Besarnya biaya produksi jelas berhubungan dengan banyak sedikitnya jumlah produk yang dihasilkan:
dengan menambah jumlah barang yang dihasilkan, biaya produksi akan ikut bertambah. Nampaknya jelas,
bukan! Tetapi masih perlu ditegaskan lebih lanjut biaya yang mana yang berubah dan bagaimana berubahnya!
Tegasnya: kalau output atau jumlah produk diperbesar, maka BIAYA TOTAL akan bertambah, tetapi BIAYA
Untuk dapat mengerti mengapa hal itu terjadi, perlu dipelajari kembali perbedaan antara biaya tetap
Jika secara khusus diperhatikan hubungan antara jumlah produk dan biaya produksi, maka jenis-jenis
Biaya tetap (=Fixed Cost, disingkat FC) ialah biaya yang jumlahnya secara keseluruhan tetap, tidak
berubah jika ada perubahan dalam besar-kecilnya jumlah produk yang dihasilkan (sampai batas tertentu).
Biaya variabel (=Variabel Cost, disingkat VC) ialah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan (tergantung dari) besar kecilnya jumlah produksi. Misalnya biaya bahan-bahan, upah buruh harian.
Biaya total (=Total Cost, disingkat TC) ialah jumlah biaya tetap dan biaya variabel : TC = FC + VC.
Perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel sejak dulu menarik perhatian para ahli ekonomi,
karena mempunyai akibat yang penting khusunya terhadap biaya persatuan dan dengan demikian juga terhadap
Sebagai langkah pertama kita selidiki hubungan antara besar kecilnya jumlah produksi dan besar
kecilnya biaya total, yang dirinci dalam biaya tetap dan biaya variabel.
Sebagai contoh kita tinjau perusahaan roti MANIS yang mampu menghasilkan sampai 50.000 potong
roti per bulan. Roti yang dihasilkan dimasukkan dalam plastik dan dijual dengan harga Rp. 1.000,- per bungkus.
Menurut pimpinan perusahaan jumlah potong roti yang dihasilkan setiap bulan itu tidak selalu sama, melainkan
berubah-ubah, sesuai dengan musim dan permintaan masyarakat. Bulan ini mungkin hanya menjual 25.000
potong, bulan lain 30.000 atau 40.000. Untuk menghasilkan jumlah yang lebih besar itu tentu saja diperlukan
bahan-bahan (tepung,bahan bakar, dll.) yang lebih banyak juga. Biaya ini merupakan biaya variabel.
Tetapi biaya untuk sewa bangunan, penyusutan alat-alat, upah tenaga tetap, dan lain-lain itu tetap,
entah perusahaan menghasilkan 20.000 atau 45.000 potong roti: ini termasuk biaya tetap bagi perusahaan
tersebut. Dari pembukuan dapat diketahui bahwa biaya tetap perusahaan tersebut adalah Rp. 10.000.000,- per
bulan. Biaya variabel untuk bahan-bahan dan lain-lain berjumlah Rp. 500,- per potong roti. Untuk
mempermudah analisa ini, maka biaya variabel tersebut kita anggap proporsional. Jadi pada jumlah produksi
sebanyak 10.000 potong roti, biaya variabel adalah 10.000 x Rp. 500,- = Rp. 5.000.000,- dan pada produksi
Pertanyaan yang hendak dijawab adalah : jika harga jual Rp. 1000,- per potong, berapa yang harus
Sebagai langkah pertama keteranga-keterangan di atas disusun dalam bentuk sebuah tabel. Kita
cantumkan JUMLAH PRODUKSI (Q) dan besarnya BIAYA PRODUKSI, dimana biaya produksi total dirinci
Hubungan antara banyaknya produk dan besar-kecilnya biaya produksi dapat juga diperlihatkan
dengan bantuan sebuah grafik. Untuk itu pada sumbu X (mendatar) kita ukur banyaknya JUMLAH PRODUK
(Q) (dalam ribuan potong), sedang pada sumbu Y (vertikal) diukur tinggi-rendahnya BIAYA produksi (dalam
jutaan rupiah). Pada produksi sebanyak 20.000 potong, Biaya Total (TC) adalah Rp. 20 Juta; pada produksi
sebanyak 40.000 potong, Biaya Total adalah Rp. 30 juta, dan seterusnya.
TABEL
JUMLAH PRODUK DAN BIAYA PRODUKSI
PERUSAHAAN ROTI “MANIS”
(1) Biaya Produksi Per Bulan
Jumlah (2) (3) (4)
Produksi Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Total
Q FC VC TC
0 Rp. 10.000.000,. 0,- Rp. 10.000.000,.
1 10.000.000,. 500,. 10.000.000,.
1.000 10.000.000,. 500.000,. 10.000.000,.
10.000 10.000.000,. 5.000.000,- 10.000.000,.
20.000 10.000.000,. 10.000.000,- 10.000.000,.
25.000 10.000.000,. 12.500.000,- 10.000.000,.
30.000 10.000.000,. 15.000.000,- 10.000.000,.
40.000 10.000.000,. 20.000.000,- 10.000.000,.
50.000 10.000.000,. 25.000.000,- 10.000.000,.
Tabel ini harus dibaca: kalau jumlah produksi sebanyak 10.000 potong roti perbulan, maka biaya
produksi total adalah Rp 15.000.000,- perbulan yang terdiri dari biaya tetap Rp 10 juta dan biaya variabel Rp 5
juta. Biaya variabel diperoleh dari jumlah produk (Q) dikalikan biaya variabel per satuan Rp500,-