Anda di halaman 1dari 6

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru


melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21”
Surakarta, 22 Oktober 2016

PEMBUATAN ALAT PERCOBAAN MANOMETER TERBUKA UNTUK


MENENTUKAN NILAI P0 BERDASARKAN HUKUM BOYLE
Dzirwatul Muna1, Dyah Fitriana Masithoh2
1,2
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 57126

Email Korespondensi: nashiramuna@gmail.com

Abstrak
Telah dibuat alat percobaan manometer terbuka untuk mengukur tekanan atmosfer suatu tempat. Alat ini
terbuat dari selang plastik dengan diameter 0,8 cm dan panjang 1,3 m. Yang disangga tiang kayu yang memiliki
tinggi 75 dan papan alas berukuran 25 x 30 cm. Sebagai isian selang digunakan raksa sebesar 0,34 ml. Selang
plastik ini direkatkan pada tiang penyangga yang dilengkapi mistar untuk menunjukkan panjang kolom udara
dan perbedaan ketinggian permukaan raksa pada kedua kaki selang. Salah satu ujung selang tertutup. Untuk
pengkalibrasian alat ini dilengkapi dengan waterpass yang disangga dua buah klem C. Hal ini dimaksudkan
agar titik pengkalibrasian alat tidak hanya pada satu titik saja. Pengujian alat ini dilakukan dengan memvarisi
panjang kolom udara sehinga terdapat perbedaan ketinggian permukaan raksa pada kedua ujung selang. Hasil
pengukuran menunjukkan prosentase kesalahan antara 4,61 % - 16,76 % jika dibandingkan dengan hasil
pengukuran menggunakan barometer. Melihat hasil tersebut, manometer terbuka ini dikategorikan layak untuk
membelajarkan Hukum Boyle dan sebagai alat ukur sederhana utuk menentukan nilai tekanan atmosfer.

Kata Kunci: Barometer, Raksa, Alat Ukur.

Pendahuluan ada dalam ingatannya, dan melakukan


pengembangan menjadi informasi atau
Segala sesuatu yang telah diketahui kemampuan yang sesuai dengan lingkungan
dalam dunia fisika dan tentang prinsip-prinsip dan jaman tempat dan waktu ia hidup”.
yang mengatur sifat-sifat dapat dipelajari Namun dalam perkembangnya saat ini sudah
melalui proses pengamatan dan pengukuran. ada yang menggunakan media untuk
Gejala-gejala alam yang sukar ditemukan, membantu membelajarkan suatu konsep.
yang tidak bisa diamati dari dekat dan sulit Akan tetapi, pada saat ini kenyataanya di
diamati dengan indera mata, dapat dibuat sekolah-sekolah daerah Surakarta untuk
modelnya dalam laboratorium. Kondisinya kegiatan praktikum yang membutuhkan
diatur sedemikian rupa sehingga sesuai pengambilan dan analisis secara kuantitatif
dengan gejala alam yang sebenarnya serta pada Hukum Boyle belum ada. Dalam
proses dan hasilnya dapat diamati atau diukur. permendikbud No.69 Tahun 2013 tentang
Kemudian hasil pengukuran itu dapat diolah. Kurikulum SMA-MA menyatakan bahwa
Dari hasil pengolahan inilah dapat ditarik untuk tingkatan siswa SMA diharapkan dapat
kesimpulan apakah suatu gejala alam sama : “Memahami, menerapkan, dan menganalisis
atau tidak dengan Hukum atau teori yang ada pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dalam fisika. Salah satu contoh besaran yang dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
ada di alam adalah tekanan udara. tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
Dalam pembelajaran fisika pada saat seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
pembelajaran tentang teori kinetik gas kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
(Hukum Boyle), seringkali dijumpai peradaban terkait penyebab fenomena dan
pembelajaran dilakukan hanya sekedar kejadian, serta menerapkan pengetahuan
penyampaian Hukum serta rumus matematis. prosedural pada bidang kajian yang spesifik
Padahal menurut Permendikbud Tahun 2013 sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
No.81a : “Di dalam pembelajaran, peserta memecahkan masalah”. Siswa dalam jenjang
didik didorong untuk menemukan sendiri dan SMA-MA untuk tingkatan kognitifnya
mentransformasikan informasi kompleks, seharusnya sudah sampai pada tahapan
mengecek informasi baru dengan yang sudah analisis. Sehingga perlu dibuat alat hukum

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 239


Boyle yang dapat digunakan untuk Metode Penelitian
pengambilan data secara kuantitatif, sehingga
dalam penelitian ini bertujuan untuk membuat Metode yang digunakan dalam
alat percobaan manometer terbuka yang pengambilan data adalah dengan metode
dikategorikan layak untuk mengetahui eksperimen. Adapun alat dan bahan yang
hubungan tekanan dengan volume gas pada digunakan untuk pembuatan alat dan
ruang tertutup pada suhu tetap (Hukum Boyle) pengambilan data adalah sebagai berikut : zat
atau membelajarkan hukum Boyle dan layak cair yang digunakan sebagai isian adalah
digunakan sebagai alat ukur sederhana untuk raksa. Pemilihan raksa sebagai isian
menentukan nilai tekanan atmosfer (P0) suatu manometer adalah karena raksa memiliki
tempat. massa jenis yang besar. Massa jenis raksa
Salah satu contoh alat dalam kehidupan yaitu 13.591,5 kg/m3 (Sears, Francis W. Dan
sehari-hari yang menggunakan hukum Boyle Salingar, Gerhaed L.1986). Pada alat ini
adalah manometer. Pada dasarnya manometer dipilih selang plastik bukan pipa kaca seperti
merupakan alat yang digunakan untuk pada manometer umumnya. Hal ini
mengukur tekanan udara pada ruang tertutup. dikarenakan karena selang plastik murah
Salah satu jenis manometer adalah manometer mudah didapatkan dan alasan yang paling
kolom cairan. Manometer kolom cairan mendasar yaitu mudah digerakkan untuk
biasanya digunakan untuk pengukuran digerakkan dalam perobaan untuk variasi
tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati variabel bebas yaitu panjang kolom udara.
tekanan atmosfir) (Wardhana.2013). Namun, Papan alas dan kayu penegakyang dilengkapi
hasil pengukuran pada manometer tidak dengan mistar sebagai penyangga selang.
menunjukkan tekanan udara dari tempat yang Selitip bolak-balik digunakan untuk
kita ukur. Akan tetapi menunjukkan selisih merekatkan se;lang pada kayu penegak. Klem
antara tekanan pada ruang yang diukur dengan C sebagai penyangga waterpass yang
udara luar. digunakan saat pengkalibrasian alat. Klem
Berdasarkan data percobaan maka akan dipilih sebagai penyangga waterpassa karena
didapatkan perbedaan ketinggian kolom udara dapat digerakkan sehingga pengkalibrasian
dan panjang kolom udara. Dengan tidak dilakukan pada satu titik saja. Waterpass
mengetahui panjang kolom udara maka dapat digunakan saat kalibrasi sebgai penunjuk
dihitung volume udara pada ruang tertutup. bhawa tingi permukaan kedua raksa sama atau
Dengan menggunakan persamaan tekanan dengan kata lain h= 0 cm. Termometer
mutlak dan menganggap tekanan perbedaan digunakan sebagai penutup salah satu ujung
antara tekanan pada ruang tertutup dan selang dan juga berfungsi untuk menunjukkan
tekanan udara luar atau tekanan yang yang suhu udara pada ruang tertutup. Pipet
ditunjukkan pada manometer terbuka yaitu digunakan untuk memudahkan untuk
perbedaan ketinggian permukaan raksa kedua memsukkan raksa ke dalam selang plastik.
kaki selang maka akan dapat dihitung nilai Produk yang dihasilkan alat percobaan
tekanan atmosfer. Hal ini dilakukan dengan hukum Boyle berupa manometer terbuka.
cara memplotkan data pada grafik dengan Manomter terbuka yang dibuat dapat
menggunakan analisisi kuantitatif sehingga di digunakan untuk menentukan nilai tekanan
dapatkan nilai tekanan atmosfer. Selain itu atmosfer suatu tempat. Alat ini terbuat dari
dengan data yang pula digunakan untuk selang plastik dengan diameter 0,8 cm dan
menetukan hubungan antara tekanan dan panjang 1,3 m. Yang disangga tiang kayu
volume. Hubungan ini yang menjadi dasar yang memiliki tinggi 75 dan papan alas
perumusan Hukum Boyle. Sehingga berukuran 25 x 30 cm. Sebagai isian selang
diharapkan dari alat yang dibuat digunakan digunakan raksa sebesar 0,34 ml. Selang
sebagai media untuk membelajarkan hukum plastik ini direkatkan pada tiang penyangga
Boyle dan sebagai alat ukur sederhana untuk yang dilengkapi mistar untuk menunjukkan
menetukan nilai tekanan atmosfer suatu panjang kolom udara dan perbedaan
tempat. ketinggian permukaan raksa pada kedua kaki
selang. Salah satu ujung selang tertutup.
Untuk pengkalibrasian alat ini dilengkapi
240 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
dengan waterpass yang disangga dua buah yang didapatkan dari percobaan sebanyak 20
klem C. Hal ini dimaksudkan agar titik data. Adapun data yang diperoleh dapat dilihat
pengkalibrasian alat tidak hanya pada satu pada tabel 1.
titik saja.
l0 = (34 ± 0,05) cm T = (28± 0,05)
Seperti alat ukur pada umumnya
sebelum digunakan dilakukan Ketinggian kota Surakarta : 93 – 98 m
pengkalibrasian alat terlebih dahulu. Kalibrasi (id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta)
dari produk yang dibuat ini dilakukan dengan
cara mengatur sedekemian rupa sehingga Tabel 1. Data Percobaan
tinggi permukaan raksa pada kedua kaki (l± l) (h±∆𝐡) 𝟏 𝟏 (H±∆𝐇)
( ±∆ )
selang sama. Untuk mengecek apakah tinggi (l ± (h ± 𝒍 𝒍 (H
𝟏
permukaan raksa pada kedua kaki selang sama 0,0005) 0,0005) ( ± 𝟎, 𝟎𝟎𝟎𝟓) ±0,0005)
𝒍
maka klem C dan waterpasspada alat diatur (m) (m) (m-1) (m)
pada ketinggian kalibrasi yang diinginkan. 0,3350 0,0080 2,9851 0,3270
Dengan melihat waterpass maka akan dapat
0,3300 0,0200 3,0303 0,3100
diketahui apakah tinggi permukaan raksa pada
0,3250 0,0300 3,0769 0,2950
kedua kaki selang sama atau tidak. Panjang
kolom udara saat pengkalibrasian ini disebur 0,3200 0,0410 3,1250 0,2790
dengan l0. 0,3150 0,0500 3,1746 0,2650
Pengambilan data menggunakan 0,3100 0,0780 3,2258 0,2320
produk yang dihasilkan ini dengan menvariasi 0,3050 0,0860 3,2787 0,2190
variabel bebas yaitu panjang kolom udara (l) 0,3000 0,1000 3,3333 0,2000
dan variabel terikat yaitu perbedaan
0,2950 0,1100 3,3898 0,1850
ketinggian permukaan raksa pada kedua kaki
selang (h). Agar memudahkan dalam 0,2900 0,1280 3,4483 0,1620
pengukuran maka untuk variabel terkat tidak 0,2850 0,1450 3,5088 0,1400
langsung mengukur nilai perbedaan 0,2800 0,1560 3,5714 0,1240
ketinggian permukaan raksa pada kedua kaki 0,2750 0,1620 3,6364 0,1130
selang (h) akan tetapi ketinggian permukaan
0,2700 0,1850 3,7037 0,0850
raksa pada kaki selang yang ujungnya terbuka
(H). Kemudian untuk menentukan nilai 0,2650 0,1880 3,7736 -0,0770
perbedaan ketinggian permukaan raksa pada 0,2600 0,2200 3,8462 -0,0400
kedua kaki selang (h) dapat dihitung dengan 0,2550 0,2250 3,9216 -0,0300
menghitung selisih antara panjang kolom 0,2500 0,2300 4,0000 -0,0200
udara (l) dan ketinggian permukaan raksa 0,2450 0,2860 4,0816 -0,0410
pada kaki selang yang ujungnya terbuka (H).
0,2400 0,2970 4,1667 -0,0570
Selisih antara ketinggian permukaan raksa
pada kedua kaki selang (h) dapat dihitung
dengan menghitung selisih antara panjang Hukum Boyle berlaku bagi gas ideal.
kolom udara (l) dan ketinggian permukaan Sears (1986) menyatakan jika gas merupakan
gar ideal, persamaan untuk gas
raksa pada kaki selang yang ujungnya terbuka
diformulasikan sebagai berikut :
(H) merupakan dengan perbedaan ketinggian
permukaan raksa pada kedua kaki selang (h).
𝑃 . 𝑉 = 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (𝐾) (1)

Hasil Penelitian dan Pembahasan dengan :


P = tekanan yang dialami gas ideal pada ruang
Pengambilan data yang dilakukan tertutup
dengan titik kalibrasi l0 = (34 ± 0,05) x 10-2 m. V = volume gas ideal pada ruang tertutup
Sedangkan untuk variasi variabel bebas
dengan selisih 0,5 cm. Pengukuran yang Tekanan yang dimaksud pada
persamaan (1) adalah tekanan mutlak.
dilakukan adalah pengukuran tunggal. Data

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 241


1
Persamaan mutlak dapat dituliskan sebaga besar nilai 𝑙 maka nilai h akan semakin besar
berikut : pula. Dimana h merupakan intrepretasi untuk
𝑃 = 𝑃0 + 𝜌 . 𝑔. ℎ (2) tekanan gas pada ruang tertutup. Hal ini dapat
P = Tekanan yang dialami gas ideal pada diketahui dari tekaanan yang dialami gas pada
ruang tertutup ruang tertutup merupakan hasil penjunlahan
𝑃0 = tekanan atmosfer tempat tersebut antara P0 dan tekahan hidrostatis. Dari
𝜌 = massa jenis zat cair percobaan dapat diketahui bahwa nilai P0
𝑔 = percepatan gravitasi bumi sama, sehingga besarnya tekanan yang
h = perbedaan tinggi permukaan raksa dialami hanya bergantung pada h karna nilai
𝜌 dan 𝑔 sama. Hal ini dikarenakan nilai 𝜌 zat
mdengan memasukkan rumus volume cair yang digunakan yaitu raksa sama dan
dan operasi matematis sehingga dari tempat yang digunakan untuk pengambilan
persamaan (2) akan diperoleh : data sama sehingga 𝑔 akan sama. Sedangkan l
𝐾 1 𝑃
untuk volume gas pada runag tertutup.
ℎ= 𝜌 .𝑔.𝜋 𝑟 2 𝑙
− 𝜌 0.𝑔 (3) Volume udara pada ruang tertutup dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan
𝑉 = 𝑟 2 𝑙 . Pada percobaan yang dilakukan,
nilai yang berubah adalah variabel l0, karena
y m x c nilai 𝜋 nilainya tetap sedangkan r nilainya
tetap karen selang yang digunakan tetap
Berdasarkan data percobaan yang sehingga nilai r tidak berubah. Dengan kata
diperoleh seperti pada Tabel 1 dan persamaan lain bahwa tekanan yang dialami gas pada
(3) data percobaan dapat diplotkan pada ruang tertutup berbanding terbalik dengan
grafikseperti pada Gambar 1. volume gas tersebut pada ruang tertutup jika
suhu gas tersebut konstan. Pada keadaan
0.35 isoterm (suhu konstan), volume gas akan
sebanding terbalik dengan tekanan yang
0.3 dialaminya (Giancoli.2001).
y = 0.2367x - 0.6943 Berdasarkan grafik pada Gambar 1
0.25 deketahui persamaan :
𝐾 1 𝑃
0.2 ℎ= 𝜌 .𝑔.𝜋 𝑟 2 𝑙
− 𝜌 0.𝑔
h (m)

0.15

0.1 y m x c

0.05 y = 0,236 x – 0,694

0
Nilai P0 dapat dicari dengan
2.9 3.4 3.9 4.4
menggunakan persamaan :
1/l (m-1)
P0 = c. ρ. 𝑔 (4)
Gambar 1.Grafik Hubungan Perbedaan Ketinggian
Pernukaan Raksa ada Kedua Kaki Selang dan Seper Sedangkan prosentase kesalahan (PK)
Panjang Kolom Udara.
dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan :
Nilai korelasi yang didapatkan |P teori − P0 hitung|
berdasarkan data pada Tabel 1 menunjukkan PK = 0 |P teori| ×100 % (2.50)
1 0
adanya korelasi positif antara 𝑙 dan h.
(Chang, Raymond.2005) (3.7)
Korelasi positif menunjukan bahwa semakin
242 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
Berdasarkan persamaan (4) maka nilai Sears, Francis W & Salinger, Gerhard L.1986.
P0 dapat dihitung dengan me;ihat nilai c yang Thermidynamics, kinetic Theory, and
diperoleh brdasarkan grafik pada Gambar 1. stastical Thermodinamics.
Berdasarkan data pada tabel 1 hasil yang Philippines: Addidon-Wesley
diperoleh sebagai berikut : P0 sebesar (0,96 Publishing Company, Inc.
± 0,05) x105 Pa dengan Kesalahan Relatif Giancoli, D. C. (2001). Fisika Jilid 1 Edisi
(KR) sebesar 4,72 %. Sedangkan prosentase Kelima (diterjamahkan oleh Yuhilza
kesalahan 4,51 % jika dibandingkan dengan Harum). Jakarta : Erlangga
P0 hasil pengukuran menggunakan barometer. Wardhana. Tesis. Perancangan Instrumentasi
Nilai kesalahan relatif (KR) dan prosentase Untuk Perhitungan Standar Deviasi
kesalahan cukup kecil. Menurut Dan Standar Error Barometer
(Darmawan,1978) nilai KR dan prosentase Tabung Bourdon (Design of
kesalahan ini berkaitan dengan ketelitian dan Instrumentation For The Calculation
keakuratan pengukuran. Semakin kecil nilai Of Standard Deviation And Standard
KR ketelitian pengukuran semakin tinggi. Error Barometer Bourdon Tube.
Semakin kecil prosentase kesalahan, semakin Semarang: Undip
besar keakuratan. Berdasarkan pendapat
(Darmawan,1978) alat dan percobaan yang Pertanyaan:
dilakukan dikategorikan dalam kondisi layak Fairuzy Fitria Handayani
dan baik digunakan untuk membelajarkan 1. Apakah tingkat ketelitian alat ukur yang
Hukum Boyle karena memiliki kekuratan
digunakan (mistar) juga diperhitungkan?
95,39 % perbandingan dengan hasil
pengukuran menggunakan barometer serta Jawaban:
ketelitian 95,28 %. 1. Tingkat ketelitian alat ukur cukup
diperhitungkan dan terkalibrasi. Mistar
digunakan dengan tingkat ketelitian
Simpulan, Saran, dan Rekomendasi
(0,35mm). Jangka sorong dan mikrometer
Berdasarkan pemaparan di atas dapat skrup belum dapat digunakan berkaitan
disumpulkan bahwa : alat percobaan dengan bentuknya.
manometer terbuka yang dihasilkan layak
untuk membelajarkan Hukum Boyle dan
sebagai alat ukur sederhana utuk menentukan
nilai tekanan atmosfer.
Saran untuk perbaikan alat ini yaitu
tampilan alat permanen dan penggunaan
waterpass yang lebih kecil.
Rekomendasi yang dapat diberikan
yaitu untuk percobaan dilakukan dengan
pengukuran berulang dan variasi dibuat
semakin kecil misalnya selisih 0,1 cm.

Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar
Konsep- konsep Inti. Edisi Ketiga
(Jilid 2), (diterjemahan oleh: Suminar
Setiadi Achmadi). Jakarta: Erlangga.
Djonoputra, B Darnawan. 1984.Teori
Ketidakpastian menggunakan Satuan
SI. Bandung: Penertbit ITB

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 243


244 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

Anda mungkin juga menyukai