Anda di halaman 1dari 194

Dosen pengampu :

Fauzi, S.E.,M.Ak

TEORI AKUNTANSI
STIE PEMBANGUNAN KOTA TANJUNGPINANG
PROFIL
Fauzi, S.E., M.Ak
BIODATA BIODATA

+6282170584076 fauziwarman7@gmail.com
REFERENSI

1. Suwardjono (2006), Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan Edisi


Ketiga. Yogyakarta: BPFE
2. Harahap, Sofyan Syafri Edisi Revisi 2011 (2011), Teori Akuntansi. Cetakan
Keempat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
3. H. Memed, Sueb (2007), Teori Akuntansi. Edisi 1, Jakarta : Universitas Terbuka
4. Ikatan Akuntan Indonesia (2007). Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
KONTRAK PERKULIAHAN

❑Dosen mengajar sesuai dengan hari dan waktu yang telah dijadwalkan
dengan melihat kalander perkuliahan (F-JUR-008) pada semester yang
bersangkutan.
❑Kehadiran mahasiswa untuk dapat mengikuti UAS minimal 75% dari
total pertemuan (maksimal 3x tidak masuk).
❑Apabila mahasiswa tidak hadir melebihi ketentuan (misal 4x tdk
masuk), tidak dapat mengajukan kelas pengganti
❑Apabila dosen berhalangan hadir, dosen ybs berkoordinasi dengan
ketua tingkat dan FO. Dan dapat digantikan hari lain atau dengan
menambah jam kuliah.
❑Pembelajaran menggunakan aplikasi video conference zoom ( maksimal
2 kali selama pertemuan), LMS dan WAG
PERTEMUAN I
Akuntansi dan Teori Akuntansi
PRAKTEK AKUNTANSI DAN FAKTOR LINGKUNGAN
Faktor Lingkungan
Oleh sebab itu akuntansi dikembangkan atas dasar
Praktek Akuntansi pertimbangan nilai yang kemudian dituangkan
dalam bentuk kebijakan sebagai landasan dalam
Serangkaian prosedur, proses, praktek akuntansi
metode dan cara bagaimana
memperlakukan transaksi
keuangan untuk mencapai
tujuan pelaporan keuangan
yang telah ditetapkan

Pedoman
Dalam perlakuan tersebut diatur
oleh sebuah kebijakan akuntansi
yang telah ditetapkan
PRAKTEK AKUNTANSI DAN FAKTOR LINGKUNGAN

Praktek akuntansi Penalaran logis,


yang bersifat asumsi asumsi Tertuang dalam
dinamis tidak akan dasar, konsep teori akuntansi
terlepas dari konsep, penjelasan pada akuntansi
permasalahan dan deskripsi dalam yang akan
permasalahan penyelesaian diterapkan
akuntansi permasalahan
PRAKTEK AKUNTANSI DAN FAKTOR LINGKUNGAN

PRAKTIK AKUNTANSI TEORI AKUNTANSI

• Penerapan praktik akuntansi • Penalaran logis, asumsi dasar,


yang berjalan saat ini penjelasan, deskripsi konsep
dasar akuntansi
• Faktor lingkungan yang
berperan dalam penerapan • Memberikan penjelasan yang
praktik akuntansi logis, beralasan secara ilmiah
mengenai praktek akuntansi
• Permasalahan yang berkaitan yang berlaku dan
dengan penerapan akuntansi permasalahan akuntansi
KAJIAN TEORI AKUNTANSI

01 Seni

02 Sains

03 Teknologi
AKUNTANSI SEBAGAI SENI
Penerapan Lingkungan
Melibatkan
praktik yang
pertimbangan
akuntansi mempengaruhi
Nilai
praktik tersebut

Sesuai dengan
Membutuhkan
kebutuhan Yang
keahlian dan
pencatatan dituangkan
pengalaman
sampai dalam tata cara
untuk memilih
dengan atau prosedur
perlakuan
penginterpreta yang dilakukan
terbaik
sian laporan
keuangan
AKUNTANSI SEBAGAI SAINS
Akuntansi memberikan penjelasan dengan menganalisa
dan memerikan alasan mengenai fenomena atau fakta
dalam praktek akuntansi, teori akuntansi dipandang
sebagai seperangkat hipotesis hipotesis dari hasil
sebuah penelitian mengenai peristiwa akuntansi

Ketika akuntansi tersebut dapat menjelaskan


fenomena atau fakta akuntansi dengan serangkaian
metode ilmiah yang digunakan, yang pada akhirnya
akan menghasilkan penjelasan mengenai apa yang
sebenarnya terjadi secara objektif
AKUNTANSI SEBAGAI TEKNOLOGI
Hasil pemikiran tersebut kemudian
Dalam hal rekayasa informasi dan dituangkan dalam suatu system
pengendalian keuangan dengan pelaporan keuangan umum yang
menentukan yang terbaik apa dan melibatkan kebijakan akuntansi yang
bagaimana cara memperlakukan digunakan untuk memperlancar
suatu obyek akuntansi kegiatan ekonomi

Cara yang ditempuh adalah Akuntansi sebagai sebuah


dengan memanfaatkan teori teori teknologi akan menghasilkan
atau pemikiran dari ilmu lain teori akuntansi normative yang
untuk menghasilkan rekayasa menjelaskan mengenai
penerapan akuntansi yang baik
atau lebih efektif
PERSPEKTIF TEORI AKUNTANSI

Sasaran (goals)
Sistem Bahasa
Pendekatan Penalaran
SASARAN (GOALS)
Teori Normatif Teori Positif
Bagaimana akuntansi seharusnya Menjelaskan fenomena akuntansi
dipraktekkan yang diamati berdasarkan pada
alasan alasan yang menyebabkan
terjadinya suatu peristiwa

Membenarkan tentang apa yang Penjelasan dalam PAT didasarkan


seharusnya dipraktekkan pada proses kontrak atau hubungan
keagenan antara manajer dengan
kelompok lain

Teori ini hanya mengajukan hipotesis Penjelasan tentang alasan alasan


namun belum dilakukan pengujian terhadap praktik akuntansi dan
atas hal tersebut informasi terkait dalam keputusan
keputusan ekonomi individu,
perusahaan, dan pihak lain yang
berperan dalam kegiatan pasar
modal dan ekonomi
SISTEM BAHASA

Teori Sintatik

Teori Sematik

Teori Pragmatik
SISTEM BAHASA
Teori Sintatik Teori Sematik
Membahas mengenai bagaimana Penyimbolan peristiwa peristiwa
kegiatan kegiatan perusahaan yang ekonomi atau transaksi transaksi
telah disimbolkan dalam teori ekonomi ke dalam tanda tanda
sematik dalam elemen elemen Bahasa akuntansi
keuangan diwujudkan dalam bentuk
laporan keuangan

Memprediksi bagaimana akuntan Dengan kata lain menjelaskan


bereaksi pada situasi tertentu dan fenomena dan symbol yang
bagaimana mereka melaporkan mewakilinya dalam Bahasa akuntansi
peristiwa tersebut

Berkepentingan dalam hal


Memberikan penjelasan penalaran
pelambangan dan penafsiran obyek
mengenai apa yang harus dilaporkan,
akuntansi untuk menghasilkan
siapa yang melaporkan, kapan dan
informasi sematik yang bermakna
bagaimana melaporkan
bagi pemakai laporan keuangan
SISTEM BAHASA
Teori Pragmatik

Pengamatan pada reaksi pemakai laporan keuangan

Laporan keuangan dianggap memiliki informasi yang


relevan apabila para pemakai laporan bereaksi atas
laporan keuangan yang diterbitkan

Perilaku akuntansi diamati terus menerus


dengan tujuan untuk meniru prosedur dan
prinsip prinsip akuntansi
PENDEKATAN PENALARAN
PENDEKATAN DEDUKTIF
• Dimulai dari proporsi akuntansi dasar sampai
dihasilkan prinsip akuntansi yang rasionalsebagai
pedoman dasar untuk mengembangkan teknik
akuntansi
• Memberikan penjelasan dan dukungan terhadap
kelayakan suatu pernyataan akuntansi

PENDEKATAN INDUKTIF
• Merumuskan konklusi teoritis (pernyataan umum)
dan bersifat abstrak dari rasionalitas praktik
akuntansi
• Melibatkan observasi data keuangan yang
dihasilkan dari transaksi bisnis
• Menghasilkan pernyataan umum yang menjadi
penjelas (teori) terhadap gejala akuntansi
Terima Kasih
PENALARAN
TEORI AKUNTANSI

PERTEMUAN KE II
Dosen pengampu : Fauzi, SE,M.Ak
ALUR PROSES PENALARAN

ASERSI PENALARAN KEYAKINAN


(PERNYATAAN)
• Melingkupi • Membantu,
• Penegasan memperkuat/me
mengenai suatu penalaran,
mengenai mpertahankan,
realitas/ fakta/ mengubah
fenomena/ konsekuensi
logis akan suatu keyakinan atas
(elemen suatu asersi
pembentukan fenomena
argument) • Dihasilkan dari
• Penarikan
kesimpulan proses penalaran
• Menegaskan (menyatakan
suatu pernyataan berdasarkan
penalaran keyakinan atas
bahwa sesuatu suatu asersi
adalah benar deduktif atau
induktif
ASERSI

1 Penegasan atas suatu realitas

2 Asersi dinyatakan dalam kalimat yang biasanya asersi ini kalimat positif

Dalam pembentukan asersi melibatkan pengkuantifikasian melihat kemampuan


3 asersi, tersebut untuk dapat digeneralisir/ keuniversalan suatu asersi

Dalam melakukan evaluasi terhadap asersi atau menerima kebenaran suatu asersi
4 diperlukan pemahamanan yang jelas mengenai makna atau arti dari suatu asersi
JENIS ASERSI

ASUMSI
Asersi yang diyakini
benar tanpa harus ada 01
bukti yang menunjukkan HIPOTHESIS
kebenaran asersi Asersi yang
02 kebenarannya belum
PERNYATAAN FAKTA diketahui sampai asersi
Asersi yang bukti tersebut diuji
mengenai kebenarannya kebenarannya
diyakini sangat kuat atau 03
tidak dapat dibantahkan
Contoh Asersi
• Semua binatang menyusui mempunyai paru paru
• Partisipasi mempengaruhi kinerja
• Informasi sumber daya manusia harus dicantumkan dalam neraca
PENYAJIAN ASERSI
Makna dan arti
Semua badan usaha milik negara adalah perusahaan pencari laba

Struktur dan bentuk


A : Badan usaha milik negara
B : Perusahaan pencari laba
Semua A adalah B

B A
PENYAJIAN ASERSI
Hubungan eksklusi

B A Tidak satupun A adalah B =


Tidak satupun B adalah A

Hubungan inklusi

B Tidak semua A adalah B tidak


A bermakna semua B adalah A

Hubungan saling isi

Beberapa A adalah B
B A
PENYAJIAN ASERSI
“ Bebrapa B adalah A”

Tanpa diagram tidak akan diketahui apakah :


• Ada Sebagian A yang bukan B
• Semua A adalah B
• B sama dengan A
• Asersi menyangkal “semua B adalah A
• Asersi menegaskan “Tidak semua B adalah A”

“Beberapa B adalah A” tidak selalu sama dengan “Tidak semua B adalah A”


PENYAJIAN ASERSI
Hubungan eksklusi

B A Tidak satupun A adalah B =


Tidak satupun B adalah A

Hubungan inklusi

B Tidak semua A adalah B tidak


A bermakna semua B adalah A

Hubungan saling isi

Beberapa A adalah B
B A
PENYAJIAN ASERSI
Interprestasi : Beberapa B adalah A

B A Atau B A

Umumnya ini yang dimaksud Menyangkal Semua B adalah A


Menegaskan Tidak semua B adalah A
ASERSI UNTUK EVALUASI ISTILAH
Interprestasi

Makna bersertifikat akuntan publik Makna Akuntan Publik bersertifikat

Bersertifikat Akuntan

Akuntan Publik

Dukun

AkuntanPublik
Bersertifikat

Ahli Pijat
Akuntan
Publik
ARGUMEN
Indikator tersebut dapat dinyatakan
Merupakan penalaran logis untuk secara ekplisit maupun secara
menjelaskan atau mengajukan implisit.
bukti yang rasional berdasarkan
fakta atau penalaran mengenai
suatu asersi. Indikator dikatakan sebagai ekplisit
ketika kita dapat mengidentifikasi
dengan jelas antara premis dan
konklusi dengan kata : jika maka,
Argumen terdiri dari beberapa oleh sebab itu, karena
asersi yang dapat menjadi suatu
premis atau menjadi suatu konklusi
Indikator dinyatakan secara implisit
jika dapat diidentifikasi dengan jelas
mengenai mengenai premis
Suatu asersi memiliki indikator maupun konklusi
untuk dikategorikan sebagai premis
maupun sebagai konklusi
INDIKATOR ARGUMEN
Indikator premis : Oleh karena, karena, mengingat, dengan asumsi, bahwa,
jika
Indikator konklusi : oleh karena itu, dengan demikian, maka, sehingga,
sebagai akibatnya
Cara mengenali : Prinsip/kaidah interprestasi terdukung
MAKNA EKPLISIT

Setiap perusahaan yang berbentuk


badan usaha wajib menyelenggarakan
pembukuan oleh sebab itu perusahaan
harus menyusun laporan keuangan

Karena saham merupakan bukti kepemilikan atas


perusahaan dengan hak residual maka sebagai
pemilik perusahaan, investor berhak untuk
mendapatkan hak residual dengan menanggung
hutang perusahaan dan mendapatkan bagian atas

D
sisa asset yang akan dibagikan jika perusahaan

D D
tersebut dilikuidasi atau dibubarkan

D
D
MAKNA IMPLISIT
Setiap badan usaha harus membuat laporan
keuangan. Laporan keuangan disusun bagi
badan usaha yang melakukan pembukuan, dalam
peraturan perpajakan setiap badan usaha yang
disahkan sebagai PKP wajib menyelenggarakan
pembukuan

Metode ekuitas adalah metode pencatatan dalam


investasi dalam entitas ekuitas. PSAK 15
menyatakan bahwa setiap investor yang memiliki
pengaruh signifikan harus menggunakan metode
ekuitas. Investor A memiliki pengaruh signifikan.

D
Investor A mencatat menggunakan metode ekuitas

D D
D
D
• Infographic Style
JENIS ARGUMEN

ARGUMEN ARGUMEN
DEDUKTIF INDUKTIF
ARGUMEN DEDUKTIF
Proses penyimpulan yang diawali
dengan pernyataan umum (premis) ke
pernyataan khusus (konklusi).

Dalam penalaran deduktif sering dikaitkan


dengan fenomena yang terjadi dengan
membuat premis untuk berdasarkan teori

Salah satu bentuk penalaran deduktif


adalah penalaran silogisma yang terdiri
atas 3 komponen yaitu : premis major,
premis minor dan konklusi

Dalam penalaran deduktif agar konklusi


tersebut dapat diterima konklusi tersebut
harus dilakukan evaluasi dengan
beberapa kriteria dalam penalaran
deduktif
ARGUMEN DEDUKTIF

Premis Major : Semua binatang menyusui berparu paru


Premis Minor : Kucing adalah binatang menyusui
Konklusi : Kucing berparu paru

Kebenaran konklusi dalam argument deduktif


adalah kebenaran logis bukan kebenaran empiris
(realitas)

Kriteria kebenaran logis


1. Semua premis benar
2. Konklusi mengikuti semua premis
3. Semua premis dapat diterima

D
D D
D
D
EVALUASI PENALARAN
DEDUKTIF

Kelengkapan Validitas

Kejelasan Reabilitas
ARGUMEN INDUKTIF
Berawal dari suatu pernyataan khusus
kemudian diakhiri dengan pernyataan
umum

Dengan metode induktif tidak dapat ditarik


kesimpulan secara pasti atau penalaran logis
namun dapat ditarik kesimpulan mengandung
unsur keboleh jadian

Kebenaran konklusi hanya dijamin


dengan tingkat keyakinan tertentu
ARGUMEN DEDUKTIF

Premis Major : Satu biji jeruk dari karung A manis rasanya


Premis Minor : Beberapa biji berikutnya manis rasanya
Konklusi : Semua jeruk dari karung A manis rasanya

Ada benarnya tetapi dapat salah, tidak pasti benar

D
D D
D
D
PERBEDAAN ARGUMEN DEDUKTIF DAN INDUKTIF

Argumen deduktif
Premis 1 : Semua binatang menyusui berparu paru
Premis 2 : Kucing adalah binatang menyusui
Konklusi : Kucing berparu paru
Pasti Benar

Argumen Induktif
Premis 1 : Beberapa burung dapat terbang
Premis 2 : Bebek adalah burung
Konklusi : Bebek dapat terbang
Boleh jadi benar/ ada benarnya

D
D D
D
D
KECOHAN
Kemungkinan dalam menarik suatu
konklusi untuk menghasilkan
kesimpulan atas suatu premis tertentu
tidak berdasarkan pada obyektifitas
namun berdasarkan subyektifitas yang
mengandung unsur undur kecohan
(fallacy)

Kecohan tersebut dapat berupa


stratagem

Stratagem ini dapat digunakan


untuk membedakan apakah
termasuk kecuhan taktik dan
kecohan karena salah logika
KECOHAN STRATAGEM
(argument yang valid dan masuk akal)
Menyampingkan Menginterprestasi
Persuasi tak langsung Membidik orangnya
masalah (argument (menyembunyikan
(membujuk org beli (subjektif/mencari
tidak sesuai dengan fakta yang
produk) kejelekan org lain)
pokok bahasan) sebenarnya)

Imbauan otoritas
Imbauan cacah Imbauan tradisi Dilema semu
(menggunakan nama
(menggunakan (karena kebisaan (mengaburkan
orang yang punya
popularitas orang sebelumnya) argument)
otoritas)
lain/jamak)

Imbauan emosi
(mengaburkan logika)
SALAH NALAR

Menegaskan
Menyangkal
konsekuen (mengikuti
anteseden (pemicu)
pemicu)

pentaksaan Overgeneralization
MENEGASKAN KONSEKUEN

Valid
Menegaskan Anteseden
Premis 1 : Jika saya disemarang maka saya dijawa
tengah
Premis 2 : Saya di semarang
Konklusi : Saya di jawa Tengah

Tak Valid
Menegaskan Konsekuen
Premis 1 : Jika saya disemarang maka saya dijawa
tengah
Premis 2 : Saya di Jawa Tengah
Konklusi : Saya di Semarang

D
D D
D
D
MENYANGKAL ANTESEDEN

Valid
Menyangkal konsekuen
Premis 1 : Jika saya disemarang maka saya dijawa
tengah
Premis 2 : Saya Tidak di Jawa Tengah
Konklusi : Saya tidak di Semarang

Tak Valid
Menyangkal anteseden
Premis 1 : Jika saya disemarang maka saya dijawa
tengah
Premis 2 : Saya tidak disemarang
Konklusi : saya tidak dijawa tengah

D
D D
D
D
PENTAKSANAAN

Kaidah
Premis 1 :B>C
Premis 2 :A>B
Konklusi :A>C

Contoh
Premis 1 : Baroto lebih rajin dari candra
Premis 2 : Anton lebih rajin dari baroto
Konklusi : Anton lebih rajin daripada candra

D
D D
D
D
OVERGENERALIZATION

Salah seorang Penduduk kampung A mencuri, tapi


disimpulkan bahwa penduduk kampong tersebut adalah
pencuri

D
D D
D
D
KEYAKINAN
Tingkat kebersediaan Keyakinan sering dilandasi
untuk menerima bahwa dengan fakta fakta yang
asersi terebut benar sebelumnya sudah melalui
proses argumentasi dan bebas
dari kecohan

Argumentasi dapat
Keyakinan diletakkan
dianggap dapat
pada asersi dengan
mengubah keyakinan jika
tingkat kepercayaan
didasarkan pada kriteria
tertentu.
tertentu
KRITERIA KEYAKINAN
Keadabenaran Bukan pendapat

• Bergantung pada apa yang


• Keyakinan harus didasarkan pada
diketahui mengenai isi asersi
unsur obyektifitas bukan unsur
berdasarkan pengetahuan yang
subyektifitas
dimiliki.

• Pengetahuan tersebut
berdasarkan pada autentitas
sumber
KRITERIA KEYAKINAN
Bertingkat Berbias
• Keyakinan tersebut harus bebas dari
• Keyakinan tersebut tidak bersifat
preferensi keinginan atau kepentingan
mutlak, namun keyakinan
pribadi atau secara umum harus
tersebut memiliki tingkatan
bebas dari unsur subyektifitas
kepercayaan

• Sehingga juka terdapat fakta


baru mengenai keyakinan
tersebut dapat menerima
mengenai perubahan tersebut
KRITERIA KEYAKINAN
Bermuatan nilai Berkekuatan
• Tingkat kepercayaan yang dilekatkan
• Keyakinan harus dilekatkan
kepada kebenaran suatu asersi
kepada nilai nilai yang mendasari
pembentukan kepercayaan
tersebut
KRITERIA KEYAKINAN
Veridikal Berketertempaan
• Mudah tidaknya keyakinan tersebut
• Kesesuaian antar realitas dengan
diubah dengan adanya informasi yang
tingkat kepercayaan
relevan
Thank You
Insert the Sub Title of Your
Presentation
Bab 3
Perekayasaan
Pelaporan
Keuangan

Transi 1
Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:

• Menjelaskan pengertian perekayasaan pelaporan keuangan


dan menjelaskan langkah-langkahnya.
• Menggambarkan secara diagramatik proses perekayasaan.
• Menjelaskan secara ringkas proses saksama dalam
menetapkan pernyataan resmi.
• Menggambarkan/menjelaskan informasi semantik akuntansi.
• Mendefinisi rerangka konseptual dan menyebutkan
komponen-komponen dan manfaatnya.
• Mengambarkan model rerangka konseptual versi FASB.
• Menjelaskan pengertian prinsip akuntansi berterima umum
dan riwayat pengembangannya.
• Menjelaskan pengertian struktur akuntansi.
Transi 2
Pelaporan Keuangan
Bagaimana informasi akuntansi dalam suatu
masyarakat (negara) diatur, disediakan, dan
disampaikan untuk mencapai tujuan tertentu
(sosial dan ekonomik).

Pelaporan keuangan yang berjalan merupakan


hasil dari perekeyasaan keuangan.

Pelaporan keuangan meliputi struktur dan


proses.
Transi 3
Statemen Keuangan

Statemen keuangan merupakan media utama


atau ciri utama pelaporan keuangan.

Prinsip akuntansi berterima umum (PABU),


terutama standar akuntansi, menentukan bentuk,
isi, dan susunan statemen keuangan.

Pedoman resmi yang membentuk PABU


ditetapkan dengan cara saksama (due process).

Transi 4
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Proses pemikiran logis dan objektif untuk
membangun suatu struktur dan mekanisma
pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk
menunjang pencapaian tujuan negara.

Perekayasaan melibatkan pemilihan dan


pertimbangan ideologi, teori, konsep dasar, dan
teknologi yang tersedia secara praktis dan
teoretis dengan mempertimbangkan faktor
lingkungan negara.
Transi 5
Tujuan ekonomik dan sosial negara

Tujuan pelaporan keuangan

Proses
Perekasayaan Proses pertimbangan
Gambar 3.1

Rerangka konseptual

Media pelaporan Statemen Keuangan

Informasi akuntansi

Transi 6
Hasil Perekayasan

Didokumentasi dalam bentuk

Rerangka Konseptual (Concpetual Framework)

yang dapat dianalogi fungsinya dengan

Konstitusi.

Transi 7
Langkah-Langkah Perekayasaan

1. Penentuan konsep dasar atau postulat


2. Penetapan tujuan pelaporan
3. Pengidentifikasian pihak yang dituju oleh pelaporan
4. Pemilihan dan penentuan informasi yang diperlukan
5. Penentuan cara menyampaikan informasi
6. Pengidentifikasian kendala-kendala pelaporan
7. Penyusunan dokumen resmi dalam bentuk pernyataan
konsep
8. Penetapan standar akuntansi dan perancangan sistem
akuntansi dalam rangka penerapan standar

Transi 8
Siapa Merekayasa?

• Orang/badan yang dianggap ahli di bidang akuntansi

• Orang/badan yang mempunyai kekuasaan untuk


menentukan peraturan pada tingkat nasional

• Tim yang khusus dibentuk untuk itu.

Secutity and Exchange Commission (SEC)


Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)
Organisasi profesi atau unit/dinas kepemerintahan

Transi 9
Aliran fisik
Aspek Semantik
dalam
Perekayasaan

Penyimbolan elemen
Kas
Mesin
Bahan baku
Produk
Utang Tenaga
kerja
Pengukuran elemen
untuk data dasar
kos
kos
kos kos
kos
kos

Sistem informasi
Rp750.000 Rp3.500.000
Rp1.500.000 Rp7.500.000
Rp2.500.000 Rp1.750.000

Transi 10
Proses Saksama

1. Evaluasi masalah
2. Riset dan analisis
3. Diskusi dan penyusunan memorandum diskusi (MD)
4. Dengan pendapat terhadap MD
5. Diskusi dan pertimbangan tehadap dengar pendapat
6. Penerbitan draf pernyataan/DP (exposure draft)
7. Analisis dan pertimbangan atas tanggapan DP
8. Kepeutusan untuk menerbitkan pernyataan
9. Pengesahan/penerbitan secara resmi pernyataan

Transi 11
Informasi Semantik Akuntansi

Objek/elemen

Objek/elemen
kos

kos
hubungan

kos
Objek/elemen

Ukuran (size) dan hubungan (relationship)


antarobjek akuntansi (cost objects).

Transi 12
Rerangka Konseptual (FASB)

Pengertian

Beberapa tujuan dan hal mendasar yang saling


berkaitan yang membentuk suatu sistem/rerangka
terpadu yang dapat menghasilkan standar akuntansi
yang konsisten dan yang menetapkan sifat, fungsi,
dan keterbatasan pelaporan keuangan dan statemen
keuangan.

Transi 13
Rerangka Konseptual (FASB)

Sasaran

Melayani kepentingan publik dengan menjediakan


struktur dan haluan pelaporan akuntansi dan keuangan
untuk memfasilitasi penyediaan informasi keuangan
dan yang berkaitan secara objektif yang bermanfaat
dalam membantu bekerjanya pasar modal dan lainnya
secara efisien dalam rangka alokasi sumber ekonomik
(langka) dalam perekonomian masyarakat (negara).

Transi 14
Rerangka Konseptual (FASB)

Manfaat atau fungsi

1. Pedoman bagi penyusun standar


2. Acuan pemecahan masalah praktik akuntansi
3. Batas pertimbangan penyusunan statemen keuangan
4. Pendidikan dalam pemahaman dan peningkatan
keyakian
5. Peningkatan keterbandingan antarperusahaan

Transi 15
Rerangka Konseptual (FASB)

Komponen Konsep

1. Tujuan pelaporan keuangan


2. Kriteria kualitas informasi
3. Elemen-elemen statemen keuangan
4. Pengukuran dan pengakuan

Tiap komponen dinyatakan dalam bentuk pernyataan


konsep (Statement of Financial Accounting Concept)

Transi 16
Tujuan pelaporan keuangan
Rerangka
Konseptual sebagai
Sistem Terpadu Kriteria kualitas informasi
(coherent system)

Pengukuran dan pengakuan

Tidak Memenuhi Tidak


kriteria?
Ya
nonfinansial Elemen-elemen finansial
statemen keuangan

Informasi Lain-lain
Media
Informasi
Pelaporan Statemen Keuangan
Pelengkap
Lainnya
Catatan atas statemen keuangan

Transi 17
Aspek Kependidikan RK

RK FASB lebih unggul untuk tujuan pendidikan


daripada RK IASC.
Alasan:
1. RK FASB menyertakan Basis for Conclusion atau
Background Information yang berisi deskripsi,
argumen, dan penalaran yang rinci untuk setiap
konsep yang dipilih.
2. RK FASB mendeskripsi faktor lingkungan yang
menjadi basis pengembangannya sehingga cukup
tepat sebagai model atau teknologi yang dapat
dicontoh.
Transi 18
Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)

• Rerangka konseptual harus dijabarkan dalam


bentuk standar akuntansi (accounting standards)
sebagai pedoman operasional pelaporan di tingkat
perusahaan.
• Diperlukan rerangka pedoman lebih dari sekadar
standar akuntansi untuk menentukan kewajaran
penyajian statemen keuangan.
• PABU merupakan rerangka pedoman (a framework
of guidelines) membatasi sumber-sumber prinsip
akuntansi yang layak dianut berdasarkan
keautoritatifannya.

Transi 19
Kaitan antara Standar Akuntansi, Prinsip Akuntansi,
dan PABU

Prinsip-prinsip akuntansi Ketentuan/praktik yang tidak


(accounting principles): diatur dalam standar akuntansi
semua konsep, ketentuan, prosedur, termasuk:
metoda, teknik, yang tersedia secara peraturan pemerintah atau badan lain,
teoretis atau praktis . kebiasaan, dan konvensi.

Dipilih oleh badan penyusun standar Dipilih oleh penyaji statemen keuangan

Standar akuntansi Praktik-praktik sehat


(accounting standards) (sound practices)

Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar Akuntansi

Transi 20
Masalah Istilah
Sebagai istilah teknis, PABU tidak ditulis dengan huruf
kapital kecuali sebagai singkatan.
IAI menggunakan istilah prinsip akuntansi yang berlaku
umum (PAYBU).

GAAP = PABU sehingga


Indonesian GAAP = PABU Indonesia
GAAP = PAYBU sehingga
Indonesian GAAP = PAYBU Indonesia

Nyatanya: PAYBU di Indonesia. Mengapa?

Transi 21
Beberapa Versi PABU

1. Accounting Principle Board (APB)


2. Steven Rubin/SAS No. 43
3. Douglas Sauter/SAS No. 69
4. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
5. Suwardjono (1990, 1992)

Transi 22
Rerangka pedoman tentang apa?

• Pengertian/definisi
• Pengukuran/penilaian
• Pengakuan
• Penyajian dan pengungkapan

Transi 23
Struktur Akuntansi
Proses Perekayasaan
Pelaporan

Rerangka Konseptual

Prinsip Akuntansi Berterima Umum terutama Standar Akuntansi

menyusun dan menyajikan Mengaudit apakah laporan Menganalisis dan menginter-


sesuai dengan keuangan menyajikan secara pretasi sesuai dengan
wajar sesuai dengan

Sistem Auditor Investor


Informasi
StaPBU
Independen Kreditor
Akuntansi Pemerintah
Laporan
Auditor Pelanggan
Masyarakat
Manajemen Statemen umum
Keuangan

Kesamaan interpretasi terhadap pesan


Tujuan pelaporan keuangan tercapai

Transi 24
Manfaat Struktur Akuntansi

1. Acuan dalam penyusunan kurikulum program


studi atau program pendidikan akuntansi.
2. Acuan dalam pemilihan bidang profesi yang
memerlukan akuntansi sebagai pengetahuan
prasyarat.
3. Menunjukkan kedudukan auditor independen
dalam kaitannya dengan tanggung jawab
manajemen untuk menyusun statemen
keuangan.

Transi 25
Pembelajar sejati tidak belajar dengan SKS
(Sistem Kebut Semalam)

Transi 26
Bab 4
Rerangka Konseptual:
Suatu Model

Transi 1
Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:
• Menyebutkan pemakai statemen keuangan dan kepentingannya.
• Menjelaskan aspek dan versi tujuan pelaporan keuangan.
• Menyebutkan tujuan pelaporan versi FASB dan menjelaskan
penalaran yang mendasarinya.
• Menyebutkan karakteristik kualitatif informasi dan menjelaskan
makna dan hubungan antara karakteristik.
• Menyebutkan elemen-elemen statemen keuangan dan
mendefinisinya.
• Menjelaskan lingkup pelaporan dan statemen keuangan.
• Menyebut atribut pengukuran elemen dan pos.
• Menyebut dan menjelaskan kriteria pengakuan suatu objek ke
dalam elemen statemen keuangan.
• Menjelaskan konsep transfer teknologi akuntansi dalam
pengembangan standar akuntasi.
Transi 2
Model

Teknologi penalaran yang dapat dijadikan


contoh untuk ditransfer, diadopsi, atau
diadaptasi.
Model FASB: Conceptual Framework
yang dituangkan dalam Statements of
Financial Accounting Concepts.
Alasan: Komponen lengkap dan terpadu serta
mengandung aspek pendidikan dan penalaran
yang cukup lengkap.
Transi 3
Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC)

SFAC No. 1 Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises

SFAC No. 2 Qualitative Characteristics of Accounting Information

SFAC No. 3 Elements of Financial Statements of Business Enterprises

SFAC No. 4 Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness


Enterprises

SFAC No. 5 Recognition and Measurement in Financial Statements of


Business Enterprises
SFAC No. 6 Elements of Financial Statements (mengganti SFAC No. 3)
SFAC No. 7 Using Cash Flow Information and Present Value in
Accounting Measurement

Transi 4
Tujuan Pelaporan Keuangan

Merupakan langkah penting dalam perekaya-


saan pelaporan keuangan.

Menentukan konsep-konsep dan prinsip-


prinsip yang harus dipilih.

Menuntut pengidentifikasian pihak yang dituju.

Transi 5
Pendekatan Penentuan Tujuan

1. Informasi keuangan umum (general purpose


financial statements).

2. Beda tujuan beda angka (different figures for


different purposes).

Alternatif: Basis data (database approach)

Transi 6
Tujuan Siapa?
Bila tujuan sosial dan ekonomik negara harus dicapai,
siapa yang harus dituju oleh informasi?

Jenis tujuan:

1. Fungsional
2. Bersama
3. Kelompok dominan

Transi 7
Evolusi Tujuan di AS

1. Tujuan versi ASOBAT


2. Tujuan versi APB No. 4
3. Tujuan versi Komite Trueblood
4. Tujuan versi FASB

Tujuan pelaporan keuangan di Indonesia dinyatakan dalam


Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan dan terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan.

Transi 8
Landasan Pikiran Penentuan Tujuan oleh FASB

1. Konteks lingkungan penerapan akuntansi


2. Kemampuan pelaporan keuangan mengungkapkan
informasi
3. Perlu adanya fokus yang dituju (intended users)

Dengan ketiga landasan di atas, FASB membatasi lingkup


pelaporan sebagai pelaporan keuangan eksternal umum
atau pelaporan keuangan umum (general purpose external
financial reporting atau financial reporting).

Transi 9
Penalaran Perumusan Tujuan Pelaporan FASB

Konteks Keterbatasan Fokus/Cakupan


Lingkungan Informasi Informasi

Pelaporan Keuangan Umum

Pihak Dituju:
Investor dan Kreditor

Tujuan Pelaporan

Transi 10
Organisasi dan Jurisdiksi Akuntansi (di AS)
Semua Organisasi

Bisnis/Profit Nonbisnis/Nonprofit

Nonkepemerintahan Kepemerintahan

State/Local Federal

FASB GASB GAO

Transi 11
Karakteristik Organisasi Nonbisnis

1. Penyedia dana tidak mengharapkan imbalan yang


sepadan dengan dana yang dicurahkan.
2. Menyediakan barang dan jasa tidak untuk
perdagangan tetapi lebih untuk pelayanan.
3. Tidak ada pemilikan pribadi atas aset. Secara
substantif, aset menjadi milik publik.

Transi 12
RK untuk Organisasi Nonbisnis
1. Organisasi dibedakan menjadi kepemerintahan dan
nonkepemerintahan.

2. Jurisdiksi pelaporan keuangan organisasi


nonkepemerintahan ada di bawah FASB.

3. Cukup satu RK untuk organisasi nonkepemerintahan


(bisnis dan nonbisnis).
4. Karakteristik operasi membedakan tujuan pelaporan
organisasi bisnis dan nonbisnis. Komponen RK lain tetap
berlaku untuk keduanya.
5. SFAC No. 3 diganti dengan SFAC No. 6 setelah SFAC No.
4 dikeluarkan.

Transi 13
Karakteristik Kualitatif Informasi

• Kebijakan akuntansi (accounting policy) melibatkan


masalah apakah suatu informasi dilaporkan atau tidak.

• Kebijakan akuntansi ada di beberapa level: perekayasa,


penyusun standar, dan perusahaan.

• Perlu pedoman umum di tingkat rerangka konseptual


untuk dasar penentuan perlu tidaknya penyajian suatu
informasi diatur dalam bentuk standar.
• Karakteristik kualitatif merupakan kriteria untuk
menentukan apakah suatu informasi perlu dilaporkan.

Transi 14
Level Kebijakan dan Bentuk Dokumen

Level Bentuk Dokumen


Perekayasa* Rerangka konseptual
Penyusun/penetap standar* Standar akuntansi
Manajemen perusahaan Pedoman akuntansi

*Dapat merupakan badan yang sama di level nasional.

Transi 15
Pertimbangan dalam Kebijakan Akuntansi

1. Perlukah informasi tertentu disediakan?

2. Apakah cukup efisien disediakan melalui pelaporan


keuangan?
3. Mampukan pemakai memahami?
4. Akankah pemakai menggunakannya?
5. Apakah informasi tersebut mempengaruhi keputusan?
6. Bagaimana informasi tersebut diungkapkan?

Transi 16
Pengambil Keputusan Hierarki Kualitas
1 serta Karakteristiknya Informasi

2 Benefit > Kos

3 Keterpahamian

4 Kebermanfaatan Keputusan

KEBERPAUTAN KETERANDALAN
5

Nilai Balikan Ketepatwaktuan Keterujian Ketepatan


Penyimbolan
Nilai Prediktif Kenetralan

Keterbandingan/Ketaatasasan

6 Materialitas

Transi 17
Saling-tukar antara Keberpautan dan Keterandalan
Keberpautan 100% Keterandalan 100%

A Keberpautan Keterandalan

A1 Keberpautan Keterandalan

A2 Keberpautan Keterandalan

A3 Keberpautan Keterandalan

Mengorbankan keterandalan Mengorbankan keberpautan


demi keberpautan demi keterandalan

Transi 18
Elemen-elemen Statemen Keuangan
1. Aset (assets)
2. Kewajiban (liabilities)
3. Ekuitas (equities)
4. Investasi oleh pemilik (investments by owners)
5. Distribusi ke pemilik (distributions to owners)
6. Laba komprehensif (comprehensive income)
7. Pendapatan (revenues)
8. Biaya (expenses)
9. Untung (gains)
10. Rugi (losses)
11. Aliran kas dari operasi (cash flows from operating activities)
12. Aliran kas dari investasi (cash flows from investing activities)
13. Aliran kas dari pendanaan (cash flows from financing activities)

Transi 19
Elemen-elemen Statemen Keuangan
(Nonlaba/Kepemerintahan)
1. Aset (assets)
2. Kewajiban (liabilities)
3. Aset bersih (net assets), Ekuitas/Saldo dana (fund equities/balances)
4. Aset bersih terbatas permanen (permanently restricted net assets)
5. Aset bersih terbatas sementara (temporarily restricted net assets)
6. Aset bersih takterbatas/bebas (unrestricted net assets)
7. Pendapatan (revenues), Penerimaan (Receipts)
8. Biaya (expenses), Pengeluaran/Belanja (disbursements/expenditures)
9. Surplus (surpluses)
10. Defisit (deficits)
11. Aliran kas dari operasi (cash flows from operating activities)
12. Aliran kas dari investasi (cash flows from investing activities)
13. Aliran kas dari pendanaan (cash flows from financing activities)

Transi 20
Penalaran Penentuan Elemen (Gambar 4.12)

Tujuan Pelaporan Karakteristik Informasi

Realitas/fenomena fisis atau keuangan


dan kegiatan usaha

Informasi semantik

Elemen-elemen statemen keuangan

Transi 21
Penyebab Perubahan Elemen

• Keadaan (circumstances)
• Kejadian (events)
• Transaksi (transactions)

Transaksi adalah salah satu bentuk kejadian eksternal.


Kejadian internal tidak dapat disebut transaksi. Jadi,
sebenarnya tidak ada yang namanya transaksi internal.

Transi 22
Gambar 4.12
Berbag ai Perubahan Yang Mempengaruhi Posisi Keuangan

ASET
Awal EKUITAS
KEWAJIBAN

Semuatransaksi, kejadian,dankeadaanyangmempengaruhi suatuentitasselamasuatuperioda

A. B. C.
Semua perubahan dalam aset atau kewajiban Semua perubahan dalam aset atau kewajiban Per ubahan dalam
yang tidak dibarengi d eng an perubahan yang dibareng i dengan perubahan dalam ekuitas ekuitas yang tidak
dalam ekuitas mempeng aruhi aset
atau kewajib an

Per-
ubah- 1. 2. 3. 4. 2.
an Pertukaranaset Pemero- Pelunasan Pertukaran Semua per ubahan
dengan lehanaset kewajiban kewajiban 1. ekuitas yangberasaldari
aset dengan dengan dengan Penghasilan komprehensif
Laba komprehensif transfer antara badan
kewajiban aset kewajiban usaha danpemiliknya

a. b. c. d. a. b.
Pend a- Investasi Distribusi
Untung Biaya Rugi
patan o leh ke
Pemilik Pemilik

ASET
Akhir EKUITAS
KEWAJIBAN

Transi 23
Pengukuran dan Pengakuan

Pengukuran
Berapa jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada
suatu objek (elemen atau pos) sesuai dengan
atributnya sehingga jumlah tersebut merepresentasi
atribut yang ingin disajikan serta besarnya atribut
dapat dirasakan dan diantarbandingkan.

Dalam konteks rerangka konseptual, pengukuran


lebih diarahkan pada penilaian yaitu jumlah yang
harus disajikan dalam statemen keuangan.

Transi 24
Pengukuran dan Pengakuan

Pengakuan
Konseptual: penyajian suatu informasi melalui
seperangkat statemen keuangan sebagai ciri central
perlaporan keuangan. Diperlukan kriteria umum atau
fundamental.

Teknis: pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu


jumlah rupiah hasil pengukuran ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah tersebut terrefleksi dalam
elemen atau pos bersangkutan.

Transi 25
Atribut Pengukuran

• Kos historis (historical cost)


• Kos sekarang (current cost)
• Nilai pasar sekarang (current market value)
• Nilai terrealisasi/pelunasan neto (net realizable/
settlement velue)
• Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang
(present or discounted value of future cash flows)

Transi 26
Lingkup Pengakuan dalam Pelaporan Keuangan

Semua Informasi yang Relevan dengan Keputusan

Lingkup Pelaporan Keuangan

Lingkup yang Langsung Dipengaruhi Standar

Statemen Keuangan Dasar

Lingkup
Pengakuan dan
Pengukuran
Rerangka
Konseptual

Catatan atas
Statemen Statemen Informasi Media Pelaporan Informasi Lain
Keuangan Keuangan Pelengkap Keuangan Lain

Transi 27
Kriteria Pengakuan Fundamental

• Definisi (definition)
• Keterukuran (measurability)
• Keberpautan (relevance)
• Keterandalan (reliability)

Kriteria pengakuan di atas harus dijabarkan dalam standar


akuntansi dalam bentuk penentuan saat pengakuan (timing
of recognition).

Transi 28
Nilai Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi
Beberapa pengertian dasar:
• Saat pengukuran:
– Saat pengakuan mula-mula (at initial recognition)
– Baru mulai (fresh-start)
• Penentuan aliran kas masa datang:
– Taksiran terbaik (best estimate)
– Aliran kas estimasian (estimated cash flows)
– Aliran kas harapan (expected cash flows)
• Nilai sekarang aliran kas masa datang:
– Nilai sekarang (present value)
– Nilai sekarang harapan (expected present value)
• Nilai wajar

Transi 29
Manfaat Model

• Menjadi acuan dalam pengembangan rerangka


konseptual dan standar akuntansi sebagai
penjabarannya.
• Menjadi basis transfer teknologi.
• Menjadi salah satu alternatif dalam rangka shopping
for teknology.
• Membedakan transfer teknologi dan transfer produk.

Transi 30
Pengaruh RK FASB
• FASB mempelopori pengembangan RK.
• Profesi di beberapa negara mengikuti langkah FASB.

• RK FASB menjadi acuan bahkan ditiru oleh negara


lain sehingga terjadi kemiripan.
• IASC mengadaptasi RK FASB dengan kemiripan yang
luar biasa tetapi tanpa information background.
• RK FASB mengandung kelemahan dan mengundang
kritik.

Transi 31
Strategi Pengembangan Pelaporan Keuangan
Bagi Negara Berkembang

• Evolutionary approach
• Transfer of technology
• The adoption of international accounting standards

• Adaptasi pelaporan keuangan negara maju dengan


penyesuaian faktor lingkungan

Belkaoui (2004), hlm. 150.

Transi 32
Dosen bukan sumber pengetahuan utama.
Sumber pengetahuan utama adalah buku, artikel, media
cetak/audio/visual, dan lainnya.

Transi 33
Tugas Teori Akuntansi
Buatlah resume tentang pengukuran akuntansi
Dari :
1. Penentuan aliran kas masa datang
a. Taksiran atau estimasi terbaik
b. Aliran kas estimasian
c. Aliran kas harapan

2. Nilai sekarang aliran kas masa datang


a. Nilai sekarang
b. Nilai sekarang harapan
• Tugas dikumpulkan paling lambat satu hari
sebelum perkuliahan pertemuan ke 5 jam 16.00
WIB
• Tugas dikumpulkan secara kolektif ke ketua tingkat
dikirim dalam bentuk format PDF (konversi dari
word)
Bab 5
Konsep Dasar

Transi 1
Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:

• Menjelaskan pengertian dan fungsi konsep dasar.


• Menyebutkan sumber-sumber konsep dasar.
• Menyebutkan konsep-konsep dasar yang diajukan dalam tiap
sumber.
• Menyebut berbagai konsep dasar yang tersedia secara teoretis
• Mendefinisi konsep dasar.
• Menjelaskan implikasi dianuntnya konsep dasar terhadap
standar akuntansi.
• Memberi contoh pengaruh konsep dasar terhadap standar
akuntansi tertentu.
• Menjelaskan manfaat konsep dasar.

Transi 2
Konsep Dasar

• Konsep yang dianut dan dijadikan dasar dalam


penalaran dan perekayasaan.
• Disebut dasar karena kalau dianut akan mempunyai
implikasi tertentu.
• Standar pada umumnya dilandasi konsep dasar
tertentu.
• Disebut dengan berbagai nama.

Transi 3
Berbagai Nama
• Postulat (postulates)
• Asumsi dasar (basic assumptions)
• Sifat dasar (basic features)
• Prinsip mendasar/umum
(pervasive/broad principles)
• Aksioma (axioms)
• Doktrin (doctrines)
• Konvensi (conventions)
• Fundamental (fundamentals)
• Premis dasar (basic premises)
• Kendala (constraints)

Transi 4
Sumber Konsep Dasar

• IAI/IASC
• Paul Grady
• Accounting Principles Board (APB)
• Wolk, Tearney, dan Dodd
• Anthony, Hawkins, dan Merchant
• Paton dan Littleton
• Sumber lain (buku-buku akuntansi keuangan
pada umumnya termasuk buku-buku teori
akuntansi)

Transi 5
Mengapa isi berbeda antarsumber?

• Tujuan penulisan yang berbeda.


• Persepsi tentang lingkungan akuntansi yang berbeda.
• Suatu konsep dasar merupakan turunan dari konsep
dasar yang lain (perbedaan level konsep).
• Pencampuran antara konsep dasar dan karakteristik
kualitatif informasi.
• Perbedaan pengertian yang mencakupi konsep dasar.

Transi 6
Konsep Dasar Paton dan Littleton

1. Entitas bisnis atau kesatuan usaha (business entity)


2. Kontinuitas usaha (continuity of activity)
3. Penghargaan sepakatan (measured consideration)
4. Kos melekat (costs attach)
5. Upaya dan hasil/capaian (effort and accomplishment)
6. Bukti terverifikasi dan objektif (verifiable, objective
evidence)
7. Asumsi (assumptions)

Transi 7
Karakteristik Konsep Dasar P&L

• Cukup mendasar
• Koheren (saling berkaitan secara logis)
• Menjelaskan konsep dasar lain yang
merupakan turunannya

Dijadikan basis pembahasan dalam buku ini.

Transi 8
1. Kesatuan Usaha

Konsep ini menyatakan bahwa perusahaan


dipandang sebagai badan atau orang yang:

• berdiri sendiri,
• bertindak atas namanya sendiri, dan
• terpisah dari pemilik.

Konsep ini didukung secara administratif dan yuridis.


Batas kesatuan adalah ekonomik bukan yuridis.

Transi 9
Visualisasi Konsep Kesatuan Usaha
Kesatuan Usaha Pemilik

terpisah

Akuntan

Transi 10
Implikasi Konsep Kesatuan Usaha
• Perusahaan menjadi pusat perhatian akuntansi dan subjek
pelaporan
• Hubungan perusahaan dan pemilik merupakan hubungan
bisnis sehingga perlu adanya pertanggungjelasan
• Ekuitas bermakna sebagai “utang” perusahaan kepada
pemilik
• Pendapatan merupakan kenaikan aset
• Biaya merupakan penurunan aset
• Sistem berpasangan dalam pencatatan dan pelaporan
• Persamaan akuntansi bukan persamaan aljabar
• Statemen keuangan berartikulasi

Transi 11
2. Kontinuitas Usaha

Kesatuan usaha akan berlangsung terus bila tidak ada


gejala atau rencana untuk membubarkannya.
Dipertimbangkan pada saat penyusunan statemen
keuangan.
Lawan/pasangan konsep likuidasi.
Dasar validitas konsep:
• Masa datang tidak pasti
• Kelangsungan hidup merupakan harapan umum

Transi 12
Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha
• Laba periodik menjadi informasi penting dalam
menilai daya melaba (earning power)
• Statemen laba-rugi periodik merupakan penggalan
aliran laba jangka panjang sehingga bersifat
tentatif
• Statemen laba-rugi periodik harus disajikan secara
komparatif atau serial
• Fluktuasi laba tahunan adalah hal wajar sehingga
untung/rugi luar biasa harus masuk dalam
statemen laba-rugi (mendasari all-inclusive)
• Neraca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa
potensi jasa bukan nilai perusahaan

Transi 13
Implikasi Konsep Kontinuitas Usaha

• Dengan berjalannya waktu, makin ke kanan


sumber ekonomik kesatuan usaha akan semakin
besar.
• Aliran masuk pendapatan dan biaya tentunya juga
makin besar.
• Karena neraca menunjukkan sisa potensi jasa pada
suatu saat, pengukuran pos-pos nya berbasis kos
historis.

Transi 14
3. Penghargaan Sepakatan

Jumlah rupiah atau penghargaan sepakatan yang


terlibat dalam tiap transaksi atau pertukaran merupakan
pengukur dan bahan olah akuntansi yang paling
objektif.

Dasar validitas konsep:

• Sebagian kegiatan perusahaan melibatkan pertukaran


• Kesepakatan dua pihak independen menjamin
objektivitas dan keterandalan pengukuran.

Transi 15
Kos sebagai Data Dasar/Bahan Olah
• Sepakatan dapat diartikan sebagai terukur atau diukur oleh
dua pihak yang independen.
• Penghargaan sepakatan disebut juga dengan agregat-harga
(price-aggregate).
• Penghargaan sepakatan atau agregat-harga netral terhadap
pihak yang bertransaksi.
• Istilah cost dapat mengganti measured consideration atau
price-aggregate asalkan dimaknai secara luas (in a broad
sense).
• Cost dalam arti luas dapat diserap menjadi kos dan menjadi
data dasar akuntansi dalam penyediaan informasi semantik
• Kos tidak sama maknanya dengan biaya (expense).

Transi 16
Asumsi/Implikasi Penghargaan Sepakatan
• Pihak yang melakukan pertukaran merupakan pihak
yang independen dan setara dalam hal kemampuan
dan kehendak (arm’s length bargaining).
• Satuan mata uang stabil.
• Kos merupakan pengukur bukan elemen statemen
keuangan.
• Biaya tidak tepat sebagai padan kata cost.
• Kos merepresentasi besarnya jasa di balik angka kos.
• Kos merupakan pengukur semua elemen statemen
keuangan yang berbasis kos historis

Transi 17
Konsep Kos Sebagai Data Dasar
Transaksi/kejadian

Penghargaan sepakatan
kos kos

Kesatuan usaha

Aset Kewajiban Ekuitas Pendapatan Biaya

Untung Rugi Investasi Investasi Laba


dari pemilik ke pemilik komprehensif

Transi 18
4. Kos Melekat
Kos melekat pada objek yang direpresentasinya.
Gabungan berbagai objek untuk membentuk objek
baru hanya memerlukan gabungan kos yang melekat
pada tiap objek pembentuk.
Dasar validitas konsep:
• Tujuan penelusuran kos adalah untuk merunut upaya
• Kos dapat dipecah dan digabung seakan-akan
mempunyai daya saling mengikat
• Dilandasi kos terkandung (embodied cost)

Transi 19
Kos Terkandung versus Kos Penggantian

Rp1.500 Rp3.000 Kos terkandung (embodied)

Berapa kos objek yang nyatanya


Material
sekarang ini ada di tangan?

Rp500

Tenaga kerja langsung


Seandainya objek ini tidak
dimiliki sekarang, berapa jumlah
Rp1.000 rupiah untuk memperolehnya?

? Kos penggantian (displacement)

Overhead

Transi 20
Implikasi Kos Melekat
• Aliran fisis operasi direpresentasi dalam aliran kos.
• Kos mengalami tiga tahap perlakuan: pemerolehan,
penelusuran, dan pembebanan.
• Penggabungan kos tidak memperhitungkan/
mengakui tambahan utilitas objek yang diikuti.
• Manfaat baru diakui setelah ada kesepakatan pihak
independen terhadapnya
• Produk menjadi wadah penggabungan kos yang
mudah dikaitkan dengan produk.
• Perioda menjadi wadah penggabungan kos yang
tidak mudah dikaitkan dengan produk.

Transi 21
5. Upaya dan Hasil
Biaya merupakan upaya dalam rangka mencapai hasil
atau capaian berupa pendapatan. Jadi, biaya (penyerahan
barang dan jasa) menimbulkan pendapatan bukan
sebaliknya, pendapatan menanggung biaya.
Dasar validitas konsep:
• Untuk mendapatkan sesuatu orang harus berusaha.
• Pada umumnya, orang mengharapkan upayanya
membuahkan hasil.
• Upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan beban,
siksaan, atau cobaan.
• Hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.

Transi 22
Implikasi Upaya dan Hasil
• Perlunya basis asosiasi untuk penentuan laba yang
bermakna.
• Produk merupakan penakar untuk mengasosiasi
pendapatan dan biaya yang ideal.
• Laba akuntansi merupakan residual hasil
penandingan.
• Hanya kos aktual yang ditandingkan.
• Dianutnya asas akrual.
• Depresiasi merupakan bagian dari upaya.
• Penandingan upaya dan hasil dari perspektif jangka
panjang.

Transi 23
6. Bukti Terverifikasi dan Objektif

Kebermanfaatan informasi akan tinggi kalau informasi


didukung dengan bukti yang objektif dan dapat diuji
kebenarannya.
Terverifikasi: memungkinkan orang untuk meyakinkan
kebenaran akan sesuatu.
Objektif: penentuan kebenaran didasarkan atas fakta
bukan subjektivitas.
Akuntansi mendasarkan diri pada objektivitas relatif
sesuai dengan keadaan yang melingkupi.

Transi 24
Implikasi Bukti Terverifikasi dan Objektif
• Menentukan tingkat kewajaran dalam pengauditan.
• Tingat keobjektifan bukti harus dilihat dalam
perspektif jangka panjang.
• Bukti dalam akuntansi tidak harus sama dengan bukti
yuridis.
• Keterverifikasian dan keobjektifan bukti dalam
akuntansi bersifat relatif atau bertingkat (terbaik
diperoleh) bukannya mutlak.

Transi 25
6. Asumsi

Konsep dasar merupakan asumsi atau paling tidak


dilandasi oleh asumsi-asumsi tertentu.
• Harapan atau pengalaman umum menjadi landasan konsep
kontinuitas usaha.
• Perioda satu tahun diasumsi tidak terlalu pendek atau panjang.
• Kos sebagai pengukur dilandasi asumsi bahwa orang
bertindak rasional.
• Unit moneter digunakan sebagai pengukur didasarkan pada
asumsi bahwa mata uang stabil.
• Penekanan pada penentuan laba didasarkan pada asumsi
bahwa tujuan umum perusahaan adalah mencari laba.

Transi 26
Konsep Dasar Penting Lain

• Pengakuan hak milik pribadi


• Keanekaragaman antarentitas
• Konservatisma
• Pengendalian internal menjamin
keterandalan data

Transi 27
Konservatisma

Sikap dalam menghadapi ketidakpastian dengan cara


mengambil keputusan atas dasar munculan yang terjelek.

Implikasi akuntansi:
Dalam kondisi ketidakpastian, akuntansi akan memilih
perlakuan atau menentukan standar atas dasar munculan
yang kurang menguntungkan.
Akibatnya, biaya/rugi segera diakui walaupun belum
pasti terjadi sementara pendapatan/untung tidak
diantisipasi atau diakui walaupun cukup pasti terjadi.

Transi 28
Manfaat Konsep Dasar

• Menjadi komponen argumen dalam penalaran logis


pada tingkat perekayasaan, penetapan standar, atau
penerapan standar.
• Terrefleksi di basis penyimpulan (basis for
conclusion) dalam rerangka konseptual sebagai hasil
perekayasaan.
• Terrefleksi di latar belakang penyimpulan
(background information) dalam pernyataan standar
akuntansi.
• Terrefleksi di kebijakan akuntansi (accounting
policy) perusahaan dalam buku pedoman akuntansi.
Transi 29
Dosen bukan dewa pengetahuan yang merampas
proses belajar dan berpikir mahasiswa.
Dosen adalah fasilitator, motivator, dan inspirator.
Transi 30
Bab 6
Aset

Transi 1
Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:

• Menyebutkan dan menjelaskan karakteristik aset.


• Mengukur dan menentukan kos aset pada saat pemerolehan.
• Menyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atau atribut
penilaian aset.
• Menjelaskan konsep penilaian aset.
• Menjelaskan dan membedakan nilai masukan dan nilai
keluaran.
• Menyebutkan prinsip penilaian aset menurut FASB.
• Menjelaskan teori yang berkaitan dengan sewaguna dan kos
bunga.
• Menjelaskan penyajian pos-pos aset dalam neraca.

Transi 2
Sumber Definisi Aset

• FASB
• IASC/IAI
• AASB
• APB No. 4

Transi 3
Karakteristik Utama Aset

• Manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti


• Dikuasai atau dikendalikan oleh entitas
• Timbul akibat transaksi masa lalu

Transi 4
Karakteristik Pendukung
Tidak membatalkan objek sebagai aset

• Melibatkan kos (acquired at a cost)


• Berwujud (tangible)
• Tertukarkan (exchangable)
• Terpisahkan (severable)
• Berkekuatan hukum (legally enforceable)

Transi 5
Pengukuran Aset
Aset direpesentasi oleh kos sebagai data dasar
untuk mengikuti aliran fisis.

Harga sepakatan merupakan dasar yang paling


terandalkan dan objektif karena penjual dan
pembeli sama-sama bebas dan berkehendak serta
berkemampuan (arm’s length bargaining).

Berlaku untuk barang standar (umum).

Transi 6
Tahap Perlakuan
• Pengukuran/pengakuan/klasifikasi (measurement/
recognition/classification)
• Penelusuran (tracing)
• Pembebanan (charging to revenues)

Transi 7
Klasifikasi Saat Pemerolehan

• Pengeluaran untuk kapital (capital expenditures)


• Pengeluaran untuk pendapatan (revenue
expenditures)
Konseptual: Kos pemerolehan diperlakukan
sebagai aset walaupun hanya sesaat.
Teknis: Kos pemerolehan dapat diperlakukan
sebagai biaya pada saat terjadinya.

Transi 8
Klasifikasi Saat Pembebanan

• Kos takterhabiskan (unexpired cost)


• Kos terhabiskan (expired cost)

Transi 9
Faktor Penentu Besarnya Kos

• Batas kegiatan (tujuan pemerolehan)


Pemerolehan memerlukan waktu dan melibatkan
beberapa kegiatan.

• Jenis penghargaan (consideration).


Tunai (cash cost)
Nontunai atau nonkas:
Setara tunai (cash equivalent)
Kos tunai terkandung (implied cash cost)

Transi 10
Jenis Penghargaan Nonkas

• Barter
• Saham
• Kos dalam reorganisasi
• Hadiah/hibah
• Temuan
• Pembelian kredit
• Potongan tunai dan keringanan
• Rugi dalam pemerolehan

Transi 11
Barter
Apakah penghargaan sejenis atau taksejenis?
Apakah barter melibatkan tombok (boot)?

Konsep
• Barter sejenis dianggap satu transaksi
pemeliharaan.
• Barter taksejenis dianggap dua transaksi:
penjualan tunai dan pembelian tunai sekaligus.
• Untung hanya timbul dari proses penjualan bukan
pembelian atau pemeliharaan.

Transi 12
Prinsip Penentuan Kos Aset Diterima dalam Barter

• Taksejenis tanpa pembayaran tombok


• Taksejenis dengan pembayaran tombok
• Sejenis tanpa pembayaran tombok
• Sejenis dengan pembayaran tombok
• Sejenis dengan penerimaan tombok

Terdapat untung atau rugi.

Transi 13
Penilaian Aset
Berapa dan atas dasar apa jumlah rupiah harus
dilekatkan pada pos aset di neraca?

Tujuan
• Menyediakan informasi yang dapat membantu
investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat,
dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan
usaha.
• Menyediakan informasi semantik berupa: posisi
keuangan, profitabilitas, likuiditas, dan solvensi.

Transi 14
Basis Pengukuran

Nilai Masukan Nilai Keluaran


• Masa lalu • Kos historis • Harga jual masa lalu
• Sekarang • Kos pengganti • Harga jual sekarang
• Masa datang • Kos harapan • Nilai terrealisasi harapan

Transi 15
Nilai Masukan

• Kos historis:
Kos bijaksana
Kos standar
Kos asli (mula-mula)
• Kos pengganti:
Nilai penaksiran
Nilai wajar
Nilai terrealisasi bersih
• Kos harapan:
Kos harapan sekarang/diskunan

Transi 16
Nilai Keluaran

• Harga jual masa lalu:


Nilai terrealisasi neto
• Harga jual sekarang:
Nilai likuidasi
Nilai setara tunai sekarang
• Nilai terrealisasi harapan:
Penerimaan kas masa datang diskunan dari:
Investasi tunggal (individual)
Nilai perusahaan secara keseluruhan
Tidak cocok untuk aset individual

Transi 17
KAPYLR

Harga/nilai jual

Kos asli (semula)


Penilaian-lebih
NTB

Kisar pasar Laba kotor normal Kisar pasar yang


yang mungkin diperbolehkan
NTB-LKN
Penilaian-kurang
Pasar yang mungkin

Transi 18
Penilaian menurut FASB

• Historical cost
• Current (replacement) cost
• Current market value
• Net realizable value
• Present (or discounted) value of future cash flows

Transi 19
Masalah Khusus Penilaian

• Beban tangguhan
• Sewaguna
• Bunga selama konstruksi
• Riset dan pengembangan
• Eksplorasi minyak dan gas bumi
• Rugi selisih kurs
• Sumber daya manusia
• Kos organisasi

Transi 20
Perilaku datang, duduk, dengar, catat dikurangi berpikir
(D3C-B) ternyata paling disukai mahasiswa.
Mahasiswa senang menjadi mesin dengar kopi.
Transi 21
Bab 7
Kewajiban

Transi 1
Tujuan Pembelajaran
Mencapai kemampuan dan kompetensi peserta untuk:
• Menyebutkan dan menjelaskan karakteristik kewajiban.
• Mengukur dan menentukan jumlah rupiah pada saat
penanggungan, penelusuran, dan pelunasan.
• Menyebutkan dan menjelaskan berbagai dasar atau atribut
penilaian kewajiban.
• Menjelaskan kriteria pengakuan kewajiban.
• Menjelaskan masalah teoretis dalam pelunasan sebelum
jatuh tempo.
• Menyebutkan prinsip penilaian kewajiban menurut FASB.
• Menjelaskan teori yang berkaitan dengan pembebasan
substantif.
• Menjelaskan penyajian pos-pos kewajiban dalam neraca.

Transi 2
Sumber Definisi Kewajiban

• FASB
• IASC/IAI
• AASB
• APB No. 4

Transi 3
Karakteristik Utama Kewajiban

• Pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang


cukup pasti
• Keharusan sekarang (present obligation)
• Timbul akibat transaksi masa lalu

Transi 4
• Pengorbanan manfaat ekonomik

Tugas atau tanggungjawab kepada pihak lain


untuk mentransfer sumber ekonomik.

Cukup pasti bermakna bahwa jumlahnya atau


wujudnya dapat ditentukan secara layak.

Bersifat memaksa bukan sukarela.

Melibatkan kesatuan usaha lain.

Transi 5
• Keharusan sekarang

Sekarang bermakna pada tanggal pelaporan.


Dapat dipaksakan sekarang (pada tanggal
neraca) bila perlu walaupun belum waktunya
dilunasi.
Jenis: • Kontraktual (contractual/legally enforceable)
• Konstruktif (constructive)
• Demi keadilan (equitable)
• Bergantung (contingent)

Transi 6
• Transaksi masa lalu

Syarat pertama untuk mengakui kewajiban


(first-test of recognition)
Konsep hak-kewajiban takbersyarat:
Tidak ada hak tanpa kewajiban dan tidak ada
kewajiban tanpa hak

Tidak semua kejadian atau transaksi (kontrak)


menimbulkan keharusan sekarang. Kontrak
dapat bersifat eksekutori
Transi 7
Bayangan Cermin Aset

ASET Penguasaan/pengendalian sekarang

menimbulkan Pemerolehan/klaim

• •
Manfaat ekonomik

Kejadian,
transaksi
masa lalu masa datang

• • Manfaat ekonomik

menimbulkan pengorbanan

KEWAJIBAN Keharusan sekarang

Transi 8
Karakteristik Pendukung
Tidak membatalkan objek sebagai kewajiban

• Melibatkan pembayaran kas


• Identitas terbayar jelas
• Berkekuatan hukum atau dapat dipaksakan secara
hukum (legally enforceable)

APB memasukan pos bukan keharusan atau nonkeharusan


sebagai bagian dari kewajiban.

Transi 9
Pengukuran Kewajiban

Pada saat penanggungan, diakui sebesar


penghargaan sepakatan (kas yang diterima) bukan
nilai nominal. Sejalan dengan pengukuran aset.

Harga sepakatan merupakan dasar yang paling


terandalkan dan objektif karena pihak berkontrak
sama-sama bebas dan berkehendak serta
berkemampuan (arm’s length bargaining).

Transi 10
Masalah Pengukuran Saat Penanggungan

Seperti aset, berapa jumlah rupiah harus dilekatkan


pada pos kewajiban pada saat terjadinya?

• Pembelian kredit
• Diskun/premium utang obligasi
• Kewajiban moneter dan nonmoneter

Transi 11
Kewajiban Nonmoneter

Keharusan untuk menyediakan barang atau jasa dengan


jumlah dan saat yang cukup pasti.
Timbul akibat kontrak dengan pembayaran penuh nilai
kontrak di muka.

Masalah:

Bila kos penyediaan barang atau jasa dapat ditentukan,


apakah komponen laba harus dipisahkan?

Transi 12
Tahap Perlakuan

• Pengukuran/penanggungan/klasifikasi
(measurement/assumption/classification)
• Penelusuran (tracing)
• Pelunasan (satisfaction of liabilities)

Transi 13
Kriteria Pengakuan/Penanggungan
(Recognition Criteria)

• Ketersediaan dasar hukum


• Keterterapan konsep dasar konservatisma
• Ketertentuan substansi ekonomik transaksi
• Keterukuran nilai kewajiban

Transi 14
Kaidah Pengakuan/Penanggungan
(Recognition Rules)

• Saat penandatanganan kontrak efektif


• Bersamaan saat pengakuan biaya
• Bersamaan saat pengakuan aset
• Akhir perioda pada saat penyesuaian

Hendriksen dan van Breda (1991)

Transi 15
Kriteria Pengakuan Kewajiban Bergantung

1. Aset cukup pasti turun nilainya


2. Kewajiban cukup pasti timbul
3. Kejadian yang menjadikan kewajiban
bergantung cukup pasti terjadi
4. Jumlah keharusan dapat diestimasi dengan
cukup layak

Transi 16
Penilaian Kewajiban
Berapa dan atas dasar apa jumlah rupiah harus
dilekatkan pada pos kewajiban di neraca?

Tujuan
• Menyediakan informasi yang dapat membantu
investor dan kreditor dalam menilai jumlah, saat,
dan ketidakpastian aliran kas bersih ke badan
usaha.
• Menyediakan informasi semantik berupa: posisi
keuangan, profitabilitas, likuiditas, dan solvensi.

Transi 17
Atribut Penilaian Menurut FASB

• Nilai pasar sekarang (current market value)


• Nilai pelunasan neto (net settlement value)
• Nilai diskunan aliran kas masa datang (discounted
value of future cash flows)

Transi 18
Penilaian dalam tahap Penelusuran

Penilaian kewajiban setiap saat dalam perioda dari


saat pengakuan sampai pelunasan.

Penentuan jumlah rupiah pengorbanan ekonomik


(keharusan sekarang) setiap saat seandainya pada
saat tersebut kewajiban harus dilunasi.

Penentuan nilai pelunasan sekarang (NPS).

Transi 19
Penilaian dalam Berbagai Tahap

NPS 0 NPS 1
NPS 2

• •
• NPS 3


Premium
NPS 4

Nilai nominal
• Waktu
1 2 3 4

Penanggungan Penelusuran Pelunasan

NPS tidak harus sama dengan nilai bawaan/book (carrying/book value)

Transi 20
Pelunasan Kewajiban: Beberapa Istilah
• Pelunasan (satisfaction)
• Peniadaan/pelenyapan (extinguishment)
• Pemberhentian (termination)
• Pembatalan/pembebasan (defeasance)
• Penyelesaian (settlement)
• Penebusan (redemption)
• Penghapusan (elimination)
• Pengawaakuan (derecognition)
• Pendebitan (debiting)

Secara umum: pelunasan

Transi 21
Kriteria Pelenyapan Kewajiban

1. Transfer aset (finansial atau nonfinansial) sebagai


pemenuhan tugas (duty) atau keharusan
2. Dibebaskan secara yuridis
3. Pengambilalihan oleh pihak lain (obligor lain)
4. Pembentukan dana pelunasan sampai titik
pembebasan substantif

Transi 22
Masalah Teoretis

• Pelunasan sebelum jatuh tempo (early


extinguishment)
• Utang terkonversi (convertible debts)
• Pembebasan substantif (in-substance defeasance)

Transi 23
Pelunasan Sebelum Jatuh Tempo
Pada umumnya terjadi selisih antara harga penarikan dan
nilai bawaan/buku.

Nilai penarikan

Rugi Komponen laba-rugi?

Nilai bawaan Penyesuai ekuitas?


Untung
Amortisasi?
Nilai penarikan

Transi 24
Utang Obligasi Terkonversi
Dapat dikonversi statusnya menjadi ekuitas atas inisiatif
pemegang obligasi selama perioda konversi.

1. Bunga nominal < bunga pasar obligasi setara


2. Harga konversi > harga pasar saham (selisih dapat
dipandang sebagai hak opsi saham atau waran)
3. Harga konversi umumnya tetap atau menaik

Masalah: Perlukan nilai hak opsi dipisah dari nilai utang obligasi?

Harga konversi = harga pada saat obligasi diterbitkan.

Transi 25
Pembebasan Substantif
Keadaan yang saat itu penerbit utang tidak perlu lagi
melakukan penyetoran ke dana pelunasan utang (sinking fund).
Jatuh tempo
Rp50.000.000

Utang

Dana pelunasan

Rp40.000.000 Rp10.000.000
(Transfer kas ke dana dan pendapatan dana) (pendapatan antisipasian)

Pembebasan substantif:
Dapatkah utang diawaakui?

Transi 26
Pembebasan Substantif
Pembentukan dana pelunasan:

K as

Dana pelunasan obligasi

Pendapatan dana Kas/aset

Perusahaan Perwalian dana pelunasan

Penyetoran: Penyetoran:
Dana Pelunasan Obligasi……. xxx K a s………………………………..... xxx
K a s…………………......…. xxx Dana Pelunasan Tersedia…..… xxx

Pengakuan pendapatan: Pengakuan pendapatan:


Dana Pelunasan Obligasi….. xxx K a s…………………………..…….... xxx
Untung atas Dana……..… xxx Dana Pelunasan Tersedia……. xxx

Transi 27
Slide (tayangan) PowerPoint adalah pengorganisasi penyajian
bukan sumber pengetahuan.
Sumber pengetahuan adalah apa yang ada di balik tayangan
tersebut (buku, jurnal, dan media lainnya).
Transi 28

Anda mungkin juga menyukai