Anda di halaman 1dari 9

INFLASI

Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian negara tertentu dimana harga-harga


barang dan jasa secara keseluruhan umumnya mengalami kenaikan terus
menerus.Keadaan sebaliknya dinamakan Deflasi.
Sumber dan Macam inflasi:
Bila di amati inflasi tercermin dalam bentuk kenaikan harga disatu pihak dan
dipihak lain semakin menciutnya persediaan barang-barang (Supply) dan jasa
didalam masyarakat.
Sumber penyebabnya dapat dibedakan sebagai berikut:
Pendekatan Barang (commodity approach), dapat ditelaah dari sudut
 Demand Side
 Supply Side
 Combination
Demand side (demand–pull inflation) yaitu inflasi muncul karena permintaan
(demand) tidak dapat dipenuhi oleh pasokan (supply), jadi kekurangan supply
(General Shortage)
P AD AS OP= sumbu harga
OQ=sumbu barang
AD=kurva permintaan
AS=kurva penawaran
Oqs=penawaran barang
Oqd=permiontaan barang
OSQD= kelebihan permintaan
0 QS QD Q
General Shortage

Supply Side( cost-push Inflation):


Jenis inflasi ini lahir karena biaya produksi semakin lama semakin naik
Pendekatan Uang (monetary approach):
 Money Side: jumlah uang beredar semakin besar
 Money and Commodity Side: pertambahan uang > dari pertam-bahan
barang
 Combination of Money, commodity, Price: serentak jumlah uang beredar
bertambah jauh lebih besar dari pertambahan pengadaan barang sehingga
harga membubung naik secara terus menerus.
Nation Base: Inflasi yang terjadi ditinjau dari asal datangnya dan dibe-dakan
atas
 Domestic Inflation ; sumbernya dari dalam negri
 Import Inflation : sumberny dari dari luar negri

General Shortage (Inflasi)


Baik akibat kekurangan supply terhadap permintaan ,maupun karena
kebanyakan uang beredar akan ditempuh kebijaksanaan sbb:
 Monetary Policy (kebijaksanaan moneter) yakni segala upaya sehingga
harga-harga dapat diarahkan bergerak menurun sehingga dicapai kestabilan
harga, pertumbuhan ekonomi, pengendalian jumlah uang dan kredit, maka
dilakukan langkah-langkah;
 OMO (open market operation)
Kebijaksanaan dimana bank sentral melekukan operasi langsung dengan
membeli dan menjual surat-surat berharga seperti SBI(sertifikat bank
Indonesia),dengan menjual sertifikat tersebut uang yang beredar dapat ditarik.
 Discount Rate Policy (Bank Rate)
Kebijaksanaan oleh Bank Sentral kepada Bank Umum dengan mengurangi suku
bunga bagi bank umum sebagi penylur kredit kepada masyarakat.
 Flexible Reserve Requirment, keluwesan dalam menentukan cash ratio,
misalnya dari 10% ditingkatkan menjadi 15 % maka kemampuan pemberian
kredit oleh bank umum dibatasi.
 Selective Credit Bank-bank umum diminta membatasi kredit dengan seleksi
yang ketat.
 Maximum and Minimum Interest Rate
Bank Sentral memberikan patokan tingkat bunga tertinggi dan terendah.
 Moral Suasion
Ajakan moral kepada bank-bank umum agar mengikuti segala aturan,
perundangan, dan tata cara sebagaimana yang telah ditetapkan.
Fiscal Policy:
Kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah yang sedang mengalami
inflasi,dengan mempedomani perimbangan antara penerimaan T (tax),
pengeluaran G (government expenditure) di Indonesia dikenal dengan
APBN, maka pemerintah dapat menempuh kebijaksanaan anggaran;
Surplus Budget: T > G, pemerintah dapat melakukan tabungan (public
saving)
Balance Budget: T = G dan Deficit Budget: G > T

Non Monetary Policy (sektor ril/pengadaan barang):


Yaitu pencukupan kebutuhan masyarakat, dengan langkah–langkah berikut:
 Production Approach: agar produksi ditingkatkan dalam rangka pengadaan
barang dengan optimalisasi tingkat produks (full-capacity) seluruh sektor
ekonomi.
 Mempermudah memasukkan barang-barang dari luar negri dengan
membuka semua pintu–pintu masuk pelabuhan
 Mempercepat pendirian badan usaha atau proyek-proyek baru untuk
meningkatkan produksi dimasa-masa mendatang.

Alat Ukur Inflasi


Instrumen yang dipakai sebagai ukuran adalah:
 Indeks Harga Konsumer (Consumers Price Index =CPI)
 Deplator Produk Nasional Bruto (Deflator of gross National Product=
DGNP)

Partial shortage: merupakan kekurangan satu atau dua atau beberapa jenis
tertentu saja, guna mengatasi gangguan yang demikian maka kebijaksanaan
yang ditempuh pemerintah adalah:

Price Control (pengendalian Harga):


Pemerintah menetapkan harga tertinggi dan harga terendah untuk melindungi
produser dan konsumer.

Rationing:
Barang yang langka dalam masarakat pendistribusiannya dengan menjatahkan
kepada distributor, pemakai untuk sementara waktu.
Production:Agar produser dalam memproduksi memanfaatkan daya sanggup
menjadi full capacity (100%).

Import
Mendatangkan barang langsung dari luar negri untuk sementara waktu.

INFLASI

Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa
secara umum yang berlangsung secara terus-menerus akibat tidak seimbangnya
arus barang dan arus uang.
Dari hal tersebut kita dapat melihat kondisi suatu negara yang sedang mengalami
inflasi, yaitu:
1. Harga barang pada umumnya akan naik terus-menerus
2. jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan
3. nilai uang mengalami penurunan

Timbulnya inflasi dapat dilihat dari:


1. Berdasarkan keparahan inflasi
- inflasi ringan, dibawah 10% setahun
- inflasi sedang, antara 10% - 30% setahun
- inflasiberat, 30% - 100% setahun
- hiperinflasi di atas 100% setahun
2. Berdasarkan timbulnya inflasi
- inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation),
inflasi ini timbul karena defisit anggaran belanja negara dan gagalnya pasar yang
berakibat harga kebutuhan pokok menjadi mahal.
- inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), terjadi karena kenaikan
harga barang di negara lain, biaya produksi barang luar negeri tinggi, kenaikan
impor tarif barang

3.Berdasarkan sebab-sebab timbulnya inflasi, dapat digolongkan:


a. Tarikan permintaan (demand pull inflation) inflasi ini terjadi karena permintaan
agregat masyarakat akan berbagai macam barang terusmeningkat, misalnya:
- bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan pencetakan uang
baru
- bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kemudahan kredit bank
b. Desakan biaya (cost push inflation) inflasi ini diakibatkan oleh kenaikan ongkos
produksi, biasanya diawali dengan:
- kenaikan biaya produksi, seperti kenaikan upah, kenaikan harga bahan
modal
- berkurangnya jumlah penawaran
- naiknya harga barang yang dibarengi dengan turunnya jumlah produksi
c. Inflasi campuran, terjadi karena kombinasi unsur inflasi tarikan dan inflasi
dorongan biaya.
d. Inflasi impor, terjadi karena pengaruh inflasi luar negeri dan adanya perdagangan
antar negara.
Misalnya: suatu negara sedang mengalami inflasi, kemudian hasil produksi dari
negara tersebut dibutuhkan oleh negara lain dan diimpor, maka harga barang
tersebut meningkat.

CARA MENGATASI INFLASI usaha untuk mengatasi terjadinya inflasi harus


dimulai dari penyebab terjadinya inflasi supaya dapat dicari jalan keluarnya. Secara
teoritis untuk mengatasi inflasi relatif mudah, yaitu dengan cara mengatasi pokok
pangkalnya, mengurangi jumlah uang yang beredar.Berikut ini kebijakan yang
diharapkan dapat mengatasi inflasi:
1. Kebijakan Moneter, segala kebijakan pemerintah di bidang moneter dengan
tujuan menjaga kestabilan moneter untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat.Kebijakan ini meliputi:
a. Politik diskonto, dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menaikan sukubunga bank, hal ini diharapkan permintaan kredit akan berkurang.
b. Operasi pasar terbuka, mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
menjual SBI
c. Menaikan cadangan kas, sehingga uang yang diedarkan oleh bank umum
menjadi berkurang
d. Kredit selektif, politik bank sentral untuk mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara
memperketat pemberian kredite. Politik sanering, ini dilakukan bila sudah terjadi
hiper inflasi, ini pernah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965 yang
melakukan pemotongan uang dari Rp.1.000 menjadi Rp.12.

Kebijakan Fiskal,dapat dilakukan dengan cara:


a. menaikkan tarif pajak, diharapkan masyarakat akan menyetor uang lebih banyak
kepada pemerintah sebagai pembayaran pajak, sehingga dapat mengurangi
jumlah uang yang beredar.
b. Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah
c. Mengadakan pinjaman pemerintah, misalnya pemerintah memotong gaji pegawai
negeri10% untuk ditabung, ini terjadi pada masa orde lama.

2. Kebijakan Non Moneter, dapat dilakukan melalui:


a. Menaikan hasil produksi, Pemerintah memberikan subsidi kepada industri untuk
lebih produktif danmenghasilkan output yang lebihbanyak, sehingga harga akan
menjadi turun
.b. Kebijakan upah, pemerintah menghimbau kepada serikat buruh untuk
tidak meminta kenaikan upah disaat sedang inflasi.
c. Pengawasan harga, kebijakan pemerintah dengan menentukan harga maksimum
bagi barang-barang tertentu

Dampak inflasi terhadap perekonomian yang pada akhirnya akan berpengaruh


kepada
tingkat kemakmuran masyarakat, berikut ini dampak negatif dari inflasi:
1. Terhadap distribusi pendapatan ada pihakpihak yang dirugikan, diantaranya:
a. Iinflasi akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan tetap, seperti; pegawai
negeri. Contoh, amir seorang pegawai negeri memperoleh gaji Rp. 60.000.000
setahun dan laju inflasi 10%. Bila penghasilan Amir tidak mengalami perubahan,
maka ia akan mengalami penurunan pendapatan riil sebesar 10% x
Rp.60.000.000 = Rp. 6.000.000.
b. Kerugian akan dialami bagi mereka yang menyimpan kekayaan dalam bentuk
uang
tunai.
c. Kerugian akan dialami para kreditur, bila bunga pinjaman yang diberikan lebih
rendah dari inflasi.
Di lain pihak ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi:
- Orang yang persentase pendapatannya melebihi persentase kenaikan inflasi
- mereka yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi
dalam bentuk barang atau emas.
2. Dampak terhadap efisiensi, berpengaruh pada:
- proses produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi tidak efesien
pada saat terjadi inflasi
- perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan
masyarakatterhadap beberapa jenis barang
3. Dampak inflasi terhadap output (hasil produksi):
- inflasi bisa menyebabkan kenaika produksi. Biasanya dalam keadaan inflasi
kenaikan harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang
menguntungkan produsen
- bila laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil produksi,
dikarenakan nilairiil uang akan turun dan masyarakat tidak senang memiliki uang
tunai, akibatnya pertukaran dilakukan antara barangdengan barang.
4. Dampak inflasi terhadap pengangguranSuatu negara yang berusaha
menghentikan laju inflasi yang tinggi, berarti pada saat yang sama akan
menciptakan pengangguran.

Untuk melihat laju inflasi dengan tingkatpengangguran, dapat diperlihatkan dalam


Kurva Philips: Keterangan Gambar:
1. Kurva philip adalah kurva yangmenggambarkan hubungan negatif antara inflasi
dan pengangguran.- semakin tinggi tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran
semakin rendah- semakin rendah tingkat inflasi, maka tingkat pengangguran
semakin tinggi
2. - pada titikE, tingkat inflasi nol dan pengangguran ada tingkat pengguna tenaga
kerja penuh (full employment)
- pada titik A, tingkatinflasi negatif (deflationary gap), tingkat pengangguran lebih
tinggi- pada titik B, tingkat inflasi positif (inflationary gap),tingkat pengangguran
lebih rendah.
Beberapa hal yang berhubungan dengan inflasi:
1.DEFLASI, daya beli uang yang mengalami peningkatan, karena jumlah uang yang
beredar relatif lebih sedikit dari jumlah barang dan jasa yang tersedia. Tujuan dari
deflasi adalah untuk meningkatkan ekspor barang, neraca pembayaran menjadi
surplus.
2.DEFRESIASI, penurunan nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing yang
terjadi di pasar uang.
3.APRESIASI, kenaikan nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang asing yang
terjadi di pasar uang.
4.INFLASI TERBUKA, keadaan dimana harga-harga bergerak tak terkendali, serta
terdapat kelebihan permintaan terhadap barang.
5.SANERING, pemotongan nilai mata uang yang dilakukan oleh pemerintah.
6.REVALUASI, kebijakan pemerintah untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri
terhadap valuta asing.
7.DEVALUASI, kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam
negeri terhadap valuta asing dengan sengaja. Devaluasi dapat di atasi dengan
cara pemerintah menambah pembelanjaan, masyarakat menambah pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai