Anda di halaman 1dari 4

BIAYA PRODUKSI

Untuk menjalankan produksi diperlukan tenaga kerja, bahan-bahan dasar, alat-alat dan mesin, bahan

bakar, dan sebagainya yaitu sumber-sumber daya ekonomi atau faktor-faktor produksi. Untuk menentukan harga

jual produk, serta untuk dapat menentukan apakah suatu usaha itu rendabel, semua biaya produksi harus

diperhitungkan dengan seteliti mungkin. Perhitungan semua biaya yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan

suatu barang/jasa sampai tersebut terjual disebut kalkulasi harga pokok.

2.1. Pengertian Biaya

Dalam ilmu ekonomi biaya diartikan : semua pengorbanan yang perlu untuk sesuatu proses produksi,

dinyatakan dalam uang menurut harga pasar yang berlaku. Dalam definisi ini ada empat unsur yang perlu

diperhatikan:

Pengorbanan

Pengorbanan yang sesungguhnya adalah pemakaian faktro-faktor produksi atau sumber-sumber

ekonomi: bahan-bahan yang habis dipakai, waktu dan tenaga yang dicurahkan, peralatan dan mesin yang

terpakai, uapah karyawan yang harus dibayar dan sebagainya.

Masalah pertama yang dihadapi oleh produsen: menentukan berapa jumlah pengorbanan tersebut.

Untuk itu semua pengorbanan harus diukur dengan teliti (dikuantitatifkan): berapa kg bahan yang habis terpakai,

berapa jam kerja yang telah dicurahkan untuk menyelesaikan pekerjaan, berapa jam mesin yang diperlukan

untuk pembuatan suatu barang, dan sebagainya.

Pengorbanan yang perlu untuk produksi

Yang dihitung sebagai biaya hanyalah pengorbanan yang perlu saja, artinya yang tidak dapat

dihindarkan. Jadi pemborosan bahan atau waktu yang sebenarnya tidak perlu itu seharusnya tidak ikut dihitung

sebagai biaya.

Misalnya: karena kurang hati-hati seorang tukang c at menjatuhkan sebuah kaleng cat, sehingga

tercecer semua. Ini bukan biaya yang perlu untuk proses produksi, maka tidak boleh dihitung sebagai biaya

produksi yang nantinya akan dibebankan pada konsumen.

Lain halnya pada penjahitan pakaian. Disini tentu ada sisa-sisa kain yang terpotong dan harus

dibuang. (Sisa-sisa ini disebut afval). Ini tidak dapat dihindari, maka termasuk biaya produksi.
Dinilai dalam uang

Semua biaya produksi dinilai dalam uang. Pengeluaran yang memang harus dibayar dengan uang,

seperti harga beli bahan-bahan atau gaji pegawai, sudah dengan sendirinya termasuk perhitungan biaya.

Tetapi dapat bahwa ada hal-hal yang sebenarnya termasuk biaya produksi tetapi tidak dibayar dengan

uang. Misalnya tenaga sendiri atau bahan-bahan yang diambil dari kebun sendiri. Karena tidak menyangkut

pengeluaran uang, maka kerap kali juga tidak dihitung sebagai biaya. Padahal sebenarnya tenaga sendiri dan

bahan-bahan itu juga harus ikut diperhitungkan sebagai biaya, meskipun tidak berupa pengeluaran uang! Contoh

lain adalah penyusutan gedung dan alat-alat produksi, yang betul-betul termasuk biaya, biarpun tidak ada satu

senpun dikeluarkan untuk itu. Biaya seperti itu, yang secara ekonomis harus dihitung sebagai biaya produksi

tetapi bukan merupakan pengeluaran uang, sering juga disebut biaya implisit.

Misalnya : Pak Amir mempunyai toko kecil yang selalu dijaga sendiri. Karena ia tidak perlu

membayar upah kepada pembantu/pelayan toko, berhubung ada urusan keluarga, untuk sementara waktu ia

mencari seorang pembantu untuk menjaga tokonya. Pembantu tersebut harus dibayar Rp. 25.000,- per minggu.

Apakah sekarang biaya toko tiba-tiba naik dengan harga Rp. 25.000,- per minggu, sehingga harga jual

juga perlu dinaikkan? Tidak! Memang!, pengeluaran uang bertambah. Tetapi pemakaian tenaga sendiri

sebenarnya sudah harus ikut diperhitungkan sebagai biaya dalam kalkulasi harga pokok. Kalau dulu tenaga

sendiri tidak dihitung, perhitungan harga pokok dan harga jual terlalu rendah. Pemilik toko yang menjaga

tokonya sendiri harus memperhitungkan “upah” untuk tenaganya sendiri, paling sedikit sama dengan yang akan

harus dibayarkan kepada seorang pembantu. Upahnya itu termasuk biaya bukan laba.

Bagaimana caranya pengorbanan atau biaya yang tidak menyangkut pengeluaran uang itu harus

diperhitungkan? Biaya-biaya tersebut dinilai dalam uang, yaitu disamakan dengan harga yang umum berlaku

dalam masyarakat untuk hal-hal seperti itu. Misalnya harga pasar untuk kebun hasil sendiri ; untuk upah tarif

yang berlaku umum, dst. Cara ini dalam ilmu ekonomi disebut biaya alternatif (alternative cost;

alternatif=kemungkinan yang lain) atau opportunity cost.

Menurut harga pasar yang berlaku

Kalau biaya harus dinilai dalam uang, nilai atau harga yang manakah yang harus dipakai? Diatas

sudah disinggung bahwa yang dipakai adalah harga pasar yang berlaku.

Banyak orang memperhitungkan nilai bahan atau barang sama dengan harga yang dulu telah dibayar

untuk membeli barang/bahan tersebut. Tetapi.... berapa yang dulu dibayar untuk membeli suatu barang itu

sebenarnya tidak penting lagi. Apalagi dalam masa kenaikan harga umum (inflasi). Agar suatu usaha bisa
berjalan terus (agar kontinuitas usaha terjamin), yang lebih penting adalah: berapa harga yang harus dibayar

sekarang kalau membeli barang yang sama lagi. Jadi yang dipakai sebagai pedoman untuk penentuan besarnya

biaya dalam kalkulasi harga pokok adalah harga pasar yang berlaku sekarang (=pada saat penjualan), meskipun

dahulu mungkin dibeli dengan harga yang lebih rendah atau lebih mahal.

Harga yang harus dibayar sekarang untuk menggantikan barang itu (untuk membeli barang yang

sama) disebut harga (nilai) pengganti, sedang harga yang dulu telah dibayar disebut harga historis.

2.2. Jenis-jenis Biaya

Hal-hal apa saja yang harus diperhitungkan sebagai biaya?

Tentu saja itu tergantung dari jenis barang/jasa yang dihasilkan dan dari jenis yang dijalankan

(pemborong atau petani, pabrik atau pedagang, tukang cukur atau akuntan). Pada umumnya dibedakan jenis-

jenis biaya sebagai berikut :

JENIS-JENIS BIAYA
I. Biaya Produksi: 1. Bahan-bahan (pembelian, pengangkutan, penyimpanan,
administrasi, dll)
2. Tenaga kerja (upah, tunjangan-tunjangan)
3. Bangunan dan alat-alat produksi tahan lama (pemeliharaan,
penyusutan, bunga, asuransi, sewa, dll)
4. Tanah (sewa tanah kalau menyewa)
5. Jasa-jasa pihak lain
6. Pajak
7. Lain-lain

II. Biaya Operasi


A. Biaya umum & Biaya yang untuk proses produksi sebagai keseluruhan,
Adminitrasi seperti: gaji direksi, biaya kantor/administrasi, pos,
tilpun, penerangan, keamanan, dsb.

B. Biaya Penjualan Biaya promosi/iklan, rapat, transport, pembungkusan,


dll
Jenis-jenis biaya tersebut juga dapat digolongkan dengan cara lain sebagai berikut:

a. Biaya langsung dan biaya tak langsung

Biaya langsung (Direct Cost) ialah : biaya yang secara langsung berhubungan dengan produksi suatu barang

dan karena itu secara langsung dapat dibebankan pada produki itu. Miasanya biaya bahan, biaya/upah tenaga

kerja langsung.

Biaya tak langsung (Indirect Cost), juga disebut Biaya Overhead Pabrik (POB), yaitu biaya yang

berhubungan dengan proses produksi sebagai keseluruhan. Misalnya biaya upah mandor, penyusutan mesin,

biaya listrik/penerangan, biaya administrasi pabrik dan gudang, dan sebagainya.

b. Biaya tetap dan biaya variabel

Biaya tetap (Fixed Cost) ialah : biaya yang jumlahnya tetap, tidak bertambah atau berkurang dengan adanya

perubahan jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya sewa bangunan atau sewa tanah tidak bertambah kalau

jumlah barang yang dihasilkan bertambah banyak.

Biaya variabel (Variabel Cost) ialah: biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan (=tergantung dari)

banyak sedikitnya jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya biaya bahan.

c. Biaya implisit dan biaya eksplisit

Biaya implisit ialah: biaya yang secara ekonomis harus ikut diperhitungkan sebagai produksi, meskipun tidak

dibayar dalam bentuk uang. Misalnya upah tenaga sendiri, bunga atas modal sendiri.

Biaya esplisit ialah: semua pengeluaran uang yang digunakan untuk membayar faktor produksi, bahan-bahan,

transport, energi, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai