Pedoman Formularium
Pedoman Formularium
TAHUN 201
BAB I
PENDAHULUAN
rumah sakit perlu disusun standar, pedoman maupun formularium agar pelayanan
kesehatan sesuai dengan yang diharapkan oleh stake holder yaitu pemerintah, BPJS
suatu program penggunaan obat yang baik di rumah sakit, guna memastikan bahwa pasien
menerima perawatan yang terbaik. Untuk kepentingan perawatan pasien yang lebih baik,
rumah sakit harus mempunyai suatu program evaluasi pemilihan dan penggunaan obat
yang obyektif di rumah sakit. Program ini adalah dasar dari terapi obat yang tepat dan
ekonomis. Konsep sistem formularium adalah suatu metode untuk mengadakan program
tersebut dan telah digunakan oleh berbagai rumah sakit beberapa tahun yang lalu.
Sistem formularium merupakan metode yang digunakan staf medik di rumah sakit
yang bekerja melalui Komite Farmasi dan Terapi (KFT), mengevaluasi, menilai, dan memilih
dari berbagai zat aktif obat dan produk obat yang tersedia, yang dianggap paling berguna
dalam perawatan pasien. Hanya obat yang dipilih demikian yang secara rutin tersedia di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Dengan demikian, sistem formularium adalah sarana
penting dalam memastikan mutu penggunaan obat dan pengendalian harganya. Sistem
dengan nama dagang atau obat dengan nama generik apabila obat tersedia dalam dua nama
tersebut.
Keberhasilan sistem formularium hanya dapat tercapai bila mendapat persetujuan
dari Komite Medik, Staf medis yang terorganisasi, anggota staf secara individu, dan
berfungsinya Komite Farmasi dan Terapi (KFT) yang terorganisasi dengan baik. Hasil
utama dari pelaksanaan sistem formularium adalah formularium rumah sakit, yaitu
dokumen yang berisi kumpulan produk obat yang dipilih KFT disertai informasi tambahan
penting tentang penggunaan obat tersebut, yang terus menerus direvisi agar selalu
akomodatif bagi kepentingan pasien dan staf profesional pelayan kesehatan, berdasarkan
data konsumtif dan data morbiditas serta pertimbangan klinik staf medik di rumah sakit.
Tugas pokok Komite Farmasi dan Terapi (KFT) berdasarkan SK Kepala Rumah Sakit
Gatoel adalah membantu Kepala Rumah Sakit dalam pengelolaan obat - obatan dan alat
kesehatan habis pakai, sedangkan salah satu fungsi KFT sebagai mana tercantum dalam
Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit tersebut adalah menyusun formularium rumah sakit,
mengevaluasi dan merevisi setiap 2 tahun sekali, dengan memperhatikan usulan dari Staf
Medik.
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan kaidah dan standar terapi yang
berlaku. Oleh karena itu, Formularium perlu direvisi secara berkala tidak hanya
menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, tetapi juga
didasarkan pada kajian pola penyakit dan kajian penggunaan obat serta berbagai kebijakan
Kementerian Kesehatan.
1.2 TUJUAN
Formularium RS Gatoel disusun untuk digunakan sebagai acuan bagi rumah sakit
1. Menjadi acuan bagi tenaga medis untuk menetapkan pilihan obat yang tepat,
kesehatan lebih bermutu dengan biaya obat yang terkendali (cost effective)
masyarakat.
1.3 Sasaran
Sasaran pedoman ini adalah pimpinan rumah sakit staf medik, instalasi farmasi
obat
menyebarluaskan hasil evaluasi kepada seluruh staf medis dan pimpinan rumah
sakit
penggunaan obat
rumah sakit
BAB II
SISTEM FORMULARIUM
memuat sediaan obat dan informasi yang penting lainnya yang merefleksikan
Sistem formularium adalah suatu metode yang digunakan staf medik dari
suatu rumah sakit yang bekerja melalui KFT, mengevaluasi, menilai dan memilih
dari berbagai zat aktif obat dan bentuk sediaan yang dianggap terbaik dalam
karena rumah sakit hanya menyediakan jenis dan jumlah obat sesuai kebutuhan
2. Merupakan lahan edukasi bagi profesional kesehatan tentang terapi obat yang
rasional
kesehatan dapat mengetahui dan mengingat obat yang mereka gunakan secara
rutin
6. IFRS dapat melakukan pengelolaan obat secara efektif dan efisien . Penghematan
terjadi karena IFRS tidak melakukan pembelian obat yang tidak perlu. Oleh
karena itu, rumah sakit mampu membeli dalam kuantitas yang lebih besar dari
jenis obat yang lebih sedikit. Apabila ada dua jenis obat yang indikasi terapiya
Setiap obat baru yang diusulkan untuk masuk dalam formularium harus dilengkapi
dengan informasi tentang kelas terapi, indikasi terapi, bentuk sediaan dan kekuatan,
bioavailabilitas, dan farmakokinetik, kisaran dosis, efek samping dan efek toksik, perhatian
khusus, kelebihan obat baru ini dibandingkan dengan obat lama yang sudah tercantum di
dalam formularium, uji klinik, atau kajian epidemiologi yang mendukung keunggulannya,
perbandingan harga dan biaya pengobatan dengan obat atau cara pengobatan terdahulu.
Kecuali yang memiliki data bioekuivalensi (BE) dan atau rekomendasi tingkat I evidence-
tingkatan bukti ilmiah yang tertinggi untuk indikasi dan keamanannya. Bila dari
khasiat dan keamanan yang sama tinggi, maka pertimbangan selanjutnya adalah
dalam hal ketersediaannya di pasaran, harga dan biaya pengobatan yang paling
murah. Tahap pemilihan obat merupakan tahap yang paling sulit dalam proses
penyusunan formularium karena keputusan yang diambil memerlukan pertimbangan dari
berbagai faktor :
Obat yang tercantum dalam formularium adalah obat yang sesuai dengan pola penyakit,
2. Faktor Obat
kemudahan dalam penggunaan. Produk obat telah memiliki izin edar dari BPOM
BAB III
TATA LAKSANA
2. Kompilasi Usulan
Pelaksana melakukan kompilasi usulan obat yang masuk dan dikelompokkan sesuai
4. Pembahasan draft
Pembahasan draft dilakukan bersama oleh KFT. Usulan obat yang dibahas
diutamakan pada usulan yang disertai alasan dan bukti ilmiah (evidence) yang
lengkap. Serta memenuhi syarat kriteria memasukan obat dalam formularium. Dasar
utama penyusunan Formularium Rumah Sakit Gatoel adalah Daftar Obat Esensial
5. Finalisasi draft
6. Pengesahan
Formularium Rumah Sakit Gatoel yang telah disetujui disahkan oleh Direktur PT
Nusantara Medika Utama dan Kepala Rumah Sakit Gatoel untuk digunakan di
2. Jumlah obat dengan nama generik yang sama mengikuti rasio sebagai
berikut : 1(satu) obat generik; 1(satu) obat original; dan 3(tiga) obat me
too.
menguntungkan penderita.
9. Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang serupa, pilihan
dijatuhkan pada :
d. Mudah diperoleh
b. Kombinasi tetap harus menunjukkan khasiat dan keamanan yang lebih tinggi
2. Obat-obat yang tidak digunakan (death stock) setelah waktu 3 (tiga) bulan maka akan
pada 3 (tiga) bulan berikutnya tetap tidak/kurang digunakan, maka obat tersebut
3. Obat-obat yang dalam proses penarikan oleh Pemerintah/BPOM atau dari pabrikan.
Apabila ada alasan yang rasional untuk penggunaan obat yang tidak tercantum
dalam Formularium, dapat dimintakan ijin dari Ketua KFT dan Kepala Rumah Sakit dengan
ini apabila diisi hanya menyangkut pemberian untuk satu macam obat pada seorang
penderita.
Formulir Pengusulan Obat Baru (Formulir 02). Usulan obat ini, wajib disertai dengan
Untuk obat death stock atau slow moving setelah dilakukan evaluasi bila akan
dari tiap rumah sakit dengan menggunakan Formulir Pengeluaran Obat (Formulir 04).
BAB IV
TERMINOLOGI FORMULARIUM
a. Satu jenis obat dapat digunakan dalam beberapa bentuk sediaan, dan satu bentuk
dan sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-subkelas terapi obat
c. Satu jenis obat dapat tercantum ke dalam lebih dari 1 (satu) kelas atau sub kelas
2. Tata Nama
a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi terakhir. Jika
b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN (generik)
c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama INN (generik) diberi nama yang
komponen.
d. Untuk beberapa hal yang dianggap perlu sinonim, dituliskan di antara tanda
kurung.
a. Pengertian
dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya : tablet salut enterik,
Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat dalam sediaan obat jadi. Untuk
kekuatan sediaan dalam bentuk garam atau esternya, maka garam atau ester
mg (hidroklorida).
garam atau ester yang ditulis dalam tanda kurung akan didahului dengan
(3) Kemasan
Besar kemasan adalah jumlah satuan sediaan atau kemasan terkecil dalam
b. Singkatan
amp : ampul
bls : blister
btl : botol
gr : gram
ih : inhalasi
inj : injeksi
kaps : kapsul
ktg : kantong
ktk : kotak
L : liter
lar : larutan
mcg : microgram
mek : miliekuivalen
mg : miligram
ml : mililiter
sir : sirup
sup : supositoria
susp : suspensi
tab : tablet
tts : tetes
BAB V
PENUTUP
Harapan dari adanya sistem formularium ini adalah tercapainya pelayanan kesehatan
yang optimal terhadap pasien melalui seleksi dan penggunaan obat yang rasional di Rumah
Sakit Gatoel.