Anda di halaman 1dari 8

Nama : Indah Ellis Paramita

Nim : 170510230

Kelas : VI - G

Mk : Hukum Pasar Modal (UTS)

1. Jelaskan Tentang Azas-Azas Hukum Pasar Modal


Jawab :
Asas-asas pasar modal terdiri dari :
 Pasar yang teratur, yaitu keadaan pasar yang didalamnya terdapat pengelola
pasar serta adanya aturan main yang baku.
 Pasar yang wajar, yaitu keadaan pasar yang penentuan harganya dipegaruhi
oleh proses permintaan dan penawaran
 Pasar yang efisien, yaitu keadaan pasar yang harga sahamnya bergerak ke arah
harga yang benar jika distribusi informasi menyebar ke pasar secara merata.

2. Jelaskan Secara Singkat Dan Lengkap Tentang Mekanisme Perdagangan Di Bursa


Efek
Jawab :
Proses perdagangan efek di bursa efek diawali dengan proses emisi efek atau
yang sering disebut juga dengan istilah go public. Proses emisi adalah suatu rangkaian
tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan tertentu dalam rangka
menerbitkan, menawarkan, dan menjual efek tertentu seperti saham dan obligasi
kepada masyarakat luas melalui pasar modal
Perusahaan yang melakukan emisi efek disebut perusahaan emiten.
Apakah setiap perusahaan dapat melakukan kegiatan ini? Setiap perusahaan
yang berkeinginan melakukan proses emisi wajib memenuhi persyaratan yang
diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan No. 695/KMK.011/1985.
Persyaratan tersebut adalah sebagai berikut :
 Bertempat kedudukan di Indonesia
 Mempunyai modal yang telah disetor penuh sekurang-
kurangnya Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
 Dalam dua tahun buku terakhir secara berturut-turut memperoleh laba dengan
ketentuan perbandingan laba bersih tahun terakhir dan modal sendiri sekurang-
kurangnya 10%
 Laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan negara untuk dua tahun
buku terakhir secara berturut-turut dengan pernyataan pendapat wajar tanpa
syarat (unqualified opinion) untuk tahun terakhir
Setelah memenuhi persyaratan tersebut maka perusahaan dapat melakukan
proses emisi efek (go public). Bagaimana tahap-tahap dalam proses emisi efek
tersebut? Perhatikan tahap-tahap dalam proses emisi efek (go public) berikut ini :

1. Tahap Konsultasi pada BAPEPAM


Bapepam adalah badan utama pasar modal yang mempunyai wewenang untuk
mengatur dan menyelenggarakan emisi efek. Kegiatan konsultasi ini bertujuan
untuk mendapatkan izin emisi efek.
2. Tahap Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
RUPS diselenggarakan untuk meminta persetujuan para pemegang
saham tentang rencana emisi efek. Apabila rapat menyetujui dilaksanakan
emisi efek maka harus pula ditentukan jumlah efek yang akan diemisikan.
3. Mengajukan Letter of Intent
Setelah RUPS menyetujui rencana penyelenggaraan emisi efek maka rencana
tersebut harus disampaikan kepada Bapepam. Laporan rencana emisi efek
tersebut berupa pernyataan secara tertulis di dalam sebuah surat yang
disebut Letter of Intent (surat pernyataan kehendak). Letter of Intent berisikan
pernyataan kehendak untuk melakukan emisi, data-data yang berkaitan dengan
perusahaan, jumlah efek yang akan diemisikan, dan permasalahan yang
dihadapi oleh calon perusahaan emiten untuk memperoleh bantuan apabila hal
tersebut dimungkinkan.
4. Penunjukan Lembaga-Lembaga Penunjang Emisi Efek
Untuk menjamin kelancaran dan kepastian hasil yang akan diperoleh melalui
kegiatan emisi efek, perusahaan emiten harus menjalin kerja sama dengan
beberapa lembaga penunjang yang bergerak dalam bidang pasar modal.
Lembaga-lembaga penunjang emisi efek tersebut adalah penjamin emisi efek,
akuntan publik, perusahaan penilai (appraisal/valuer), konsultan hukum,
notaris, trustee atau wali amanat, penanggung atau guarantor.
5. Mengajukan Persyaratan Pendaftaran
Emiten yang bermaksud menawarkan efek kepada masyarakat, terlebih dahulu
wajib mengajukan pernyataan pendaftaran emisi efek kepada Ketua BAPEPAM
melalui penjamin emisi efek. Dalam Keputusan Menteri Keuangan No.
430/KMK.01/1978 ditegaskan bahwa :
 pernyataan pendaftaran dilampirkan pada surat permohonan pendaftaran
yang diajukan kepada Ketua Bapepam,
 asli dari pernyataan pendaftaran tersebut harus ditandatangani di atas
materai,
 yang berhak menandatangani pernyataan pendaftaran adalah pihak yang
mempunyai hak untuk mewakili perusahaan di dalam dan di luar
pengadilan.
6. Tahap Evaluasi dan Penilaian Terhadap Kemampuan Calon Perusahaan Emiten
Tahap ini dilakukan oleh pihak Bapepam. Tujuan kegiatan dalam tahap ini
adalah untuk menilai kemampuan calon perusahaan emiten yang menyangkut
prospek usahanya serta kewajaran dan ketepatan data yang disajikan oleh calon
perusahaan emiten yang bersangkutan kepada masyarakat umum.
7. Dengar Pendapat Akhir
Tahap dengar pendapat akhir ini (final hearing) diselenggarakan apabila hasil
penilaian dan evaluasi menunjukkan bahwa calon perusahaan emiten yang
bersangkutan layak untuk melakukan emisi efek. Sebelum dengar pendapat
akhir dilakukan, pihak Bapepam terlebih dahulu mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tertulis kepada calon emiten, penjamin emisi efek, akuntan publik,
notaris dan penasihat hukum. Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut akan
diutarakan pada kesempatan dengar pendapat akhir.
8. Tahap Dikelarkannya Surat Ijin Emisi Efek
Setelah kegiatan “dengar pendapat akhir” usai maka Ketua Bapepam atas nama
menteri keuangan akan mengeluarkan Surat Izin Emisi Efek. Dengan
memperoleh surat izin emisi efek maka pihak calon perusahaan emiten
mempunyai hak untuk mulai melaksanakan emisi efek kepada masyarakat
melalui pasar modal.
9. Tahap Emisi Efek
Perusahaan emiten mulai memasuki tahap emisi efek setelah mendapat surat
izin emisi efek. Tahap emisi ini dibagi menjadi dua, yaitu tahap penawaran
umum pada pasar perdana (primary market), pencatatan (listing) di bursa efek,
dan tahap penawaran pada pasar sekunder.
a. Pasar Perdana
Pasar perdana merupakan tempat pertama kali efek-efek
diperdagangkan. Bagaimana proses penawaran efek-efek tersebut? Di
sini, saham dan efek-efek lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan
kepada investor oleh pihak penjamin emisi (underwriter) melalui
perantara pedagang efek (broker-dealer) yang bertindak sebagai agen
penjual saham. Proses ini biasa disebut dengan penawaran umum perdana
(Initial Public Offering/IPO).
b. Pasar Sekunder
Pasar sekunder berbeda dengan pasar perdana. Jika pasar
perdana merupakan tempat pertama kali menawarkan efek-efek,
maka bagaimanakah dengan pasar sekunder?
Pasar sekunder adalah tempat diperjualbelikannya efek-efek yang telah
dicatatkan di bursa efek setelah terlaksananya penawaran perdana. Dengan
demikian memberi kesempatan pada para investor untuk membeli atau
menjual efek-efek yang tercatat di bursa.
Para investor yang menghendaki menjual atau membeli efek, tidak dapat
langsung melakukan di bursa efek, melainkan harus melalui
perantara perdagangan efek. Perantara perdagangan efek biasanya berupa
perusahaan efek. Perusahaan efek yang telah mendapatkan izin sebagai
perantara efek dapat melakukan aktivitas jual beli efek di bursa efek.
Perusahaan efek membeli dan atau menjual efek berdasarkan perintah jual
dan atau perintah beli dari investor. Setiap perusahaan mempunyai
karyawan yang disebut dengan wakil perantara pedagang efek, yang
mempunyai wewenang untuk memasukkan semua perintah jual atau
perintah beli ke dalam sistem perdagangan yang terdapat di bursa efek.
Bagaimana perintah (order) beli dan perintah (order) jual dari sekian
banyaknya investor dapat cocok (matched)?
Mekanisme “matching” (cocok) adalah berdasarkan kriteria prioritas harga
dan prioritas waktu.
Prioritas harga, artinya siapapun yang memasukkan order permintaan
dengan harga beli (bid price) yang paling tinggi, akan mendapat prioritas
utama untuk dapat “bertemu” dengan siapa pun yang memasukkan order
penawaran dengan harga jual (offer price atau ask price) yang paling
rendah. Prioritas waktu, artinya siapa pun yang memasukkan order beli
atau jual lebih dahulu, akan mendapat prioritas pertama untuk dicocokkan
(matched) oleh sistem.

3. Jelaskan Tentang Scriptless Trading Secara Singkat Dan Lengkap.


Jawab :
Scripless trading adalah Transaksi perdagangan Efek tanpa warkat. Sistem
perdagangan Efek di bursa Efek yang dilaksanakan secara elektronik dengan
penyelesaian melalui sistem pemindah bukuan (book-entry settlement system) atau
perpindahan E-fek maupun dana hanya melalui mekanisme debit-kredit atas suatu
rekening sekuritas (securities account). Adapun tanda bukti kepemilikan Efek tidak
lagi akan berbentuk fisik sertifikat Efek, tetapi diwujudkan dalam rekening Efek pada
Kustodian Sentral.

Historis timbulnya scriptless trading


Kebalikan dari kata scriptless trading adalah scriptfull trading (perdagangan dengan
warkat. Sebelum tahun 2000, perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta dilakukan
dengan menggunakan warkat.
Pasar Modal merupakan instrumen ekonomi yang berperan besar dalam memajukan
perekonomian Indonesia di masa datang, karena berdasarkan Undang-undang Nomor
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Indonesia memiliki posisi strategis
sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi
masyarakat. Oleh sebab itu maka, usaha pengembangan pasar modal menjadi salah
satu titik sentral untuk mendukung lajunya pertumbuhan perekonomian nasional.
Dalam pelaksanaan scriptless trading, BEJ sebagai penyelenggara transaksi yang
berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang mem-
back up penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP). Kedua lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) yang menjalankan fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back office yang
menyelenggarakan penyelesaian transaksi
Scripless Trading diberlakukan sejak tgl. 11 Juli 2000, dimulai dengan perdagangan 4
saham tanpa warkat, yaitu saham PT. Multipolar, PT. Sari Husada, PT. Suparma dan
PT. Dankos Labolatories .
Peraturan yang mengatur tentang scriptless trading
1. Undang-Undang Pasar Modal, UU No.8 Tahun 1995 Dasar Hukum pelaksanaan
Scripless Trading ini tercantum dalam pasal 55 ayat (1) UUPM dimana
dinyatakan bahwa “Penyelesaian Transaksi Bursa dapat dilaksanakan dengan
peyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik, atau cara lain yang diterapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
2. Peraturan Bapepam No.VI.A.3 Tentang Rekening Efek, pada Kustodian, yang
antara lain menetapkan: (1) Rekening Efek timbul karena adanya Penitipan
Kolektif (PK) atas Efek. (2) Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek
yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili
oleh Kustodian.
3. Peraturan Bapepam No.III.B.6 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi
Bursa.
4. Peraturan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia. Peraturan PT. Kliring
dan Penjaminan Efek Indonesia yang mengatur tentang Scripless Trading adalah
Peraturan No. II Tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
Tanpa Warkat, Keputusan Direksi PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia
No: Kep-001/KPEI/0399 tertanggal 11 Maret 1999.
5. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia. Peraturan PT. Kustodian
Sentral Efek Indonesia yang mengatur tentang pelaksanaan Scripless Trading
adalah Peraturan Tentang Jasa Kustodian Sentral, Keputusan Direksi PT.
Kustodian Sentral Efek Indonesia No: Kep-015/DIR/KSEI/0500, tertanggal 15
Mei 2000.

Karakteristik Scriptless Trading

1. Tidak ada fisik efek


Warkat efek yang diperdagangkan sudah dimasukkan dalam penitipan kolektif
pada kustodian sentral (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) dan sertifikat
efek dikonversikan menjadi data elektronik sehingga tidak ada lagi bentuk fisik
efek dalam kegiatan transaksi.
2. Kepemilikan efek dinyatakan dengan posisi pada rekening efek
Tidak adanya perpindahan warkat efek secara fisik mengharuskan para pihak
yang melakukan transaksi bursa membuka rekening terlebih dahulu pada
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Mengingat kepemilikan
dinyatakan dalam posisi rekening efek, pihak investor yang berupa perusahaan
asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya dapat membuka
rekening efek pada LPP, juga diharuskan untuk membuka rekening efek pada
Perusahaan Efek.
3. Pemindahbukuan secara elektronik
Perpindahan kepemilikan efek dilakukan dengan pemindahbukuan efek di
antara rekening efek.
Manfaat Scriptless Trading
a. Bagi Emiten :
 Tidak perlu lagi menyetak sertifikat saham (efisiensi, karena pada saat
IPO misalnya harus dicetak jutaan lembar saham).
 Corporate Action dapat berlangsung secara aman dan lancar
b. Bagi Pers. Efek dan Bank Kustodian :
 Efek tidak bergerak secara fisik, sehingga kecil kemungkinan terjadi
keliru pencatatan
 Tidak perlu lagi ada ruangan khusus untuk penyimpanan saham
 Tidak perlu lagi persiapan khusus untuk penyelesaian transaksi
 Tidak perlu lagi mengangkut saham ke PT. KSEI
 Serah terima, endorsemen saham tidak perlu lagi
 Efisiensi dalam penyelesaian transaksi Efek,
 Pengurangan biaya operasi,
 Peningkatan sistem informasi manajemen, yang pada akhirnya
diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan.
c. Bagi Investor :
 Tidak perlu mengambil saham di Perusahaan Efek (terhindar dari risiko
hilang, tercecer atau dicuri)
 Tidak perlu safety box untuk menyimpan Efek
 Efek tidak mungkin dipalsukan, karena tersimpan terus di Tempat
Penyimpanan Harta (TPH)
 Adanya jaminan penyelesaian transaksi tepat waktu, karena
penggantian proses yang tadinya manual menjadi elektronik
 Tidak perlu melakukan registrasi (balik nama) atas saham yang
dimiliki, sehingga tidak ada lagi biaya registrasi yg. dibayar pemodal
kepada BAE
 Dana menjadi lebih likuid
 Adanya kepastian transaksi di bursa, investor dapat membuat
perencanaan investasi dengan baik
 Memungkinkan untuk mengetahui pihak-pihak pemegang Efek dalam
waktu yang relatif cepat setiap saat,
 Pengurangan antrian panjang dalam setiap pembagian bonus, dividen
dan hak-hak lain yang berkaitan dengan Efek, karena pembagian
tersebut dapat dilakukan secara elektonik
d. Bagi Bursa atau Industri :
 Memberi kepastian hak atas transaksi di bursa
 Perdagangan meningkat dan pasar lebih likuid
 Proses penyelesaian transaksi simple dan cepat, sehingga
memungkinkan penyelesaian transaksi dalam volume besar dan tepat
waktu
 Efisiensi indusri akan meningkat
 Meningkatkan faktor keamanan khususnya daam penyelesaian
transaksi
 Prasyarat bagi penerapan teknologi lebih lanjut yaitu remote trading
maupun online trading
 Meningkatkan image Pasar Modal Indonesia dimata investor global

Kelemahan Menggunakan Sistem Scriptless Trading

Apa bukti bagi nasabah/investor saham bahwa mereka adalah pemilik sah dari
saham yang mereka beli dan sudah dibayar? Tanpa warkat, bukti kepemilikan hanya
dalam bentuk elektronik dan hanya bisa diakses perusahaan broker saham. Bisa saja
perusahaan broker saham tidak mengkredit kepimilikan saham kepada pemilik yang
sah.

Untuk menghapus kekhawatiran seperti disebut di atas, setiap pemilik


rekening perdagangan saham sekarang diharuskan juga mempunyai rekening
AKSES (Acuan Kepemilikan Sekuritas) di KSEI. Dengan adanya rekening AKSES
ini, KSEI akan langsung mengkredit dan mendebit saham yang diperjualbelikan
investor ke rekening AKSESnya, bukan lagi ke rekening atas nama perusahaan
broker saham. Dan investor bisa mengecek sendiri saham-saham yang ia miliki
melalui internet

Kendala-Kendala Dalam Penerapan Scriptless Trading

Penerapan sistem perdagangan dan penyelesaian transaksi Efek secara scriples


trading pada prinsipnya memerlukan tiga hal pokok yaitu

1. Kesiapan perangkat peraturan,


2. Perangkat sistem komputer
3. Sumber Daya Manusia yang profesional.

Kesiapan Sumber Daya Manusia juga menentukan berhasil tidaknya


penerapan scripless trading. Dalam menjalankan manajemennya, Bursa Efek,
LKP, LPP, Perusahaan Efek, Kustodian dan BAE dituntut untuk bertindak
profesional dan lebih mengutamakan visi Pasar Modal yang mampu berkompetisi
di pasar global.

Untuk megantisipasi risiko yang timbul, KPEI melakukan pengendalian risiko


(manajemen risiko) dan KSEI melakukan pengamanan dengan sistem C-BEST
Peranan PT. Kliring dan Penjamin Efek Indonesia (KPEI)

Peranan PT KPEI sebagal visualisasi LKP adalah untuk melaksanakan kliring


dan menjamin terselesaikannya transaksi. PT KPEI mengkliringkan transaksi yang
terjadi di Bursa Efek sehingga dapat ditentukan hak dan kewajiban Anggota Bursa.
PT KPEI juga harus menjamin penyelesaian transaksi, dimana jaminan PT KPEI
berupa jaminan penyelesaian transaksi tepat pada waktunya.

Peranan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Peranan PT KSEI dalam penerapan sistem scripless trading sangat besar


karena sebagai visualisasi LPP, PT KSEI harus dapat menjalankan fungsi kustodian
sentral dalam proses penyelesaian transaksi Efek. Sebagai kustodian sentral PT
KSEI dituntut untuk mampu memberikan layanan yang terbaik, untuk itu PT KSEI
harus menerapkan internal kontrol yang ketat agar mampu mengelola dana dan Efek
nasabah dalam jumlah yang besar dengan tepat dan aman.

Anda mungkin juga menyukai