
Paha Rp. 5.000.000 5.000 unit Rp1.000
Sayap Rp. 2.000.000 2.000 unit Rp1.000
Total Rp. 10.000.000    
3. Nilai Pasar

a. Nilai Pasar Bruto (Gross Market Value) Nilai pasar bruto diterapkan untuk perusahaan yang dapat menjual
produknya pada saat titik pisah tanpa perlu memproses lebih lanjut.
Berikut adalah alokasi biaya bersama berdasarkan nilai pasar bruto. Harga pokok per unit dihitung
Nilai Pasar Alokasi biaya jumlah Alokasi Biaya Produksi HP/Unit
Produk sebagai berikut.Bersama
Produk
Bruto produksi bersama Bersama
Bersama
Rp. 3.750.000 3.000 unit Rp1.250
Rp15.000.000 𝑅𝑝15.000.000 Dada
Dada 𝑅𝑝40.000.000 Rp. 3.750.000
Rp. 5.000.000 5.000 unit Rp1.000
× 𝑅𝑝. 10.000.000 Paha
Rp20.000.000 𝑅𝑝20.000.000 Rp. 1.250.000 2.000 unit Rp 625
Paha 𝑅𝑝40.000.000 Rp. 5.000.000 Sayap
× 𝑅𝑝. 10.000.000 Rp. 10.000.000
Rp. 5.000.000 𝑅𝑝5.000.000 Total
Sayap 𝑅𝑝40.000.000 Rp. 1.250.000
× 𝑅𝑝. 10.000.000
Rp. 40.000.000 Rp. 10.000.000
Total

Laba kotor per unit dapat dihitung sebagai berikut.


Produk Bersama Harga Jual Per Unit Harga Pokok Per Unit Laba Kotor Per Unit Persentase Laba Kotor

Dada Rp5.000 Rp1.250 Rp3.750 75%


Paha Rp4.000 Rp1.000 Rp3.000 75%
Sayap Rp2.500 Rp 625 Rp1.875 75%
b. Nilai Pasar Bersih (Net Market Value) Jika produk dijual setelah
pemrosesan lebih lanjut, alokasi biaya produksi bersama ke produk bersama
dapat berdasarkan nilai pasar bersih. Nilai pasar bersih dapat diperoleh dari
pengurangan nilai jual setelah produk diproses lebih lanjut dengan separable
cost.
Laporan Laba\Rugi

PT. X
Laporan Laba Rugi
Tahun 20xx
Rpxxx
Penjualan
(Rpxxx)
Harga pokok penjualan
Rpxxx
Laba kotor
Beban operasional
(Rpxxx)
Beban pemasaran serta administrasi dan umum
Rpxxx
Laba operasional
Pendapatan lain-lain
Keuntungan penjualan produk sampingan
Rpxxx
Laba bersih sebelum pajak
Rpxxx
Produk Bersama Diolah Melalui Beberapa Titik Pisah( Multiple Split-Off Points)
Contoh pengolahan produk melalui beberapa titik pisah adalah pengolahan buah kelapa sawit.
Contoh

PT Lampung Nyiur Malambai menghasilkan tiga produk dari proses bersama vang menggunakan bahan baku kelapa, yaitu
santan kotak, Virgin Coconut Oil (VCO), dan cocodrink. Produk cocodrink dihasilkan di Departemen III, produk santan kotak
di Departemen IV, dan produk VCO di Departemen V. Harga jual per kotak untuk produk santan kotak adalah Rp50.000,
produk VCO Rp150.000, dan produk cocodrink Rp100.000. Departemen I memproses 1.000 kotak produk dengan total biaya
Rp5.950.000. Sebanyak 60 persen barang jadi di Departemen I ditransfer ke Departemen II, dan sisanya ditransfer ke
Departemen III. Tambahan biaya di Departemen II sebesar Rp1.000.000, sedangkan Departemen III sebesar Rp1.500.000.
Karena adanya penguapan, produk vang dihasilkan di Departemen III hanya 250 kotak. Sebanyak 80 persen barang jadi di
Departemen II ditransfer ke Departemen IV dan sisanya ke Departemen V. Tambahan biaya di Departemen IV sebesar
Rp2.000.000, sedangkan Departemen V sebesar Rp3.000.000.

Pertanyaan :

a. Buatlah diagram proses produksi.

b. Hitung harga pokok per kotak untuk masing-masing produk bersarma.

c. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan.


Jawab:
a. Diagram proses produksi

b. Nilai pasar bersih untuk setiap titik pisah.


Produk santan kotak dan VCO
Nilai Pasar-Santan Kotak (480 kg x Rp50.000) Rp 24.000.000
Dikurangi: Pemrosesan di Departemen IV -Rp 2.000.000 Rp 22.000.000

Nilai pasar-VCO (120 kg x Rp150.000) Rp 18.000.000


Dikurangi: Pemrosesan di Departemen V -Rp 3.000.000 Rp 15.000.000
Total nilai pasar Rp 37.000.000
Dikurangi: Pemrosesan di Departemen II -Rp 1.000.000
Nilai pasar bersih-santan kotak dan VCO Rp 36.000.000

Produk cocodrink:
Nilal pasar-cocodrink (250 kg x Rp100.000) Rp25.000.000
Dikurangi: Pemrosesan di Departemen III -Rp 1.500.000 Rp 23.500.000
Total nilai pasar pada titik pisah Rp 59.500.000
Berikut penghitungan alokasi biaya produksi bersama di Departemen I.
Alokasi Biaya Produksi Bersama
Produk santan kotak dan VCO (ke Departemen II)
Rp36.000.000/Rp59500.000 x Rp5.950.000 Rp3.600.000
Produk cocodrink (ke Departemen III)
Rp23.500.000/Rp59500.000 x Rp5.950.000 Rp2.350.000
Total Rp5.950.000
Biaya Departemen II Rp1.000.000
Alokasi biaya dari Departemen I Rp3.600.000
Total biaya Departemen II Rp4.600.000
Berikut penghitungan alokasi biaya bersama dari Departemen II sebesar
Rp4.600.000 ke Departemen IV (produk santan kotak) dan V (produk VCO).
Alokasi Biaya Bersama
Produk santan kotak (Departemen IV)
Rp22.000.000/Rp37.000.000 x Rp4,600.000 Rp2.735.135
Produk VCO (Departemen V)
Rp15.000.000/Rp37.000.000 x Rp4.600.000 Rp1.864.865
Total Rp4.600.000
Berikut data nilai persediaan produk bersama
Alokasi Biaya Separable
Produksi Total Produksi HP per unit
Produksi Production Cost
Santan Kotak Rp 2.735.135 Rp 2.000.000 (D. IV) Rp 4.735.135 480 Rp 9.865
VCO Rp 1.864.865 Rp 3.000.000 (D. V) Rp 4.864.865 120 Rp 40.541
Cocodrink Rp 2.350.000 Rp 1.500.000 (D. III) Rp 3.850.000 250 Rp 15.400
Total Rp 6.950.000 Rp 6.500.000 Rp 13.450.000

c.
a. Ayat Jurnal

1) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi di


Departemen I.

Persediaan BDP Departemen l Rp5.950.000

Berbagai akun dikredit Rp5.950.000

2) Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen I yang


ditransfer ke Departemen II dan III.

Persediaan BDP Departemen II Rp3.600.000

Persediaan BDP Departenten III Rp2.350.000

Persediaan BDP Departemen I Rp5.950.000


3) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi di 7) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi di
Departermen II Departemen V.
Persediaan BDP Departemen II Rpl.000.000
Persediaan BDP Departemen V Rp3.000.000
Berbagai akun dikredit Rp1.000.000
Berbagai akun dikredit Rp3.000.000
4) Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen II yang
ditransfer ke Departeman IV dan V
8) Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen V (Produk B)

Persediaan BDP Departemen IV Rp2.735.135 Persediaan Produk B Rp4.864.865

Persediaan BDP Departemen V Rp1.864.865 Persediaan BDP Departemen V Rp4.864.865

Persediaan BDP Departernen II Rp4.600.000 9) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan blaya produksi di
5) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi di Departemen III.
Departemen IV.
Persediaan BDP Departemen III Rp 1.500.000
Persediaan BDP Departemen IV Rp2.000.000
Berbagai akun dikredit Rp1.500.000
Berbagai akun dikredit Rp2.000.000
10)Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi di Departemen III (Produk
6) Ayat jurnal untuk mencatar barang jadi di Departemen IV (Produk
C).
A)

Persediaan Produk A Rp4.735.135 Persediaan Produk C Rp3.850.000

Persediaan BDP Departemen IV Rp4.735.135 Persediaan ADP Departenen Rp3.850,000


Produk Gabungan (Common Product)
Produk gabungan (common products) adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan bergiliran
dengan menggunakan proses yang sama, yaitu proses yang memungkinkan bahan baku dan tenaga
kerja dapat ditelusuri ke masing-masing produk.

Contoh

PT Sosis Aceh memiliki tiga macam produk, yaitu sosis sapi, ayam, dan ikan tuna. Sosis sapi diproduksi dari
tanggal 1-10 Agustus, sosis ayam 11-20 Agustus, dan sosis ikan tuna diproduksi pada tanggal 21-31 Agustus. Lama
proses produksi sosis sapi 0,15 jam mesin per bungkus, sosis ayam 0,4 jam mesin per bungkus, dan sosis ikan tuna
0,2 jam mesin per bungkus. Berikut data perusahaan yang diperoleh dari perusahaan selama bulan agustus 2016.

Produk Produksi BBB BTKL


Sosis Sapi 5.000 bungkus Rp10.000.000 Rp7.000.000
Sosis Ayam 1.000 bungkus Rp6.000.000 Rp5.000.000
Sosis Ikan Tuna 4.000 bungkus Rp8.000.000 Rp6.500.000
Pertanyaan :

a. Hitunglah harga pokok per unit untuk masing-masing jenis produk.

b. Buat ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya ke produk dan mencatat barang jadi.

Jawab :

c. Harga pokok per unit Perhitungan :


Berikut perhitungan total lama proses untuk masing-masing produk.
Sosis Sapi Sosis Ayam Sosis Ikan Tuna
Sosis Sapi 0,15 JM × 5.000 bungkus = 750 JM
Biaya bahan baku langsung Rp 10.000.000 Rp 6.000.000 Rp 8.000.000 Sosis Ayam 0,4 JM × 1.000 bungkus = 400 JM
Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.000.000 Rp 5.000.000 Rp 6.500.000 Sosis Ikan Tuna 0,2 JM × 4.000 bungkus = 800 JM
Biaya overhead pabrik Rp 7.500.000 Rp 4.000.000 Rp 8.000.000 Total 1.950 JM
Total harga pokok produk Rp 24.500.000 Rp 15.000.000 Rp 22.500.000 Tarif BOP = Rp19.500.000/1.950 JM = Rp10.000 pe JM
Produksi 5.000 bungkus 1.000 bungkus 4.000 bungkus Berikut ini perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik ke
Harga pokok per bungkus Rp4.900 Rp15.000 Rp5.625 masing-masing produk.
Sosis Sapi 750 JM × Rp10.000 = Rp 7.500.000
Sosis Ayam 400 JM × Rp10.000 = Rp 4.000.000
Sosis Ikan Tuna 800 JM × Rp10.000 = Rp 8.000.000
Total Rp 19.500.000
b. Ayat Jurnal

1) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan baku 3) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik ke
langsung ke produk. produk

Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Sapi Rp10.000.000 Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Sapi Rp7.500.000

Persedian Barang dalam Proses-Sosis Ayam Rp4.000.000


Persedian Barang dalam Proses-Sosis Ayam Rp 6.000.000
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Ikan TunaRp8.000.000
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Ikan Tuna Rp 8.000.000
Biaya Overhead Pabrik Rp19.500.000
Persediaan Bahan Baku Langsung Rp24.000.000
4) Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi.
2) Ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya tenaga kerja
langsung ke produk. Persediaan Sosis Sapi Rp24.500.000

Persediaan Sosis Ayam Rp15.000.000


Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Sapi Rp7.000.000
Persediaan Sosis Ikan Tuna Rp22.500.000
Persedian Barang dalam Proses--Sosis Ayam Rp5.000.000
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Sapi Rp24.500.000
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Ikan Tuna Rp6.500.000
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Ayam Rp 15.000000
Biaya Gaji dan Upah Rp18.500.000
Persediaan Barang dalam Proses-Sosis Ikan Tuna Rp22.500.000
CO-PRODUCTS
Co-products addalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dari proses yang sama,tetapi menggunakan
bahan baku yang berbeda.
Pengolahan co-products akan menghasilkan produk bersama. Oleh karena itu produk bersama dan produk
sampingan dapat juga dihasilkan dari pengolahan co-products.
Untuk memperoleh gambaran konkret perhitungan harga pokok co-products dapat dilihat dalam contoh
berikut.
Contoh:
PT.Kalimantan Saw Mill menghasilkan tiga jenis produk, yaitu tripleks jati,tripleks surian,dan tripleks
sungkai dari pengolahan kayu jati,surian dan sungkai. Berikut ini data produksi,biaya bahan baku
langsung,dan harga jual untuk masing-masing produk.
Produk Produksi BBBL Harga jual per
lembar
Tripleks Jati 100 lembar Rp. 3.500.000 Rp. 100.000
Tripleks Surian 150 lembar Rp. 3.000.000 Rp. 75.000
Tripleks 300 lembar Rp. 4.500.000 Rp. 50.000
Sungkai

Biaya konversi ( biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ) untuk menghasilkan ketiga produk tersebut
adalah Rp. 7.250.000.Biaya Konversi dialokasika ke masing-masing produk berdasarkan nilai jual produk.
Pertanyaan:
a. Hitunglah harga pokok produk per lembar untuk masing-masing jenis produk
b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pembebanan biaya produksi dan mencatat barang jadi
Jawab :
a.perhitungan harga pokok produk per unitnya sebagai berikut

  Tripleks Jati Tripleks Surian Tripleks Sungkai


BBBL Rp. 3.500.000 Rp. 3.000.000 Rp. 4.500.000
Biaya Konversi* Rp. 2.000.000 Rp. 2.250.000 Rp. 3.000.000
Total Biaya Produksi Rp. 5.500.000 Rp. 5.250.000 Rp. 7.500.000
Produksi 100 lembar 150 lembar 300 lembar
Biaya Produksi per lembar Rp. 50.000 Rp.35.000 Rp. 25.000

*Berikut ini table alokasi biaya konversi


Produk Nilai Jual Alokasi biaya konversi
Tripleks Jati Rp. 10.000.000 Rp.10.000.000/RP.36.250.000 x Rp 7.250.000 Rp. 2.000.000
Tripleks surian RP. 11.250.000 Rp.11.250.000/RP.36.250.000 x Rp 7.250.000 Rp. 2.250.000
Tripleks Sungkai Rp. 15.000.000 Rp.15.000.000/RP.36.250.000 x Rp 7.250.000 Rp. 3.000.000
Total Rp. 36.250.000 Rp. 7.250.000
Ayat jurnal
1) Ayat jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku untuk masing-masing produk
Persediaan BDP-Tripleks Jati Rp. 3.500.000
Persediaan BDP-Tripleks Surian Rp. 3.000.000
Persediaan BDP-Tripleks Sungkai Rp. 4.500.000
Persediaan Bahan Baku Langsung Rp. 11.000.000
2) Ayat Jurnal Untuk mencatat alokasi biaya konversi ke masing-masing produk
Persediaan BDP-Tripleks Jati Rp. 2.000.000
Persediaan BDP-Tripleks Surian Rp. 2.250.000
Persediaan BDP-Tripleks Sungkai Rp. 3.000.000
Biaya Konversi Rp. 7.250.000
3) Ayat jurnal untuk mencatat barang jadi
Persediaan Tripleks Jati Rp.5.500.000
Persediaan Tripleks Serian Rp.5.250.000
Persediaan Tripleks Sungkai Rp.7.500.000
Persediaan BDP-Tripleks Jati Rp. 5.500.000
Persediaan BDP-Tripleks Surian Rp. 5.250.000
Persediaan BDP-Tripleks Sungkai Rp. 7.500.000
 
Penerapan Activity-Based Costing pada Common Product
Perhitungan harga pokok produk untuk common products menggunakan metode harga pokok proses (process costing) karena
produknya bersifat standar atau homogen (standardized products). perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas,
pembebanan biaya overhead pabrik ke masing-masing produk yang dihasilkan menggunakan driver berbasis unit (unit driver)
dan driver non-unit (non-unit driver).
Contoh
PT Pekanbaru Sweety menghasilkan tiga jenis produk melalui proses bersama. Produk yang dihasilkan terdiri atas manisan
rambutan, nanas, dan kedondong yang masing-masing dikemas dalam kemasan kaleng ukuran ½ kg, 1 kg, dan 4 kg. Produksi
manisan rambutan dilakukan pada tanggal 1-12,manisan nanas pada tanggal 13-24,dan sisanya untuk memproduksi manisan
kedondong. Produksi dan barang dalam proses (BDP) akhir serta presentase penyelesaiannya selama bulan Agustus 2016

Produk Barang jadi BDP Akhir


Manisan Rambutan 10.000 kaleng 2000 kaleng (BB 100%, BK 50%)
Manisan Nanas 4.000 kaleng 1000 kaleng ( BB 80%, BK 60% )
Manisan Kedondong 2.000 kaleng 500 kaleng ( BB 40%,BK 20% )

Untuk menghasilkan produk tersebut telah dikeluarkan biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung dengan rincian
berikut
Produk BBB Langsung BTK Langsung
Manisan Rambutan Rp. 12.000.000 Rp. 5.500.000
Manisan Nanas Rp. 9.600.000 Rp. 4.600.000
Manisan Kedondong Rp. 6.600.000 Rp. 4.200.000
Perusahaan berencana berencana untuk menerapkan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas. Berikut ini data biaya aktivitas overhead pabriknya
Set-up mesin Rp. 1.000.000
Pengecekan kualitas bahan baku Rp. 2.000.000
Pengupasan dan pengirisan bahan Rp. 4.000.000
Pengecekan kualitas produk Rp. 1.250.000
Pemindahan produk ke gudang Rp. 1.750.000
Total BOP Rp.10.000.000
 Berikut ini data aktivitas overhead-nya
Keterangan Manisan Rambutan Manisan Manisan Kedondong
  Nanas
  Lama set-up mesin 2 jam 5 jam 3 jam
Lama pengecekan bahan 8 jam 7 jam 10 jam
  Jumlah jam mesin 100 jam 250 jam 150 jam
Jumlah pengecekan produk 10 kali 8 kali 7 kali
 
Jumlah Perpindahan 20 kali 12 kali 8 kali

Pertanyaan :
a. Menurut anda,apakah perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok proses atau perhitungan harga pokok pesanan sebagai metode pengumpulan biaya
produksi?mengapa?
b. Gambarkan diagram pembebanan biaya produksi ke produk,baik menggunakan perhitungan harga pokok produk berbasis volume maupun dengan perhitungan
harga pokok poduk berbasis aktivitas.
c. Hitunglah harga pokok produk dengan pendekata perhitungan harga pokok produk berbasis volume dengan menggunakan metode harga pokok rata-rata
(average cost method )
d. Hitunglah Harga pokok produk dengan pendekatan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dengan menggunakan metode harga pokook rata-rata.
Jawab :
a. Metode pengumpulan biaya yang digunakan oleh perusahaan adalah metode perhitungan harga pokok proses (process
costing) karena produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan bersifat standar/homogen.
b. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume
Tarif BOP = Rp.10.000.000/500 JM = Rp. 20.000 per JM

Perhitungan pembebanan BOP ke masing-masing produknya


Manisan Rambutan = 100 JM x Rp. 20.000 = Rp. 2.000.000
Manisan Nanas = 250 JM x Rp.20.000 = Rp. 5.000.000
Manisan Kedondong = 150 JM x Rp. 20.000 = Rp.3.000.000
Total Rp. 10.000.000
 
 
 
 
PT PEKAN BARU SWEETY
Laporan Harga Pokok Produksi
( Pendekatan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Volume )
Bulan Agustus 2016
Data Produksi
Manisan Rambutan Masuk Proses (10.000 + 2.000 kaleng ) 12.000 kaleng
Manisan Rambutan selai 10.000 kaleng
Manisan Rambutan dalam proses Akhir(BBB 100%,BK 50%) 2.000 kaleng
Total 12.000 kaleng
Manisan Nanas Masuk Proses ( 4000 + 1.000 kaleng ) 5.000 kaleng
Manisan Nanas selai 4.000 kaleng
Manisan Nanas dalam proses Akhir ( BBB 80%,BK 60%) 1.000 kaleng
Total 5.000 kaleng
Manisan Kedondong Masuk Proses ( 2.000 + 500 kaleng) 2.500 kaleng
Manisan Kedondong selai 2.000 kaleng
Manisan Kedondong dalam proses akhir (BBB 40%,BK 20%) 500 kaleng
Total 2.500 kaleng
Biaya Dibebankan
Unsur Biaya Total Unit Setara HP per unit
Manisan Rambutan
BBB Rp. 12.000.000 10.000+2000 (100%) = 12.000 kaleng Rp. 1.000
BTK Rp. 5.500.000 10.000+2000 (50%) = 11.000 kaleng Rp. 500
BOP RP. 2.000.000 10.000+2000 (50%) = 11.000 kaleng Rp. 181,82
Subtotal Rp. 19.500.000 Rp. 1.681,82
Manisan Nanas
BBB Rp. 9.600.000 4.000+1000 (80%) = 4.800 kaleng Rp. 2.000
BTK Rp. 4.600.000 4.000+1000 (60%) = 4.600 kaleng Rp. 1.000
BOP Rp. 5.000.000 4.000+1000 (60%) = 4.600 kaleng Rp. 1.086,96
Subtotal Rp. 19.200.000 Rp. 4.086,96
Manisan Kedondong
BBB Rp. 6.600.000 2.000+500 (40%) = 2.200 kaleng Rp. 3.000
BTK Rp. 4.200.000 2.000+500 (20%) = 2.100 kaleng Rp. 2.000
BOP Rp. 3.000.000 2.000+500 (20%) = 2.100 kaleng Rp. 1.428,57
Subtotal Rp.13.800.000 Rp. 6.428,57
Total Rp.82.500.000
Harga Pokok Barang Dalam Poses Akhir
Manisan Rambutan
BBB: 2.000 kaleng (100%) x Rp.1.000 Rp. 2.000.000
BTK: 2.000 kaleng (50%) x Rp. 500 Rp. 500.000
BOP: 2.000 kaleng (50%) x Rp. 181,82 Rp. 181,820
Subtotal Rp. 2.681.820
Manisan Nanas
BBB: 1.000 kaleng (80%) x Rp. 2.000 Rp. 1.600.000
BTK: 1.000 kaleng (60%) x Rp. 1.000 Rp. 600.000
BOP: 1.000 kaleng (60%) x Rp. 1.086,96 Rp. 652.176
Subtotal Rp. 2.852.176
Manisan Kedondong
BBB: 500 kaleng (40%) x Rp. 3.000 Rp. 600.000
BTK: 500 kaleng (20%) x Rp. 2.000 Rp. 200.000
BOP: 500 kaleng (20%) x Rp. 1.428,57 Rp. 142.857
Subtotal RP. 942.857
Total harga pokok BDP Akhir Rp.6.476.853
Total biaya diperhitungkan Rp.52.500.000

Biaya diperhitungkan:
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Rambutan: 10.000xRp.1.681,82 Rp.16.818.200
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Nanas: 4.000xRp. 4.086,96 Rp.16.347.840
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Kedondong: 2.000xRp.6.428,57 Rp. 12.857.107
Total HP Barang Jadi Rp. 46.023.147
a. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas
Tarif biaya overhead pabrik (BOP) dihitung sebagai berikut

Aktivitas Total Konsumsi Driver Tarif Aktivitas


(1) (2) Aktivitas (4)=(2)/(3)
(3)
Men set-up mesin Rp. 1.000.000 10 jam set-up Rp.100.000 per jam st-up
Mengecek kualitas bahan Rp. 2.000.000 25 jam Rp. 80.000 per jam pengecekan
pengecekan
Mengupas dan mengiris bahan Rp. 4.000.000 5.000 JM Rp.8.000 per JM
Mengecek kualitas produk Rp. 1.250.000 25 pengecekan Rp.50.000 per pengecekan
Memindahkan produk Rp. 1.750.000 40 pemindahan Rp. 43.750 per pemindahan
  Manisan Rambutan Manisa Nanas Manisan
Kedondong
Men-set-up mesin      
2 jam x Rp.100.000 Rp. 200.000    
5 jam x Rp.100.000   Rp. 500.000  
3 jam x Rp. 100.000     Rp. 300.000
Mengecek Bahan      
8 jam x Rp. 80.000 Rp.640.000    
7 jam x Rp. 80.000   Rp. 560.000  
10 jam x Rp. 80.000     Rp. 800.000
Mengupas dan mengiris bahan      
100 JM x Rp. 8.000 Rp. 800.000    
250 JM x Rp. 8.000   Rp. 2.000.000  
150 JM x Rp. 8.000     Rp. 1.200.000
Mengecek Produk      
10 unit x |Rp. 50.000 Rp. 500.000    
8 unit x Rp. 50.000   Rp. 400.000  
7 unit x Rp. 50.000     Rp. 350.000
Memindahkan produk      
20 unit x Rp. 43.750 Rp. 875.000    
12 unit x Rp.43.750   Rp.525.000  
8 unit x Rp.43.750   Rp.350.000
Total Rp. 3.015.000 Rp. 3.985.000 Rp.3000.000

Biaya Diperhitungkan:
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Rambutan: 10.000 x Rp.1.774,09 Rp.17.740.900
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Nanas : 4.000 x Rp.3.866,30 Rp. 15.465.200
Harga Pokok Barang Jadi-Manisan Kedondong: 2.000 x Rp. 6.428,57 Rp. 12.857.170
Total Harga Pokok Barang Jadi Rp. 46.063.270
PT.PEKAN BARU SWEETY
Laporan Harga Pokok Produksi
(Pendekatan Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas )
Bulan Agustus 2016
DATA PRODUKSI
Manisan Rambutan Masuk Proses ( 10.000 + 2.000 ) 12.000 kaleng
Manisan Rambutan Selai 10.000 kaleng
Manisan Rambutan dalam proses Akhir (BBB 100%,BK 50%) 2.000 kaleng
Total Manisan Rambutan yang diproses 12.000 kaleng
Manisan Nanas Masuk Ptoses (4.000 + 1.000 ) 5.000 kaleng
Manisan Nanas selai 4.000 kaleng
Manisan Nanas dalam proses Akhir (BBB80%,BK60%) 1.000 kaleng
Total Manisan Nanas yang diproses 5.000 kaleng
 
Manisan Kedondong selai 2.000 kaleng
Manisan Kedondong dalam Proses Akhir (BBB 40%,BK20%) 500 kaleng
Total Manisan Kedondong yang diproses 2.500 kaleng
BIAYA DIBEBANKAN      
Unsur Biaya Total Unit setara HP per unit
    Manisan Rambutan  
BBB Rp. 12.000.000 10.000+2.000(100%)= 12.000 kaleng Rp. 1.000
BTK Rp. 5.500.000 10.000+2.000(100%)= 12.000 kaleng Rp. 500
BOP Rp. 3.015.000 10.000+2.000(50%) = 11.000 kaleng Rp. 274,09
Subtotal Rp. 20.515.000   Rp. 1.774,09
    Manisan Nanas  
BBB RP. 9.600.000 4.000+1.000(80%) = 4.800 kaleng Rp. 2.000
BTK Rp. 4.600.000 4.000+1.000(60%) = 4.600 kaleng Rp. 1.000
BOP Rp .3.985.000 4.000+1.000(60%) = 4.600 kaleng Rp. 866,30
Subtotal Rp.18.185.000   Rp. 3.866,30
    Manisan Kedondong  
BBB Rp. 6.600.000 2.000+500 (40%) = 2.200 kaleng Rp. 3.000
BTK Rp. 4.200.000 2.000+500 (20%) = 2.100 kaleng Rp. 2.000
BOP Rp. 3.000.000 2.000+500 (20%) = 2.100 kaleng Rp. 1.428,57
Subtotal Rp.13.800.000   Rp. 6.428,57
Total Rp.52.500.000    
Harga Pokok Barang dalam Proses Akhir

Manisan Rambutan
BBB: 2.000 kaleng (100%) x Rp. 1.000 Rp. 2.000.000
BTK: 2.000 kaleng(50%) x Rp. 500 Rp. 500.000
BOP: 2000 kaleng (50%) x Rp. 274,09 Rp. 274.090
Subtotal Rp. 2.774.090
Manisan Nanas
BBB: 1000 kaleng (80%) x Rp. 2.000 Rp. 1.600.000
BTK: 1.000 kaleng (60%) x Rp. 1.000 Rp. 600.000
BOP: 1.000 kaleng (60%) x Rp. 866,30 Rp. 519.000
Subtotal Rp. 2.719.783
Manisan Kedondong
BBB: 500 kaleng ( 40%) x Rp. 3.000 Rp. 600.000
BTK: 500 kaleng (20%) x Rp. 2.000 Rp. 200.000
BOP: 500 kaleng (20%) x Rp. 1.428,57 Rp. 142.857
Subtotal Rp. 942.857
Total Harga Pokok BDP Akhir Rp. 6,436.730
Total Biaya Diperhitungkan Rp.52.500.000
LATIHAN-1 HAL 403
1. PT Medan Palm Oil merupakan perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit yang dimiliki oleh
Novita Sari Putri. Perusahaan tersebut menghasilkan tiga jenis produk, yaitu minyak kelapa sawit
(crude palm oil--CPO), daging kelapa sawit, dan sabut (fiber). Minyak kelapa sawit dan dagirg
kelapa sawit merupakan produk bersama, sedangkan fiber merupakan produk sampingan, Biaya
untuk menghasilkan produk tersebut terdiri atas blaya bahan baku sebesar Rp50.000.000 dan biaya
konversi sebesar Rp100.000.000. Pabrik menghasilkan 20.000 liter CPO, 2.000 kg daging kelapa sawit,
dan 500 kg fiber. Harga jual CPO sebesar Rp15.000 per liter, daging kelapa sawit sebesar Rp10.000
per kg, dan fiber sebesar Rp5.000 per kg. Untuk menjual fiber diperlukan beban pemasaran dan
administrasi sebesar Rp100 per kg.
Pertanyaan:
a. Hitunglah harga pokok produk bersama dan sampingan menggunakan nilai pasar bersih.
b. Bualah ayat jurnal yang diperlukan dengan asumsi Metode I (nilai pasar bersih produk sampingan
diperlakukan sebagai persediaan produk sampingan) digunakan untuk akuntansi produk
sampingan.
JAWAB
AN
a. Data Produksi
Produksi Harga Jual
CPO 20.000 L Rp15.000 per liter
Daging kelapa sawit 2.000 kg Rp10.000 per kg
Fiber 500 kg Rp5000 per kg
Nilai pasar bruto produk sampingan Rp 2.500.000
Separable Cost
Beban pemasaran dan administrasi
Rp100 ×500 -Rp 50.000
Nilai pasar bersih produk sampingan Rp 2.450.000
Biaya produksi bersama
Rp50.000.000 + Rp100.000.000 Rp 150.000.000
Nilai pasar bersih produk sampingan -Rp 2.450.000
Biaya produksi bersama untuk produk bersama Rp 147.550.000

Produk Bersama Nilai Pasar Bruto Alokasi Biaya Produksi Bersama Jumlah
CPO Rp 300.000.000 Rp300.000.000/Rp.320.000.000 × Rp147.550.000 Rp 138.328.125
Daging kelapa sawit Rp 20.000.000 Rp20.000.000/Rp.320.000.000 × Rp147.550.000 Rp 9.221.875
Total Rp 320.000.000 Rp 147.550.000
b. Ayat jurnal

 Mencatat nilai pasar bersih produk sampingan


Persediaan Produk Sampingan Rp2.450.000
Persediaan BDP Rp2.450.000
 Mencatat beban administrasi dan pemasaran
Beban Adm. dan Pemasaran Rp50.000
Berbagai akun di kredit Rp50.000
 Mencatat pembebanan beban administrasi dan pemasaran ke produk sampingan
Persediaan Produk Sampingan Rp50.000
Beban Adm. dan Pemasaran Rp50.000
 Mencatat penjualan produk sampingan
Kas Rp2.500.000
Persediaan Produk Sampingan Rp2.450.000
Keuntungan Penjualan Produk Sampingan Rp50.000
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai