Anda di halaman 1dari 9

Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

PERTEMUAN KE-13
MODEL MARKOWITZ

1. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut :
Mahasiswa mampu memahami model Markowitz

2. URAIAN MATERI

Teori Portofolio Dan Diversifikasi Portofolio Teori portofolio diperkenalkan oleh Harry M.
Markowitz pada tahun 1952. Teori ini dilatarbelakangi oleh keinginan investor yang ingin
meminimalkan risiko investasinya. Teori portofolio menghendaki agar menanam saham
dibeberapa tempat dengan komposisi yang berbeda untuk menghindari kerugian
(diversifikasi portofolio). Teori portofolio membahas bagaimana cara membentuk portofolio
yang dapat memberikan keuntungan optimal dari sekian banyak aset yang harus dipilih
padatingkat risiko yang berfsedia ditanggung.

Menurut Tandelilin (2010:) terdapat 3 konsep portofolio optimal:

1. Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal


Ciri portofolio efisien yaitu portofolio yang memberikan imbal balik terbesar pada risiko
tertentu, atau portofolio yang memberikan risiko paling kecil dengan tingkat return tertentu.
Hal ini berarti bergantung pada asumsi tentang bagaimana perilaku investor dalam membuat
keputusan investasi. Portofolio optimal adalah pilihan investor atas portofolio yang telah
tersaji pada portofolio efisien yang memberikan manfaat optimal.

2. Fungsi Utilitas dan Kurva Indiferen


Fungsi utilitas digambarkan dalam bentuk kurva yang biasa disebut kurva indeferen. Garis
vertikal menggambarkan Expected Return, dan garis horizontal menggambarkan risiko.
Setiap titik-titik yang terletak disepanjang kurva indiferen menunjukkan imbal balik dan
risiko portofolio yang dapat menghasilkan utilitas (manfaat) sama. ”semakin jauh kurva

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

indeferent dari sumbu horisontal, semakin tinggi utilitasnya. Semakin tinggi utilitas
kurvaindeferen berarti semakin tinggi tingkat return yang diharapkan pada setiap tingkat
risiko”. (Tandelilin, 2001:75)

3. Aset bebas risiko dan Aset berisiko


Aset bebas risiko merupakan aset yang tingkat return aktualnya sudah dapat dipastikan,
contohnya adalah obligasi. Aset beresiko ialah aset yang tingkat return aktualnya diwaktu
akan datang mengandung ketidakpastian, contohnya adalah saham.

Teori Portofolio Markowitz


Diversifikasi Markowitz maupun Diversifikasi naif sama-sama memberikan manfaat bagi
investor. Namun, pada diversivikasi naif return yang diperoleh belumlah optimal,
dikarenakan investor belum memanfaatkan informasi yang tersedia misalnya informasi
mengenai keadaan perusahaan sekarang dan tingkat return ekspektasinya. Diversifikasi
Markowitz mengatasi kelemahan tersebut dengandapat memanfaatkan semua informasi yang
tersedia, sehingga dapat dijadikan rujukan untuk membuat sebuah portofolio optimal dengan
mempertahankan return yang ada dan meminimalkan risiko melalui analisa kovarians antar
return aktiva.
Model Markowitz menggambarkan variansdari return portofolio pada saham tidak hanya
bergantung pada seberapa besar tingkat risiko asset individual pada portofolio, akan tetapi
cenderung kepada hubungan risiko tersebut terhadap sahamnya. “Asumsi-asumsi yang
mendasari pembentukan portofolio model Markowitz:
1. Waktu yang digunakan dalam penelitian hanya satu periode
2. Investor mendasarkan perhitungan pada nilai return ekspektasi dan risiko portofolio
3. Tidak adanya perhitungan biaya transaksi”
(Hartono, 2013)

Pengambilan Keputusan Investasi


Model Markowitz mengasumsikan bahwa investor mengambil keputusan investasinya hanya
pada return ekpektasi dan risiko portofolio. Lebih spesifik dengan anggapan bahwa investor
ialah tidak menyukai risiko, maka investor akan menempatkan keputusan investasinya
dengan lebih memlih portofolio yang menyediakan risiko terkecil dengan return ekspektasi

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

yang mengikutinya. Atau investor akan memilih return ekspektasi tertentu dengan sebesar
risiko yang bersedia ditanggung.

Teori Perhintungan Model Markowitz


Pada tahun 1952, Harry Markowitz meluncurkan sebuah model formal seleksi Portofolio
yang memasukan prinsip diversifikasi. Strategi diversifikasi saham Model Markowitz
berusaha untuk menggabungkan antara aktiva-aktiva dalam portofolio dengan pengembalian
yang memiliki korelasi positif kurang sempurna, dengan tujuan mengurangi resiko portofolio
(varians) tanpa mengurangi pengembalian. Menurut Martono (2005), ada beberapa cara yang
dilakukan untuk menentukan portofolio menurut model Markowitz yaitu :
a. Menghitung Return tiap saham dengan rumus :

Rit = (Pit – Pit-1) + D1 / Pit – 1

Keterangan :
Rit : Return pada waktu yang diharapkan
Pt-1 : Harga saham pada awal periode
Pt : Harga saham pada akhir periode
D1 : Dividen yang dibagikan

b. Menghitung Expected Return tiap saham dengan rumus :

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

c. Menghitung Resiko (varians dan standar deviasi) investasi setiap saham. Ukuran
risiko ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan nilai yang kita
peroleh menyimpang dari nilai yang kita harapkan. Perhitungan itu dapat kita cari
dengan rumus :

d. Menghitung Kovarian antara dua buah saham dalam portofolio. Rumus yang
digunakan untuk menghitung kovarian adalah sebagai berikut :

e. Menghitung Koefisien korelasi harga saham antar perusahaan. Besar kecilnya


koefisien korelasi akan berpengaruh terhadap resiko portofolio. Rumus yang
digunakan adalah :

f. Menentukan proporsi dana dari saham-saham kandidat portofolio dilakukan dengan


menggunakan program aplikasi Solver yang ada didalam Microsoft Excel. Aplikasi
ini akan memberikan proporsi dana yang terbaik supaya menghasilkan return yang
paling maksimal.
g. Menghitung Expected Return (tingkat keuntungan yang diharapkan) dari portofolio.
Tingkat keuntungan yang diharapkan dari portofolio dapat dihitung menggunakan
rumus :

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

h. Menghitung Resiko (varians dan standar deviasi) dari portofolio. Varians dan standar
deviasi dari portofolio dapat dihitung dari persamaan sebagai berikut :

Teori Perhintungan Single Index Model


Model Indeks Tunggal (Single Index Model) adalah model imbal hasil saham yang
membagi pengaruh pada imbal hasil menjadi faktor sistematis (sebagaimana diukur
dengan imbal hasil atas indeks pasar) dan faktor spesifik perusahaan. Single Index Model
merupakan analisis yang dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963. Single
Index Model merupakan penyederhanaan dari teori model Markowitz yang memperkecil
input analisis teori portofolio dan mereduksi jumlah variabel yang perlu ditaksir,
disamping itu model ini juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan
resiko portofolio.

Menurut Jogiyanto (2008), menentukan portofolio yang optimal akan lebih mudah jika
didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekuritas dapat
dimasukan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka yang dimaksud adalah rasio
antara ekses return dengan Beta (excess return to beta ratio) dengan perhitungan rasio
sebagai berikut :

ERBi : excess return to beta Sekuritas ke-i


E(Ri) : return ekspektasian berdasarkan Single Index Model untuk sekuritas ke-i
RBR : return aktiva bebas resiko
Βi : Beta sekuritas ke-i

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

Portofolio yang optimal akan berisikan dengan aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio
ERB yang tinggi. Aktiva-aktiva dengan rasio ERB rendah tidak akan dimasukan kedalam
sebuah titik pembatas (cut-off point) yang menentukan batas nilai ERB berapa yang
dikatakan tinggi.

Menurut Jogiyanto (2008), Ada beberapa cara untuk menentukan titik pembatas ini yaitu:
a. Mengurutkan saham-saham berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB terkecil yang
merupakan kandidat untuk dimasukan ke portofolio optimal.
b. Menghitung nilai Ai dan Bi untuk masing-masing saham ke-I sebagai berikut :

E(Ri) : return ekspektasian berdasarkan Single Index Model untuk sekuritas ke-i
RBR : return aktiva bebas resiko
βi : Beta sekuritas ke-i
σ2ei : Varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan resiko unik
atau resiko tidak sistematis

c. Menghitung nilai C1 dengan rumus sebagai berikut :

Ci : Cut-off rate
σ2 m : Varian dari return indeks pasar
βj : Beta saham ke-i

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

d. Besarnya cut-offpoint (C*) adalah nilai C1 dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih
besar dari nilai C.
e. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal yaitu saham-saham yang i mempunyai
nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C*. Saham-saham yang
mempunyai ERB lebih kecil dengan ERB titik C* tidak diikutsertakan dalam pembentukan
portofolio optimal.
f. Setelah saham-saham yang membentuk portofolio optimal telah dapat ditentukan, maka
selanjutnya adalah menentukan proporsi dana untuk masing-masing saham yang membentuk
portofolio. Investor dapat menentukan proporsi masing-masing saham tersebut dalam
portofolio optimal. Adapun proporsi untuk saham ke-I adalah :

Keterangan :
Wi : proporsi sekuritas ke-i
K : jumlah sekuritas di portofolio optimal
βi : beta sekuritas ke-i
σ2ei : varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i
ERBi : Excess return to beta sekuritas ke-i
C* : nilai cut-off point yang merupakan Ci terbesar.

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Modul Kuliah Pasar Modal & Portofolio Manajemen

TUGAS
1. Apa yang anda ketahui mengenai kovarians pada model Markowitz ?
2. Apa yang anda ketahui mengenai koefisien korelasi pada model Markowitz ?
3. Berikan penjelasan mengenai beta sekuritas !
4. Berikan penjelasan mengenai beta akuntasi dan beta fundamental

DAFTAR PUSTAKA
1. Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Kedelapan,
BPFE-Yogyakarta, September 2013
2. 3. Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi
Keempat, UPP STIM YKPN, Agustus 2005
4. Tandelilin, Eduardus. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. BPFE
Yogyakarta. Yogyakarta 2001
5. William F. Sharpe, Gordon J. Alexander, Jeffrey V. Bailey, Investasi, Jilid I, PT.
INDEKS Kelompok Gramedia, 2005
6. Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi
9 Buku 1, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014
7. Zvi Bodie, Alex Kane, Alan J. Marcus, Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi
9 Buku 2, Mc Graw Hill Education/Penerbit Salemba Empat, 2014

Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM
Dr. Zulfitra, S.Si, MM – Sahroni, SST, MM - Arif Surahman, SE, MSM – Reza Octovian, SE, MM

Anda mungkin juga menyukai