Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN INVESTASI

DIVERSIFIKASI DAN TEORI PORTOFOLIO

Materi ini disusun guna memenuhin tugas Mata

kuliah : Manajemen Investasi Dosen Pengampu :

Reno Virlandana A S.E.,M.M.

Nama kelompok 7
1. RENI HARYATI SINAGA (181011202321)
2. OTOBERI HIA (181011202060)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG 2021


Manajemen keuangan, memiliki tiga fungsi dalam aplikasinya, yaitu pertama terkait
dengan Keputusan Investasi, Kedua, Keputusan Keuangan, dan ketiga adalah Manajemen Aset.
Berdasarkan tiga keputusan dalam fungsi manajemen keuangan tersebut, keputusan investasi
adalah yang menjadi dasar kebijakan selanjutnya. Investasi merupakan alokasi dana untuk
mengadakan barang modal pada saat sekarang yang bertujuan untuk menghasilkan nilai
keluaran barang atau jasa dengan tujuan memperoleh manfaat nilai dan keuntungan yang lebih
besar di masa yang akan datang. Diversifikasi Portofolio Investasi, merupakan kumpulan
investasi dari berbagai macam aset dengan tingkat return keuntungan dan risiko yang berbeda-
beda pada kurun waktu dan periode investasi tertentu. Keputusan melakukan diversifikasi
portofolio investasi terutama diera MEA yang telah diberlakukan awal tahun 2016 terdiri dari
berbagai aspek, yaitu Nilai return yang diharapkan, Tingkat Risiko yang ditanggung karena
berbagai investor dan perusahaan se-ASEAN akan berperan dan korelasi tingkat risiko dengan
return yang diharapkan dengan pertimbangan optimalisasi dan efisiensi portofolio ditengah
semakin banyaknya para investor dan perusahaan

Investasi merupakan kegiatan penanaman uang atau modal dengan tujuan memperoleh
keuntungan. Investasi dikatakan menguntungkan jika memberikan manfaat (benefits) yang
lebih besar dari pengorbanannya (cost) (Husnan, 1993). Investasi pada aset berisiko seperti
saham tidak hanya akan menghasilkan keuntungan (return) tetapi juga harus menghadapi
kerugian (risk). Tingkat pengembalian dapat diukur dari expected return sedangkan risiko dapat
diukur dari varian atau standar deviasi. Oleh karena itu dibutuhkan adanya diversifikasi untuk
mengurangi risiko.
Konsep portofolio yang dicetuskan oleh Markowitz merupakan optimisasi
portofolio yang ditujukan untuk investor standar karena hanya mengacu pada satu
penjelasan dari return portofolio (Steuer, et al. 2005). Duan (2007) menggunakan
pendekatan multiobjektif untuk membentuk portofolio yang optimal dengan
memaksimumkan return dan meminimumka risiko secara bersamaan. Optimisasi
multiobjektif menawarkan beberapa alternatif investasi tergantung pada preferensi
investor.

Portofolio mempunyai konsep yaitu seseorang atau pemilik dana yang


melakukan investasi pada lebih dari satu instrumen investasi. Investor memiliki
deposito dan saham atau deposito dan obligasi atau obligasi dan saham. Portofolio
tidak saja melakukan investasi pada dua isntrumen investasi tetapi juga pada dua
deposito atau dua saham atau dua obligasi. Portofolio seperti ini dikenal portoflio
di dalam (within) instrumen. Misalkan, investor ingin melakuka investasi pada
properti maka portfolionya akan mengandung properti berdasarkan jenisnya dan
tempatnya seperti Rumah, hotel, gudang, resort, mall, apartemen, ruko,
kondominium dan sebaginya.

Tindakan melakukan investasi pada beberapa instrumen investasi


mempunyai maksud atau tujuan tertentu. Adapun tujuan membuat portofolio
investasi untuk melakukan diversifikasi risiko agar dana yang dimiliki mempunyai
risiko yang minimum. Penurunan pada salah satu instrumen investasi akan dapat
diganti dengan instrumen yang lain. Akibatnya, pemilik dana harus memiliki
keragaman dari portofolio agar dana yang dimiliki tidak mengalami berkurang
dari nilai awalnya.
Teori portofolio diperkenalkan oleh Markowitz (1952) melalui sebuah artikel di Journal
of Finance dan dilanjutkan dengan bukunya pada tahun 1959. Teori ini merupakan teori yang
pertama diperkenalkan untuk pembahasan tingkat pengembalian dan risiko. Tetapi, Markowitz
lebih banyak membahas risiko terutama mengenai keinginan investor tentang pilihan antara
risiko dan tingkat pengembalian. Dalam membangun teorinya ini, Markowitz memberikan
pemikiran bahwa investor akan selalu memilih tingkat pengembalian yang tinggi dengan
risiko yang rendah. Adapun konsepnya dalam portofolio bahwa investor akan selalu berpijak
pada risiko dari portofolio tersebut.

Teori Markowitz ini juga mengemukakan bahwa tujuan melakukan portofolio untuk
penyebaran risiko. Berdasarkan pendekatan ekspektasi tingkat pengembalian dan varian maka
diperoleh sebuah daerah yang efisien (efficient frontier) untuk mendapatkan alokasi aset atas
tingkat pengembalian yang diinginkan. Daerah yang Efisien digambarkan pada grafik seperti
pada grafik dibawah ini

8%

7%

1|t 6S*%
>
l-'

4%

3%

Standar Deviasi (Risiko)

Elton dkk (1976) mengemukakan sebuah alternatif untuk memilih saham mana yang
masuk dalam portofolio dengan menggunakan excess return to Beta (ERB) dimana ERB
merupakan selisih antara tingkat pengembalian saham dengan tingkat pengembalian aset bebas
risiko yang selanjutnya dibagi dengan beta saham tersebut. Excess return to Beta ini diurutkan
dari yang terbesar sampai yang terkecil. ERB mengukur tambahan tingkat pengembalian pada
sebuah saham per unit dari risiko yang tidak dapat didiversifikasi. ERB dihitung sebagai
berikut:

Ri - Rf
ERB = (2.7)
Pi

dimana :

ERB = excess return to beta Ri = tingkat pengembalian saham ke i Rf = tingkat

pengembalian aset bebas risiko Pi = beta saham ke i


Jones (1992) memperkenalkan analisis network (jejaring) yang diapplikasikan kepada
model portofolio. Model portofolio jejaring ini selalu dipresentasikan dalam bentuk nodes yang
selalu berhubungan dengan input dan output. Input dari model portofolio jejaring ini adalah
arus kas masuk (cash inflow) dan outputnya juga arus kas keluar (cash outflow), tetapi input
dan output tersebut bisa juga dalam bentuk surat-surat berharga maupun mata uang asing. Input
dan output tersebut dapat juga disebut sebagai penawaran dan permintaan. Model ini
mempunyai asumsi yaitu tindakan dapat dibuat dan dipisahkan dalam bentuk node (nodes);
tidak adanya struktur biaya dan kapital gain tidak dapat dipisahkan dari pendapatan sekarang.
Model portofolio jejaring mempunyai kelebihan dari model lain yaitu pertama, model
portofolio jejaring memberikan kerangka konsepsi yang dimengerti melalui penggunaan visual
struktur portofolio. Kedua, model portofolio jejaring tidak hanya menunjukkan hubungan antar
variabel keputusan tetapi juga memfasitalisasikan definisi dari model optimasi yang tepat.
Ketiga, model portofolio jejaring sangat efisien dalam menggunakan banyak (dapat ribuan)
variabel.
Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan

1. Resiko Pasar (interest rate risk),


yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga
naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss.

2. Resiko Reinvestment,
yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset finansial yang harus di reinvest
dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan
pendapatan yangdiperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi
yangberpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga.

3. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk),


yaitu resiko yang terjadi akibat tidak mampunya peminjam (debitur) memenuhi
kewajibannya sesuai dengan yang dijanjikan.

4. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk).


Untuk menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi inflasi
engan meminta atau mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi.

5. Resiko Valuta (currency risk atau exchange rate risk).


adalah paparan yang merugikan akibat fluktuasi nilai tukar valuta asing. ... Pergerakan
merugikan nilai tukar dapat membahayakan profitabilitas, arus kas perusahaan, dan nilai
perusahaan.

6. Resiko Politik,
ini berkaitan engan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perunangan yang
berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan
terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan.
7. Marketability atau Liquidity Risk,

ini dapat terjadi apabila instrument pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali
sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko
untuk tidak dapat mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai
pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.

Tujuan fundamental dari teori portofolio adalah untuk mengalokasikan investasi secara
optimal diantara asset yang berbeda. Optimisasi Mean-Varian adalah alat kuantitatif
yang akan dipakai sebagai pertimbangan trade-off antara resiko dan return. Resiko dan
return adalah dua kunci sukses dari beberapa investasi. Tugas utama dari para analis
sekuritas adalah mengidentifikasi dan mengevaluasi resiko dan return.

Dalam Teori Portofolio Markowitz mensyaratkan bahwa suatu mata uang dapat
didiversifkasi hanya mata uang-mata uang yang tidak mempunyai korelasi positif dan
sempurna. Tujuan diversifikasi adalah untuk mengurangi resiko yang tidak sistematis
sampai pada titik mendekati tingkat resiko sistematis. Jika syarat ini tidak dapat
terpenuhi maka tidak dapat dilakukan diversifikasi.

Diversifikasi resiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan
resiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat melakukan
diversifikasi dengan beberapa cara yaitu dengan membentuk portofolio berisi banyak
aktiva, membentuk portofolio secara random atau diversifikasi secara metode Markowitz
(Jogiyanto, 1998).
Diversifikasi Dengan Banyak Aktiva

Mengikuti hokum statistik bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat dengan
rata-rata sampel dengan nilai ekspektasi dari populasi. Hukum ini disebut dengan
Hukum Jumlah Besar (Law of Large Numbers). Asumsi yang digunakan disini adalah
bahwa tingkat hasil (rate of return) untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah
independen. Ini berarti bahawa rate of return untuk satu sekuritas tidak dipengaruhi oleh
rate of return sekuritas yang lain.
Diversifiaksi Secara Random

Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih


sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang
relevan. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.
Diversifikasi Secara Markowitz

Metode mean-variance dari Markowitz menggunakan sekuritas-sekuritas yang


mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan resiko protofolio. Semakin
bayak sekuritas yang dimasukan ke dalam portofolio, semakin kecil resiko nportofolio.

Anda mungkin juga menyukai